Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FITOKIMIA
MODUL 1. HAKSEL

KELOMPOK 4 :

MIA MANTARI 050114A037


NI WAYAN NUSARIAYU 050114A0
NUR PATIHAN 050114A0
RENDY RAHMAN 050114A0

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA


Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji
dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Pemeriksaan haksel
dilakukan secara mikroskopik, organoleptis dan makroskopik pada 5 haksel. Pemeriksaan
secara organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau, dan rasa. Pemeriksaan secara
mikroskopik dilakukan dengan melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia yang ditetesi
larutan kloralhidrat kemudian dipanaskan di atas lampu spiritus (jangan sampai mendidih).
Kemudian pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan
perbesaran kuat. Sedangkan pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan melihat
simplisia dan serbuk simplisia secara langsung dengan mata telanjang, memperhatikan
bentuk dari simplisia. Namun terdapat beberapa kendala yang dihadapi pada pemeriksaan
makroskopik dan organoleptis. Simplisia satu dengan yang lainnya memiliki bentuk, warna,
dan bau yang hampir mirip pada sebagian besar simplisia. Kendala lain pada pemeriksaan
mikroskopis adalah ketidaktelitian praktikan dalam menggunakan alat sehingga antara
pengamatan simplisia satu dengan yang lainnya dapat tercampur dan dapat mempengaruhi
pemeriksaan.

Banyak simplisia yang memiliki perbedaan yang jelas jika dibandingkan dengan
simplisia yang lain. Hal ini disebabkan simplisia tersebut memiliki ciri khas yang
diakibatkan oleh adanya perbedaan anatomi dan morfologi. Namun ciri khas tersebut dapat
pula tidak nampak karena kesalahan dalam melakukan pemeriksaan dan penyimpnan
simplisia yang relatif lama. Berikut ini merupakan penjabaran secara organoleptis,
makroskopis, dan mikroskopis dari simplisia yang praktikan amati.

Pemeriksaan uji organoleptik adalah pemeriksaan dengan menggunakan alat indera


manusia meliputi uji warna, bau, rasa dari bahan/simplisia. Dalam buku resmi dinya takan
pemerian yaitu memuat paparan mengenai bentuk, warna, bau , dan rasa yang dimaksudkan
untuk dijadikan petunjuk mengenal simpllisia nabati sebagai syarat baku.

Pemeriksaan uji organoleptik indra pada manusia sangat dibutuhkan antara lain
dalam hal penglihatan yang berhubungan dengan warna kilap, viskositas, ukuran dan
bentuk, volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan diameter serta bentuk bahan,
indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan konsistensi. Struktur merupakan
sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati
dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus,
indra pembau, pembauan juga dapat digunakan sebagai suatu indikator terjadinya
kerusakan pada produk, misalnya ada bau busuk yang menandakan produk tersebut telah
mengalami kerusakan, serta indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa , maka rasa manis
dapat dengan mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung dan pinggir lidah,
rasa asam pada pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah.

Pengujian haksel, dilakukan uji organoleptik 5 haksel antara lain jahe, kunyit, kayu
manis, jambu biji, dan seledri. Uji organoleptik pada seledri yaitu berwana hijau, berbau
khas, dan rasa yang khas. Uji organoleptik jambu biji berwarna hijau, tudak berbau, rasanya
pekat. Uji organoleptik kayu manis berwarna coklat, berbau aromatic, rasanya manis sedikit
pedas. Uji organoleptik kunyit berwarna kuning, berbau khas, rasanya pahit. Uji
organoleptik jahe yaitu berwarna coklat, berbau aromatic, rasanya pedas.

Uji organoleptik harus dilakukan dengan cermat karena memiliki kelebihan dan
kelemahan. Uji organoleptik memiliki relevansi yang tinggi dengan mutu produk karena
berhubungan langsung dengan selera konsumen. Selain itu, metode ini cukup mudah dan
cepat untuk dilakukan, hasil pengukuran dan pengamatannya juga cepat diperoleh. Dengan
demikian, uji organoleptik dapat membantu analisis usaha untuk meningkatkan produksi
atau pemasarannya.

