Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH MINUMAN HERBAL KETUMBAR ASAM JAWA

(Coriandrum sativum L.) TERHADAP KESEHATAN

Kelompok 6

Eulalia Echa Julia Safara 161710101072


Muhammad Teguh Tanuwijaya 161710101075
Aji Gesang Prayogi 161710101078
Nency Veronica 161710101080
Sitti Musrifah 161710101085

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya pengetahuan terhadap berbagai jenis penyakit yang
ditimbulkan oleh pola-pola hidup yang tidak seimbang, baik berupa
mengkonsumsi makanan yang tercemar, faktor lingkungan (asap rokok dan polusi
udara), maupun pangan yang mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi
kesehatan yang dapat menyebabkan reaksi oksidasi didalam tubuh.
Kita perlu melakukan tindakan pencegahan serta beraktivitas agar tubuh
tetap sehat. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan berolahraga,
mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan mengkonsumsi zat
antioksidan yang dapat menangkal reaksi oksidasi di dalam tubuh.
Salah satu zat antioksidan bisa didapatkan dengan cara mengkonsumsi
tanaman rimpang dan juga rempah-rampah. Tanaman rimpang dan juga rempah-
rempah memberikan manfaat yang begitu besar bagi manusia melalui berbagai
khasiat yang dimilikinya, mulai dari kandungan nutrisi, hingga kedahsyatan
metabolit sekunder yang dihasilkan baik untuk kesehatan (obat-obatan), bahan
pengawet dan penambah rasa. Tanaman rimpang-rimpangan umumnya
mengandung komponen bioaktif yang bersifat antioksidan (zat pencegah radikal
bebas yang menimbulkan kerusakan pada sel-sel tubuh), dan dapat berinteraksi
dengan reaksi-reaksi fisiologis, sehingga mempunyai kapasitas antimikroba, anti
pertumbuhan sel kanker, dan sebagainya.
Rempah-rempah yang sering digunakan sebagai bahan tambahan pangan
yakni ketumbar. Ketumbar (Coriandrum sativum L) merupakan salah satu jenis
tanaman bumbu-bumbuan yang sejak lama digunakan dan dimanfaatkan oleh
manusia sebagai obat atau untuk meningkatkan cita rasa bahan pangan. Ketumbar
mengandung berbagai macam mineral dan vitamin. Mineral utama yang
terkandung pada ketumbar adalah kalsium, phospor, magnesium dan besi.
Kalsium selain berperan sebagi mineral tulang, juga berperan menjaga tekanan
darah agar tetap normal (Fauci et al., 2008; Astawan, 2011). Komponen tersebut
menyebabkan ketumbar memiliki reputasi sebagi bumbu atau rempah biji tanaman
bernilai medis (Chithra dan Leelamma, 2002; Hadipoentyani dan Wahyuni, 2007;
Astawan, 2011).
Seiring dengan perkembangan teknologi, terdapat berbagai macam produk
diversifikasi berbahan dasar ketumbar salah satunya adalah dalam bentuk
minuman. Produk ini memudahkan pengguna dalam mengkonsumsi karena
praktis tanpa menurunkan kandungan gizi didalamnya. Minuman ketumbar belum
banyak beredar di masyarakat bahkan jarang ditemukan di pasar modern. Oleh
karena itu, dilakukan penelitian minuman ketumbar untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap kesehatan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah mengetahui pengaruh minuman
ketumbar (Coriandrum sativum L.) terhadap kesehatan.

