Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
Beliau dan kerja keras penulis, maka tugas “Terapi Obat Tradisional Temulawak” dapat penulis
selesaikan dengan tepat waktu. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah, diantaranya :

1. Bapak I G.P. Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,Ph.D. Selaku Rektor Institut


Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
untuk menuntut ilmu di sini.
2. Ibu A.A.A Yuli Darmini,S.Kep.,MNS. Selaku Ketua Program Studi Sarjana
Ilmu Keperawatan yang memberikan dukungan moral kepada penulis.
3. Dan dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Komunitas yang telah
membimbing penulis dalam pembuatan tugas ini.
4. Teman sejawat Prodi Sarjana Keperawatan yang telah mendukung pembuatan
makalah ini.
5. Teman sejawat kelas C program studi Sarjana Keperawatan yang telah
mendukung pembuatan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa makalah yang telah penulis susun jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk penulisan makalah
yang lebih baik untuk berikutnya.

Denpasar, 04 November 2020

Penulis,
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia kaya akan kekayaan tradisi baik yang tradisi yang tertulismaupun
tradisi turun-temurun yang disampaikan secara lisan. Hal inimenandakan bahwa
masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu telah mengenal ilmu pengetahuan
berdasarkan pengalaman sehari-hari mereka. Pengetahuan tersebut antara lain
perbintangan, arsitektur, pengobatan tradisional, kesusasteraan, dan lain sebagainya.
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan
tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor246/Menkes/Per/V/1990, tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan
Pendaftaran Obat Tradisional.
Salah satu tumbuhan yang sering digunakan sebagai bahan pembuatan obat
tradisional adalah temulawak. Temulawak merupakan tumbuhan jenis temu-temuan
asli Indonesia yang banyak digunakan sebagai obat tradisional. Temulawak
mengandung senyawa kurkuminoid, minyak atsiri seperti isofuranogermakren,
trisiklin, alloaromadendren, germakren, dan xanthorrizol. Temulawak memiliki kadar
air yang tinggi, sehingga temulawak segar memiliki umur simpan yang singkat
(Wasito, 2011). Banyak masyarakat yang masih belum mengetahui bagaimana cara
mengolah tanaman temulawak menjadi obat tradisional, sehinggu diperlukan
pembahasan lebih lengkap mengenai obat tradisional.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari obat tradisional?
2. Apa manfaat obat tradisional temulawak?
3. Apa saja alat dan bahan yang diperlukan?
4. Bagaimana cara pembuatan obat tradisional temulawak?
5. Bagaimana cara penggunaan obat tradisional temulawak?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian obat tradisional khususnya yang terbuat dari
temulawak.
2. Untuk mengetahui apa saja manfaat temulawak
3. Untuk mengetahui alat dan bahan pembuatan obat tradisional temulawak
4. Untuk mengetahui cara pembuatan obat tradisional temulawak
5. Untuk mengetahui cara penggunaan obat tradisional temulawak
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Curcuma xanthorrhiza Roxb atau temulawak merupakan salah satu jenis tanaman
obat dari famili Zingiberaceae dan merupakan penyusun hampir setiap jenis obat
tradisional yang dibuat di Indonesia. Temulawak merupakan tumbuhan jenis temu-
temuan asli Indonesia yang banyak digunakan sebagai obat tradisional. Temulawak
mengandung senyawa kurkuminoid, minyak atsiri seperti isofuranogermakren,
trisiklin, alloaromadendren, germakren, dan xanthorrizol. Temulawak memiliki kadar
air yang tinggi, sehingga temulawak segar memiliki umur simpan yang singkat
(Wasito, 2011). Kadar air temulawak segar yaitu 75-80% (Endrasari et al., 2012).
Hasil survei dalam industri obat tradisional didapatkan bahwa pemanfaatan
temulawak dipergunakan sebagai bahan baku 44 jenis produk obat tradisional dan
bahan kosmetik. Penggunaan temulawak mengalami perkembangan, dimulai dari
tersedianya obat tradisional, melalui obat herbal terstandar, akhirnya menjadi
fitofarmaka. Selain penggunaannya sebagai bahan baku industri seperti minuman dan
pewarna alami, manfaat lain adalah meningkatkan sistem imunitas tubuh, anti bakteri,
anti diabetik, anti hepatotoksik, anti inflamasi, anti oksidan, anti tumor, diuretika,
depresan (Raharjo& Rostiana, 2003). Pemanfaatan temulawak terus meningkat,
terutama untuk bahan sediaan obat, jamu dan minuman segar (Hatmi & Febrianty,
2014). Bagian tanaman temulawak yang memiliki khasiat dan paling banyak
dimanfaatkan terdapat di dalam rimpang. Rimpang temulawak dapat digunakan untuk
meningkatkan daya tahan dan stamina tubuh. Komponen utama rimpang temulawak
adalah kurkuminoid dan minyak atsiri (Damayanti, 2008). Kurkuminoid adalah salah
satu golongan senyawa fenolik yang secara luas digunakan sebagai zat pewarna
makanan, antioksidan alami, bumbu, rempah-rempah, dan berguna dalam bidang
pengobatan (Zahro dkk, 2009).
2.2 Manfaat
Temulawak merupakan tanaman yang mengandung bioaktif, senyawa biokatif
merupakan senyawa kimia yang terkandung didalam tumbuhan yang dapat
menghasilkan aktivitas biologis dalam tubuh. Temulawak juga mengandung senyawa
aktif alkaloid, flavonoid, triperpenoid, dan glikosida lebih dominan dibandingkan
dengan senyawa tanin dan saponin. Sengingga temulawak dapat dimanfaatkan untuk :
a. Meningkatkan nafsu makan dan
b. Memperlancar haid
c. Anti kanker
d. Menurunkan kadar kolesterol
e. Dan penyembuh luka
2.3 Alat dan Bahan
a) Alat
- Pisau
- Panci
- Sendok
- Kompor
- Gelas
b) Bahan
- 500cc gelas air putih
- 30 gram temulawak
- 90 gram daun lidah buaya
- Gula aren secukupnya
- Asam jawa secukupnya
2.4 Cara Pembuatan
- Cuci bersih semua bahan
- Potong-potong temulawak dan daun lidah buaya
- Rebus temulawak, daun lidah buaya gula dan asam jawa dengan 500 cc air
- Rebus hingga tersisa 200 cc
- Saring air rebusan lalu dinginkan
- Minum airnya secara teratur.
2.5 Cara Penggunaan
Minum air rebusan tersebut setiap pagi dan malam setelah makan secara teratur.
BAB III PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai