Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

FORMULASI SEDIAAN SERBUK KENCUR

(Kaempferia galanga L.)

OLEH :

NAMA : DWI AFRIYANA RIDWAN

NIM : F.18.015

KELAS :VA

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

POLITEKNIK BINA HUSADA

KENDARI

2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki sumber kekayaan alam yang berlimpah,

termasuk jenis tanaman-tanaman herbal. Dari berbagai macam tanaman

herbal, beberapa jenis yang telah diketahui manfaatnya bagi kesehatan karena

terbatasnya pengetahuan masyarakat dalam mengolah tanaman-tanaman

herbal tersebut menjadi minuman fungsional yang bermanfaat bagi kesehatan.

Proses pengolahan tanaman herbal menjadi minuman fungsional memerlukan

pengetahuan tentang kandungan senyawa aktif dan teknik formulasi agar cita

rasa yang dihasilkan dapat diterima masyarakat serta fungsinya bagi

kesehatan dapat dipertanggung jawabkan (Anonim, 2012). Pengobatan

tradisional sudah terbukti dapat membantu mengatasi masalah kesehatan

selama beberapa generasi tanpa adanya resep dokter. Adanya kebenaran

khasiat dari ramuan tanaman obat ini dapat digunakan sebagai dasar

pengelolaan sumber daya alam khususnya tumbuhan obat.

Salah satu tumbuhan yang dijadikan sebagai obat tradisional adalah

Kencur (Kaempferia galangal L.). Kencur (Kaempferia galanga L.)

merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh di berbagai daerah di

Indonesia sebagai tanaman yang dipelihara. Tanaman ini banyak digunakan

sebagai ramuan obat tradisional dan sebagai bumbu dalam masakan sehingga

para petani banyak yang membudidayakan tanaman kencur sebagai hasil

pertanian yang diperdagangkan. Bagian dari kencur yang diperdagangkan

2
adalah buah akar yang ada di dalam tanah yang disebut rimpang kencur atau

rizoma (Barus 2009). Rimpang kencur sudah dikenal luas di masyarakat baik

sebagai bumbu makanan atau untuk pengobatan. Rimpang kencur memiliki

kandungan antara lain saponin, flavonoid, fenol serta minyak atsiri sehingga

manfaat utama kencur sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat

batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, sakit perut

(Syamsuhidayat dan Johnny 1991). Minyak atsiri di dalam rimpang kencur

mengandung etil sinnamat dan metal pmetoksisinamat yang banyak

digunakan di dalam industry kosmetika dan dimanfaatkan sebagai obat asma

dan anti jamur (Otih et al. 2005).

Minuman herbal serbuk siap saji merupakan produk bahan

minuman berbentuk serbuk atau granula yang biasa dibuat dari gula dan

rempah-rempah yang dicampur menjadi satu dengan atau tanpa penambahan

bahan makanan lain dan (BTM) bahan tambahan makanan (Earle, R.L..

2000). Salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan manfaat dari

tanaman obat-obatan tersebut adalah dengan menjadikannya minuman dalam

bentuk serbuk. Segolongan minuman ataupun makanan yang mengandung

bahan-bahan yang menurut perkiraan dapat meningkatkan kesehatan dan bias

mencegah adanya penyakit tertentu merupakan pangan fungsional

(Widyaningsih, T.D. 2006).

3
Minuman instan yang diolah dalam bentuk serbuk, sehingga

praktis dalam penyajiannya dan memiliki daya simpan yang lama karena

kadar airnya yang rendah dibandingkan dengan minuman dalam bentuk

cairan. Dengan mengkonsumsi minuman instan akan mempermudah kita

dalam mengkonsumsinya dan mudah kita bawa.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka kami tertarik untuk

membuat sediaan minuman instan serbuk dari rimpang kencur (Kaempferia

galanga L.) sebagai minuman herbal dan obat tradisional untuk penambah

nafsu makan, obat batuk, ekspektoran, masuk angin dan sakit perut.

B. RUMUSAN MASALAH

Apakah kencur (Kaempferia galangal L.) dapat dibuat sebagai minuman

kesehatan dalam bentuk serbuk ?