1.3 Manfaat
Mengetahui pengaruh minuman ketumbar (Coriandrum sativum L.)
terhadap kesehatan.
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ketumbar
Ketumbar (Coriandrum sativum L.) adalah salah satu jenis tanaman
rempah-rempah yang sudah sangat dikenal di masyarakat sebagai bumbu masakan
(Elshabrina, 2013). Ketumbar selain untuk bumbu masak juga mempunyai nilai
medis. Biji ketumbar (Coriandrum sativum L.) sejak lama digunakan dan
dimanfaatkan oleh manusia sebagai obat atau untuk meningkatkan cita rasa bahan
pangan (Purseglove et al.,1981). Dalam sistem pengobatan tradisional, formulasi
yang mengandung ekstrak biji ketumbar telah digunakan sebagai stimulan,
karminatif, antispasmodik, diuretik dan anti-rematik (Singh B et al., 1996; Khare
CP, 2007). Biji ketumbar juga dilaporkan berpotensi sebagai antioksidan (Deepa
dan Anuradha, 2011).
Ketumber memiliki ciri-ciri berbentuk bulat kecil seperti butiran-butiran
kecil menyerupai lada/merica, tapi ukurannya lebih kecil. Aromanya juga khas,
mudah dibedakan dengan lada, ketumbar juga lebih ringan dari lada karena tidak
berisi. Ketumbar waktu masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna
kuning kecoklatan (Hadipoentyani dan Wahyuni, 2004).
Taksonomi tanaman ketumbar dapat diklasifikasikan sabagai berikut:
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Trachebionta
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Apiles
Famili : Apiaceae
Genus : Coriandrum
Spesies : Coriandrum sativum
(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 2004).
2.2 Asam Jawa
Asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah yang masam rasanya,
biasa digunakan sebagai bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa
atau penambah rasa asam dalam makanan. Sejak dulu asam jawa dikenal sebagai
obat tradisional, bumbu dapur, kayu bangunan, dan merupakan salah satu
komoditas ekspor potensial. Tanaman asam berpotensi untuk dikembangkan
secara intensif dan berpola komersial karena nilai sosial dan ekonominya cukup
tinggi. Tanaman asam juga berfungsi sebagai bahan penghijauan dan penahan
angin serta banyak digunakan untuk memperbaiki lingkungan yang gersang dan
tandus (Rukmana, 2005).
Biji asam jawa bentuknya tidak beraturan warna coklat tua atau hitam
mengkilat. Biji dibagi dalam tiga bagian utama yaitu kulit biji (Spermodermis),
kulit ari tali pusar (Funiculus), dan inti biji (Nukleus seminis). Kulit biji terdiri
dari lapisan luar, lapisan tengah dan lapisan kulit dalam. Inti biji asam terdiri dari
lembaga (Embrio), dan puti lembaga (albumen) yang berupa jaringan cadangan
makanan untuk permulaan pertumbuhan.
Klasifikasi tanaman asam jawa dapat diklasifikasikan sabagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Tamarindus
Spesies : Tamarindus indica L
Asam jawa atau Tamarindus indicia L., merupakan famili dikotiledon
yang termasuk ke dalam famili Leguminoceae sub family Caesalpiniaceae (Lewis
et al. 2005). Pulp asam jawa digunakan untuk minuman dan di India merupakan
sumber protein yang murah (Kumar et al. 1991). Asam jawa merupakan tanaman
yang digunakan pada obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit seperti
demam, disentri, dan gangguan pencernaan (Kobayashi et al., 1996). Penelitian
farmakologis menunjukkan bahwa asam jawa mempunyai aktivitas antibakteri,
antikapang, efek hipoglikemik, efek hipokolesterolemik, anti-peradangan,
hipolipomik, dan aktivitas antioksidan (Ferrara, 2005).

