Anda di halaman 1dari 4

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN MINYAK AROMATERAPI

FORMULATION AND EVALUATION OF AROMATHERAPY ESSENTIAL OILS

Dwinita Saefafuna Y., Eka Pratiwi, Krisma Salmadea, Refi Ady K., Sri Rejeki
Email: Dwinita.saefuna31@gmail.com
Program Studi S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi, Jl.
Cut Nyak Dhien No.16 Kalisapu, Slawi, Kabupaten Tegal Telp/Fax : (0283) 6197570

Abstrak
Aromaterapi adalah tekhnik perawatan tubuh dengan menggunakan minyak atsiri ( essential oil)
yang berkhasiat sebagai efek stimulasi dan relaksasi. Aromaterapi membantu memperbaiki atau
menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga.
Dapat digunakan dengan cara penghirupan, pengompresan, pengolesan dikulit, perendaman,
dan akan lebih efektif disertai dengan pijatan. Pada penelitian ini menggunakan minyak atsiri
Gandapura yang dimanfaatkan untuk analgesik, karminativ, deuretik, mengobati rematik,
mencegah kerontokan rambut, antiseptik dan antelmintik. Pada penelitian ini dibuat minyak
aromaterapi dengan dilakukan uji sifat fisika untuk mengetahui konsenntrasi yang paling baik
digunakan untuk sediaan aromaterapi. Uji sifat fisika meliputi uji organoleptis, uji pH, dan uji
homogenitas. Berdasarkan penelitian formula menunjukan hasil yang baik karna semua
memenuhi syarat uji sediaan minyak aromaterapi.

