Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak jaman dahulu, manusia sangat mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk
memenuhi kebutuhannya. Misalnya untuk makan, tempat berteduh, pakaian, obat, pupuk,
parfum, dan bahkan untuk kecantikan dapat diperoleh dari lingkungan. Sehingga kekayaan alam
di sekitar manusia sebenarnya sedemikian rupa sangat bermanfaat dan belum sepenuhnya digali,
dimanfaatkan, atau bahkan dikembangkan. Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan
menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah
kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dan
ketrampilan yang secara turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek
moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah lama pada daun lontar
Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat Primbon
Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang Dalem dan relief candi Borobudur yang menggambarkan
orang sedang meracik obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya.
WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk obat herbal dalam
pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk
penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. Hal ini menunjukan dukungan WHO untuk
back to nature yang dalam hal yang lebih menguntungkan. Untuk meningkatkan keselektifan
pengobatan dan mengurangi pengaruh musim dan tempat asal tanaman terhadap efek, serta lebih
dalam memudahkan standarisasi bahan obat maka zat aktif diekstraksi lalu dimurnikan sampai
diperoleh zat murni.
Pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor
246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa : Obat tradisional adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau
campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.
Menurut penelitian masa kini, meskipun obat-obatan tradisional yang pengolahannya
masih sederhana (tradisional) dan digunakan secara turun-temurun berdasarkan resep nenek
moyang adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, memang bermanfaat bagi kesehatan
dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga
maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut
beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena masih bisa dicerna oleh
tubuh. Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut.
Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun
dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair,
simplisia dan tablet.
Khasiat alamiah dan kemurnian obat-obatan tradisional seringkali “dinodai” oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab terutama produsen obat tradisional yang hanya mencari
keuntungan finansial saja tanpa memperhatikan kemurnian dan resiko dari kandungan obat
tradisional. Banyak dari para produsen dengan sengaja mencampur kandungan herbal dari obat
tradisional dengan obat modern yang secara kimiawi jika dosisnya tidak tepat akan berbahaya.
Namun kenyataannya masyarakat sekarang lebih percaya untuk mengkonsumsi obat
kimia dibandingkan tanaman obat. Penggunaaan tanaman obat dianggap kuno dan tidak banyak
memberikan hasil. Hal ini membuat potensi tanaman obat di Indonesia masih belum banyak
termanfaatkan. Baru beberapa tahun belakangan ini, ada kecenderungan dunia untuk kembali ke
alam atau “back to nature” membuat masyarakat kembali kepada tanaman obat. Hal itu tidak
terlepas dikarenakan beberapa kelemahan obat kimia antara lain terdapat efek samping, resistensi
obat yang tinggi, terakumulasi di tubuh dan harganya pun mahal. Selain kecenderungan “back to
nature”, keadaan krisis ekonomi berkepanjangan yang melanda Indonesia membuat biaya
kesehatan semakin mahal. Obat kimia sudah menjadi barang mewah bagi sebagian besar
masyarakat sehingga berbagai tanaman berkhasiat obat mulai di lirik kembali sebagai
pengobatan alternatif yang bisa diperoleh dari berbagai tanaman di sekeliling kita.Selama ini,
masyarakat hanya tahu menanam, namun tidak tahu menggunakannnya, selain itu kalau ada
keluarga mereka sakit lebih memilih kerumah sakit dan menggunakan obat-obat kimia, padahal
disekiling kita ada berbagai jenis tanaman obat yang bisa dimanfaatkan. Halaman rumah tampak
menghijau disesaki berbagai jenis tanaman hias dan obat-obatan yang tertata rapi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka untuk mengupayakan back to nature, pada
makalah ini akan di uraikan mengenai manfaat dan khasiat obat herbal yang bisa di gunakan
tanpa harus membeli obat kimia dengan harga mahal dan menimbulkan efek samping dalam
penggunaannya. Obat herbal yang akan dibahas pada makalah ini adalah “kencur”.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan perumusan
masalah pada makalah ini adalah “ Apa yang bisa dimanfaatkan sebagai pengobatan alternatif
yang bisa diperoleh dari berbagai tanaman di sekeliling kita agar dapat bermanfaat untuk
mengobati penyakit dan bagaimana cara pemanfaatannya”

1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah obat herbal berbahan dasar “kencur” adalah:
 Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan pemanfaatan tanaman obat keluarga.
 Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat/kasiat tanaman obat tradisional disekitar kita baik
generasi tua maupun generasi muda yang semakin luntur budaya tradisionalnya
 Meningkatkan Kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan penanaman tanaman herbal.
 Meningkatkan pengetahuan tentang teknologi pengolahan obat tradisional
 Menghindari ketergantungan pada obat kimia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Tanaman dan Daerah Penyebaran


Kencur (Kaempferia galangal L) sudah sejak lama dikenal dan ditanam di Indonesia.
Tanaman ini diperkirakan berasal dari daerah Asia Tropika.Sebagian kalangan menduga bahwa
asal usul kencur adalah kawasan Indo-Malaysia. Tetapi sumber literatur lainnya memastikan
bahwa asal tanaman kencur adalah dari India.4
Daerah penyebaran kencur meluas ke kawasan Asia Tenggara dan Cina.Dalam
perkembangan selanjutnya, diketahui bahwa keluarga Zingiberaceae ini meliputi 47 genera dan
1.400 spesies yang tersebar luas di daerah tropik dan subtropik. Diantara sejumlah genera dan
spesies tersebut, terdapat 13-17 jenis temu-temuan yang dipakai dalam obat tradisional. Kencur
termasuk salah satu tanaman temu-temuan yang banyak digunakan sebagai bahan obat
tradisional. Pusat pertanaman kencur masih terkonsenterasi di pulau Jawa, terutaman Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Salah satu daerah sentra kencur terbesar saat ini adalah Kabupaten
Boyolali ( Jawa Tengah), yang pada tahun 1992 terdapat areal pertanaman kencur seluas 703
hektar dengan produksi 1.301 ton gelondong basah.4
Makin meluasnya daya guna dan fungsi guna tanaman kencur, maka menjadikan tanaman
ini sangat potensial untuk dikembangkan dan dilestarikan pembudidayaannya. Selama ini
pembudidayaan kencur masih terbatas sebagai usaha sampingan di lahan pekarangan dan kebun-
kebun tanpa didukung oleh teknik budidaya yang intensif.4

B. Manfaat Penanaman Kencur


Manfaat yang diperoleh dari penanaman kencur adalah untuk meningkatkan produktivitas
lahan pertanian yang sekaligus menambah penghasilan petani. Dari rimpang kencur ini dapat
diperoleh berbagai macam keperluan yaitu: minyak atsiri, penyedap makanan minuman dan
obat-obatan. Berbagai jenis makanan mempergunakan sedikit rimpang atau daun kencur
sehingga memberikan rasa sedap dan khas yaitu dalam pembuatan gado-gado, pecal dan urap.4
Tanaman kencur mempunyai kegunaan tradisional dan social cukup luas dalam
masyarakat Indonesia. Produk utama kencur adalah rimpangnya yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan obat nabati (simplisia) tradisional, untuk bahan baku industri minuman penyegar
serta bumbu dapur. Daerah Priangan ( Jawa Barat) daun kencur sudah umum dijadikan lalap
mentah.4
Sebagai tanaman obat, kencur memberi manfaat cukup banyak terutama rimpangnya.
Rimpang kencur berkhasiat untuk obat batuk, gatal-gatal pada tenggorokan, perut kembung, rasa
mual, masuk angin, pegal-pegal, pengompresan bengkak, tetanus, penambah nafsu makan dan
juga sebagai minuman segar.4
Beras kencur (ramuan dari campuran tepung beras dan kencur) merupakan obat
tradisional yang telah dikenal umum untuk obat gosok pada bengkak dan encok. Secara
tradisional, di daerah Padang memanfaatkan ramuan kencur untuk merangsang pertumbuhan
bulu alis dan mata, yakni dengan cara dioleskan sebagai bedak. Di Kalimantan, rimpang kencur
digunakan untuk membuat ragi dan zat warna. Bahkan akhir-akhir ini, rimpang kencur mulai
dibutuhkan oleh industri kembang gula dan industri kosmetika dalam negeri.4
Pengembangan manfaat ganda tanaman kencur sebagai bahan baku obat-obatan,
kosmetika, makanan dan minuman perlu mendapat perhatian yang serius karena diduga
permintaan akan kencur semakin meningkat.
A. Botani Tanaman Kencur
1. Klasifikasi
Klasifikasi tanaman kencur termasuk ke dalam tata nama sebagai berikut:
Kingdom : Plantae( Tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta ( Tumbuhan berbiji)
Subdivisio : Angiospermae( Berbiji tertutup)
Class : Monocotyledonae( Biji berkeping satu)
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaemferia galanga L.

Di Indonesia, kencur dikenal dengan beberapa nama daerah diantaranya adalah:Cikur


(Sunda); Kencur (Jawa); Kencor (Madura); Cekuk (Bali);Cakue (Minang Kabau); Cekur
(Lampung); Kaciwer (Karo); Ceuko (Aceh) dan Bataka (Ternate,Tidore).4
1. Susunan Tubuh
Kencur termasuk ke dalam terna kecil yang siklus hidupnya semusim atau beberapa
musim. Susunan tubuh tanaman kencur terdiri atas:
 Akar dan Rimpang
- Merupakan akar tinggal yang bercabang halus dan menempel pada umbi akar yang disebut
“rimpang”.
- Rimpang kencur sebagian lagi terletak di atas tanah. Bentuk rimpang umumnya bulat, bagian
tengah berwarna putih dan pinggirnya coklat kekuningan dan berbau harum. Rimpang kencur
terdapat didalam tanah bergerombol dan bercabang cabang dengan induk rimpang ditengah.
Kulit ari berwarna coklat dan bagian dalam putih berair dengan aroma yang tajam. Rimpang
yang masih muda berwarna putih kekuningan dengan kandungan air yang lebih banyak dan
rimpang yang lebih tua ditumbuhi akar pada ruas ruas rimpang berwarna putih kekuningan.3
 Batang dan Daun
- Tanaman kencur memiliki batang semu yang sangat pendek, terbentuk dari pelepah-pelepah
daun yang saling menutupi.
- Daun-daun kencur tumbuh tunggal, melebar dan mendatar hampir rata dengan permukaan tanah.
Jumlah daun bervariasi antara 8-10 helai dan tumbuh secara berlawanan satu sama lain. Bentuk
daun elip melebar sampai bundar, ukuran panjang daun 7-12cm dan lebarnya 3-6cm, serta
berdaging agak lebar.3
 Bunga dan Buah
- Bunga kencur keluar dalam bentuk buliran setengah duduk dari ujung tanaman di sela-sela
daun. Warna bunganya putih, ungu hingga lembayung dan tiap tangkai bunga berjumlah 4-12
kuntum bunga. Bunga kencur berwarna putih berbau harum terdiri dari empat helai daun
mahkota. Tangkai bunga berdaun kecil sepanjang 2 – 3 cm, tidak bercabang, dapat tumbuh lebih
dari satiu tangkai, panjang tangkai 5 – 7 cm berbentuk bulat dan beruas ruas. Putik menonjol
keatas berukuran 1 – 1,5 cm, tangkai sari berbentuk corong pendek.
- Buah kencur termasuk buah kotak beruang 3 dengan bakal buah yang letaknya tenggelam, tetapi
sulit sekali menghasilkan biji.3
2. Zat-zat Kimia yang Dikandung
Hampir seluruh bagian tanaman kencur mengandung minyak atsiri. Zat-zat kimia yang
telah banyak diteliti adalah pada rimpangnya, yakni mengandung minyak atsiri 2,4%-3,9%, juga
cinnamal, aldehide, asam motil p-cumarik, etil ester dan pentadekan.3
Dalam literature lain disebutkan bahwa rimpang kencur mengandung sineol,
paraeumarin, asam anisic, gom, pati (4,14%) dan mineral (13,73%). Kandungan kimia tersebut
sangat berguna bagi obat-obatan, terutama obat batuk, sakit perut dan obat pengeluaran
keringat. Berdasarkan analisis laboratorium, minyak atsiri dalam rimpang kencur mengandung
lebih dari 23 jenis senyawa. Tujuh di antaranya mengandung senyawa aromatik, monoterpena,
dan seskuiterpena.3
Kandungan kimia yang terdapat di dalam rimpang kencur adalah:
 Pati (4,14%)  Asam sinamic
 Mineral (13,73%)  Borneol
 Minyak astiri (0,02%)  Kamphene
 Berupa sineol  Paraeumarin
 Asam metal kanil  Asam anisic
 Penta dekaan  Alkaloid, dan
 Asam cinnamic  Gom
 Ethyl aster
3. Jenis Kencur
Berdasarkan tipe daunnya, terdapat 2 jenis kencur yaitu :
Kencur berdaun lebar, yaitu dicirikan dengan bentuk daunnya yang lebar-lebar dan besar, hampir
bundar dan tangkai daun relatif sangat pendek. Jenis kencur inilah yang saat ini paling banyak
ditanam petani. Beberapa
 kultivar (klon) kencur berdaun lebar adalah Boyolali, Boro, Kalipare, Ketawang, Arjosari, Kopral
dan Bogor.
 Kencur berdaun sempit, yakni dicirikan dengan bentuk daunnya yang memanjang dan ramping
menyempit, dan tangkai daun relatif lebih panjang daripada jenis kencur berdaun lebar.4

A. Teknik Budidaya Kencur


Cara budidaya sangat menentukan hasil yang akan
didapat. Meskipun bahan tanaman (benih) yang digunakan merupakan
varietas unggul yang berpotensi produksi tinggi, apabila tidak didukung
dengan teknik budidaya yang optimal tidak akan didapat hasil yang
optimal.5
 Pembenihan.
Sebelum ditanam rimpang benih ditunaskan terlebih dahulu dengan
cara menyemai rimpang di tempat yang teduh ditutup dengan jerami dan
disiram setiap hari. Untuk penyimpanan benih, biasa digunakan wadah
atau rak-rak terbuat dari bambu atau kayu sebagai alas. Penanaman
dilakukan apabila hujan sudah mulai turun. Benih rimpang bertunas yang
siap ditanam di lapangan sebaiknya yang baru keluar tunasnya (tinggi
tunas < 1 cm), sehingga dapat beradaptasi langsung dan tidak mudah
rusak. Apabila hujan terlambat turun, lebih baik rimpang ditanam langsung
di lapangan, tanpa ditunaskan terlebih dahulu. Karena berbeda dengan
jahe, rimpang kencur bisa ditanam pada saat hujan belum turun asal
rimpangnya belum bertunas. Rimpang akan beradaptasi dengan
lingkungan, pada saat hujan turun tunas akan tumbuh dengan serempak.5
 Persiapan lahan
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan
mencangkul tanah sedalam 30 cm. Tanah hendaknya dibersihkan dari
ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk. Untuk
tanah dengan lapisan olah tipis, pengolahan tanahnya harus hati-hati
disesuaikan dengan lapisan tanah tersebut dan jangan dicangkul
ataudigarpu terlalu dalam sehingga tercampur antara lapisan olah dengan
lapisan tanah bawah, hal ini dapat mengakibatkan tanaman kurang subur
tumbuhnya. Saluran drainase harus diperhatikan, terutama pada lahan
yang datar jangan sampai terjadi genangan (drainase kurang baik).
Genangan diantara tanaman akan memacu berkembangnya benih penyakit
terutama penyakit busuk rimpang.5
 Jarak tanam
Penanaman dapat dilakukan secara bedengan atau disesuaikan
dengan kondisi lahan. Benih ditanam sedalam 5 – 7 cm dengan tunas
menghadap ke atas, jangan terbalik, karena dapat menghambat
pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman monokultur
bervariasi antara 15 cm x 15 cm atau 20 cm x 15 cm.Untuk penanaman
dalam sistem pola tanam menggunakan jarak tanam 20 cm x 20 cm atau
dilihat berdasarkan jenis tanah dan jenis tanaman lainnya.5
 Pemupukan
Pupuk kandang (pukan) sapi atau kambing yang sudah matang,
diberikan pada saat tanam dan diletakkan didalam lubang tanam dengan
dosis 20 – 30 ton/ha, tergantung kondisi lahan. Pada lahan yang miskin
hara dan teksturnya padat diberikan pukan 30 ton/ha, sedangkan lahan
yang cukup subur cukup 20 ton/ha. Pukan yang kurang matang, harus
disebar di lubang tanam paling tidak 2 minggu sebelum tanam. Sedangkan
pupuk buatan diberikan secara tugal atau dilarik dengan jarak 5 cm dari
tanaman.5
 Pola tanam
Kencur dapat ditanam dengan sistem monokultur dan pada batas-
batas tertentu dengan sistem polikultur, untuk meningkatkan produktivitas
lahan. Sistem polikultur dilakukan pada waktu mulai tanam sampai
berumur 3 – 6 bulan dengan cara ditumpang sarikan atau disisipkan.
Umumnya pola tanam kencur dikombinasikan dengan tanaman palawija
(jagung, kacang tanah, ketela pohon, jenis kacang-kacangan lain) dan
tanaman hortikultura (ketimun, buncis). Pola tanam kencur yang paling
menguntungkan dari segi usahatani adalah dengan kacang tanah, dengan
2 kali penanaman kacang tanah.5
 Pemeliharaan
Pemeliharaan perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuhdengan baik.5
a. Penyiangan gulma
Sampai tanaman berumur 6 – 7 bulan banyak tumbuh gulma disekitar tanaman kencur. Untuk
menjaga agar pertumbuhan kencur tidak terganggu harus
dilakukan penyiangan gulma paling tidak 2 minggu sekali. Pada saat
curah hujan tinggi, pertumbuhan gulma sangat cepat, sehingga
penyiangan perlu dilakukan lebih intensif. Penyiangan dilakukan dengan
hati-hati agar tidak mengganggu perakaran kencur.
b. Penyulaman
Penyulaman terhadap tanaman mati dilakukan pada saat tunas
muncul di permukaan tanah dengan cara menanam rimpang bertunas atau
memindahkan tanaman yang menumpuk pada lubang tanam yang lain.
c. Pembumbunan
Pembumbunan mulai dilakukan pada waktu rumpun sudah terbentuk.
Apabila curah hujan tinggi, pembumbunan harus dilakukan lebih intensif,
karena cucuran air hujan akan menurunkan bedengan, sehingga tanaman
akan terendam. Selain itu, pembumbunan juga dilakukan agar rimpang
selalu tertutup tanah. Apabila rimpang muncul di permukaan tanah, akan
mengurangi kualitas rimpang tersebut (berwarna hijau) dan tidak
bertambah besar.
d. Pengendalian organisme pengganggu tanaman
Didalam rimpang kencur yang terinfeksi penyakit, memungkinkan
berkembang biaknya telur dan larva serangga hama seperti lalat rimpang
(Mimegrallacoeruleifrons) dan belatung (Eumerus figurans) yang memakan
daging rimpang bagian dalam. Pengendalian penyakit busuk rimpang
bisa dilakukan dengan cara mencabut dan membuang tanaman
yang terserang. Apabila serangan masih ringan, pengendalian bisa
dilakukan dengan menyemprotkan bakterisida setiap 2 minggu sekali
sampai gejala penyakit berkurang. Penyakit lain yang ditemukan
pada pertanaman kencur adalah bercak daun yang disebabkan
oleh cendawan Phyllosticta sp. dengan gejala pada ujung daun
terdapat bercak yang tidak beraturan dibagian tepi daun. Pengendalian
penyakit bercak daun dilakukan dengan meyemprotkan fungisida apabila
serangan penyakit terjadi pada saat tanaman berumur 1 – 2 bulan.
 Panen.
Panen untuk konsumsi dimulai pada umur 6 sampai 10 bulan. Tetapi,
berbeda dengan jahe, waktu panen kencur dapat ditunda sampai musim
berikutnya, bahkan sampai tiga tahun. Dalam kondisi demikian tidak ada
efek yang buruk terhadap mutu rimpang, bahkan produksinya akan
bertambah, hanya ukuran rimpang semakin kecil. Selain itu, kencur dari
pertanaman diatas 1 tahun, kurang baik untuk benih. Rimpang untuk benih
dipanen pada umur 10 – 12 bulan. Cara panen kencur dilakukan dengan
membongkar seluruh rimpangnya menggunakan garpu, cangkul, kemudian
dibuang akar dan rimpang airnya, tanah yang menempel dibersihkan.5

A. Khasiat Tanaman Kencur


Khasiat tanaman kencur yang bisa dijadikan sebagai obat tradisional
sebagai berikut:1
1. Radang Lambung
 Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari.
 Cara membuat: kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah;
 Cara menggunakan: ditelan airnya, ampasnya dibuang, kemudian minum 1 gelas air putih, dan
diulangi sampai sembuh.
2. Radang Anak Telinga
 Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan ½ biji buah pala.
 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus dan diberi 2 sendok air hangat;
 Cara menggunakan: dioleskan/dibobokkan di seputar telinga.
3. Influenza pada bayi
 Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan 2 lembar daun kemukus (lada berekor/ Cubeb)
 Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk halus, kemudian ditambah beberapa sendok air
hangat.
 Cara menggunakan: dioleskan/dibobokkan di seputar hidung.
4. Masuk Angin
 Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.
 Cara membuat: kencur dikuliti bersih.
 Cara menggunakannya: kencur dimakan dengan garam secukupnya, kemudian minum 1 gelas air
putih. Dapat dilakukan 2 kali sehari.

5. Sakit Kepala
 Bahan: 2-3 lembar daun kencur.
 Cara membuat: daun kencur ditumbuk sampai halus.
 Cara menggunakannya: dioleskan (sebagai kompres/pilis) pada dahi.
6. Batuk
a. Bahan: 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.
 Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring.
 Cara menggunakan : diminum dengan ditambah garam secukupnya.
b. Bahan : 1 rimpang kencur sebesar ibu jari.
 Cara membuat : kencur dikuliti sampai bersih dan dikunyah;
 Cara menggunakan : airnya ditelan, ampasnya dibuang. Dilakukan setiap pagi secara rutin.
7. Diare
a. Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.
 Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring.
 Cara menggunakan : diolsekan pada perut sebagai bedak.
b. Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya.
 Cara membuat : kencur diparut, kemudian ditambah garam secukupnya.
 Cara menggunakan : dioleskan pada perut sebagai bedak.
8. Menghilangkan Darah Kotor
 Bahan : 4 rimpang kencur sebesar ibu jari, 2 lembar daun trengguli, 2 biji cengkeh kering, adas
pulawaras secukupnya.
 Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih
kemudian disaring.
 Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari secara teratur.
9. Memperlancar haid
 Bahan : 2 rimpang kencur sebesar ibu jari, 1 lembar daun trengguli, 1 biji buah cengkeh tua, adas
pulawaras secukupnya.
 Cara membuat : kencur dicincang, kemudian dicampur dengan bahan lain dan direbus bersama
dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
 Cara menggunakan : diminum sekali sehari 2 cangkir.
10. Mata Pegal
 Bahan : 1 potong rimpang
 Cara membuat : kencur dibelah menjadi 2 bagian.
 Cara menggunakan : permukaan yang masih basah dipakai untuk menggosok pelupuk mata.
11. Keseleo
 Bahan : 1 rimpang kencur dan beras yang sudah direndam air.
 Cara membuat : kedua bahan tersebut dipipis dan air secukupnya.
 Cara menggunakan : dioleskan/digosokan pada bagian yang keseleo sebagai bedak.
12. Menghilangkan Lelah.
 Bahan : 1 rimpang besar kencur, 2 sendok beras digoreng tanpa minyak (sangan) dan 1 biji cabai
merah.
 Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih
hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
 Cara menggunakan : diminum sekaligus dan diulangi sampai sembuh. Untuk orang pria dapat
ditambah dengan 1 potong lengkuas dan tepung lada secukupnya.
13. Menghilangkan Lelah.
 Bahan : 1 rimpang besar kencur, 1 sendok tepung beras basah, 1 potong gula kelapa/aren.
 Cara membuat : semua bahan tersebut diseduh dengan 1 gelas air panas dan disaring.
 Cara menggunakan : diminum dan diulangi secara teratur 3 hari sekali.

A. Pengolahan Lanjut Tanaman Kencur


 Obat-obatan dan Minuman ( Jamu Beras Kencur)
Ramuan jamu tradisional yang sudah umum dikenal adalah beras kencur. Di kalangan
masyarakat Jawa, dipadu dengan beras, kencur diolah menjadi minuman penyegar bernama beras
kencur. Minuman ini juga digolongkan sebagai jamu karena konon memiliki khasiat
meningkatkan nafsu makan dan
menghilangkan pegal linu. Minuman ini banyak dijual di pasar tradisional dan penjaja
jamu keliling. Belakangan, industri jamu telah mengemasnya dalam bentuk bubuk, konsentrat,
maupun minuman penyegar dalam kemasan kotak.6
Komponen utama beras kencur, adalah beras (yang dihaluskan) dan rimpang kencur serta
beberapa rempah-rempah sebagai bahan tambahan pangan. Bahan bahan lain yang biasa
dicampurkan ke dalam racikan jamu beras kencur adalah biji kedawung, rimpang jahe, biji
kapulogo, buah asam, temukunci, kayukeningar, kunir, jeruk nipis dan buah pala. Rasa manis
pada beras kencur berasaldari gula merah (gula kelapa atau gula aren) atau gula pasir yang
ditambahkan.6
Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda. Mula-mula beras disangrai,
selanjutnya ditumbuk sampai halus.Kencur diparut atau diblender. Kedua bahan ini kemudian
dicampur, diperas, dan disaring, kemudian ditambah air matang sedikit demi sedikit. Sedangkan
asam jawa dan gula merah masing-masing direbus sampai tercampur lalu disaring. Air asam
jawa dan gula merah kemudian ditambahkan ke air campuran beras dan kencur sambil diaduk-
aduk.6
Jamu beras kencur secara tradisional dijual bentuk cairan segar, baik di pasar-pasar
umum atau oleh penjual jamu keliling. Industri jamu sekarang mengembangkan beras kencur
yang dikemas dalam bentuk bubuk atau konsentrat (sirup) dan juga dijual bentuk bubuk kering
instan tinggal menyeduh dengan air hangat atau air panas, prosesnya rimpang kencur bersama
bahan lainnya kecuali tepung beras dan gula ditumbuk atau digiling sampai halus, dengan air
panas diperas diambil sari-sarinya setelah itu tepung beras dan perasan sari kencur dicampur
dengan beras dan gula untuk selanjutnya diproses pengeringan dengan cara dipanasi.6
Manfaat Jamu Beras Kencur
Manfaat Jamu Beras Kencur ini pun sudah banyak diketahui oleh banyak orang. Manfaat
jamu beras kencur tidak bisa lepas dari kandungan jamu yang bermacam-macam. Antara lain
protein, karbohidrat, minyak atsiri, dan mineral. Selain menyegarkan, meminum jamu beras
kencur yang terasa enak ternyata banyak manfaatnya. Berikut ini adalah beberapa contoh
manfaatnya.6
 Minyak atsiri yang dikadung kencur diklaim memiliki banyak senyawa bermanfaat.
Senyawa ini berfungsi sebagai zat analgesic, yaitu zat yang memiliki kemampuan untuk
mengurangi rasa sakit atau nyeri.
 Jamu beras kencur memiliki kemampuan untuk menambah tenaga karena memiliki sifat
stimultan.
 Manfaat jamu beras kencur yang lain adalah sebagai minuman penambah nafsu makan.
Ini cukup efektif pada anak kecil yang kebanyakan memang susah makan.
 Jamu beras kencur bisa dimanfaatkan sebagai minuman penghilang rasa capek, pegal-
pegal karena kelelahan.
 Jamu beras kencur dipercaya bisa menghilangkan beberapa penyakit, seperti batuk,
radang lambung, sariawan, keracunan makanan, memperlancar siklus menstruasi, mengeluarkan
dahak atau ekspektoran, mengurangi rasa pusing, mual, atau perut kembung.
Khasiat Utama Jamu Beras Kencur
1. Ekspektoran : untuk menyembuhkan batuk dengan cara mengencerkan dahak
serta memudahkan keluarnya dahak.
2. Diuretika : untuk memperlancar proses pengeluaran urine (air kencing).
3. Carminativa : yaitu untuk membantu proses pengeluaran angin dari dalam perut
akibat perut kembung / masuk angin
4. Stimulansia : yaitu untuk membangkitkan atau memberikan rangsangan.
5. Protection : yaitu untuk memberikan perlindungan pada pakaian atau buku dari
gangguan serangga.6
 Makanan
Penggunaan tanaman kencur sebagai bahan makanan antara lain:
- Daun-daun muda ( pucuk ) dipakai untuk lalapan mentah atau diurap.
- Rimpang kencur digunakan untuk penyedap masakan ( bumbu ), misalnya dalam pembuatan
pecel, urap, kerupuk, gado-gado dan lain sebagainya.
- Rimpang kencur dijadikan bahan campuran untuk memberi aroma pada nasi.
- Rimpang kencur dijadikan bahan campuran dalam industri kembang gula.4
 Masker penghilang jerawat.
Selain untuk bumbu, kencur bisa juga digunakan sebagai masker tradisional untuk
menghilangkan jerawat. Caranya sebagai berikut:6
 Siapkan kencur dan diparut kemudian diperas
 kemudian endapkan air perasan yang habis diperas
 Sebelum memakai endapan tadi, cucilah wajah dengan air hangat
 Kemudian oleskan air hasil perasan tadi ke wajah menjelang tidur
 Endapan kencur tadi bisa digunakan untuk masker wajah yang dicampur dengan rumput
teki, teri adas, lembutkan bahan-bahan tadi kemudian berilah air hangat
 Pakailah untuk masker wajah, manfaat kencur buat wajah.

A. Diversifikasi Pengolahan Produk Kencur


Masalah yang dihadapi petani tanaman obat pada umumnya adalah rendahnya harga jual
hasil produksi, serta tingginya fluktuasi harga. Meskipun peluang pasar cukup luas, tetapi akses
petani kepada konsumen utama produk hasil pertanian (industri obat), sangat terbatas. Padahal,
hasil panen rimpang tidak dapat disimpan lebih dari 3 bulan. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan nilai jual produk diversifikasi hasil rimpang menjadi bentuk-bentuk lain sangat
dianjurkan.
Rimpang kencur setelah dipanen dan dibersihkan dapat diolah menjadi produk lain,
diantaranya:2
 Simplisia kering
 Serbuk
 Minyak atsiri hasil penyulingan rimpang
 Ekstrak cair dan kering
 Instan
 Minuman

Teknik pengolahan sangat berpengaruh terhadap khasiat dariproduk tanaman yang


diperoleh. Jika penanganan ataupun pengolahannya tidak benar maka mutu produk yang
dihasilkan kurang berkhasiat atau kemungkinan dapat menimbulkan toksik apabila dikonsumsi.
Teknik pengolahan Tanaman obat terdiri dari sortasi, pencucian, penjemuran/penirisan,
pengirisan /perajangan, dan pengolahan lebih lanjut menjadi berbagai produk/diversifikasi
produk. Tanaman obat dapat diolah menjadi simplisia, serbuk, minyak atsiri, ekstrak
kental/kering, kapsul, tablet dan minuman (sirup, instant, permen) dll. Karakteristik Inovasi
teknologi penyortiran harus segera dilakukan setelah bahan selesai dipanen, terutama untuk
komoditas temu-temuan, seperti: kunyit, temulawak, jahe dan kencur. Rimpang yang baik
dengan yang busuk harus segera dipisahkan juga tanah, pasir maupun gulma yang menempel
harus segera dibersihkan. Demikian juga untuk tanaman obat yang diambil daunnya maupun
herba (Sambiloto, pegagan), setelah dipanen langsung disortir, daun yang busuk, kering maupun
gulma lainnya harus segera dipisahkan.3
Pencucian Setelah disortir bahan harus segera dicuci sampai bersih jangan dibiarkan
tanah berlama-lama menempel pada rimpang karena dapat mempengaruhi mutu bahan.
Pencucian harus menggunakan air bersih, seperti : air dari mata air, sumur atau PAM. Cara
pencucian dapat dilakukan dengan cara merendam sambil disikat menggunakan sikat yang halus.
Perendaman tidak boleh terlalu lama karena zat-zat tertentu yang terdapat dalam bahan dapat
larut dalam air sehingga mutu bahan menurun. Penyikatan diperbolehkan karena bahan yang
berasal dari rimpang pada umumnya terdapat banyak lekukan sehingga perlu dibantu dengan
sikat. Tetapi untuk bahan yang berupa daun-daunan cukup dicuci dibak pencucian sampai bersih
dan jangan sampai direndam berlama-lama. Penirisan dan Pengeringan Selesai pencucian
rimpang, daun atau herbal ditiriskan dirak-rak pengering. Hal ini dilakukan sampai bahan tidak
meneteskan air lagi.3

Teknologi unggulan kencur


Cara pembuatan sebagai berikut:2
Simplisia
 Rimpang dicuci, kemudian diiris-iris dengan tebal 3 – 4 mm.
 Irisan rimpang dijemur dengan menggunakan alas anyaman bambu/tampah,
lantai jemur atau tikar, sampai kadar air mencapai 9-12%. Perlu dijaga agar
irisan rimpang tidak menumpuk, dan ditutup dengan kain hitam.
 Simplisia dikemas dengan baik didalam karung plastik yang higienis dan siap dipasarkan atau
digunakan dalam industri jamu/obat, makanan/minuman, dll.

Bubuk Kencur
 Kencur kering (kadar air 8-10%), digiling halus dengan ukuran sekitar 50-60 mesh.
 Bubuk yang sudah jadi, dikemas dalam wadah kering, dan siap digunakan untuk bumbu, bahan
baku industri minuman.
Instan Kencur
 Rimpang yang sudah dicuci bersih, dipotong-potong dan dikupas, kemudian diblender.
 Pisahkan ampasnya, kedalam sari kencur ditambahkan jeruk nipis dan pandan (untuk penambah
rasa), kemudian diuapkan/dipanaskan sampai kental
 Kemudian tambahkan gula pasir (1 bagian kencur : 2 bagian gula pasir), dan diaduk sampai
kering.

DAFTAR PUSTAKA

1. www.warintekjogja.com/warintek/warintekjogja/...v3/.../Kencur.pdf
2. perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/.../Kencur.pdf

3. Muhlisah, Fauziah. 1999. Temu – TemuandanEmpon –Empon. Kanisius :


Yogyakarta.

4. Rukmana, Rahmat. 1994. Kencur. Kanisius : Yogyakarta.

5. Tim Penulis Martha Timur Indonesia Center (MTC). 2002. Budidaya Secara
Organik Tanaman Obat Rimpang. PT. Penebar Swadaya : Jakarta.

6. Atjung. 1981. Tanaman Obat dan Minuman Segar.CV.Yasaguna : Jakarta.

7. jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/123088994.pdf.

8. journal.fmipa.itb.ac.id/jms/article/view/339/328.

Anda mungkin juga menyukai