Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyebab kematian yang paling utama pada penderita Diabetes

Melitus adalah timbulnya penyakit kardiovaskuler. Banyak faktor resiko

penyakit kardiovaskuler pada diabetes diantaranya adalah hipertensi,

obesitas, dislipidemia, mikroalbuminuria, kelainan koagulasi, stroke, dan

infark miokad. Diantara faktor resiko tersebut, hipertensi dengan Diabetes

Melitus mencapai dua kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes

dibandingkan dengan penderita non diabetes, pada Diabetes Melitus tipe

1 hipertensi terdapat 10-30% penderita, sedangkan pada Diabetes

Melitus tipe 2 terdapat 30-50% penderita mengidap hipertensi

(Soegondo:2008).
Hipertensi dapat terjadi bersamaan (komorbid) dengan diabetes

atau merupakan akibat proses patologis diabetes. Patogenesis hipertensi

pada diabetes merupakan proses yang kompleks dan belum sepenuhnya

dapat dijelaskan. Disfungsi otonom, aktivasi sistem Renin-Angiotensin -

Aldosterone (RAAS), resistensi insulin, aktivasi saraf simpatis, disfungsi

endotel, dan kekakuan pembuluh darah arteri merupakan sebagian faktor

yang diketahui berkontribusi pada terjadinya hipertensi pada diabetes.

Dari hasil observasi dilapangan, dokter meresepkan obat dengan

kombinasi yang berbeda-beda untuk terapi hipertensi dengan Diabetes

Melitus, hal ini karena adanya perbedaan terhadap kondisi medis pasien

dan tingkat kepatuhan pasien. Dalam hal penggunaan kombinasi obat,

sangat perlu diperhatikan efek yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan

bersama dari obat tersebut dan interaksi yang dapat ditimbulkan dari
pemakaian obat secara bersamaan (Guyton:2004; Gunawan:2007).

Rozenfeld (2003) menunjukkan bahwa studi epidemiologi Brasil

menunjukkan bahwa sekitar 80% dari orang tua mengkonsumsi

setidaknya satu obat secara teratur sementara 30% mengkonsumsi obat

bebas (OTC). Persyaratan medis kelompok ini sering terbukti tidak cukup

dosis dan indikasi, interaksi farmakologis tak terduga, kombinasi obat

yang tidak tepat, dan penggunaan obat-obatan terapi yang tidak efektif.

Karena terapi pengobatan yang diterima pasien hipertensi dengan

diabetes mellitus sangat kompleks, maka perlu ketepatan terapi terutama

dalam penggunaan obat harus disesuaikan sehingga dapat

mengendalikan progesifitas komplikasi lain yang menyertai. Terapi

dengan penggunaan obat terutama ditujukan untuk meningkatkan


kualitas atau mempertahankan hidup pasien. Namun ada hal-hal yang tak

dapat disangkal dalam pemberian obat yaitu kemungkinan terjadinya

hasil pengobatan tidak seperti yang diharapkan (Drug Related Problem)

(Tan, 2003).

Evaluasi penggunaan obat merupakan proses jaminan mutu resmi

dan terstruktur yang dilaksanakan terus menerus, yang ditujukan untuk

menjamin obat yang tepat, aman dan efektif. Penggunaan obat dalam

waktu yang lama seperti pada penderita hipertensi dengan diabetes

mellitus dapat meningkatkan reaksi obat yang merugikan. Oleh karena itu

penggunaan obat pada penderita dengan kondisi tersebut diatas perlu

dipantau dan dievaluasi untuk menjamin penggunaan obat yang aman,

tepat dan rasional (Mulyani, 2005).

Evaluasi penggunaan obat dalam penelitian ini ditinjau dari aspek


tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat dosis dan frekuensi

pemberian, karena hanya tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat

dosis dan frekuensi pemberian yang terjangkau oleh peneliti, dan kriteria

rasional yang lain selain membutuhkan waktu yang lama juga biaya yang

tidak sedikit.

Maka berdasarkan beberapa masalah yang dikemukakan diatas,

penulis merasa penting untuk mengangkat judul penelitian “Profil

Pengobatan antiHipertensi pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di RSUP

Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar” sehingga diharapkan penelitian ini

bisa menjadi evaluasi terhadap pelayanan pasien khususnya DM tipe 2

dalam hal mengetahui pola untuk pengobatan antihipertensi pada pasien.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah


a. Bagaimana penggunaan obat antihipertensi pada pasien diabetes

melitus tipe 2 di instalasi rawat inap di rumah sakit umum Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar ?

b. Bagaimana ketepatan penggunaan obat antihipertensi pada pasien

diabetes melitus tipe 2 di instalasi rawat inap di rumah sakit umum Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji profil

dan ketepatan penggunaan obat antihipertensi pada pasien diabetes

mellitus tipe 2 di instalasi rawat inap rumah sakit umum Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar tahun 2016 ditinjau dari aspek tepat indikasi,

tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, dan tepat interval.

D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat dalam melakukan upaya

pencegahan terhadap efek merugikan yang dapat ditimbulkan akibat

penggunaan obat antihipertensi yang kurang tepat terhadap pasien

diabetes melitus tipe 2 sehingga mengurangi masalah terkait obat (drugrelated problems) yang dapat
mempengaruhi outcome klinis pasien.

Anda mungkin juga menyukai