Anda di halaman 1dari 11

PEMBUATAN MINUMAN SEHAT

INSTAN (JAHE INSTAN)


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mobilitas masyarakat yang semakin tinggi memerlukan kondisi kesehatan yang optimal. Kondisi
kesehatan tubuh tentunya tidak bisa lepas dari konsumsi makanan yang sehat. Banyaknya
penyakit yang ditimbulkan karena cara mengkonsumsi makanan yang salah ataupun keamanan
makanan yang tidak terjaga menyebabkan masyarakat cenderung bersikap hati-hati.

Saat ini banyak makanan dan minuman yang ditawarkan sebagai produk suplemen yang dapat
meningkatkan kesehatan tubuh jika dikonsumsi. Minuman kesehatan merupakan minuman yang
mengandung unsur-unsur zat gizi atau non zat gizi dan jika dikonsumsi dapat memberikan
pengaruh posistif terhadap kesehatan tubuh (Muchtadi, 1996). Minuman kesehatan sebagai
salah satu produk yang sudah dikenal masyarakat, banyak dijumpai di pasaran dengan berbagai
merek dan bentuk, seperti dalam bentuk cair, serbuk instan ataupun tablet. Kecenderungan
masyarakat saat ini adalah lebih suka menggunakan produk yang kemasan dan penyajiannya
lebih praktis dan cepat, karena tidak perlu membutuhkan banyak waktu dalam
mempersiapkannya.
Salah satu contoh minuman kesehatan yang dapat dijumpai adalah minuman instan ekstrak
jahe, dimana produk tersebut umumnya dibuat dengan mengambil sari dari rimpang jahe
kemudian dilakukan pengolahan lanjut. Kebanyakan produk tersebut dijumpai dalam bentuk
serbuk, di samping ada beberapa yang dibuat dalam bentuk tabled maupuncair.

Pemanfaatan dalam bidang kesehatan, zat aktif berupa zingeron dan senyawa antioksidan lain
yang terkandung dalam jahe dapat digunakan bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada
makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga digunakan
dalam industri obat, minyak wangi dan jamu tradisional. Jahe muda dimakan sebagai lalaban,
diolah menjadi asinan dan acar.
Besarnya potensi kesehatan dan kimia/gizi yang terkandung dalam jahe, menggugah peneliti
untuk mencoba menuangkan ide dan inovasi menciptakan produk baru yaitu minuman
kesehatan berbentuk serbuk/instan dengan memanfaatkan jahe. Ide pembuatan ini didasarkan
pada sifat bahan yang memungkinkan untuk dapat dibuat minuman instan dengan mengacu
pada proses pembuatan minuman instan secara umum.
Khasiat minuman instan ekstrak jahe dan untuk menciptakan produk yang praktis dan efisien,
sehingga diharapkan diperoleh manfaat kesehatan. Hal ini didasari juga oleh tingginya
kebutuhan masyarakat akan kesehatan dan kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi
minuman kesehatan yang lebih praktis dan efisien, sehingga diperlukan kemudahan untuk
mendapatkannya.

Di samping itu, bahan pembuatannya dapat diperoleh dengan mudah dan harganyapun
terjangkau oleh masyarakat, karena ketersediaanya cukup banyak di pasar atau di lingkungan
masyarakat sekitar. Bahan yang dimaksud adalah jahe, dan gula yang telah dipilih dengan
kualitas terbaik. Hal yang mendasari penggunaan minuman instan adalah minuman instan lebih
praktis karena hanya menyeduh serbuk dengan air hangat kemudian diminum. Serbuk minuman
instan dapat digunakan dalam jangka lama karena berbentuk serbuk sehingga tahan dalam
penyimpanan.

B. Tujuan

Siswa dapat mempelajari dan membuat beberapa minuman sehat instan khususnya jahe instan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. JAHE

Jahe(Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah
dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa
dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.

Divisi : Spermatophyta

Sub-divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Species : Zingiber officinale

Jahe (Zingiber officinale Rosc) adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi 30–60 cm.
Daun tanaman jahe berupa daun tunggal, berbentuk lanset dan berujung runcing. Mahkota
bunga berwarna ungu, berbentuk corong dengan panjang 2 – 2,5 cm. Sedangkan buah
berbentuk bulat panjang berwarna cokelat dengan biji berwarna hitam.
Berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, jahe dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) varietas,
yaitu jahe besar (jahe gajah), jahe kecil (jahe emprit), dan jahe merah (jahe sunti). Jahe merah
dan jahe kecil banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan. Sedangkan jahe besar
dimanfaatkan sebagai bumbu masak (Matondang, 2005).

Jahe memiliki kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin adalah minyak dan damar yang
merupakan campuran minyak atsiri sebagai pembawa aroma dan sejenis damar sebagai
pembawa rasa. Oleoresin jahe mengandung komponen gingerol, paradol, shogaol, zingerone,
resin dan minyak atsiri. Persenyawaan zingerone tidak dalam bentuk persenyawaan keton
bebas, melainkan dalam bentuk persenyawaan aldehid alifatis jenuh, terutama senyawa n-
heptanal (Ravindran et al., 2005).

Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain sebagai obat sakit kepala, obat batuk,
masuk angin, untuk mengobati gangguan pada saluran pencernaan, stimulansia, diuretik,
rematik, menghilangkan rasa sakit, obat anti-mual dan mabuk perjalanan, karminatif
(mengeluarkan gas dari perut) dan sebagai obat luar untuk mengobati gatal digigit serangga,
keseleo, bengkak, serta memar (Shukla, 2007).
Berbagai penelitian membuktikan bahwa jahe mempunyai sifat antioksidan dan antikanker.
Beberapa komponen utama dalam jahe seperti gingerol, shogaol dan gingerone memiliki
antioksidan di atas Vitamin E (Kikuzaki dan Nakatani, 1993). Selain itu, jahe mampu menaikkan
aktivitas salah satu sel darah putih, yaitu sel natural killer (NK) dalam melisis sel targetnya, yaitu
sel tumor dan sel yang terinfeksi virus. (Zakaria et al., 1999).

Berbagai penelitian membuktikanbahwa jahe mempunyai sifat antioksidan.Beberapa komponen


utama dalam jaheseperti gingerol, shogaol, dan gingeronmemiliki aktivitas antioksidan di
atasvitamin E (Kikuzaki dan Nakatani 1993).Selain itu jahe juga mempunyai aktivitasantiemetik
dan digunakan untuk mencegahmabuk perjalanan.Radiati et al. (2003) menyatakanbahwa
konsumsi ekstrak jahe dalamminuman fungsional dan obat tradisionaldapat meningkatkan
ketahanan tubuh danmengobati diare. Hasil penelitian menunjukkanbahwa ekstrak jahe
dapatmeningkatkan daya tahan tubuh yangdirefleksikan dalam sistem kekebalan,
yaitumemberikan respons kekebalan inangterhadap mikroba pangan yang masuk ke

B. MINUMAN KESEHATAN

Pada uraian berikut, minuman kesehatan akan dibagi menjadi beberapa penjelasan, yaitu :
bentuk dan jenis minuman kesehatan, fungsi dan kegunaan minuman kesehatan, dan
efek/pengaruh minuman kesehatan terhadap tubuh. Berikut uraiannya :

1. Bentuk dan Jenis Minuman Kesehatan

Minuman kesehatan adalah minuman yang mengandung unsurunsur zat gizi atau non zat gizi
baik dalam bentuk cair, serbuk maupun tablet, dapat diminum dan memberikan efek/pengaruh
terhadap satu atau sejumlah terbatas fungsi dalam tubuh tetapi yang bersifat positif, sehingga
dapat menyehatkan pada tubuh (Muchtadi,1996)

Berbagai produk minuman kesehatan dengan bentuk dan jenisnya yang berbeda dapat ditemui
di pasaran, yaitu jenis produk susu probiotik
tradisional seperti yogurt, kefir dan coumiss, diikuti dengan pemunculan produk baru seperti
produk susu rendah lemak siap konsumsi yang mengandung serat larut. Selain itu terdapat juga
produk minuman kesehatan tanpa lemak (mengandung fat substitue) yang diperkaya
denganmineral yaitu produk nonkolestrol atau kadar kolestrol dan lemaknya telah diturunkan.
Produk minuman kesehatan yang terbuat dari ekstrak sayuran dan buah-buahan yaitu produk
juice buah, juice sayuran, sari kunyit asem, minuman sari jahe instan, dan sari jahe (Bonio, 1994
:48).

Berbagai jenis minuman tersebut merupakan produk pangan yang diperuntukkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan pangan dan kesehatan. Umumnya, produk minuman
kesehatan berbentuk instan (cair atau serbuk). Hal ini dikarenakan produk pangan berbentuk
instan akan memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaannya, sehingga
masyarakat lebih leluasa menggunakannya.
2. Fungsi dan Kegunaan Minuman Kesehatan

Makanan atau minuman mempunyai fungsi yang berhubungan dengan rasa, aroma dan atau
nutrien essensial. Minuman kesehatan sebagai produk pangan fungsional lebih menekankan
pada peningkatan status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit tertentu. Dahulu istilah
health food untuk makanan sehat yaitu menarik dan berarti bagi konsumen, tetapi hal ini tidak
dapat digunakan lagi karena pada prinsipnya semua bahan pangan akan menyehatkan tubuh
bila dikonsumsi secara baik dan benar. Saat ini makanan atau minuman yang menyehatkan
adalahmakanan atau minuman yang mempunyai komponen aktif yang dapat menyehatkan dan
menyegarkan tubuh, sehingga layak disebut sebagai pangan fungsional. Ada tiga faktor yang
harus dipenuhi oleh produk pangan termasuk minuman kesehatan agar dapat dikategorikan
sebagai pangan yang memenuhi kesehatan (sifat fungsional) yaitu :

1. Produk tersebut haruslah suatu produk pangan


2. Produk tersebut dapat dan selayaknya dikonsumsi sebagai bagian dari
pangan sehari-hari
3. Produk tersebut mempunyai fungsi tertentu pada waktu dicerna, serta memberikan
kegunaan tertentu dalam proses metabolisme tubuh,
misalnya ;

 Memperkuat mekanisme pertahanan tubuh


 Mencegah timbulnya penyakit tertentu (seperti penyakit kanker,
kardiovaskuler dan jantung koroner, pencernaan, osteoporosis, dan berbagai gangguan
kesehatan akibat kekurangan atau kelebihan zat gizi tertentu)
 Membantu untuk mengembalikan kondisi tubuh setelah terserang penyakit tertentu
 Menjaga kondisi fisik dan mental
 Memperlambat proses penuaan(Anonim, 2004:m)

3. Efek / Pengaruh Minuman Kesehatan terhadap Tubuh

Minuman kesehatan sebagai produk pangan mempunyai kandungan komponen aktif yang dapat
memberikan pengaruh terhadap kesehatan tubuh. Produk ini baik untuk mengurangi efek negatif
racun dan radikal bebas akibat proses metabolisme tubuh dari berbagai konsumsi pangan yang
masuk dalam tubuh. Golberg (1994) berpendapat, “komponen aktif yang terdapat dalam suatu
bahan pangan nabati maupun hewani, dapat memberikan efek fisiologis atau efek menyehatkan
dan menyegarkan tubuh” (Anonim, 2004:n)

Efek/pengaruh positip minuman kesehatan yang dapat ditimbulkan dalam tubuh yaitu dapat
memberikan efek farmakologis (pengobatan), efek imunomodulasi (kekebalan/ketahanan tubuh),
efek reparasi dan peremajaan sel, efek vasoproteksi (perlindungan/ketahanan jantung),
efekantioksidan, efek hepatoproteksi (perlindungan hati), efek antibiotika (antibakteri/kuman) dan
efek antijamur sehingga dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya
penyakit-penyakit tertentu.

Parameter Kelayakan Minuman Instan sebagai Minuman Kesehatan

Untuk menentukan kelayakan minuman instan sebagai minuman kesehatan diperlukan


parameter tertentu yang menjadi dasar atau landasan penerimaan masyarakat terhadap produk
tersebut. Parameter tersebut ditetapkan agar keamanan dan konsistensi produk tersebut
terjamin, sehingga produk tersebut aman dan sehat untuk dikonsumsi sebagai produk pangan.
Khusus untuk penelitian ini, tinjauan kelayakan minuman instan sebagai minuman kesehatan
yang menjadi parameter aman dan sehat untuk dikonsumsi secara umum, yaitu : parameter
kelayakan minuman instan sebagai minuman kesehatan dilihat dari komponen mutu inderawi,
parameter kelayakan minuman instan sebagai minuman kesehatan dilihat dari kandungan
komponen nonzat gizi (zingiberin), dan parameter kelayakan minuman instan sebagai minuman
kesehatan dilihat dari persyaratan kesehatan.

Belum adanya standar mutu bahan baku alami di Indonesia, maka penentuan parameter
terhadap kadar konsumsi senyawa tertentu secara tepat dan benar belum dapat dilakukan dalam
penelitian ini. Untuk mengukur kadar konsumsi terhadap komponen/senyawa tertentu secara
tepat dan benar perlu dilakukan pengujian lanjut/khusus (Wawancara : Bambang Sudibyo,
September 2004). Berikut uraian masing-masing tinjauan parameter kelayakan minuman instan
sebagai minuman kesehatan.

a. Dilihat dari Komponen Mutu Inderawi

Kelayakan minuman instan sebagai minuman kesehatan harus memenuhi persyaratan mutu
sesuai dengan bentuk dan jenisnya. Bentuknya yang berupa serbuk, maka persyaratan mutu
didasarkan pada SNI 01-4320-1996 tentang serbuk minuman tradisional, yang didefinisikan
sebagai produk bahan minuman berbentuk serbuk atau granula yang dibuat dari campuran gula
dan rempah-rempah dengan atau penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan yang
diijinkan.

Unsur-unsur yang dinilai secara inderawi, meliputi :

 Warna

Warna minuman instan yaitu normal.Minuman instan ekstrak jahe dan ekstrak mengkudu yang
dihasilkan harus mempunyai warna normal/ideal, yaitu berwarna khas seperti menyerupai warna
jahe. Hal ini, disebabkan karena zat
warna pada jahe lebih dominan dari warna yang lain, sehingga warna minuman jahe khas seperti
warna kuning jahe.

 Bau/aroma
Bau/aroma minuman instan yaitu normal/ideal, khas rempah. Bau/aroma minuman instan ekstrak
jahe beraroma khas seperti bau/aroma jahe pada minuman jahe.

 Rasa

Rasa minuman instan yaitu normal/ideal, khas rempah. Rasa minuman instan ekstrak jahe .

b. Dilihat dari Kandungan Komponen Aktif Non Zat Gizi (oleoresin)

Parameter kelayakan minuman instan sebagai minuman kesehatan dapat dilihat dari adanya
kandungan aktif nonzat gizi. Hasier (1995) berpendapat, Sebagai bagian dari produk pangan
fungsional, minuman
kesehatan harus memenuhi sifat fungsional secara fisiologis yaitu mengandung komponen aktif
zat gizi dan nonzat gizi dan dapat digunakan untuk pencegahan atau penyembuhan sesuatu
penyakit, atau mencapai kesehatan tubuh optimal (Anonim, 2004:o).

c. Dilihatdari Persyaratan Kesehatan

Dalam uraian sebelumnya, disebutkan bahwa makanan atau miuman yang memenuhi syarat
kesehatan (fungsional) adalah makanan atau minuman yang mengandung komponen aktif zat
gizi dan nonzat gizi yang dapat menyehatkan dan menyegarkan tubuh, mempunyai fungsi
tertentu pada waktu dicerna serta memberikan kegunaan tertentu dalam proses metabolisme
tubuh (Anonim, 2004:q).

Syarat kesehatan makanan atau minuman juga dapat ditentukan oleh adanya komponen-
komponen tertentu yang menentukan keamanan pangan. Komponen-komponen tersebut harus
mempunyai batas ukuran/kadar aman dalam tingkatan tertentu, sehingga dapat dijadikan
parameter syarat sehat pangan. Komponen syarat kesehatan pangan yang menjadi
parameteradalah, kadar air, kadar abu, jumlah gula, cemaran logam, dan cemaran mikroba.

Minuman kesehatan adalah minuman yang mengandung unsur unsur zat gizi atau nonzat gizi
baik dalam bentuk cair, serbuk maupun tabled, dapat diminum dan memberikan efek/pengaruh
terhadap satu atau sejumlah terbatas fungsi dalam tubuh tetapi yang bersifat positif, sehingga
dapat menyehatkan pada tubuh (Muchtadi, 1996)

5. Kebutuhan Masyarakat terhadap Minuman Kesehatan (Jamu Tradisional)

Di Indonesia, masih banyak orang yang tergolong fanatic mengkonsumsi jamu untuk
menghilangkan rasa sakit atau peningkat stamina tubuh. Hal ini telah berlangsung selama
belasan tahun dan telah menjadi tradisi yang dilakukan secara turun temurun. Bagi mereka
yangsudah terbiasa, jamu tradisional dianggap lebih mujarab dan lebih aman dibandingkan
dengan obat-obatan sintetis.
Ide pengembangan teknik pengolahan ini didasarkan pada sifat bahan yang dapat dibuat
minuman kesehatan berbentuk serbuk, sehingga diharapkan dapat mengangkat potensi ekonomi
dan potensi kesehatan secara optimal pada tanaman tersebut. Keunggulan teknik ini yaitu
dapatmenghasilkan produk minuman kesehatan yang diharapkan mempunyai manfaat ganda
dalam bidang kesehatan. Manfaat ganda ini didukung oleh karena adanya kandungan senyawa
kimia dan zat aktif penting dalam kedua bahan yang diperlukan dalam metabolisme tubuh,
sehingga sangat baik untuk dikonsumsi sebagai produk minuman yang menyehatkan. Disamping
itu, wujudnya yang berbentuk serbuk instan akan memberikan kemudahan untuk dikonsumsi
karena hanya menyeduh air kemudian diminum serta tahan dalam masa simpan.

III. MATERI DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Praktikumpembuatan jahe instan di laksanakan di Laboratorium Agroteknologi, Universitas


Mercu Buana Yogyakarta, pada hari Jumat tanggal 18 Desember 2012 pukul 08:00 WIB.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan :

1. Jahe½ kg
2. Gula jawa secukupnya
3. Gula pasir 1 kg
4. Kayu manis secukupnya
5. Air 1 liter

Alat yang digunakan:

1. Parut
2. Baskom
3. Penyaringan
4. Panci
5. Wajan
6. Susruk
7. Sendok
8. Plastik
9. Timbangan

C. Cara Kerja
1. Ditimbang jahe ½ kg
2. Jahe dicuci dan bagian yangbusuk dibuang. Perlakuan yangsama dilakukan juga
untuk rempahlainnya
3. jahe dihancurkan/diparut.
4. Jahe yang sudah hancur, disaringsehingga terpisah antara filtrat (cairan)dengan
ampasnya.

Filtrat direbus dengan api sedang( apabila ditambahkan rempah-rempahlain, maka rempah tersebut
direbus terpisah dengan air bersih secukupnya. Disini ditambahkan kayu manis secukupnya.

5. Setelah filtrat mendidih masukkan gulapasir dengan perbandingan gula pasir:filtrate =


1:1 atau 2:1. Serta dilakukan penambahan gula jawa secukupnya.
6. Lakukkan pengadukkan sampai gulaterlarut sempurna, pengadukkandilakukan
sesekali saja. Filtrate akanmendidih dan menimbulkan busa. Apikompor dikecilkan.
7. Ketika busa mulai turun dan filtratberubah menjadi tepung, matikan apidan
pengadukan, dilakukkan terusmenerus dan semakin dipercepat.
8. Setelah menjadi tepung dilakukanpengayakan. Tepung yang masihmenggumpal
dihancurkan kemudiandiayak. Pengayakan harus diselesaikanelagi jahe instant
masih panas.
9. Setelah proses pengayakan selesai. Jaheinstant didiamkan sampai dingin.
10. Setelah dingin jahe instant siap dikemas.Pengemasan dapat menggunakan
botolplastik ataupun plastik sachet.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berat Jahe mentah Jahe setelah di masak

½ kg 904,5 gram

B. Pembahasan

Pada praktikum kali inibahan utama yang digunakan yaitu jahe. Jahe merupakan jenis rempah-
rempah yang paling banyak digunakan dalam berbagai resep makanan dan minuman. Secara
empiris jahe biasa digunakan masyarakat sebagai obat masuk angin, gangguan pencernaan,
sebagai analgesik, antipiretik, anti-inflamasi, dan lainlain.