PENDAHULUAN
Aromaterapi dikenal sebagai suatu Aromaterapi merupakan suatu
tindakan perawatan alami untuk metode yang menggunakan minyak atsiri
menyemuhkan penyakit secara menyeluruh untuk meningkatkan kesehatan fisik dan
(Primadiati,2002). Aromaterapi adalah juga mempengaruhi kesehatan emosi
salah satu teknik pengobatan atau perawatan seseorang. Minyak atsiri dapat
menggunakan bau-bauan yang dimanfaatkan sebagai anti inflamasi,
menggunakan minyak essential aromaterapi antiseptik, merangsang nafsu makan,
(Prima Dewi, 2011). karminatif, koleretik, merangsang sirkulasi,
deodorant, ekspektoran, stimulasi
granulasi, insektisida, insekrepelen, dan molekul sudah dapat memicu impuls
sedative (Koensoemardiyah, 2009). elektrik pada ujung saraf. Bau merupakan
suatu molekul yang mudah menguap
Koensoemardiyah(2009)
langsung ke udara. Apabila masuk ke
memaparkan berbagai macam manfaat
rongga hidung melalui pernafasan, akan
aromaterapi dalam kehidupan, antara lain :
diterjemahkan oleh otak sebagai proses
a.Minyak atsiri sebagai antiseptic
penciuman (Price 1997, hlm. 77).
Minyak atrisi bekerja sebagai
antiseptik adalah menanggulangi penyakit METODE PENELITIAN
akibat infeksi pernapasan.
Alat
b.Minyak atsiri sebagai zat analgesic
Sifat analgetik aromaterapi bekerja Baeker glass, batang pengaduk,
karena ada sifat anti radang cawan porselin, mortir dan stamper.
(antiinflamasi) efek pada peredaran darah
dan menghilangkan racun atau efek mati
rasa. Bahan
c.Minyak atsiri sebagai zat anti radang.
Minyak citri, minyak gandapura,
Minyak atsiri bermanfaat untuk
camphora, minyak cocos.
meringankan peradangan ringan, seperti
terkena sinar matahari dan gigitan serangga. Formulasi
d.Minyak atsiri sebagai zat antitoksin
Aromaterapi dibuat dengan
Minyak atsiri mempunyai efek
konsentrasi minyak citri 6% dengan
menginaktivasi racun yang dihasilkan
gandapura 20% dan sediaan aromaterapi
bakteri.
dilakukan uji organoleptis, uji homogenitas,
e.Minyak atsiri sebagai zat balancing
dan uji pH.
Minyak atsiri mempunyai efek
balancing yang ditandai efek kontradiksi Nama bahan Formulasi
dari suatu minyak atsiri. Satu minyak atsiri Minyak atsiri 6%
pada suatu keadaan mungkin berkhasiat citri
membangunkan, sedang pada keadaan lain Minyak atsiri 20%
berkhasiat menidurkan. gandapura
Mekanisme kerja bahan aromaterapi Camphora 4%
adalah melalui sirkulasi tubuh dan sistem Minyak cocos Ad 10 mL
penciuman. Organ penciuman merupakan
suatu satu-satunya indera perasa dengan
berbagai reseptor saraf yang behubungan Setelah ditentukan formula
langsung dengan dunia luar dan merupakan aromaterapi selanjutnya dibuat sediaan dan
saluran langsung ke otak. Hanya sejumlah 8 hasil sediaan tersebut dimasukkan dalam
wadah tertutup dan dilakukan uji evaluasi Identifikasi Minyak Hasil
fisika. Selanjutnya dilakukan uji evaluasi atsiri
sediaan aromaterapi. Uji yang dilakukan Bentuk Cairan jernih +
meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, Warna Kuning muda +
dan uji pH. Rasa Hangat +
HASIL DAN PEMBAHASAN Bau Khas +
Keterangan : (+) menunjukkan bahwa
Aromaterapi merupakan suatu minyak atsiri daun jeruk purut tersebut sama
metode yang menggunakan minyak atsiri dengan pustakanya.
untuk meningkatkan kesehatan fisik dan
juga mempengaruhi kesehatan emosi Selanjutnya formula di uji
seseorang. Minyak atsiri dapat homogenitasnya. Berdasarkan uji
dimanfaatkan sebagai anti inflamasi, homogenitas menunjukan bahwa formula
antiseptik, merangsang nafsu makan, mempunyai susunan yang homogen. Hal ini
karminatif, koleretik, merangsang sirkulasi, menunjukan bahwa adanya pencampuran
deodorant, ekspektoran, stimulasi tiap bahan pada masing-masing formula
granulasi, insektisida, insekrepelen, dan telah tercampur baik sehingga aromaterapi
sedative (Koensoemardiyah, 2009). terlihat homogen dan memiliki tekstur yang
tidak kasar.
Pada pembuatan minyak Kemudian dilanjutkan dengan uji
aromaterapi pertama melarutkan camphora pH. Dari formula yang dibuat pH yang
dengan gandapura, camphora dilarutkan didapat adalah 6. Hal ini menunjukan bahwa
dengan tujuan agar tidak menimbulkan formula memenuhi syarat sediaan topikal
iritasi kulit pada saat pemakaian, karena yaitu 4,5-6,5 ( Dewi dkk, 2014).
camphora berbentuk kristal memanjang
yang dapat melukai kulit. Kemudian Simpulan
tambahkan minyak cocos sedikit demi Dari percobaan yang telah dibuat
sedikit lalu ditambahkan minyak citri, dapat disimpulkan bahwa sediaan minyak
penggunaan minyak citri untuk menambah angin aromaterapi memiliki pH sesuai
aroma, karena minyak citri memiliki banyak dengan ketentuan yaitu 6.
manfaat diantaranya adalah sebagai
relaksasi. Daftar pustaka
Setelah dibuat formula minyak Dewi, R. , Anwar, E., Yunita, K., 2014, Uji
angin aromaterapi, selanjutnya dilakukan Stabilitas Fisik Formula Krim yang
uji sediaan. Yang pertama dilakukan uji Mengandung Ekstrak Kacang Kedelai
organoleptis : (Glycine max), Pharm Sci Res ISSN 2407-
2354
Koensoemardiyah, 2009. Aromaterapi
Untuk Kesehatan, Kebugaran dan
Kecantiakan. Edisi I. Yogyakarta: Lily
Publisher
Primadiati, Rachmi. 2002. Aromaterapi
Perawatan Alami untuk Sehat dan Cantik.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Price Shirley dan Prince Len. Aromaterapi
Bagi Profesi Kesehatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai