Anda di halaman 1dari 9

Makalah Tugas Akhir

Eksplorasi Tradisi Pengobatan Nusantara

Pengaruh Usia terhadap Konsumen Jamu Beras Kencur

Disusun Oleh

Christopher Kurniawan 168114081/ Farmasi

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017
Latar Belakang

Beras kencur dikenal sebagai minuman tradisional khas


Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan herbal segar. Komposisi
utamanya ialah beras dan rimpang kencur yang memiliki senyawa
fenolik berfungsi sebagai antioksidan (Latifah, 2014). Minuman beras
kencur memiliki sensasi hangat, aroma herbal yang kuat dan dipercaya
memiliki khasiat yang baik bagi kesehatan, karena mampu
menyembuhkan sakit kepala, gangguan pencernaan dan memulihkan
stamina. Beras merupakan komoditi lokal yang menjadi sumber
konsumsi pokok masyarakat Indonesia. Di Indonesia terdapat berbagai
macam jenis beras, seperti beras putih, beras merah dan beras hitam.
Pada umumnya beras yang biasa digunakan untuk membuat beras
kencur ialah beras putih, tetapi sebenarnya ada beberapa jenis beras
lainnya yaitu, beras hitam dan beras merah yang berpotensi menjadi
sumber antioksidan alami. Oleh sebab itu, dibutuhkan inovasi yang
menarik untuk mengembangkan pemanfaatan dan meningkatkan citra
beras yang berantioksidan.

Komposisi kimia beras meliputi karbohidrat (74,9-77,8%),


protein (7,1- 8,3%), lemak (0,5-0,9%) dan vitamin. Varietas beras yang
beragam mempengaruhi susunan komposisi kimia (Buckle et al., 2007).
Beras hitam kaya akan zat gizi serta memiliki kadar senyawa
antioksidan tertinggi dibanding beras putih dan beras merah. Beras
hitam memiliki pigmen antosianin sebesar 200 - 400 miligram per 100
gram yang dapat berfungsi sebagai antioksidan yang baik bagi
kesehatan tubuh. Senyawa antioksidan berguna untuk mencegah
ataupun memperlambat kerusakan akibat radikal bebas (Pokorny et al.,
2001). Antioksidan alami 2 dapat ditemukan pada sayur-sayuran dan
buah-buahan. Jenis senyawa antioksidan dapat berupa vitamin A,
vitamin C, karotenoid, antosianin dan isoflavon (Cadenas dan Packer,
2001).

Cara pembuatan minuman beras kencur secara umum terbilang


sederhana. Mula-mula beras direndam kurang lebih 2 jam, kemudian
rimpang-rimpangan diblender hingga halus lalu dicampur dengan air
dan direbus hingga mendidih. Minuman beras kencur yang telah
matang dimasukkan ke dalam botol-botol yang sudah dipersiapkan.
Pada umunya minuman beras kencur tidak dapat tahan lama, karena
terbuat dari bahanbahan segar dan tanpa pengawet. Ketahanan
minuman beras kencur dipengaruhi oleh aktivitas mikroorganisme
seperti, kapang dan khamir sehingga diperlukan bahan pengemas dan
kondisi penyimpanan yang tepat untuk meminimalkan pertumbuhan
mikroorganisme. Kondisi penyimpanan dan bahan pengemas dapat
mempengaruhi perubahan karakteristik minuman beras kencur

Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah rasa beras


kencur yang khas mempengaruhi konsumennya dalam aspek usia.
Dasar Teori

Definisi dari jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik)
atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-menurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Undang-
Undang Kesehatan RI No 23,1992). Pembuatan jamu biasanya
menggunakan beberapa macam tumbuhan yang diambil langsung dari
alam. Biasanya menggunakan bagian rimpang, daun, kulit batang dan
buah namun juga ada yang menggunakan bahan hewani seperti empedu
kambing atau tangkur buaya (Banuerah, 2009).

Salah satu contoh jamu adalah jamu beras kencur. Jamu ini
menggunakan campuran bahan beras dan kencur yang dipercaya
menghilangkan pegal-pegal pada tubuh (Banuerah, 2009). Tanaman
kencur masuk adalam family Zingiberaceae. Kencur banyak
dimanfaatkan sebagai obat sakit gigi, obat gosok, antiseptik dan lain
sebagainya. Bagian akar rimpang yang banyak dimanfaatkan sebagai
obat sakit gigi, obat gosok dan lain sebagainya. Bagian rimpang
mempunyai beberapa senyawa aromatik yang berpotensi untuk
dikembangkan sebagai bahan dasar industri farmasi (Astuti dkk., 1996).

Rimpang kencur mempuyai beberapa kandungan senyawa yang


banyak dimanfaatkan pada pengobatan metode herbal. Senyawa yang
terdapat pada kencur antara lain adalah pati (4,14 %), mineral (13,73
%) dan minyak atsiri (0,02 %) berupa asam metil kanil, dan penta
dekaan, asam sinamik, borneol, kamphene, dan alkaloid (Herbie, 2015)
Bahan lain dari ampas adalah beras yang mempunyai nama latin Oryza
sativa. Beras sangat banyak dikembangkan dan dikomsumi oleh
masyarakat 8 Asia (Reddy dan Bhotmage, 2013). Beras merupakan
butir padi yang sudah dibuang kulitnya (Sediaoetama, 1997).

Rumusan Masalah

Apakah jamu beras kencur digemari oleh semua usia ?

Tujuan

Mendeskripsikan pengaruh usia terhadap konsumen Jamu beras kencur

Manfaat Penelitian

Bagi Produsen manfaat penelitian dapat dijadikan sebagai referensi


dalam pengembangan produk kedepannya

Bagi peneliti mendapatkan pengetahuan dan wawasan mengenai materi


dan pengembangan jamu-jamu tradisional.

Pembahasan

Tujuan peneliti mengikuti mata kuliah Eksplorasi Tradisi Pengobatan


Nusantara adalah sebagai penambah wawasan karena berhubungan
dengan study yang ditempuh peneliti yaitu Farmasi, awalnya peneliti
mengira bahwa mata kuliah ini hanya sebatas pada obat-obat herbal.
Tetapi pada kenyataanya mata kuliah ini sangat mengejutkan, karena
tidak hanya membahas obat herbal mata kuliah ini juga membahas sisi
supranatural dari pengobatan yang ada di Indonesia. Hal ini menjadi
pembeda dan ciri khas mata kuliah ini dari mata kuliah lainnya.

Hal yang membuat peneliti tertarik ketika mendapat tugas dari


mata kuliah ini adalah ketika tugas lapangan mencari toko penjual jamu
dan menanyakan pengalaman serta sejarah jamu tersebut. Disana
peneliti memiliki pertanyaan dan keingintahuan akan hubungan antara
usia dan konsumen jamu beras kencur (Karena jamu beras kencur
memiliki rasa yang relatif enak dan dimungkinkan disukai segala usia).

Definisi dari jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang


berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-menurun
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Undang-
Undang Kesehatan RI No 23,1992). Pembuatan jamu biasanya
menggunakan beberapa macam tumbuhan yang diambil langsung dari
alam. Biasanya menggunakan bagian rimpang, daun, kulit batang dan
buah namun juga ada yang menggunakan bahan hewani seperti empedu
kambing atau tangkur buaya (Banuerah, 2009).

Setelah peneliti bertanya kepada penjual jamu (Jamu Cekok


Khususnya), dapat diketahui bahwa jamu beras kencur merupakan jamu
yang cukup laris. Usia pengonsumsinya pun beragam, tetapi memang
paling banyak didominasi oleh usia anak-anak karena memang rasanya
yang nikmat dan manis sehingga menarik untuk usia anak-anak. Jamu
beras kencur selain memiliki khasiat seperti dapat menyembuhkan
masuk angin, demam, dan batuk, juga dapat berguna untuk
menghangatkan badan.

Dalam perkembangan jaman sekarang, jamu dapat dibuat


menjadi jamu instan berkualitas. Sehingga dapat meningkatkan
ketahanan dari jamu tersebut. Jamu yang tadinya tradisional dan
tempatnya terbatas, sekarang dapat dinikmati banyak orang dan dapat
dikirim ke luar kota bahkan luar negeri. Jamu merupakan produk herbal
yang cukup digemari di Indonesia. Selain dapat meningkatkan
pendapatan rakyat Indonesia, jamu juga berguna sebagai obat-obat
tradisional dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat Indonesia.

Kesimpulan

Kesimpulannya selain murah dan berkasiat, jamu beras kencur


juga digemari oleh semua kalangan usia. Sehingga produk beras kencur
sebenarnya cukup menjanjikan untuk dikembangkan guna menunjang
kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik.
Daftar Pustaka

Astuti, Y., Sundari, D. dan Winarno, M.W. 1996. Tanaman


Kencur (Kaempferia Galanga L.); Informasi Tentang Fitokimia dan
Efek Farmakologi. Warta Tumbuhan Obat Indonesia.

Banuerah, E. M. 2009. Analisis Kandungan Metampiron Pada


Jamu Tradisional Yang Beredar Di Kita Medan Tahun 2009.Naskah
Skripsi S-1. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Cadenas, E., Packer, L. 2002 (c). Expanded Caffeic Acid and


Related Antioxidant Compound: Biochemical and Cellular Effects.
Handbook of Antioxidants. Second edition. California : Marcel Dekker,
Inc. p. 279- 303.

Herbie, T. 2015. Kitab Tanaman Berkhasiat Obat: 226


Tumbuhan Obat Penyembuh Penyakit dan Kebugaran Tubuh. Octopus
Publishing House. Yogyakarta.

Latifah, N. J. 2014. Uji Aktivitas Jamu Gendong Beras Kencur


(Oryza sativa L.; Kaempferia galanga L.) sebagai Antidiabetes pada
Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Streptozotocin,
Naskah Publikasi, Universitas Tanjungpura, Pontianak.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfarmasi/article/view/7466 (
Diakses pada 29 Mei 2018 )

Pokorny, J., N. Yanishleva, and M. Gordon. 2001. Antioxidant


in Food. Woodhead Publishing Ltd. England

Reddy, D.K., dan Bhotmange, M.G. 2013. Isolation of Starch


from Rice (Oryza sativa L.) and its Morphological Study using
ScanningElcetron Microscopy. International Journal of Agriculture and
Food Science Technology.Vol 4 (9). Page 859-866.

Sediaoetama, A. D. 1997. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan


Profesi. Dian Rakyat. Jakarta.

Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992, Tentang Kesehatan,


Penerbit Ariloka, Surabaya : 2000

Anda mungkin juga menyukai