2.3 Kandungan Gizi Ketumbar


Komponen aktif pada ketumbar adalah sabinene, myrcene, alfa-terpinene,
ocimene, linalool, geraniol, dekanal, desilaldehida, trantridecen, asam
petroselinat, asam oktadasenat, d-mannite, skopoletin, p-simena, kamfena, dan
felandren. Komponen-komponen tersebutlah yang menyebabkan ketumbar
memiliki reputasi yang bagus sebagai komponen obat (Astawan, 2009). Aktivitas
biologis di dalamnya dapat merangsang enzim pencernaan dan peningkatan fungsi
hati (Hernandez et al., 2004).
Biji ketumbar mengandung berbagai macam mineral. Mineral yang banyak
terkandung pada biji ketumbar adalah kalsium, fosfor, magnesium, potasium, dan
besi. Kalsium selain berperan sebagai mineral tulang, juga berperan menjaga
tekanan darah agar tetap normal. Mineral fosfor berperan dalam pembentukan dan
pertumbuhan tulang. Fosfor juga berperan dalam menjaga keseimbangan asam
dan basa tubuh. Magnesium merupakan mineral yang berperan dalam
metabolisme kalsium dan potasium, serta membantu kerja enzim dalam
metabolisme energi. Potasium membantu keseimbangan cairan elektrolit dalam
tubuh. Besi merupakan mineral yang dibutuhkan dalam pembentukan sel darah
merah, hemoglobin, dan mioglobin otot (Fauci et al., 2008; Astawan, 2009).
Biji ketumbar juga banyak mengandung vitamin. Vitamin yang banyak
terkandung dalam biji ketumbar adalah vitamin C dan B. Vitamin C berberan
sebagai antioksidan. Antioksidan berperan dalam mencegah dan mengurangi
bahaya yang ditimbulkan radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu senyawa yang
dapat mengganggu metabolisme tubuh yang berbahaya bagi kesehatan
(Wangensteen et al., 2004). Niasin adalah salah satu jenis vitamin B yang
berperan penting dalam proses metabolisme tubuh, terutama metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak menjadi bentuk energi yang dapat digunakan oleh
tubuh.
Kandungan vitamin dan mineral yang dimiliki biji ketumbar ini sangat
berkhasiat sebagai stimulan atau membantu meningkatkan kesegaran tubuh
(Astawan, 2009). Ketumbar berfungsi sebagai antioksidan (Wangensteen et al.,
2004), antidiabetes (Gallagher et al., 2003) dan efek stimulasi dalam proses
pencernaan (Cabuk et al., 2003). Komposisi nilai nutrisi biji ketumbar disajikan
pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Nutrien per 100 gram Biji Ketumbar
Komposisi Jumlah Satuan
Energi Metabolis 298 Kkal
Kadar Air 11,2 %
Protein 12,37 %
Lemak 17,77 %
Serat 41,9 %
Kalsium 0,709 %
Fosfor 0,409 %
Magnesium 0,330 %
Sodium 0,035 %
Potasium 1,267 %
Besi 0,016 %
Minyak Atsiri 1 %
Nirasin (B3) 2,13 Mg
Ribolfavin (B2) 0,29 Mg
Asam folat (B9) 0,1 Mg
Vitamin C 21 Mg
Sumber: USDA (2009)
Minyak atsiri pada biji ketumbar memiliki sifat antimikroba terhadap
spesies patogen seperti Salmonella (Isao et al. 2004). Zat yang terkandung pada
minyak atsiri adalah fenol dan flavonoid. Flavonoid bersifat antibakteri dan
antioksidan (Wangensteen et al., 2004), mampu meningkatkan kerja sistem imun
karena leukosit sebagai pemakan benda asing lebih cepat dihasilkan dan sistem
limfa lebih cepat diaktifkan (Angka, 2004).

2.4 Kandungan Gizi Asam Jawa


Daging buah asam jawa mengandung 8-14% asam tartarat, 30-40% gula,
serta sejumlah kecil asam sitrat dan kalium bitaetrat sehingga berasa sangat
masam. Pulp buah asam yang masak mengandung air sekitar 63,3-68,6%, bahan
padat total 31,3-36,6%, protein 1,6-3,1%, lemak 0,27-0,69%, sukrosa 0,1-0,8%,
selulosa 2,0-3,4%, dan abu 1,2-1,6%. Abu dari tanaman asam tersusun atas
kalium, silikon, natrium, fosfor, dan kalsium. Asam tartarat merupakan komponen
asam yang paling utama dalam pulp. Kandungan asam dalam pulp asam berkisar
antara 8-16%, sedangkan asam lainnya total hanya sekitar 3% dari berat pulp
(Rukmana, 2005).
Biji asam jawa mengandung zat aktif berupa tanin, minyak esensial dan
beberapa polimer alami seperti pati, getah dan albuminoid (Rao, 2005). Tanin
adalah senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba yaitu dengan cara
menghambat kerja enzim seperti selulosa, pektinase, peroksida oksidatif dan lain-
lain (Utami, 2005). Menurut Sutresno (2006) fenol yang ada pada senyawa tanin
dikenal sebagai asam karbol yang dalam kosentrasi tinggi dapat beracun pada
bakteri dan biasanya digunakan untuk membunuh kuman. Tanin adalah senyawa
fenol yang larut dalam air dan dapat mengendapkan protein dari larutan. Koagulan
alami terutama polisakarida, lebih ramah lingkungan bila dibandingkan dengan
koagulan organik dan anorganik (Mishra dan Bajpai, 2005). Berdasarkan
pengamatan Rao (2005) tannin yang dikandung dalam tanaman merupakan zat
aktif yang menyebabkan proses koagulasi dan polimer alami seperti pati berfungsi
sebagai flokulan dan koagulan.
Minyak esensial (minyak aromatik) adalah kelompok minyak nabati yang
wujudnya cair kental dan pada suhu ruangan akan mudah menguap sehingga akan
menimbulkan aroma yang khas. Minyak ini digunakan untuk mengurangi bau
yang tidak sedap (Suprianti, 2006).
Pati adalah polimer glukosa yang bergranula (butiran) dan memiliki
diameter 2 mikron-100 mikron yang tersusun atas komponen-komponen polimer
lurus (amilosa) yang menyusun kurang lebih 25% pati dan polimer bercabang
(amilopektin).
Getah adalah senyawa polimer hidroksi karbon yang dihasilkan darikoloid.
Senyawa hidro karbon adalah senyawa kimia yang hanya mengandung karbon (C)
dan hidrogen (H). Getah digunakan sebagai pengental, bahan pengikat, emulsifer,
penstabil, perekat, koagulan dan sebagai filter dalam industri tekstil (Khan, 2005).
Komposisi biji asam jawa yang lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Biji Asam Jawa (%)
Senyawa Kandungan
Tanin 0,07 g/ml
Karbohidrat 0,0651-0,074 g/ml
Kalsium 0,00021 g/ml
ASH 0,025-0,032 g/ml
Lemak 0,06-0,074 g/ml
Serat 0,007-0,43 g/ml
Asam lenoleat 0,0278-0,0343 g/ml
Asam oleat 0,0163-0,021 g/ml
Fosfor 0,00237 g/ml
Protein 0,171-0,201 g/ml
Sumber: Duke’s (2007)

