Kelompok 6
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah mengetahui pengaruh minuman
ketumbar (Coriandrum sativum L.) terhadap kesehatan.
1.3 Manfaat
Mengetahui pengaruh minuman ketumbar (Coriandrum sativum L.)
terhadap kesehatan.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ketumbar
Ketumbar (Coriandrum sativum L.) adalah salah satu jenis tanaman
rempah-rempah yang sudah sangat dikenal di masyarakat sebagai bumbu masakan
(Elshabrina, 2013). Ketumbar selain untuk bumbu masak juga mempunyai nilai
medis. Biji ketumbar (Coriandrum sativum L.) sejak lama digunakan dan
dimanfaatkan oleh manusia sebagai obat atau untuk meningkatkan cita rasa bahan
pangan (Purseglove et al.,1981). Dalam sistem pengobatan tradisional, formulasi
yang mengandung ekstrak biji ketumbar telah digunakan sebagai stimulan,
karminatif, antispasmodik, diuretik dan anti-rematik (Singh B et al., 1996; Khare
CP, 2007). Biji ketumbar juga dilaporkan berpotensi sebagai antioksidan (Deepa
dan Anuradha, 2011).
Ketumber memiliki ciri-ciri berbentuk bulat kecil seperti butiran-butiran
kecil menyerupai lada/merica, tapi ukurannya lebih kecil. Aromanya juga khas,
mudah dibedakan dengan lada, ketumbar juga lebih ringan dari lada karena tidak
berisi. Ketumbar waktu masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna
kuning kecoklatan (Hadipoentyani dan Wahyuni, 2004).
Taksonomi tanaman ketumbar dapat diklasifikasikan sabagai berikut:
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Trachebionta
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Apiles
Famili : Apiaceae
Genus : Coriandrum
Spesies : Coriandrum sativum
(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 2004).
2.2 Asam Jawa
Asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah yang masam rasanya,
biasa digunakan sebagai bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa
atau penambah rasa asam dalam makanan. Sejak dulu asam jawa dikenal sebagai
obat tradisional, bumbu dapur, kayu bangunan, dan merupakan salah satu
komoditas ekspor potensial. Tanaman asam berpotensi untuk dikembangkan
secara intensif dan berpola komersial karena nilai sosial dan ekonominya cukup
tinggi. Tanaman asam juga berfungsi sebagai bahan penghijauan dan penahan
angin serta banyak digunakan untuk memperbaiki lingkungan yang gersang dan
tandus (Rukmana, 2005).
Biji asam jawa bentuknya tidak beraturan warna coklat tua atau hitam
mengkilat. Biji dibagi dalam tiga bagian utama yaitu kulit biji (Spermodermis),
kulit ari tali pusar (Funiculus), dan inti biji (Nukleus seminis). Kulit biji terdiri
dari lapisan luar, lapisan tengah dan lapisan kulit dalam. Inti biji asam terdiri dari
lembaga (Embrio), dan puti lembaga (albumen) yang berupa jaringan cadangan
makanan untuk permulaan pertumbuhan.
Klasifikasi tanaman asam jawa dapat diklasifikasikan sabagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Tamarindus
Spesies : Tamarindus indica L
Asam jawa atau Tamarindus indicia L., merupakan famili dikotiledon
yang termasuk ke dalam famili Leguminoceae sub family Caesalpiniaceae (Lewis
et al. 2005). Pulp asam jawa digunakan untuk minuman dan di India merupakan
sumber protein yang murah (Kumar et al. 1991). Asam jawa merupakan tanaman
yang digunakan pada obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit seperti
demam, disentri, dan gangguan pencernaan (Kobayashi et al., 1996). Penelitian
farmakologis menunjukkan bahwa asam jawa mempunyai aktivitas antibakteri,
antikapang, efek hipoglikemik, efek hipokolesterolemik, anti-peradangan,
hipolipomik, dan aktivitas antioksidan (Ferrara, 2005).
2.7 Stevia
Stevia adalah anggota dari family Asteraceace. Tanaman ini berasal dari
lembah Rio Monday dataran tinggi Paraguay dekat sungai, terletak antara 25 dan
26 derajat Lintang Selatan, dimana stevia tumbuh di tanah berpasir. Stecia ini
termasuk dalam tanaman semak yang tumbuh hingga 65 cm (Ray, 2008).
Tanaman stevia rebaudiana memiliki kektinggian antara 30 – 90 cm dan
berbunga seoangjang tahun. Stevia rebaudiana dapat mencapai ketinggian antara
60 – 90 cm. Batang tanaman stevia berbentuk bulat lonjong langsing sampai oval,
bergerigi halus dan terletak berhadapan. Bunga stevia memrupakan bunga
sempurna dengan mahkota berbentuk tabung. Perakaran tanaman stevia
merupakan akar serabut yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu perakaran halus
dan perakaran tebal. Tanaman ini memiliki daya regenerasi yang kuat sehingga
tahan terhadap pemangkasan (Rukmana, 2003).
Penghalusan
Pengayakan
Bubuk ketumbar
Homogenisasi
Garam
Minuman Herbal
Ketumbar Asam
BAB 4. PEMBAHASAN
Alcicek, A,M. Bozkurt and M. Cabuk. 2003. The Effects of an Essential Oil
Combination Derived from Selected Herbs Growing Wild in Turkey on
Broiler Performance. Sci
Babu, P. 2011. In Vitro Studies on The Bearing Abillity of Stevia for Stevioside
Biosyntesis. Biosci. Biotech
Fauci et al. 2008. Severe Spices and Septic Shock. The McGraw Hill Companies:
USA
Gallager et al. 2003. Financial Management Principles and Prectice. Prectice Hall:
New Jersey
Gupta. 2010. Callusing in Stevia Rebaudiana for Steviol Glycoside Production.
International Journal of Agricultural and Biological Sciences.
Khare. 2007. Indian Medicinal Plants. Springer Science and Business Media.
Springer: New delhi
Pulseglove et al. 1981. Spices vol. 1 and 2. London and New York