C. TUJUAN

Untuk mengetahui apakah rimpang kencur (Kaempferia galanga L.)

dapat dibuat sebagai minuman kesehatan dalam bentuk serbuk.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. RUJUKAN PENELITIAN

Menurut Mulyani, L., dkk 2010. Kencur (Kaempferia galanga L)

merupakan salah satu tanaman obat yang bernilai ekonomis cukup tinggi

sehingga banyak dibudidayakan. Sebagai tanaman obat, kencur mempunyai

banyak manfaat terutama rimpangnya. Beberapa manfaat kencur adalah untuk

mengobati pembengkakan, sakit kepala rematik dll. Ekstrak kencur

mengandung antioksidan, antimikroba, analgesik, nematicidal, larvasida, obat

penenang, dan obat nyamuk [1,2,3].

B. URAIAN TANAMAN

1. Klasifikasi

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galanga (Linn.)

5
(sumber : dok. Hallosehat.com)

2. Morfologi

Kencur merupakan terna tahunan, berbatang basal tidak begitu

tinggi, lebih kurang 20 cm dan tumbuh dalam rumpun. Daun tunggal,

berwarna hijau dengan pinggir merah kecoklatan bergelombang. Bentuk

daun jorong lebar sampai bundar, panjang 7-15 cm, lebar 2-8 cm, ujung

runcing, pangkai berlekuk, dan tepinya rata. Permukaan daun bagian atas

tidak berbulu, sedangkan bagian bawah berbulu halus. Tangkai daun

pendek, berukuran 3-10 cm, pelepah terbenam dalam tanah, panjang 1,5-

3,5 cm, berwarna putih. Jumlah daun tidak lebih dari 2-3 lembar dengan

susunan berhadapan (Damayanti, 2008). Bunga tunggal, bentuk terompet,

panjang sekitar 2,5-5 cm. Benang sari panjang sekitar 4 mm, berwarna

kuning. Putik berwarna putih atau putih keunguan. Bunga tersusun

setengah duduk, mahkota bunga berjumlah 4-12 buah dengan warna

putih lebih dominan. Tanaman kencur berbeda dengan famili

Zingiberaceae lainnya, yaitu daunnya merapat ke permukaan tanah,

batangnya pendek, akar serabut berwarna coklat kekuningan, rimpang

pendek berwarna coklat, berbentuk jari dan tumpul, bagian luarnya atau

6
kulit rimpangnya berwarna coklat mengkilat, memiliki aroma yang

spesifik, bagian dalamnya berwarna putih dengan daging lunak, dan tidak

berserat (Damayanti, 2008).

3. Kandungan kimia

Rimpang kencur paling banyak mengandung alkaloid dan minyak

atsiri, yang terdiri atas sineol, asam sinamat, etil ester, kamphene,

paraeumarin dan asam anisat (Gendrowati, 2013).

C. DEFINISI OBAT TRADISIONAL

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau

campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan

untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku

di masyarakat. Obat tradisional bisa di industri menjadi jamu dan yang

didaftarkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). (Anonim,

2012).

Menurut badan pengawasan obat dan makanan (Badan POM) obat

bahan alam yang lebih dikenal dengan obat tradisional dikelompokan

menjadi 3 golongan:

1. Jamu adalah obat tradisional Indonesia yang tidak memerlukan

pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan

pembuktian empirisatau turun temurun. Jamu harus memenuhi

7
kriteria aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, klaim

khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris, dan memenuhi

persyaratan mutu yang berlaku Contoh : Diapet Anak®, Antangin®,

Tolak Angin®, dan Kuku Bima Gingseng®,dan Woods’ Herbal®.

Gambar 1 ( logo jamu )

2. Obat Herbal Terstandar Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah

sediaan obat bahan alam yangtelah dibuktikan keamanan dan

khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik pada hewandan bahan

bakunya telah di standarisasi. Obat herbal terstandar harus

memenuhi kriteria aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan,

klaim khasiat dibuktikansecara ilmiah atau praklinik, telah

dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam

produk jadi Contoh: Diabmeneer®, Lelap®, Glucogarp®. Fitolac®,

dan Diapet®.

Gambar 2 (logo obat herbal terstandar)

8
3. Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang dapat

disejajarkan dengan obat modern karena telah dibuktikan keamanan

dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik pada hewan dan

uji klinik pada manusia, bahan baku dan produk jadinya telah di

standarisasi. Fitofarmaka harus memenuhi kriteriaamansesuai

dengan persyaratan yang ditetapkan,klaim khasiat dibuktikan

dengan uji klinis,telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku

yang digunakan dalam produkjadi. Contoh: Tensigard®, X-gra®

dan Nodiar®. Stimuno®, Dan Rheumaneer®.

Gambar 3 (logo fitofarmaka)

Menurut Cahyawati, 2019 Manfaat Penggunaan Obat

Tradisional kegiatan pengembangan tanaman obat berbasis kepada

lima pilar diantaranya sebagai berikut:

a. Pemeliharaan kualitas, kebenaran khasiat, dan keamanan.

b. Keseimbanngan antara permintaan (demand) dan penyedia.

c. Pengembangan juga kesinambungan antara industri hulu dan

hilir.

d. Penataan pasar dan pengembangan, termasuk pelayanan

kesehatan.

e. Penelitian serta Pendidikan.

9
Manfaat penggunaan tanaman obat berdasarkan dari tujuan

konsep back to nature sebagai gaya hidup sehat adalah sebagi

berikut:

a. Mengoptimalkan fungsi jaringan.

b. Mencegah penyakit.

c. Membantu dalam proses pemulihan kesehatan.

d. Meningkatkan sistem imun.

e. Meregenerasi sel-sel dalam tubuh yang rusak.

D. MINUMAN

Minuman merupakan kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi

agar dapat bertahan hidup. Tujuan utama dari minuman adalah untuk

memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan, selain juga sebagai pelepas

dahaga. Keinginan konsumen akan minuman tidak hanya sekedar air saja,

tetapi juga menginginkan minuman yang memberi kenikmatan dan

kesegaran. Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung

alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

mengandung bahan makanan atau bahan tambahan lainnya baik alami

maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi

(Cahyadi, 2005).

Minuman dapat berupa air, sari buah, seduhan teh, minuman berkarbonat

dan lain-lain. Berkembangnya ilmu pengetahuan tentang pangan

khususnya minuman menyebabkan semakin banyak variasi minuman

10
mulai dari rasa, warna yang menarik, dan juga manfaat bagi kesehatan.

Salah satu jenis minuman yang saat ini paling banyak ditemukan yaitu

minuman siap saji karena lebih mudah dikonsumsi serta dapat ditemukan

dimana saja. Minuman siap saji yaitu minuman yang telah mengalami

serangkaian proses pengolahan terlebih dahulu yang kemudian dikemas

dan cara pengkonsumsianya lebih mudah karena dapat langsung diminum

tanpa harus melakukan persiapan terlebih dahulu.

Minuman instan berupa bubuk merupakan produk olahan pangan yang

berbentuk serbuk, mudah larut di air, praktis dalam penyajian dan

memiliki luas permukaan yang besar (Christiani,2014). Bahan baku pada

minuman instan biasanya seperti serelia, tetapi beberapa jenis produk

minuman instan yang berada di pasaran seperti serbuk teh, serbuk

minuman tradisional seperti rempah-rempah (Asri, 2013).

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-4320-1996, serbuk

minuman tradisional adalah produk bahan minuman berbentuk serbuk atau

granula yang dibuat dari campuran gula dan rempah-rempah dengan atau

tanpa tambahan makanan yang diizinkan. Menurut standar mutu serbuk

minuman tradisional keadaan warna normal bau dan rasa normal, khas

rempah, kadar air pada minuman serbuk tradisional maksimal 3% dan

kadar abu maksimal 1,5%.

11
1. Minuman Serbuk Instan

Minuman serbuk instan dapat diartikan sebagai produk pangan

berbentuk butir-butiran (serbuk) yang dalam penggunaannya mudah larut

dalam air dingin atau panas. Salah satu keunggulan minuman serbuk

instan yang telah diolah adalah memiliki umur simpan yang tahan lama

daripada bentuk segar. Oktaviana (2012), Proses pembuatan minuman

instan secara umum terdiri dari dua tahapan, yaitu proses ekstraksi dan

proses pengeringan atau penguapan. Ekstraksi dilakukan sebagai tahap

awal dalam pembuatan minuman instan untuk mendapatkan sari atau

bahan aktif yang diinginkan sedangkan pengeringan merupakan proses

selanjutnya yang bertujuan untuk menghilangkan kadar air dalam

bahan (Oktaviana, 2012).

12
E. URAIAN BAHAN

1. Gula

Gula atau glukosa yang pemeriannya hablur tidak berwarna,

serbuk hablur atau butiran putih, tidak berbau, rasa manis. Mudah

larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar

larut dalam etanol (95%) P mendidih, sukar larut dalam etanol (95%)

P (Ditjen POM Edisi III : 268).

Penambahan gula dalam pembuatan serbuk ekstrak berfungsi

sebagai pemanis, pengawet alami dan pengkristal. Gula atau sukrosa

mempunyai daya larut tinggi, kemampuan mengurangi kelembaban

relatif dan mengikat air juga cukup besar sehingga bahan ini banyak

digunakan untuk pengawetan makanan. Gula juga berfungsi

membentuk tekstur, agen pengikat flavour dan pembentuk flavour

melalui reaksi pencoklatan (browning) (Rahmiati 2019).

2. Air

Air atau aquadest yang pemberianya cairan jerni,tidak

berwarna,tidak berbau, tidak mempunyai rasa .Disimpan dalam

wadah tertutup sebagai pelarut (Depkes RI 1979).

Air merupakan senyawa yang sangat penting untuk segala

kehidupan. Sifat penting yang dimiliki air adalah kemampuannya

melarutkan berbagai vitamin dan mineral. Fungsi air dalam

pembuatan minuman serbuk instan adalah sebagai pencucian bahan,

sebagai cairan dalam proses pemblansiran, pada pemblenderan bahan

13
air ditambahkan untuk pengambilan ekstrak. Air yang digunakan

dalam proses pembuatan (pemasakan) minuman serbuk instan adalah

air yang bersih dan sehat dengan perbandingan antara air dan bahan

500 cc : 500 gram (Yasin, 2013).

14
BAB III

METODE KERJA

A. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan dalam penelitan ini antara lain: neraca analitik,

grinder, pengayak 80 mesh, labu leher 3, kondensor, aerator,

spektrofotometer, kompor, wajan, pengaduk, pipet, labu ukur, dan alat-alat

gelas laboratorium. Bahan yang digunakan adalah kencur, gula, dan air.

B. FORMULA

Range

Konsentrasi yang konsentrasi


No Nama Bahan Fungsi
digunakan (menurut

pustaka)
1 Kencur 500 g - Zat aktif
2 Gula 500 g - Pemanis
3 Air q.s - Pelarut

C. PROSEDUR KERJA

1. Pengambilan sampel

Sampel rimpang kencur diambil pukul jam 9 -12 karena pada jam

tersebut terjadi foto sintesis lalu dibersihkan dari bulu-bulu akar,

kemudian di potong melintang dengan ketebalan tertentu dan dipanen

pada saat daun meluruh (layu).

2. Pembuatan sediaan

a. Sampel kencur dibersihkan dari kotoran yang menempel, dicuci

15
dengan air mengalir.

b. Dibersih kan kotoran dan kulitnya dan dipotong Kecil-kecil untuk

memudahakan proses penghalusan.

c. Dihaluskan sampel kencur menggunakan blender dengan

penambahan air hingga menjadi bubur

d. Setelah dihaluskan disaring menggunakan kain bersih

e. Selanjutnya dilakukan proses pemasakan atau kristalisasi dengan

penambahan gula pasir. Gula pasir yang digunakan sebanyak 500

gram. Api yang digunakan adalah api besar, setelah terbentuk

karamel api dikecilkan dengan pengadukan terus-menerus.

f. Bentuk kristal yang telah didapat kemudian dihancurkan

menggunakan blender untuk kemudian disaring, sehingga

mendapatkan serbuk instan yang halus dan seragam

g. Serbuk yang telah dihancurkan, kemudian dikeringkan dan diayak

hingga diperoleh serbuk instan yang benar-benar lembut. Untuk

serbuk yang belum lolos ayakan, dapat dihancurkan lagi. Serbuk

instan hasil pengayaan tersebut kemudian segera dikemas dalam

kantong plastik ataupun toples.

3. Pengemasan

Proses akhir dari tahapan ini ialah pengemasan produk.

16
Pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi atau

mengawetkan produk pangan maupun non pangan. Kemasan adalah

suatu wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu

produk yang dilengkapi dengan label atau keterangan-keterangan

termasuk beberapa manfaat dari isi kemasan . Penggunaan kemasan

plastik sebagai pengemas pangan terutama karena keunggulannya

berbobot ringan, tidak mudah pecah, bersifat transparan/tembus

pandang, mudah diberi label dan dibuat aneka warna, dapat diproduksi

secara masal, harga relatif, dan berbagai jenis pilihan bahan dasar

plastik (Julianti, 2014).

4. Evaluasi

a. Uji Evaluasi

1) Uji Organoleptik

Uji organoleptik merupakan uji menggunakan indra

manusia dimana pada penelitian ini uji organoleptik yang

digunakan adalah warna, bau, rasa dan tekstur dari penampakan

dari serbuk yang dihasilkan (Pudiastutiningtyas Dkk., 2015).