2.5 Manfaat dan Khasiat Ketumbar bagi Kesehatan


Kadar minyak esensial yang terkandung pada biji ketumbar berjumlah
sekitar 0,5%-1% mampu menjadi antimikroba atau antibakteri, dan spesifik
terhadap spesies Salmonella, sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dari
serangan penyakit (Isao et al., 2004). Minyak esensial (atsiri) yang dikandungnya
berkhasiat sebagai stimulan, penguat organ pencernaan, merangsang enzim
pencernaan, dan peningkatan fungsi hati, sehingga dapat meningkatkan nafsu
makan (Hernandez et al., 2004). Chithra dan Leelamma (1997) memaparkan
bahwa penambahan biji ketumbar pada makanan dapat menurunkan produk
peroksida lipid dan kolesterol darah.
Manfaat ketumbar menurut Astawan (2009), sebagai berikut:
a. Menurunkan kadar kolesterol yang tinggi
Berbagai senyawa asam yang terkandung dalam ketumbar, yaitu asam
linoleat, asam oleat, asam palmitat, asam stearat dan asam askorbat diketahui
efektif dalam menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Selain itu, senyawa-
senyawa tersebut juga diketahui mampu mengurangi deposit kolesterol dalam
dinding pembuluh darah arteri dan vena.
b. Mengatasi Anemia
Kandungan zat besi dalam ketumbar dapat membantu dalam mengatasi
anemia.
c. Membantu sistem pencernaan
Kandungan minyak esensial yang bervariasi dalam ketumbar dapat
membantu dalam sekresi enzim dan cairan pencernaan di dalam perut. Selain itu,
juga dapat merangsang proses pencernaan dengan meningkatkan gerakan
peristaltic di saluran pencernaan. Minyak esensial di dalam ketumbar juga
membantu dalam mengatasi anoreksia.
d. Mengatasi Diare
Komponen borneol dan linalool dalam ketumbar membantu proses
pencernaan serta meningkatkan fungsi hati dan proses pengikatan massa feses
pada usus, hal tersebut membantu dalam mengatasi diare. Selain melalui
mekanisme tersebut, komponen di dalam ketumbar seperti cineol, borneol,
limonene, alpha-pinene dan beta-phelandrene memiliki aktivitas antibakteri
sehingga berkhasiat dalam mengatasi diare ayang disebabkan oleh bakteri
e. Perawatan mata
Kandungan antioksidan, vitamin A, vitamin C dan mineral seperti fosfor di
dalam minyak esensial ketumbar berkhasiat dalam menjaga keremajaan mata,
menjaga mata dari degenarasi maskular serta menenangkan mata dalam melawan
stress akibat kelelahan melihat. Selain itu, kandungan antimikroba dalam
ketumbar juga bermanfaat dalam membantu mengatasi konjungtivitis.
f. Mengatasi kelainan pada kulit
Ketumbar juga berkhasiat dalam mengatasi eksim, kulit kering dan infeksi
oleh jamur pada kulit.
g. Mengurangi kadar gula darah yang tinggi
Efek stimulasi cumin, yang terkandung dalam ketumbar, pada kelenjar
endokrin akan meningkatkan sekresi insulin dari pancreas. Hal tersebut tentunya
akan membantu dalam mengubah gula menjadi glikogen hingga akhirnya kadar
gula darah yang tinggi bisa turun ke level normal. Kashia itu sangat bermanfaat
bagi para penderita diabetes.

2.6 Manfaat dan Khasiat Asam Jawa bagi Kesehatan


Hampir semua bagian tanaman asam jawa dapat digunakan untuk berbagai
keperluan sehingga tanaman ini disebut tanaman multiguna. Daun asam
digunakan sebagai bumbu masakan, bahan obat, dan kosmetika. Bunga tanaman
asam merupakan sumber madu yang penting bagi pengembangan budi daya lebah
madu. Daging buah asam dimanfaatkan sebagai bumbu masakan dan campuran
obat tradisional. Buah asam banyak digunakan dalam industri minuman, es krim,
selai, manisan atau gula-gula, sirup dan obat tradisional (jamu) (Rukmana, 2005).
Dalam kehidupan sehari – hari asam jawa dapat juga digunakan untuk
meningkatkan nafsu makan, sebagai obat kumur untuk sakit tenggorokan dan
untuk mengobati luka, bahkan dapat untuk membantu dalam pemulihan sensasi
rasa dalam kasus kelumpuhan (Ahmed et al, 2005). Berdasarkan penelitian
Bhadorya, et., al (2011) mengenai potensial asam jawa, kandungan semua ekstrak
asam jawa termasuk kulit buah menunjukkan antioksidan yang baik, namun
kandungan yang paling tinggi terdapat pada daging buah asam jawa.
Asam jawa dapat digunakan sebagai obat tradisional, yaitu untuk obat luar
seperti bisul dan obat dalam yang disebabkan oleh gejala terjadinya serangan
bakteri seperti sariawan, demam dan batuk, serta bakteri yang menumpuk dimulut.
Beberapa manfaat asam jawa sebagai berikut:
a. Mengobati Gangguan Empedu
Kandungan air asam yang terkandung dalam buah disinyalir bisa
mengobati gangguan empedu. Selain itu, asam juga dikenal sebagai buah yang
mampu membantu tubuh untuk melawan infeksi karena virus.
b. Mengobati Diabetes
Asam Jawa mengandung sifat yang mampu memblokir karbohidrat lebih
pada tubuh.
c. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Banyaknya zat antioksidan yang terdapat dalam buah ini, menjadikan
Asam Jawa sebagai ramuan mujarab yang mampu meningkatkan sistem kekebalan
tubuh. Antioksidan dari buah ini disinyalir mampu melindungi tubuh dari radikal
bebas yang berbahaya.
d. Menjaga Kesehatan Jantung
Penyakit jantung adalah penyakit yang banyak ditakuti oleh masyarakat
dunia. Demi menjaga diri dari gangguan jantung, Anda disarankan mengkonsumsi
Asam Jawa. Mengingat buah ini mampu mencegah proses oksidasi kolesterol,
tidak heran jika Asam dikatakan baik untuk jantung.
e. Mencegah Risiko Kanker
Antioksidan yang tinggi dari Asam Jawa dikatakan bisa menurunkan
risiko penyakit kanker.
f. Kesehatan Kulit
Air asam sangat baik untuk memperbaiki kesehatan kulit. Asam Jawa bisa
menjadi buah yang baik untuk mengobati luka bakar maupun luka lain pada kulit.
Asam memiliki kandungan enzim, serat, vitamin B, vitamin C, dan asam alpha
hydroxyl dimana kandungan ini mampu mengangkat sel kulit mati.

2.7 Stevia
Stevia adalah anggota dari family Asteraceace. Tanaman ini berasal dari
lembah Rio Monday dataran tinggi Paraguay dekat sungai, terletak antara 25 dan
26 derajat Lintang Selatan, dimana stevia tumbuh di tanah berpasir. Stecia ini
termasuk dalam tanaman semak yang tumbuh hingga 65 cm (Ray, 2008).
Tanaman stevia rebaudiana memiliki kektinggian antara 30 – 90 cm dan
berbunga seoangjang tahun. Stevia rebaudiana dapat mencapai ketinggian antara
60 – 90 cm. Batang tanaman stevia berbentuk bulat lonjong langsing sampai oval,
bergerigi halus dan terletak berhadapan. Bunga stevia memrupakan bunga
sempurna dengan mahkota berbentuk tabung. Perakaran tanaman stevia
merupakan akar serabut yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu perakaran halus
dan perakaran tebal. Tanaman ini memiliki daya regenerasi yang kuat sehingga
tahan terhadap pemangkasan (Rukmana, 2003).