Dalam praktikum ini praktikan mengambil atau menimbang jahe sebanyak ½ kg, setelah melalui
proses di masak dan menjadi bubuk, bobot yang dihasilkan menyusut menjadi 904,5 gram.
Penyusutan ini mungkin terjadi dikarenakan adanya penguapan pada waktu pemasakannya dan
penyusunan bobot ini mungkin juga terjadi karena larut bersama air dan tambahan kayu manis
yang di masak pada waktu pemrosesa pembuatan jahe instan ini.

Instan jahe tidak berwarna putih tapi agak kekuning-kuninan ini diperkirakan pengaruh dari
warna jahe yang kita gunakan. Instan jahe ini juga rasa nya masih terasa pedas, dan untuk rasa
manisnya sudah bisa di katakan cukup. Di dalam pembuatan instan jahe ini praktikan
menambahkan gula sebanyak 1 kg, air putih sebanyak 1 liter dan untuk aromanya praktikan
menambahkan kayu manis sebanyak 10 gram.

Pada pembuatan atau pemrosesan jahe menjadi jahe instan/bubuk di butuhkan waktu kurang
lebih 3 jam. Pembuatan jahe instan ini cukup lama dan ketelitian dalam mengaduknya sampai
menjadi bubuk kasar dan mengayaknya. Pengayakan ini di lakukan agar bubuk halus dan bubuk
kasar terpisah.

Salah satu teknologi alternatif yang sederhana dan murah yang dapat menghasilkan produk
serbuk instan adalah teknologi kristalisasi. Teknologi ini didasarkan pada pemanfaatan sifat gula
pasir (sukrosa) yang dapat kembali membentuk kristal setelah dicairkan. Secara umum,
mekanismenya adalah sebagai berikut : sukrosa dipanaskan akan mencair dan bercampur
dengan bahan lainnya, ketika air menguap akan terbentuk kembali menjadi butiran-butiran
padat. Sifat sukrosa sangat dipengaruhi oleh pH, jika pH larutan rendah (asam) maka proses
kristalisasi tidak akan terbentuk dan larutan menjadi liat, atau orang Sunda mengenalnya dengan
istilah gula liâ alias gula liat. Jadi, semua bahan pangan pada dasarnya dapat dijadikan serbuk
instan asalkan larutannya memiliki pH yang tidak asam. Beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa pH optimum yang dapat menghasilkan produk yang baik sekitar 6,7-6,8.Pembuatan
serbuk instan dengan metode kristalisasi hanya membutuhkan bahan dan peralatan yang
sederhana, seperti gula pasir, air bersih, ingredien pangan, pewarna makanan, blender, kain
kasa, takaran, timbangan, wajan, kompor dan pengaduk. Beberapa produk yang menggunakan
metode kristalisasi dan sudah banyak dikenal umum adalah jahe instan. Teknologi kristalisasi ini
merupakan teknologi tepat guna yang cocok diterapkan di industri kecil dan menengah (UKM)
yang memiliki modal yang terbatas.Salah satu contoh produk yang sudah dikembangkan adalah
sari jahe instan.

V. KESIMPULAN

Untuk praktikum pembuatan jahe instan ini dapat di tarik kesimpulan bahwa :

1. Jahe yang digunakan mempunyai bobot 1 kg dan setelah di proses menyusut menjadi
904,5 gram ( dalam bentuk bubuk ).
2. Gula dalam pembuatan jahe instan ini digunakan sebagai penambah rasa manis dan untuk
aromanya disini praktikan menggunakan kayu manis sebanyak 10 gram.
3. Penambahan air juga sangat berpengaruh untuk pelarutan jahe agar menjadi bubuk.
4. Rasa yang di hasilkan masih agak sedikit pedas, untuk rasa manis dan aromanya sudah
cukup pas.

Anda mungkin juga menyukai