2) Uji Kesukaan (Uji Hedonik)

Uji hedonik adalah uji untuk mengungkapkan tanggapan

pribadi yaitu berupa kesan yang berhubungan dengan kesukaan

atau tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat sensori atau

kualitas sediaan instan. Uji hedonik merupakan uji untuk

mengetahui tingkat kesukaan terhadap produk minuman jamu

17
instan yang terdiri dari warna, aroma, tekstur, dan rasa

(Kusuma, 2016).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

18
Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan baku obat cenderung mengalami

peningkatan dengan adanya isu back to nature atau kembali ke alam. Selain

murah dan mudah didapat, obat tradisional yang berasal dari tumbuhan pun

memiliki efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya jika

dibandingkan obat-obatan kimia (obat modern). Manfaat penggunaan

tanaman obat tersebut sangat besar, dengan keadaan ekonomi masyarakat,

adanya penggunaan obat tradisional ini akan menghemat biaya kehidupan

karena pengobatan tradisional selain bahannya dapat diperoleh dengan mudah

di alam, pengobatan ini lebih murah, aman dan tidak memiliki efek samping

yang besar seperti obat-obatan modern (Lestaridewi Dkk., 2017).

Pemanfaatan tumbuhan obat sebagai bahan baku dalam pembuatan

minuman serbuk instan bertujuan diantaranya disamping kemudahan dalam

penyajian juga diharapkan memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh (Rengga

dan Handayani, 2009). Salah satu tanaman obat yang digunakan ialah Kencur

(Kaempferia galanga L.).

A. Proses pembuatan Minuman Serbuk Instan

Sampel kencur dibersihkan dari kotoran yang menempel, dicuci

dengan air mengalir. Dibersih kan kotoran dan kulitnya dan dipotong

Kecil-kecil untuk memudahakan proses penghalusan. Dihaluskan sampel

kencur menggunakan blender dengan penambahan air hingga menjadi

bubur. Setelah dihaluskan disaring menggunakan kain bersih. Selanjutnya

dilakukan proses pemasakan atau kristalisasi dengan penambahan gula

pasir. Gula pasir yang digunakan sebanyak 500 gram. Api yang

19
digunakan adalah api besar, setelah terbentuk karamel api dikecilkan

dengan pengadukan terus-menerus. Bentuk kristal yang telah didapat

kemudian dihancurkan menggunakan blender untuk kemudian disaring,

sehingga mendapatkan serbuk instan yang halus dan seragam, Serbuk

yang telah dihancurkan, kemudian dikeringkan dan diayak hingga

diperoleh serbuk instan yang benar-benar lembut. Untuk serbuk yang

belum lolos ayakan, dapat dihancurkan lagi. Serbuk instan hasil

pengayaan tersebut kemudian segera dikemas dalam kantong plastik

ataupun toples.

B. Uji Organoleptik

Uji organoleptik merupakan uji menggunakan indra manusia


dimana pada penelitian ini uji organoleptik yang digunakan adalah warna,
bau, rasa dan bentuk dari penampakan dari serbuk yang dihasilkan
(Pudiastutiningtyas Dkk., 2015).

Tabel 1. Hasil Uji Organoleptik serbuk kencur


No Uji Organoleptik Hasil
.

1. Warna Putih kekuningan

20
2. Bau Bau khas kencur

3. Rasa Manis diikuti rasa pedas

4. Bentuk Serbuk halus

Berdasarkan tabel 1. terlihat serbuk minuman instan kencur

memiliki warna Putih kekuningan, aroma atau bau khas kencur, bentuk

serbuk halus dan rasa condong pada rasa kencur manis diikuti rasa pedas.

Rasa manis berasal dari baahn tambahan gula dan rasa pedas berasal dari

kencur.

Aroma atau bau dari sediaan serbuk kencur tersebut disebabkan

oleh komponen-komponen kimia dari minyak atsiri nya. Kandungan

utama yang terdapat pada kencur yang telah dikeringkan adalah abu 7,

61%, lemak 6,42%, karbohidrat 51,21%, serat kasar 6,25%, nitrogen

1,41% dan minyak atsiri 1,93%.

Rasa pedas pada minuman serbuk instan dikarenakan adanya

penggunaan rimpang kencur untuk membuat serbuk instan. Rasa pedas

kencur ini disebabkan karena adanya kandungan antioksidan yaitu

oleoresin pada kencur. Oleoresin kencur banyak mengandung komponen

pembentuk rasa pedas yang tidak mudah menguap. Komponen oleoresin

kencur terdiri atas etil-p-metoksisinamat (C12H14O3), kaempferol,

eukaliptol atau sineol, asam sinamat, asam anisat, n-pentadekana dan etil

sinamat (Sugandi, 1969).

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

21
1. Proses pembuatan serbuk instan dilakukan dengan metode kristalisasi untuk

menghasilkan serbuk kencur yang baik.

2. Diperoleh hasil uji Organileptik warna putih tulang, bau khas kencur, rasa

manis diikuti rasa pedas serta bentuk serbuk halus.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Deskripsi Tanaman. [Online]. Tersedia:

http://akardanumbi.blogspot.co.id/2013/05/nama-latin-dan-klasifikasi-

22
lengkuas.html. Diakses 29Agustus 2016.

Barus, R. 2009, ‘Amidasi Etil P-Metoksisinamat yang diisolasi dari kencur

(Kaempferia galanga L.), Tesis, Pascasarjana, Universitas Sumatera

Utara, Medan.

Cahyadi, W., 2005. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan,

Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Christiani, I; Nugrahanti, WY. 2014. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap

Manajemen Laba. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kristen Satya Wacana

Vol.16, No.1 (2014)

Damayanti R. (2008). Uji efek sediaan serbuk instan rimpang temulawak

(Curcuma xanthorrhiza) sebagai tonikum terhadap mencit jantan.

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, 378, 535, 612.

Jakarta

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Earle, R. L., 2000. Unit Operation In Food Processing. Pergamen Press, New

York

Gendrowati, F., 2013, TOGA: Tanaman Obat Keluarga, Padi, Jakarta Timur.

Oktaviana, D. 2012. Variasi Maltodekstrin dan Suhu Pemanasan Terhadap

Kualitas Minuman Serbuk Instan Belimbing Wuluh (Avverhoa bilimbi

Linn.). Skripsi. Yogyakarta :Fakultas Teknobiologi. Universitas Atma

23
Jaya.

Rahmiati. 2019. Pengaruh Penambahan Kayu Manis (Cinnamomum Bermanni)

Terhadap Antioksidan Minuman Serbuk Instan Kayu Secang

(Caesalpiniasappan L.). Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Teknologi Sumbawa; Sumbawa Besar.

Ramadina, Asri. 2013. Skripsi S-1. “Pengaruh Penggunaan Jumlah Gula

Terhadap Karakteristik Inderawi Minuman Instan Serbuk Sari Daun

Sirsak (Annona Muricata L)” (Jurusan Teknologi Jasa Dan Produksi

Fakultas Teknik). Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Sri Sugati Syamsuhidayat, Johnny Ria Hutapea. 1991. Inventaris Tanaman

Obat(I). Jakarta: Balitbangkes Depkes RI.

Widyaningsih, T. D. Dan E. S. Murtini. 2006. Alternatif Pengganti Formalin

Pada Produk Pangan. Trubus Agrisarana, Surabaya.

Yasin, H. K. 2013. Studi Pembuatan Minuman Tradisional Bima “Mina Sarua”

Instan. Skripsi. Makassar : Universitas Hasanuddin

Lampiran 1.

Dokumentasi

1. Sampel kencur dibersihkan dari kotoran

24
yang menempel, dicuci dengan air mengalir. Dibersih kan kotoran dan

kulitnya .

2. Dipotong kecil-kecil untuk memudahakan proses penghalusan kemudian

ditimbang 500 gram.

3. Dihaluskan sampel kencur menggunakan blender dengan penambahan air

hingga menjadi bubur.

4. Setelah dihaluskan disaring menggunakan kain bersih.

25
5. Selanjutnya dilakukan proses pemasakan atau kristalisasi dengan

penambahani] gula pasir. Gula pasir yang digunakan sebanyak 500 gram. Api

yang digunakan adalah api besar, setelah terbentuk karamel api dikecilkan

dengan pengadukan terus-menerus.

6. Bentuk kristal yang telah didapat kemudian dihancurkan menggunakan

blender untuk kemudian disaring, sehingga mendapatkan serbuk instan yang

halus dan seragam.

7. Serbuk yang telah dihancurkan, kemudian diayak hingga diperoleh serbuk

instan yang benar-benar lembut. Untuk serbuk yang belum lolos ayakan, dapat

dihancurkan lagi. Serbuk instan hasil pengayaan tersebut kemudian segera

26
dikemas dalam kantong plastik ataupun toples.

8. Serbuk instan hasil pengayaan tersebut kemudian

segera dikemas dalam kantong plastik

27
28

Anda mungkin juga menyukai