2.8 Kelebihan stevia


Beberapa kelebihan stevia antara lain, (Mishra, 2010) stevia adalah produk
alami dan bukan sintetik, pemanis tevia (steviosida) tidak mengandung kalori,
daun stevia sebagai pemanis dapat digunakan langsung secara alami sehingga
dalam jumlah kecil dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, tidak beracun,
daun serta ekstrak steviosida murni dapat dimasak langsung, stabil bila
dipanaskan hingga 200 derajat celcius, non fermentasi, memiliki nilai rasa tinggi
dan teruji secara klinis sering digunakan oleh manusia tanpa ada pengaruh negatif.
Menurut Fatima (2010), senyawa pemanis diisolasi dari daun Stevia.
Senyawa ini disebut sebagai “stevioside” yang terdiri dari tiga molekul komplek
glukosa dan satu molekul aglikon steviol, alkohol karboksilat diterpenic.
Stevioside memiliki potensi pemanis yang sangat tinggi, 300 kali dari sukrosa
tetapi sedikit nilai kalori. Misalnya stabil terhadap fermentasi panas dan ragi serta
digunakan oleh orang – orang yang terkena obesitas, diabetes melitus, penyakit
jantung dan karies gigi. Stevioside, komponen utama dari stevia, juga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Steviol dan steviosidase juga telah
dilaporkan memiliki nilai terapeutik sebagai diuretik dan juga sebagai obatn
diabetes. Stevia telah diusulkan menjadi tanaman petensial sebagai
agenantihiperglikemik dengan merangsang sekresi insulinin dari pankreas.
Konsumsi lanjutan ekstrak stevioside selama tiga bulan menurunkan tekanan
darah pada pasien hipertensi.
2.9 Kandungan kimia stevia
Daun stevia mengandung diperten steviol glikosida, seperti Steviosida,
Rebaudiosida A, Rebaudiosida B, Rebaudiosida C, Rebaudiosida D, Rebaudiosida
E, Rebaudiosida F, Steviolbiosida A dan Dulkosida A (Gupta, 2010). Jika
rebaudiosida A, D dan E itu digabungkan, maka campurannya akan memiliki
tingkat kemanisan yang setara dengan steviosida. Selain itu, diketahui pula bahwa
pada struktur kimia dari steviosida juga terdapat senyawa yang lain meliputi
steviol, Rebaudioside A, isoteviol dan dihydrdroisosteviol.

2.10 Manfaat stevia


Stevia rebaudiana, merupakan sumber penting dangan bahan aktif
steviosida yang rendah kalori (Babu, 2011). Menurut Bawahe (2012), manfaat
stevia sebagai obat adalah sebagai efek hipoglikemik, efek kardiovaskular
(pembuluh jantung), efek sebagai antimikroba, efek dalam pencernaan, efek pada
kulit. Manfaat lain dari stevia sebagai obat antara lain sebagai pemanis alami,
untuk pencegahan gigi berlubang, sebagai sarana menurunkan berat badan,
diabetes, hipertensi, depresi, dan diuretik.
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
a. Mangkok
b. Panci
c. Kompor
d. Ayakan
e. Gelas
3.1.2 Bahan
a. Ketumbar 250 gr
b. Air 1 liter
c. Asam jawa 100 gr
d. Gula aren 100 gr
e. Garam ½ sendok teh
3.2 Skema kerja

