Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL MATA KULIAH PENGENDALIAN VEKTOR

SERANGGA PENGGANGGU RUMAH TANGGA


Musca domestica

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengendalian Vektor C semester IV

Disusun oleh:
IMAM MUHSIN MUBAROK
P07133113015

Reguler A/Semester IV

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2015
LALAT RUMAH
(Musca domestica)

A. Klasifikasi
Klasifikasi lalat rumah adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Muscidae
Genus : Musca
Spesiess : Musca domestica
Lalat masuk ke dalam ordo Diptera yaitu memiliki dua pasang sayap (Di- = dua
dan -ptera = sayap). Matanya berukuran besar. Jumlah segmen antena bervariasi dari 3
40 buah. Metamorfosis sempurna dengan larva yang tidak berkaki (Saadah, 2013: 146).
Ordo ini memiliki tipe mulut untuk mengunyah dan menghisap atau menjilat dan
menghisap. Mulut yang berbentuk sepeti belalai disebut probosis. Probosis ini dapat
ditarik ke dalam atau dijulurkan. Sesuai dengan namanya, hewan dari ordo ini
mempunyai 2 pasang sayap depan, sedangkan sayap belakang berubah bentuknya
menjadi suatu bulatan kecil yang disebut haltere. Haltere ini digunakan sebagai alat
keseimbangan dan alat untuk mengetahui keadaan angin (Rusyana, 2011: 154).

B. Karakteristik

Gambar 1. Morfologi tubuh lalat rumah (Musca domestica)


Keterangan:
1. Tarsus
2. Antena
3. Torax
4. Mata
5. Sayap
Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6 - 7,5 mm, berwarna hitam keabu-
abuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Mata lalat betina
mempunyai celah lebih lebar (dikoptik) dibandingkan lalat jantan (holoptik). Antenanya
terdiri atas 3 ruas, ruas terakhir paling besar, berbentuk silinder dan memiliki bulu pada
bagian atas dan bawah. Bagian mulut atau probosis lalat seperti paruh yang menjulur
digunakan untuk menusuk dan menghisap makanan berupa cairan atau sedikit lembek.
Bagian ujung probosis terdiri atas sepasang labella berbentuk oval yang dilengkapi
dengan saluran halus disebut pseudotrakhea tempat cairan makanan diserap. Sayapnya
mempunyai empat garis yang melengkung ke arah kosta/rangka sayap mendekati garis
ketiga. Garis pada sayap merupakan ciri pada lalat rumah dan merupakan pembeda
dengan musca jenis lainnya. Pada ketiga pasang kaki lalat ini ujungnya mempunyai
sepasang kuku dan sepasang bantalan disebut pulvilus yang berisi kelenjar rambut.
Pulvilus tersebut memungkinkan lalat menempel atau mengambil kotoran pada
permukaan halus kotoran ketika hinggap di sampah dan tempat kotor lainnya (Anonim,
2012).
C. Siklus Hidup

Gambar 2. Morfologi tubuh lalat rumah (Musca domestica)

Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai dari telur, larva,
pupa dan dewasa.
1. Fase Telur
Telur lalat berwarna putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm panjangnya.
Setiap kali bertelur akan menghasilkan 120 130 telur dan menetas dalam waktu 8
16 jam. Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12 13 C) (Depkes,
diakses 2013).
2. Fase Larva
Tingkat I: telur yang baru menetas disebut instar I, berukuran panjang 2 mm,
berwarna putih, tidak bermata dan berkaki, sangat aktif dan ganas terhadap makanan,
setelah 1 4 hari melepas kulit dan keluar menjadi instar II.
Tingkat II: ukuran besarnya dua kali dari instar I, setelah satu sampai
beberapa hari maka kulit akan mengelupas dan keluar instar III.
Tingkat III: larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini memerlukan waktu 3
sampai 9 hari. Larva mencari tempat dengan temperatur yang disenangi, dengan
berpindah-pindah tempat (Anonim, 2008).
3. Fase Pupa atau Kepompong
Jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa. Stadium ini
berlangsung 3 sampai 9 hari, setelah stadium ini selesai maka melalui celah lingkaran
bagian anterior akan keluar lalat muda (Anonim, 2008).
4. Lalat Dewasa
Proses pematangan menjadi lalat dewassa kurang lebih dari 15 jam dan setelah
itu siap mengadakan perkawinan. Umur lalat dewasa dapat mencapai 2 4 minggu
(Anonim, 2008).
Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari Lalat dewasa
panjangnya lebih kurang inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam
dipunggungnya. Beberapa hari kemudian sudah siap untuk berproduksi, pada kondisi
normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Umur lalat pada umumnya
sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk biasa sampai 3 (tiga) bulan. Lalat
tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat akan terbang jauh
mencapai 1 kilometer (Depkes, diakses 2013).

D. Kebiasaan dan Cara Hidup


Lalat rumah merupakan pemakan makanan yang berbau busuk biasa dia
memakan bahan berbentuk cairan seperti: sirup, susu, buah-buahan dan sayuran yang
basah dan membusuk, sputum, kotoran, air dia juga mencemari makanan pada kulit/tubuh
yang basah seperti mulut, lubang hidung, mata pada luka serta pada daging kemudian
lalat hinggap pada keju, gula, dan makanan lain lalat memakan makanan kering dengan
bantuan dia mengeluarkan air liurnya yang mengandung penyakit kemudian dihisapnya
kembali makanan tadi hingga lalat sudah dikenal sejak lama sebagai pembawa penyakit
(Dinata, 2011).
Lalat membawa bakteri pada tubuh dan kaki-kakinya, sewaktu lalat menikmati
makanan ia akan mencemari makanan melalui cairan yang dikeluarkan oleh makanan
yang dicerna dan masuk kembali kedalam permukaan makanan. Bila lalat terlampau
banyak maka lalat dapat membuang kotoran diatas makanan, sehingga makanan menjadi
tercemar oleh telur atau larva lalat (Depkes, diakses 2013).
Tempat yang disenangi lalat untuk perindukan atau berkembang biak adalah
tempat yang basah, pada benda-benda organik, tinja, sampah basah, kotoran binatang, dan
tumbuh-tumbuhan busuk. Sedangkan lalat akan beristirahat pada lantai, dinding, langit-
langit, jemuran pakaian, rumput-rumput, kawat listrik, serta lalat menyukai tempat-tempat
dengan tepi yang tajam dan permukaannya vertikal. Biasanya tempat beristirahatnya
terletak berdekatan dengan tempat makanannya atau tempat berbiaknya dan biasanya
yang terlindung dari angin. Tempat istirahat tersebut biasanya tidak lebih dari 4,5 meter di
atas permukaan tanah. (Anonim, 2008).

E. Penyakit yang Ditularkan Oleh Lalat


Lalat bisa menjadi vektor biologis dan mekanis dalam penyebaran penyakit.
Penularan ini terjadi secara mekanis, dimana kulit tubuh dan kaki-kakinya yang kotor tadi
merupakan tempat menenmpelnya mikro organisme penyakit perut kemudian hinggap
pada makanan. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan oleh lalat rumah antara lain:
1. Desentri, penyebaran bibit penyakit yang dibawa oleh lalat rumah yang berasal dari
sampah, kotoran manusia/hewan terutama melalui bulu-bulu badannya, kaki dan
bagian tubuh yang lain dari lalat dan bila lalat hinggap kemakanan manusia maka
kotoran tersebut akan mencemari makanan yang akan dimakan oleh manusia,
akhirnya timbul gejala pada manusia yaitu sakit pada bagian perut, lemas karena
terlambat peredaran darah dan pada kotoran terdapat mucus dan push.
2. Diare, cara penyebarannya sama dengan desentri dengan gejala sakit pada bagian
perut, lemas dan pecernaan terganggu.
3. Typhoid, cara penyebaran sama dengan desentri, gangguan pada usus, sakit pada
perut, sakit kepala, berak darah dan demam tinggi.
4. Cholera penyebarannya sama dengan desentri dengan gejala muntah-muntah, demam,
dehidrasi (Depkes, diakses 2013).

Referensi:
Entin Martini. 2013. Lalat Rumah (Musca domestica). Makalah tidak diterbitkan. Bandung:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati.

Anda mungkin juga menyukai