Uji organoleptik juga memiliki kelemahan dan keterbatasan akibat beberapa sifat
indrawi tidak dapat dideskripsikan. Manusia merupakan panelis yang kadang-kadang dapat
dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental, sehingga panelis dapat menjadi jenuh dan
menurun kepekaannya.
Sedangkan, Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
dikeringkan. Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan-
persyaratan yang telah ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya. Dianggap rusak jika
oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi syarat, misalnya basah oleh air laut,
tercampur minyak pelumas dan lain-lain. Dinyatakan bulukan jika kualitasnya turun karena
dirusak oleh bakteri, cendawan atau serangga. Dinyatakan tercampur jika secara tidak
sengaja terdapat bersama bahan-bahan atau bagian tanaman lain. Dianggap dipalsukan jika
secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan lain yang tidak semestinya. Simplisia
terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral.
1) Simplisia nabati
Adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.
Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel dengan
cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu
dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia nabati paling
banyak digunakan seperti rimpang temulawak yang dikeringkan bunga melati, daun seledri,
biji kopi, buah adas.
2) Simplisia hewani
Yaitu simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni contohnya sirip ikan hiu dan
madu.
3) Simplisia pelikan (mineral)
Yaitu simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau
telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni. Contohnya Belerang
dan kapur sirih.
Dari ketiga golongan tersebut, simplisia nabati merupakan jumlah terbanyak yang
digunakan untuk bahan obat. Penyiapan simplisia nabati merupakan suatu proses
memperoleh simplisia dari tanaman sumbernya di alam. Proses ini meliputi pengumpulan
(collection), pemanenan (harvesting), pengeringan (drying), pemilihan (garbling), serta
pengepakan, penyimpanan dan pengawetan (packaging, storage, and preservation).
Pemberian nama suatu simplisia umumnya ditetapkan dengan menyebutkan nama marga
(genus), atau nama spesies (species) atau petunjuk jenis (specific epithet) dari tanaman asal,
diikuti dengan nama bagian tanaman yang dipergunakan.
Sebagai contoh : daun dewa dengan nama spesies Gynura procumbens, maka nama
simplisianya disebut Gynurae Procumbensis Folium. Folium artinya daun. Namun tidak
semua nama simplisia mengikuti aturan seperti diatas, misalnya :
Guazuame Folium : nama genus dari Guazuma ulmifolia diikuti Folium
Calami Rhizome : menunjukan penyebutan nama berdasarkan atas nama belakang dari
spesies (Acorus calamus).
Nama Latin dari Bagian Tanaman yang digunakan dalam tatanama simplisia antara
lain :
Nama latin Bagian tanaman
Amilum : Pati
Bulbus : Umbi lapis
Caulis : Batang
Cortex : Kulit kayu
Flos : Bunga
Folia : Daun
Folium : Daun
Fructus : Buah
Herba : Seluruh tanaman
Lignum : Kayu
Radix : Akar
Rhizome : Rimpang
Semen : Biji
Thallus : Bagian dari tanaman rendah
Tubera : Umbi

Simplisia dapat diperoleh dari tanaman liar atau dari tanaman yang sengaja
dibudidayakan/dikultur. Tanaman liar disini diartikan sebagai tanaman yang tumbuh dengan
sendirinya di hutan-hutan atau di tempat lain di luar hutan atau tanaman yang sengaja
ditanam tetapi bukan untuk tujuan memperoleh simplisia untuk obat (misalnya tanaman
hias, tanaman pagar). Sedangkan tanaman kultur diartikan sebagai tanaman. budidaya,
yang ditanam secara sengaja untuk tujuan mendapatkan simplisia. Tanaman budidaya dapat
berupa perkebunan luas, usaha pertanian kecil-kecilan atau berupa tanaman halaman
dengan jenis tanaman yang sengaja ditanam untuk tujuan memperoleh simplisia tetapi juga
berfungsi sebagai tanaman hias.
Dibandingkan dengan tanaman budidaya, tanaman liar sebagai sumber simplisia
mempunyai beberapa kelemahan untuk dapat menghasilkan simplisia dengan mutu yang
memenuhi standar tetap yang dikehendaki. Hal ini disebabkan karena :
a. Unsur tanaman pada waktu pengumpulan tanaman atau organ tanaman sulit atau tidak
dapat ditentukan oleh pengumpul. Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia sering
dipengaruhi oleh umur tanaman pada waktu pengumpulan simplisia yang
bersangkutan. Ini berarti aktivitas biologis yang dikehendaki dari suatu simplisia sering
berubah apabila umur tanamn dari suatu pengumpulan ke waktu pengumpulan lain
tidak sama.
b. Jenis (spesies) tanaman yang dikehendaki sering tidak tetap dari satu waktu
pengumpulan ke waktu pengumpulan berikutnya. Sering timbul kekeliruan akan jenis
tanaman yang dikehendaki. Dua jenis tanaman dalam satu marga kadang mempunyai
bentuk morfologi yang sama dari pengamatan seseorang (pengumpul) yang sering
bukan seorang ahli / seorang yang berpengalaman dalam mengenal jenis tanaman yang
dikehendaki sebagai sumber simplisia. Perbedaan jenis suatu tanaman akan berarti
perbedaankandungan senyawa aktif.
c. Perbedaan lingkungan tempat tumbuh jenis tanaman yang dikehendaki. Satu jenis
tanaman liar sering tumbuh pada tempat tumbuh dan lingkungan yang berbeda
(ketinggian, keadaan tanah, cuaca yang berbeda). Simplisia yang diperoleh dari satu
jenis tanaman sama tetapi berasal dari dua lingkungan dapat mengandung senyawa
aktif dominan yang berbeda. Misalnya tanaman D. Myoporoides di daerah Australia
utara kandungan skopolamina yang dominan, sedangkan di Australia selatan
kandungan hiosiamina yang dominan.
Jika simplisia diambil dari tanaman budidaya maka keseragaman umur, masa panen
dan galur tanaman dapat dipantau. Namun tanaman budidaya juga ada kerugiannya.
Pemeliharaan rutin menyebabkan tanaman menjadi manja, mudah terserang hama sehingga
pemeliharaan ekstra diperlukan untuk mencegah serangan parasit. Penggunaan pestisida
untuk ini membawa konsekuensi tercemarnya simplisia dengan residu pestisida (sehingga
perlu pemeriksaan residu pestisida).
III. TUJUAN PRAKTIKUM
Agar mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi beberapa macam haksel yang
bias digunakan dalam ramuan obat tradisional.

IV. ALAT dan BAHAN


Pensil gambar
Simplisia :

NO NAMA SIMPLISIA NAMA DAERAH

1 Dugitalis folium Daun digitalis

2 Cymbophogon Serai

3 Theae folium Daun teh

4 Sonchi folium Daun tempuyung

5 Malaleuca folium Daun kayu putih

6 Cinnamomi cortex Kulit manis jangan

7 Chinae cortex Kulit kina

8 Rhei radix Akar kelembak

9 Zingiber rhizoma Rimpang jahe

10 Curcuma xanthorhiza rhizoma Rimpang temulawak

11 Foenigraeci semen Biji kelabet

12 Foeniculi fructus Biji adas

13 Caryophilli flos Bunga cengkeh

14 Tinosporae caulis Batang brotowali

15 Calami rhizoma Dlingo


16 Sappan lignum Kayu secang

17 Elephantopi folium Daun tapak liman

18 Piperis albi fructus Lada putih

19 Kaemferia galanga Kencur

20 Curcuma aeruginosa rhizoma Temu ireng

21 Curcuma domestica rhizoma Kunyit

22 Zingiber purpureum rhizoma Bengle

23 Nicotiana tobacum folium Daun tembakau

24 Curcuma zedoaria rhizoma Rimpang temu putih

25 Curcuma mangga rhizoma Rimpang temu mangga

V. CARA KERJA SKEMATIS

Diambil contoh yang mewakili (representatif) simplisia tersebut



Disebutkan tanaman asal dan suku (familia), ciri khas (kalau ada)

Digambar contoh simplisia tersebut

Dilakukan uji secara organoleptik (warna, bau, dan rasa), jika perlu dirobek, dipatahkan
atau diremukkan.
VI. HASIL PERCOBAAN. HAKSEL

No Deskripsi Haksel Gambar Paraf


1 Nama simplisia : Digitalis Folium Asli :
Nama daerah : Daun digitalis
Nama latin : Digitalis purpurea (L)
Familia : Scrophulariaceae
Pemerian
Warna : Hijau kombinasi putih
Rasa : Pahit
Bau : Lemah, tidak berbau Referensi :

Bentuk Haksel : Utuh


Kegunaan : Kardiatonika
Referensi : MMI

2 Nama simplisia : Cymbophogon Asli :


Nama daerah : Serai
Nama latin : Cymbopogon nardus
Familia : Poaceae
Pemerian
Warna : Coklat keputihan
Rasa : Pedas aromatik
Bau : Tajam
Bentuk Haksel : Rajangan Referensi :
Kegunaan : Antiinflamasi, diaforetik, analgetik
dan antipiretik
Referensi : Farmakope Herbal Indonesia Edisi I
(2015)
3 Nama simplisia : Theae folium Asli :
Nama daerah : Daun teh
Nama latin : Camellia sinensis
Familia : Theaceae
Pemerian
Warna : Hitam
Rasa : Pahit sepat
Bau : Bau teh menyengat
Bentuk Haksel : Rajangan
Kegunaan : Antidota pada keracunan alkaloid,
stimulansia, analeptika Referensi:
Referensi : MMI jilid V hal 486 (1989)

4 Nama simplisia : Sonchi Folium Asli :


Nama daerah : Daun tempuyung
Nama latin : Sonchus arvensis
Familia : Asteraceae
Pemerian
Warna : Hijau kehitaman
Rasa : Tidak berasa
Bau : Tengik
Bentuk Haksel : Utuh
Kegunaan : Obat batu ginja, diuretikal dan
Referensi :
asam urat
Referensi : MMI jilid III hal 103 (1980)
5 Nama simplisia : Melaleucae Folium Asli :
Nama daerah : Daun kayu putih
Nama latin : Melaleuca leucadendra
Familia : Myrtaceae
Pemerian
Warna : Hijau kelabu sampai hijau
kecoklatan
Rasa : Pahit
Bau : Kayu putih
Bentuk Haksel : Utuh
Kegunaan : Spasmolitika Referensi :
Referensi : Farmakognosi jilid II, Dip.Kes RI
(2003)

6 Nama simplisia : Cinnamomi Cortex Asli :


Nama daerah : Kulit manis jangan
Nama latin : Cinnamomum zeylanicum
Familia : Lauraceae
Pemerian
Warna : Coklat tua
Rasa : Pedas dan manis
Bau :
Bentuk Haksel : Utuh
Kegunaan : Astringensia Referensi:

Referensi :
15 Nama simplisia : Calami Rhizoma Asli :
Nama daerah : Dlingo
Nama latin : Acorus calamus (L)
Familia : Araceae
Pemerian
Warna : Coklat
Rasa : Pahit dan agak pedas
Bau : Sangit
Bentuk Haksel : Utuh
Kegunaan : Bahan pewangi,
karminativa,insektisida dan demam nifas Referensi :

Referensi : MMI jilid II hal 4 (1978)

16 Nama simplisia : Sappan Lignum Asli :


Nama daerah : Kayu secang
Nama latin : Caesalpinia sappan
Familia : Caesalpiniaceae
Pemerian
Warna : jingga kemerahan
Rasa : Agak kesat
Bau : Tdak berbau
Bentuk haksel : Irisan
Kegunaan : Adstringensia, dapat membunuh
bakteri, mengurangi pembengkakan
Referensi :
Referensi : MMI, jilid I hal 31 (1977)
17 Nama simplisia : Elephantopi Folium Asli :
Nama daerah : Daun tapak liman
Nama latin : Elephantopus scaber
Famili : Compositae
Pemerian
Warna : Hijau kecoklatan tua
Rasa : Pertama tidak ada rasanya lama-
lama agak pahit
Bau : Tengik
Bentuk haksel : Utuh
Kegunaan : Antipiretika, adstringensia,
menghentikan diare, bersifat anti inflamasi,
Referensi :
gejala anemia, tonikum
Referensi : Farmakope Herbal Indonesia, hal
131-133

18 Nama simplisia : Piperis albi Fructus Asli :


Nama daerah : Lada putih
Nama latin : Piper nigrum
Familia : Piperaceae
Pemerian
Warna : Putih
Rasa : Pedas
Bau : Pedas menyengat
Referensi :
Bentuk Haksel : Utuh
Kegunaan : Karminativa
Referensi : MMI
19 Nama simplisia : Kaempferia Rhizoma Asli :
Nama daerah : Kencur
Nama latin : Kaempferia galanga
Familia : Zingiberaceae
Pemerian
Warna : Putih tulang
Rasa : Agak pahit
Bau : Bau wangi menyengat campur
tanah
Bentuk Haksel : Rajangan
Kegunaan : Roboransia, cholagoga
Referensi : MMI, jilid I hal 53 (1977)
Referensi :

20 Nama simplisia : Curcuma aeruginosa rhizoma Asli :


Nama daerah : Tamu Ireng
Nama latin : Curcuma geruginosa
Famili : Zingiberaceae
Pemerian
Warna : Coklat
Rasa :Sangat pahit, tebal
Bau : Menyengat
Bentuk haksel : Irisan / Rajangan
Kegunaan : Bagian dari jamu,
antirematik, enteimintika. Referensi :
Referensi :
21 Nama simplisia : Curcuma domestica rhizoma Asli :
Nama daerah : janar (Banjar), kunir (Jawa)
Nama latin : Curcuma longa Lin. Syn.
Famili : Zingiberaceae
Pemerian
Warna : Coklat kejinggaan
Rasa :Agak pedas, lama kelamaan
menimbulkan rasa tebal
Bau : Menyengat
Bentuk haksel : Irisan, hamper bundar bulat
panjang.
Kegunaan : obat anti gatal, mendinginkan
Referensi :
badan, melepaskan gas diusus, anti septic.
Referensi :
22 Nama simplisia : Zingiber purpureum rhizoma Asli :
Nama daerah : Panini (Bugis), panglai
(Sunda)
Nama latin : Zinger cassumunar, syn.
Famili : Zingiberacea
Pemerian
Warna : Coklat agak putih pucat
Rasa : Pedas lama kelamaan pahit
Bau : khas aromatik
Bentuk haksel : Irisan, permukaan luar tidak
rata
Kegunaan : Demam, sakit kepala, masuk angin, Referensi :
sembelit, batuk.
Referensi : MMI jilid I hal 108, 1977

23 Nama simplisia : Curcuma zedearia rhizoma Asli :


Nama daerah : Tamu putih
Nama latin : Curcuma paliida
Famili : Zingiberaceae
Pemerian
Warna : kuning kecoklatan
Rasa :Sangat pahit, pedas
Bau : Menyengat
Bentuk haksel : Irisan / rajangan
Kegunaan : Anti mikrobiologi, antifungi,
analgetik, ekspektoran, karminatif.
Referensi :

Referensi :
24 Nama simplisia : Curcuma mangga rhizome Asli :
Nama daerah : Tamu mangga
Nama latin : Curcuma cimada
Famili : Zingiberaceae
Pemerian
Warna : Kuning pucat
Rasa : Agak manis disertai pahit
Bau : Gabungan mangga dan wartel
Bentuk haksel : Irisan / rajangan
Kegunaan : Obat sakit perut, penguat lambung,
penangkal racun Referensi :
Referensi : MMI jilid II (1979)
25 Nama simplisia : Foenigraeci Semen Asli :
Nama daerah : Biji kelabet
Nama latin : Trigonella foenum-graecum
Famili : Papilionaceae
Pemerian
Warna : Kuning kecoklatan
Rasa : Agak pahit, tidak enak
Bau : Aromatik khas, bau tengik
Bentuk haksel : Utuh
Kegunaan : Karminativa, tonikum, dan bahan
pewangi
Referensi : MMI,jilid III (1979)

Referensi :

Anda mungkin juga menyukai