Biji Ketumbar 250 gr

Penghalusan

Pengayakan

Bubuk ketumbar

Air mendidih Penyeduhan

Homogenisasi

Asam jawa Filtrat

Gula aren Perebusan

Garam
Minuman Herbal
Ketumbar Asam
BAB 4. PEMBAHASAN

Minuman kesehatan adalah minuman yang mengandung unsur-unsur zat


gizi atau non zat gizi baik dalam bentuk cair, serbuk maupun tablet, dapat
diminum dan memberikan efek/pengaruh positif terhadap tubuh sehingga
dapat menyehatkan pada tubuh (Muchtadi, 1996). Minuman yang menyehatkan
adalah minuman yang mempunyai komponen aktif yang dapat menyehatkan dan
menyegarkan tubuh, sehingga layak disebut sebagai pangan fungsional. Minuman
kesehatan yang paling manjur dan berkhasiat adalah minuman herbal.
Minuman herbal merupakan minuman yang berasal dari rempah-rempah
alami yang bermanfaat bagi tubuh. Minuman herbal biasanya dibuat dari rempah-
rempah atau bagian dari tanaman, seperti akar, batang, daun, bunga, atau umbi.
Minuman herbal dipercaya memiliki khasiat yang bermanfaat untuk penyembuhan
penyakit. Khasiat tersebut berasal dari bahan aktif yang terkandung dalam
tanaman. Salah satu minuman herbal yang berkhasiat bagi tubuh adalah
“Ketumbar Asam Jawa”. Produk minuman herbal “Ketumbar Asam Jawa” terbuat
dari racikan beberapa bahan, yakni ketumbar, asam jawa dan pemanis stevia.
Ketumbar memiliki kandungan minyak esensial (atsiri) berjumlah sekitar
0,5% - 1% yang memiliki sifat antimikroba terhadap spesies patogen (Isao et al.,
2004). Zat yang terkandung pada minyak atsiri adalah fenol dan flavonoid.
Kandungan ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan penyakit,
mampu meningkatkan kerja sistem imun. Selain itu, biji ketumbar juga banyak
mengandung mineral, vitamin C dan vitamin B. Mineral yang banyak terkandung
pada biji ketumbar adalah kalsium, fosfor, magnesium, potasium, dan besi
(Astawan, 2009). Ketumbar memiliki komponen aktif, seperti sabinene, myrcene,
alfa-terpinene, ocimene, linalool, geraniol, dekanal, desilaldehida, trantridecen,
asam petroselinat, asam oktadasenat, d-mannite, skopoletin, p-simena, kamfena,
dan felandren. Komponen-komponen tersebutlah yang menyebabkan ketumbar
memiliki reputasi yang bagus sebagai komponen obat (Astawan, 2009).
Asam jawa merupakan ramuan mujarab yang mampu meningkatkan
sistem kekebalan tubuh. Asam jawa merupakan tanaman yang digunakan pada
obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit seperti demam, disentri, dan
gangguan pencernaan (Kobayashi et al., 1996). Biji asam jawa mengandung zat
aktif berupa tanin, minyak esensial dan beberapa polimer alami seperti pati, getah
dan albuminoid (Rao, 2005). Tanin adalah senyawa yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba yaitu dengan cara menghambat kerja enzim seperti
selulosa, pektinase, peroksida oksidatif dan lain-lain (Utami, 2005). Selain itu,
asam jawa juga memiliki kandungan enzim, serat, vitamin B, vitamin C, dan asam
alpha hydroxyl dimana kandungan ini mampu mengangkat sel kulit mati sehingga
asam sangat baik untuk memperbaiki kesehatan kulit.
Stevia adalah produk pemanis alami dari daun stevia (steviosida) yang
tidak mengandung kalori. Stevia memiliki komponen utama yaitu stevioside yang
berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Steviol dan
steviosidase juga telah dilaporkan memiliki nilai terapeutik sebagai diuretik dan
juga sebagai obat diabetes dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Menurut Bawahe (2012), manfaat stevia sebagai obat adalah sebagai efek
hipoglikemik, efek kardiovaskular (pembuluh jantung), efek sebagai antimikroba,
efek dalam pencernaan, efek pada kulit. Manfaat lain dari stevia sebagai obat
antara lain sebagai pemanis alami, untuk pencegahan gigi berlubang, sebagai
sarana menurunkan berat badan, diabetes, hipertensi, depresi, dan diuretik.
Minuman herbal “Ketumbar Asam Jawa” ini memiliki khasiat sebagai
stimulan atau penyegar. Khasiat yang ada pada minuman tersebut diperoleh dari
komponen-komponen aktif yang terkandung di dalam ketumbar, asam jawa, dan
pemenais stevia. Penggunaan asam jawa dan pemanis stevia pada pembuatan
minuman ini sebagai penambah cita rasa. Ketumbar, asam jawa dan pemanis
stevia apabila dicampurkan akan memiliki kandungan yang dapat menambah
khasiat pada minuman tersebut.
Minuman “Ketumbar Asam Jawa” dapat memberikan efek pengobatan,
kekebalan/ketahanan tubuh, antioksidan, dan antibakteri sehingga dapat
meningkatkan kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit-penyakit tertentu bagi
tubuh. Minuman ini sebagai minuman antioksidan, karena di dalam ketumbar
terdapat kandungan minyak atsiri yang memiliki sifat antimikroba. Zat yang
terkandung pada minyak atsiri adalah flavonoid yang bersifat antibakteri dan
antioksidan (Wangensteen et al., 2004). Selain itu, antioksidan yang tinggi dari
asam jawa dikatakan bisa menurunkan risiko penyakit kanker. Kandungan semua
ekstrak asam jawa termasuk kulit buah menunjukkan antioksidan yang baik,
namun kandungan yang paling tinggi terdapat pada daging buah asam jawa.
Minuman “Ketumbar Asam Jawa” dapat berfungsi sebagai antidiabetes,
karena asam jawa mengandung sifat yang mampu memblokir karbohidrat lebih
pada tubuh. Selain itu, efek stimulasi cumin yang terkandung dalam ketumbar,
pada kelenjar endokrin akan meningkatkan sekresi insulin dari pankreas
(Astawan, 2009). Hal tersebut tentunya akan membantu dalam mengubah gula
menjadi glikogen hingga akhirnya kadar gula darah yang tinggi bisa turun ke level
normal.
Minuman “Ketumbar Asam Jawa” juga berfungsi untuk menurunkan
kadar kolesterol yang tinggi. Berbagai senyawa asam yang terkandung dalam
ketumbar, yaitu asam linoleat, asam oleat, asam palmitat, asam stearat dan asam
askorbat diketahui efektif dalam menurunkan kadar kolesterol di dalam darah.
Senyawa-senyawa tersebut juga diketahui mampu mengurangi deposit kolesterol
dalam dinding pembuluh darah arteri dan vena. Kandungan zat besi dalam
ketumbar dapat membantu dalam mengatasi anemia. Besi merupakan mineral
yang dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah, hemoglobin, dan
mioglobin otot (Fauci et al., 2008; Astawan, 2009). Selain itu, kandungan kalsium
yang ada pada ketumbar berperan menjaga tekanan darah agar tetap normal.
Selain untuk antidiabetes dan menurunkan kadar kolesterol, minuman
“Ketumbar Asam Jawa” juga cocok untuk mengatasi penyakit diare. Komponen
borneol dan linalool dalam ketumbar membantu proses pencernaan serta
meningkatkan fungsi hati dan proses pengikatan massa feses pada usus, hal
tersebut membantu dalam mengatasi diare. Selain melalui mekanisme tersebut,
komponen di dalam ketumbar seperti cineol, borneol, limonene, alpha-pinene dan
beta-phelandrene memiliki aktivitas antibakteri sehingga berkhasiat dalam
mengatasi diare ayang disebabkan oleh bakteri.
BAB 5. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Abraham, E, Deepa et al. 2011. Extraction of Nanocelllulose Fibrils from

Ahmed. 2005. The Psycological and Biochemical Effects of Diabetes on The


Balance Between Oxidative Stress and Antioxidant Defence System.

Alcicek, A,M. Bozkurt and M. Cabuk. 2003. The Effects of an Essential Oil
Combination Derived from Selected Herbs Growing Wild in Turkey on
Broiler Performance. Sci

Astawan. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka: Jakarta

Babu, P. 2011. In Vitro Studies on The Bearing Abillity of Stevia for Stevioside
Biosyntesis. Biosci. Biotech

Bawahe. 2012. An Overview on Stevia a Natural Clorie Free Sweetener.


International Journal of Advantages in Pharmacy. Biology and Chemistry

Elshabrina. 2013. Dahsyatnya Daun Obat Sepanjang Masa. Cemerlang;


Yogyakarta

Fauci et al. 2008. Severe Spices and Septic Shock. The McGraw Hill Companies:
USA

Gallager et al. 2003. Financial Management Principles and Prectice. Prectice Hall:
New Jersey
Gupta. 2010. Callusing in Stevia Rebaudiana for Steviol Glycoside Production.
International Journal of Agricultural and Biological Sciences.

Hadipoentayani. 2004. Karakteristik Plasma Nutflah Ketumbar (coriandrum


sativum L). Bogor

Khare. 2007. Indian Medicinal Plants. Springer Science and Business Media.
Springer: New delhi

Pulseglove et al. 1981. Spices vol. 1 and 2. London and New York

Ray, B. 2008. Fundamental Food Microbiology. CRC Press: Florida

Rukmana. 2003. Usaha Tani Lada Perdu. Kanisius: Yogyakarta

Rukmana. 2005. Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak. Kanisius: Yogyakarta

Wangesteen, H, A.B. Samuelsen, K.E Malterud. 2004. Antioxidant in Exstracts


From Coriander. Food Chemistry Journal Lignocellulosic Fibres.
Carbohidrat Polimers.

Anda mungkin juga menyukai