Anda di halaman 1dari 26

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II


PERCOBAAN III
IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK

OLEH :
NAMA

: DEVITA SUBA MAIRI

NIM

: O1A1 14 009

KELAS

: A

KELOMPOK

: V ( LIMA )

ASISTEN : LINDA PRIARTI

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

KATA PENGANTAR
DEVITA SUBA MAIRI
LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


1

Puji dan syukur hendaknya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.,


atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah, sehingga praktikan dapat
menyelesaikan

Laporan

Praktikum Farmakognosi

dengan percobaan

Identifikasi Simplisia secara Mikroskopik.


Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
tulus kepada seluruh pihak, khususnya kepada asisten atas kebijaksanaan
dan kesediaannya dalam membimbing sehingga laporan ini dapat selesai.
Praktikan menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan laporan praktikum ini, karena praktikan hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, praktikan
mohon maaf sebesar-besarnya serta kritik dan saran sangat diperlukan
yang membangun dari semua pihak. Praktikan juga berharap laporan
praktikum ini kedepannya dapat berguna bagi pembaca khususnya
mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Farmasi.

Kendari,

Mei
2016

Praktikan

DEVITA SUBA MAIRI


LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


2

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Farmakognosi

merupakan

cara

pengenalan

ciri-ciri

atau

karakteristik obat yang berasal dari bahan alam. Obat tradisional


atau tanaman obat merupakan salah satu warisan nenek moyang
kita yang telah terbukti secara empiris, dan sebagian telah
dibuktikan secara ilmiah. Tumbuhan obat sudah sejak lama
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam upaya penyembuhan dan
pencegahan

penyakit,

peningkatan

daya

tahan

tubuh

serta

mengembalikan kebugaran. Seperti diketahui bahwa Indonesia


adalah negara terbesar kedua setelah Brazil dalam kekayaan
keanekaragaman hayati atau merupakan negara terbesar pertama
apabila biota laut diperhitungkan. Dari sekitar 30 ribu jenis
tumbuhan yang ada di Indonesia tersebut, lebih dari 1000 jenis
telah dimanfaatkan untuk pengobatan. Hal ini menunjukkan bahwa
Indonesia sangat kaya akan bahan obat yang berasal dari alam.
Hampir setiap suku bangsa di Indonesia memiliki tumbuhan obat
dan ramuan khas obat tradisional (obat asli Indonesia). Ramuan
sebagian telah diproduksi dan dipasarkan oleh industri obat
tradisional untuk tujuan swapengobatan.
Pengembangan obat-obat tradisional yang berbahan baku
alam atau tanaman obat, maka perlu upaya untuk memasukkan
obat tradisional ke dalam ranah pelayanan kesehatan formal. Salah
satu

persyaratan

agar obat

tradisional dapat

masuk dalam

pelayanan kesehatan tersebut adalah tingkat keamanan dan


kemanfaatannya telah dibuktikan secara ilmiah serta bersifat dapat
diulang (reproducible) baik dalam bentuk sediaan, keamanan
maupun manfaat penggunaan. Hal ini sejalan dengan persyaratan
fitoterapi yaitu teruji secara ilmiah dan merupakan treatmen yang
terjamin keamanannya yang sangat mendukung farmakoterapi
DEVITA SUBA MAIRI
LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


3

modern.

Berdasarkan

uraian

diatas

maka

perlunya

untuk

mengetahui serta membedakan tanaman yang berkhasiat sebagai


obat, sehingga dilakukan praktikum ini dengan pemeriksaan
simplisia yang biasa digunakan dalam ramuan untuk pengobatan
secara mikroskopik untuk melihat jaringan atau fragmen pada
simplisia tersebut.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana cara
mengidentifikasi beberapa macam simplisia yang biasa digunakan
dalam ramuan untuk pengobatan secara mikroskopik ?
3. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk dapat mengidentifikasi
beberapa macam simplisia yang biasa digunakan dalam ramuan
untuk pengobatan secara mikroskopik.
4. Manfaat
Manfaat

dari

percobaan

ini

adalah

mahasiswa

dapat

mengidentifikasi beberapa macam simplisia yang biasa digunakan


dalam ramuan untuk pengobatan secara mikroskopik.
B. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Biji kacang hijau (Phaseoli Semen)
2. Buah ketumbar (Coriandri Fructus)
3. Buah merica (Piperi nigri Fructus)
4. Bunga Kesumba (Carthami Flos)
5. Daun alpukat (Perseae Folium)
6. Daun asam jawa (Tamarindi Folium)
7. Daun belimbing (Bilimbii Folium)
8. Daun jambu biji (Psidii Folium)
9. Daun jambu mete (Anacardii Folium)
DEVITA SUBA MAIRI
LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


4

10.Daun jarak (Ricini Folium)


11.Daun kangkung air (Ipomoeae aquaticae Folium)
12.Daun kelor (Moringae Folium)
13.Daun kembang sepatu (Hibisci rosa-sinensis Folium)
14.Daun kumis kucing (Orthosiponis Folium)
15.Daun mengkudu (Morindae Folium)
16.Daun pepaya (Caricae Folium)
17.Daun ubi jalar (Batatasae Folium)
18.Kayu secang (Sappan Lignum)
19.Kulit kayu manis (Cinnamomi Korteks)
20.Pucuk bunga cengkeh (Caryophyllum)
21.Rimpang jahe (Zingiberis Rhizoma)
22.Rimpang kencur (Kaempferia Rhizoma)
23.Rimpang kunyit (Curcumae domestica Rhizoma)
24.Rimpang lengkuas (Languatis Rhizoma)
25.Rimpang temulawak (Curcumae Rhizoma)
C. KLASIFIKASI BAHAN
1. Merica (Piper nigri Fructus)
Regnum

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Kelas

: Monocotyledoneae

Ordo

: Piperales

Famili

: Piperaceae

Genus

: Piper

Spesies

: Piper nigrum L.

2. Kumis Kucing (Orthosiphonis Folium)


Regnum

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Kelas

: Asteridae

Ordo

: Lamiales

DEVITA SUBA MAIRI


LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


5

Famili

: Lamiaceae

Genus

: Orthosiphon

Spesies

: Orthosiphon spicatus Bbs.

3. Jambu Biji (Psidii Folium)


Regnum

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Kelas

: Diotyledoneae

Ordo

: Myrtales

Famili

: Myrtaceae

Genus

: Psidium

Spesies

: Psidium guajava Linn.

4. Jahe (Zingiber Rhizoma)


Regnum

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Kelas

: Monocotyledoneae

Ordo

: Zingiberales

Famili

: Zingiberaceae

Genus

: Zingiber

Spesies

: Zingiber officinale Roxb.

5. Temulawak (Curcumae Rhizoma)


Regnum

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Kelas

: Monocotyledoneae

Ordo

: Zingiberales

Famili

: Zingiberaceae

Genus

: Curcuma

Spesies

: Curcuma xantorrhiza Roxb.

6. Kunyit (Curcuma domestica Val.)


Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas

: Monocotyledoneae

DEVITA SUBA MAIRI


LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


6

ordo
Famili
Genus
Species

: Zingiberales
: Zingiberaceae
: Curcuma
: Curcuma domestica Val.

7. Cengkeh (Caryophyllum)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Myrtales
Famili
: Myrtaceae
Genus
: Syzigium
Spesies
: Syzigium aromaticum L.
8. Asam (Tamarindi Folium)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Fabales
Famili
: Fabaceae
Genus
: Tamarindus
Spesies
: Tamarindus indica L.
9. Kasumba (Bixa orellana)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Violales
Famili
: Bixaceae
Genus
: Bixa
Spesies
: Bixa orellana
10.
Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Malvales

Famili

: Malvaceae

Genus

: Hibiscus

Spesies
: Hibiscus rosa sinensis L.
11.
Mengkudu (Morindae citrifoliae Fructus)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Rubiales
DEVITA SUBA MAIRI
LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


7

Famili
: Rubiaceae
Genus
: Morinda
Spesies
: Morinda citrifolia L.
12.
Alpukat (Persea americana Mil)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Ranales
Famili
: Lauraceae
Genus
: Persea
Spesies
: Persea americana Mil
13.
Pepaya (Carica papaya L.)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Violales
Famili
: Caricaceae
Genus
: Carica
Spesies
: Carica papaya L.
14.
Jarak (Jatropha curcas)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaceae
Genus
: Jatropha
Spesies
: Jatropha curcas
15.
Kayu manis (Cinnamomum burmannii)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Laurales
Famili
: Lauraceae
Genus
: Cinnamomum
Spesies
: Cinnamomum burmannii
16.
Daun ubi (Manihot utilissima)
Regnum
: Plantae
Devisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaceae
Genus
: Manihot
Species
: Manihot utilissima
17.
Kacang hijau (Vigna radiata L.)
DEVITA SUBA MAIRI
LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


8

Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Magnoliophyta
Ordo
: Rosales
Famili
: Leguminasae
Genus
: Vigna
Spesies
: Vigna radiata L.
18.
Lengkuas (Alpinia galanga)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Zingiberales
Family
: Alpinieae
Genus
: Alpinia
Spesies
: Alpinia galanga
19.
Belimbing (Averrhoa bilimbi)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Geraniales
Famili
: Oxalidaceae
Genus
: Averrhoa
Spesies
: Averrhoa bilimbi
20.
Kelor (Moringa oleifera L.)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Brassicales
Famili
: Moringaceae
Genus
: Moringa
Spesies
: Moringa oleifera L.
21.
Ketumbar (Coriandrum)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Apiales
Famili
: Apiaceae
Genus
: Coriandrum
Spesies
: Coriandrum
22.
Kangkung (Ipomoea reptans)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliapsida
Ordo
: Solanales
DEVITA SUBA MAIRI
LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


9

Famili
: Convovulceae
Genus
: Ipomea
Spesies
: Ipomoea reptans
23.
Kencur (Kaempferia galangal L.)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Tracheopyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Kaempferia
Spesies
: Kaempferia galangal L.
24.
Jambu mete (Anacardium occidentale L.)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Sapindales
Famili
: Anacardiaceae
Genus
: Anacardium
Spesies
: Anacardium occidentale L.
25.
Secang (Caesalpinia sappan L.)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dycotyledoneae
Ordo
: Fabales
Famili
: Fabaceae
Genus
: Caesalpinia
Spesies
: Caesalpinia sappan L.
D. DESKRIPSI TANAMAN
1. Merica (Piper nigrum L.)
Batang tanaman merica

beruas-ruas.

Ukuran

batang

berdiameter 6-25 mm. Daun merica berbentuk bundar lebar atau


lonjong seperti daunt alas. Bagian pangkal daun berbentuk bulat
dan semakin ke ujung semakin meruncing. Permukaan atas daun
tanaman

merica

berwarna

hijau

tua

mengkilap,

sedangkan

permukaan bawah berwarna hijau pucat dan buram. Bunga lada


termasuk bunga berumah satu dan merupakan bunga duduk. Buah
merica berbentuk bulat seperti bola. Buah yang masih muda
(mentah) memiliki kulit luar (epikarp) berwarna hijau mengkilap,
setelah masak berubah menjadi kuning dan merah menyala. Buah
DEVITA SUBA MAIRI
LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


10

merica memiliki rasa pedas yang berbeda dengan pedas dari cabai
rawit (Sarpian, 2003).
2. Kumis Kucing (Orthosiphon spicatus Bbs.)
Kumis kucing merupakan tumbuhan tak berkayu atau disebut
terna, tumbuh tegak, siklus hidup relatif panjang, tinggi dapat
mencapai 2 meter. Batang bentuk bulat, silindris, relatif kecil,
berwarna coklat, berbulu, pendek atau gundul, basah. Daun
tunggal, berbentuk bulat telur, sedikit melengkung, berumpuk atau
memisah, bagian tepi bergerigi, agak kasar, tak teratur, tulang dau,
dan tangkai berwarna hijau keunguan, berbintik halus. Bunga
majemuk berupa tandan yang keluar di bagian ujung cabang,
warna keunguan dan putih. Buahnya bulat telur, banyak, berwarna
hijau, dan akan berubah hitam bila sudah masak (Sunarto, 2009).
3. Jambu Biji (Psidium guajava Linn.)
Jambu biji merupakan tanaman perdu bercabang banyak.
Tingginya dapat mencapai 3-10 m. batang jambu biji memiliki ciri
khusus, diantaranya berkayu keras, liat, tidak mudah patah, kuat,
dan padat. Daun jambu biji berbentuk bulat panjang, bulat
langsing, atau bulang oval dengan ujung tumpul atau lancip. Warna
daun beragam seperti hijau tua, hijau muda, merah tua, dan hijau
berbelang kuning. Permukaan daun ada yang halus mengilap dan
halus biasa. Buah jambu biji berbentuk bulat atau bulat lonjong
dengan kulit buah berwarna hijau saat muda dan berubah kuning
muda mengilap setelah matang (Parimin, 2005).
4. Jahe (Zingeberis officinale Roxb.)
Tanaman jahe merupakan terna tahunan, berbatang semu
dengan tinggi antara 30 cm 75 cm. berdaun sempit memanjang
menyerupai pita dan tersusun teratur dua baris berseling. Rimpang
jahe memiliki bentuk yang bervariasi, mulai dari agak pipih sampai
gemuk (bulat panjang), dengan warna putih kekuning-kuningan
hingga kuning kemerah-merahan. Rimpang jahe berwarna kuning

DEVITA SUBA MAIRI


LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


11

muda atau kuning, berserat halus dan sedikit. Beraroma maupun


berasa kurang tajam (Rukmana, 2000).
5. Temulawak (Curcumae xantorrhiza Roxb.)
Temulawak

termasuk

tanaman

tahunan

yang

tumbuh

merumpun. Tanaman ini berbatang semu dan mencapai ketinggian


2-2,5 meter. Daun tanaman temulawak bentuknya panjang dan
agak lebar. Warna bunga umumnya kuning dengan kelopak bunga
kuning tua, serta pangkal bunganya berwarna ungu. Rimpang induk
bentuknya bulat seperti telur, sedangkan rimpang cabang terdapat
bagian samping yang bentuknya memanjang. Warna kulit rimpang
adalah kuning kotor. Warna daging rimpang adalah kuning, dengan
cita rasanya pahit, berbau tajam, serta keharumannya sedang
(Rukmana, 1995).
6. Cengkeh (Syzygium aromaticum)
Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting
daun dengan tangkai pendek serta bertandan.Pada saat masih
muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan, kemudian berubah
menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah
muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh kering akan
berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung
minyak atsiri.
7. Asam (Tamarindi folium)
Helaian anak daun berwarna hijau kecoklatan atau hijau muda,
bentuk bundar panjang, panjang 1 cm sampai 2,5 cm, lebar 4 mm
sampai 8 mm, ujung daun membundar, pinggir daun rata hampir
sejajar satu sama lain. Tulang daun terlihat jelas. Kedua permukaan
daun halus dan licin, permukaan bawah berwarna lebih muda.
8. Kasumba (Carthami flos)
Pohon kecil, tingginya 2 - 8 m. Bentuk daun bundar telur
hampir seperti jantung, warna merah tua keunguan. Perbungaan
bentuk malai 8 - 50 bunga warna merah gelap. Buah seperti buah
rambutan warna merah tua/gelap yang umumnya bagian ujung
terlihat merekah sehingga biji-bijinya dapat keluar cepat. Manfaat
DEVITA SUBA MAIRI
LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


12

tumbuhan : Biji-biji kesumba masih dipakai untuk mewarnai bahan


anyaman dan kipas, mengandung zat pewarna yang disebut bixin.
Zat ini dapat diekstraksi dengan merendam biji dalam air. Biji biasa
digunakan untuk mewarnai produk-produk makanan.
9. Kembang sepatu (Hibisci Rosa-sinensis folium)
Batang berbentuk Bulat, berkayu, keras, diameter 9 cm,
masih muda ungu setelah tua putih kotor.Daun : Tunggal, tepi
beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar
5-11 cm, hijau muda, hijau.Bunga : Tunggal, bentuk terompet, di
ketiak

daun,

kelopak

bentuk

lonceng,

berbagi

lima,

hijau

kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun
mahkota, merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah,
kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah.
10.
Mengkudu (Morindae citrifoliae fructus)
Tumbuhan ini berbentuk pohon dengan tinggi 4-8cm. Batang
berkayu, bulat, kulit kasar, percabangan monopoidal. Daun tunggal,
bulat telur, ujung dan pangkal runcing. Panjang 10-40 cm. Bunga
majemuk, bentuk bongkol, bertangkai, benang sari 5. Buah
bongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm,
hijau kekuningan.
11.
Alpukat (Perseae folium)
Jenis pohon kecil dengan tinggi 3 sampai 10 m, berakar
tunggang, batang berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak
bercabang, dan ranting berambut halus. Daun pada tanaman
alpukat ini berbentuk tunggal dengan tangkai yang panjangnya 1,55 cm, kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya
jorong sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit, ujung
dan pangkal runcing, tepi rata kadang-kadang agak menggulung ke
atas, bertulang menyirip, panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm.
12.
Pepaya (Caricae folium)
Pepaya merupakan tanaman herba. Batangnya berongga,
biasanya tidak beracun, dan tingginya dapat mencapai 10 m.
Daunnya

merupakan

daun

tunggal,

berukuran

besar,

dan

DEVITA SUBA MAIRI


LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


13

bercangkap. Tangkai daun panjang dan berongga. Bunganya terdiri


dari tiga jenis, yaitu bunga jantan, bunga betina, dan bunga
semurna. Bentuk buah bulat sampai lonjong. Batang, daun, dan
buahnya mengandung getah yang memiliki daya enzimatis, yaitu
dapat memecah protein. Pertumbuhan tanaman papaya termasuk
cepat karena antara 10-12 bulan setelah ditanam buahnya telah
dapat dipanen.
13.
Jarak (Ricini folium)
Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu
famili dengan karet dan ubikayu. Pohonnya berupa perdu dengan
tinggi tanaman 17 m, bercabang tidak teratur. Batangnya berkayu,
silindris bila terluka mengeluarkan getah. Daunya berupa daun
tunggal, berlekuk, bersudut 3 atau 5, tulang daun menjari dengan
57 tulang utama, warna daun hijau (permukaan bagian bawah
lebih pucat dibanding bagian atas). Panjang tangkai daun antara 4
15 cm. Bunga berwarna kuning kehijauan, berupa bunga majemuk
berbentuk malai, berumah satu. Bunga jantan dan bunga betina
tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan, muncul diujung
batang atau ketiak daun. Buah berupa buah kotak berbentuk bulat
telur, diameter 24 cm, berwarna hijau ketika masih muda dan
kuning jika masak. Buah jarak terbagi 3 ruang yang masing
masing ruang diisi 3 biji. Biji berbentuk bulat lonjong, warna coklat
kehitaman. Biji inilah yang banyak mengandung minyak dengan
rendemen sekitar 3040 %.
14.
Kayu manis (Cinnamomum burmannii)
Semak atau pohon kecil, tinggi 5 m sampai 15 m, pepagangan
(kulit) berbau khas. Helaian daun berbentuk lonjong, panjang 4 cm
sampai 14 cm, lebar 1,5 cm sampai 6 cm, permukaan atas halus,
permukaan bawah berambut berwarna kelabu kehijauan yang
tertekan pada permukaan daun atau bertepung, daun muda
berwarna merah pucat; berpenulangan

3; panjang tangkai daun

0,5 cm sampai 1,5 cm. Perbungaan berupa malai, berambut halus


DEVITA SUBA MAIRI
LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


14

berwarna kelabu yang tertekan pada permukaan; panjang gagang


bunga 4 mm sampai 12 mm, juga berambut halus; tenda bunga,
panjang 4 mm sampai 5 mm, helai tenda bunga sesudah
berkembang tersobek secara melintang dan terpotong agak jauh
dari dasar bunga;

benang sari lingkaran ketiga,

mempunyai

kelenjar di tengah-tengah tangkai sari. Buah adalah buah buni,


panjang lebih kurang 1 cm.
15.
Daun ubi (Batatasae folium)
Tanaman perdu, bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang
agak jarang. Akar tunggang dengan sejumlah akar cabang yang
kemudian membesar menjadi umbiakar yang dapat dimakan.
Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80
cm, tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya berwarna
putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan
meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan
ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya
asam sianida yang bersifat meracun bagi manusia. Umbi ketela
pohon merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun
sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat
pada daunsingkong karena mengandung asam amino metionina
16.
Kacang hijau (Phaseoli semen)
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian
sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.
Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan
berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada
yang ungu. Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang
antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda
polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau
coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau lebih kecil
dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan
hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna

DEVITA SUBA MAIRI


LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


15

kuning, cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar


tunggang dengan akar cabang pada permukaan.
17.
Lengkuas (Languatis rhizoma)
Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak

yang

tinggi

batangnya mencapai 2-2,5 meter. Tanaman ini memilki akar tak


teratur. Pada lapisan luar terdapat kulit tipis berwarna coklat
sedangkan dibagian tangkai yang berbentuk umbi berwarna merah.
Bagian dalam berwarna putih dan jika dikeringkan menjadi kehijauhijauan. Lengkuas mempunyai batang pohon yang terdiri atas
susunan pelepah pelepah daun. Daun-daunnya berbentuk bulat
panjang antara daun yang terdapat pada bagian bawah terdiri atas
pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang terdiri dari
pelepah-pelepah lengkap dengan helaian daun. Bunganya juga
muncul pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas
selain berserat kasar juga memiliki aroma yang khas.
18.
Belimbing (Bilimbii folium)
Pohon belimbing wuluh kecil setinggi sekitar 10 meter dengan
diameter

pangkal

bergelombang
percabangan

dan
sedikit,

batang
tidak

mencapai

rata,

arah

kasar

condong

30
dan

ke

cm.

Batangnya

berbenjol-

atas.

Cabang

benjol,
muda

berambut halus seperti beledu dan berwarna cokelat muda. Daun


majemuk menyirip ganjil sepanjang 30-60 cm dengan 11-45 pasang
anak daun. Anak daun berwarna hijau, permukaan bawah berwarna
hijau muda, bertangkai pendek, berbentuk bulat telur hingga jorong
dengan ujung agak runcing, pangkal daun membulat, tepi daun
rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm. Bunga majemuk yang
tersusun dalam malai, berkelompok. Bunga belimbing asam, seperti
buah kepel, tumbuh keluar dari batang atau percabangan yang
besar.Bunga

kecil-kecil

berbentuk

bintang,

berwarna

ungu

kemerahan. Buah berupa buni, bentuk bulat lonjong bersegi,


panjang 4-6,5 cm, berwarna hijau kekuningan, berair banyak, jika

DEVITA SUBA MAIRI


LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


16

masak rasa asam. Bentuk biji bulat telur, gepeng. kuningan.


Perbanyakan dengan biji dan cangkok.
19.
Kunyit (Curcuma domestica val.)
Tumbuhan berbatang basah, tingginya

sampai

0,75

m,

daunnya berbentuk lonjong, bunga majemuk berwarna merah atau


merah muda. Tanaman herba tahunan ini menghasilkan umbi
utama berbentuk rimpang berwarna kuning tua atau jingga terang.
Perbanyakannya dengan anakan.
20.
Kelor (Moringae folium)
Moringa oleifera L. dapat berupa semak atau dapat pula
berupa pohon dengan tinggi 12 m dengan diameter 30 cm.
Kayunya merupakan jenis kayu lunak dan memiliki kualitas rendah.
Daun tanaman kelor memiliki karakteristik bersirip tak sempurna,
kecil, berbentuk telur, sebesar ujung jari. Helaian anak daun
memiliki warna hijau sampai hijau kecoklatan, bentuk bundar telur
atau bundar telur terbalik, panjang 1-3 cm, lebar 4 mm sampai 1
cm, ujung daun tumpul, pangkal daun membulat, tepi daun rata.
Kulit akar berasa dan berbau tajam dan pedas, dari dalam berwarna
kuning pucat, bergaris halus, tetapi terang dan melintang. Tidak
keras, bentuk tidak beraturan, permukaan luar kulit agak licin,
permukaan dalam agak berserabut, bagian kayu warna cokelat
muda, atau krem berserabut, sebagian besar terpisah. Moringa
oleifera L. mengandung kombinasi senyawa yang unik yaitu
isotiosianat dan glukosinolat. Isotiosianat (ITC) merupakan zat yang
terdapat dalam berbagai tanaman, termasuk Moringa oleifera L.,
dan memiliki potensi sebagai agen kemopreventif.
21.
Ketumbar (Coriandri fructus)
Tanaman ketumbar berupa semak semusim, dengan tinggi
sekitar satu meter. Akarnya tunggang bulat, bercabang dan
berwarna putih. Batangnya berkayu lunak, beralur, dan berlubang
dengan

percabangan

berukuran

sekitar

dichotom

5-10

cm.

berwarna
Daunnya

hijau.

majemuk,

Tangkainya
menyirip,

berselundang dengan tepi hijau keputihan. Buahnya berbentuk


DEVITA SUBA MAIRI
LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


17

bulat, waktu masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna
kuning kecokelatan. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna kuning
kecokelatan Ketumbar dapat dibudidayakan di dataran rendah
maupun dataran tinggi hingga ketinggian 2.000 meter di atas
permukaan laut. Tanaman ini dipanen setelah berumur tiga bulan,
kemudian

dijemur

dan

buahnya

yang

berwarna

kecoklatan

dipisahkan dari tanaman.


22.
Kangkung (Ipomoeae aquaticae folium)
Kangkung merupakan tanaman yang sangat tergolong lama
tumbuh, tanaman ini memiliki akar tunggang dan bercabangcabang. Perakaran ini menembus dengan kedalam 60 100 cm,
dan menyebar luas secara mendatar 150 cm hingga lebih,
terutamanya tanaman kangkung pada air. Batang pada tanaman
kangkung

bult

dan

berlubang,

berbuku-buku,

dan

banyak

mengandung air. Terkadang buku-buku tersebut mengeluarkan akar


tanaman yang serabut dan juga berwarna putih dan ada juga
berwrana kecoklatan tua. Kangkung juga memiliki tangkai dauan
melekat pada buku-buku batang dan di keiak batang terdapat mata
tunas yang dapat tumbuh cabang baru. Bentuk dauan memiliki
ujung runcing dan juga tumpul, permukaan dauan berwarna hijau
tua , dan juga berwarna hijau muda.
23.
Kencur (Kaemferia rhizoma)
Simplisia berupa irisan pipih, bau khas, rasa pedas, bentuk
hamper bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 1-4 mm,
panjang 1-5 cm, lebar 0,5-3 cm, bagian tepi berombak dan keriput,
warna cokelat sampai cokelat kemerahan, bagian tegah berwarna
putih sampai putih kecoklatan. Korteks sempit, lebar lebih kurang 2
mm, warna putih.
24.
Jambu mente (Anacardii folium)
Anacardium occidentale, berbentuk pohon, berwarna coklat
tua,

batang

berkayu

(lignosus),

silindris,

permukaan

kasar,

percabangan monopodial. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah


tumbuh cabang ada yang condong ke atas dan ada yang
DEVITA SUBA MAIRI
LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


18

mendatar. Daun merupakan daun tunggal yang hanya tumbuh di


ujung-ujung

ranting. Daun

pada Anacardium

occidentale L.

merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun


(petiolus) dan helaian daun (lamina), lazimnya disebut daun
bertangkai. Daun bertangkai pendek (1,5-3 cm), daun berbentuk
bulat telur sungsang dan guratan rangka daunnya terlihat jelas
bulat telur terbalik, kebanyakan dengan pangkal runcing dan ujung
membulat. Helaian daun tunggal, warna hijau kekuningan sampai
hijau tua kecoklatan, panjang 4 cm sampai 22 cm, lebar 2 cm
samapai 15 cm, ujung daun membulat (rotundatus) tidak terbentuk
sudut sama sekali, pangkal daun runcing (acutus) yakni jika kedua
tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke
atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut
lancip (kurang dari 90).
25.
Secang (Sappan lignum)
Habitus berupa semak atau pohon kecil, tinggi lebih dari 10m.
Ranting-ranting berlentisel dan berduri, bentuk duri bengkok,
tersebar. Daun majemuk, panjang 25-40 cm, bersirip, 9-14 pasang
sirip, panjang sirip 9-15 cm, setiap sirip mempunyai sepuluh sampai
dua puluh pasang anak daun yang berhadapan. Anak daun tidak
bertangkai, bentuk lonjong, pangkal daun hampir rompang, ujung
bundar serta sisinya agak sejajar, panjang anak daun 10-25 mm,
lebar 3-11 mm. Perbungaan berupa malai, terdapat di ujung,
panjang malai 10-40 cm, panjang gagang bunga 15-20 cm, pinggir
kelopak berambut, panjang daun kelopak yang terbawah 10 mm,
lebar 4 mm, tajuk memencar berwarna kuning, helaian bendera
membundar bergaris tengah 4-6 mm, empat helai daun tajuk
lainnya juga membundar dan bergaris tengah 10 mm, panjang
benang sari 15 mm, panjang putik 18 mm. Polong berwarna
hitam, berbentuk lonjong, pipih dengan panjang 8-10 cm, lebar 3-4

DEVITA SUBA MAIRI


LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


19

cm, berisi 3-4 biji, panjang biji 15-18 mm, lebar 8-11 mm, tebal 5-7
mm.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
No.

Nama
Simplisia

Gambar
Pustaka

Gambar

Jambu
Mete

1.Epidermis

11

Kangkung

1
3

Keterangan

Ubi jalar

atas

1.Epidermis
atas

1.Epidermis
atas dengan
stomata

1
4

Ketumbar

1. Endokarp

DEVITA SUBA MAIRI


LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


20

1
5

Kencur

Kumis
kucing

Lengkuas

Belimbing

1.Parenkim

1.Epidermis
atas

1.Parenkim
korteks

1.Fragmen
epidermis
bawah

1
9

Kunyit

10

Temulawak

1.Butir pati

1.Rambut

penutup

DEVITA SUBA MAIRI


LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


21

11

Kacang

hijau

1
12

Kelor

13

Seppan

1.Epidermis
bawah

1.Serabut
xylem

14

Cengkeh

15

Jambu biji

16

Kesumba

1.Endosperm

1.Epidermis

1.Hablur
kalsium oksalat

1.Fragmen
tangkai sari

DEVITA SUBA MAIRI


LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


22

17

Asam

18

Alpukat

19

Kembang
sepatu

20

Pepaya

21

Mengkudu

22

Jahe

23

Jarak

1.Epidermis

atas

1.Fragmen
epidermis atas

1.Mesofil

1.Hablur kalsium
oksalat

1. Epidermis
atas

1.Amilum

1.Epidermis
bawah

DEVITA SUBA MAIRI


LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


23

1
1.Fragmen

Lada

24

epikarp berikut

hitam

hipodermis

Kayu

25

1.Sel batu

manis

2. Pembahasan
Farmakognosi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari
tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan
sebagai obat alami yang telah melewati berbagai macam uji seperti
uji

farmakodinamik,

uji

toksikologi

dan

uji

biofarmasetika.

Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia


sintesa, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang
diuraikan dalam definisi Fluckiger. Sedangkan di Indonesia saat ini
untuk praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan
makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga
mencakup indentifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang
terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan
ke arah sintesa. Sebagai contoh Chloramphenicol dapat dibuat
secara sintesa total, yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari
biakkan cendawan Streptomyces venezuela.
Sampel yang diamati pada percobaan ini adalah daun
kembang sepatu, daun kangkung, daun jarak, dan cengkeh.
Percobaan ini dilakukan untuk meng-identifikasi simplisia secara
mikroskopik. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan
sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan
DEVITA SUBA MAIRI
LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


24

kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.


Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman, eksudat
tanaman adalah isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari
sel dan zat-zat nabati lainnya dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
Pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan dengan melihat
anatomi jaringan dari serbuk simplisia yang ditetesi larutan
kloralhidrat kemudian dipanaskan di atas lampu spiritus (jangan
sampai mendidih). Kemudian pengamatan dilakukan di bawah
mikroskop dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Hal ini
disebabkan karena penetesan kloralhidrat pada amilum dapat
menghilangkan

butir-butir

amilum.

Kloralhidrat

juga

dapat

digunakan untuk menghilangkan kandungan sel seperti protein.


Kendala

pada

pemeriksaan

mikroskopis

adalah

pada

saat

pemanasan, terkadang kloralhidrat pada objek gelas mendidih,


sehingga pada saat diamati dibawah mikroskop, objek menjadi
tidak jelas. Kendala lain pada pemeriksaan mikroskopis adalah
ketidaktelitian praktikan dalam menggunakan alat sehingga antara
pengamatan simplisia satu dengan yang lainnya dapat tercampur
dan dapat mempengaruhi pemeriksaan.
Tentunya banyak simplisia yang memiliki perbedaan yang
jelas jika dibandingkan dengan simplisia yang lain. Hal ini
disebabkan simplisia tersebut memiliki ciri khas yang diakibatkan
oleh adanya perbedaan anatomi dan morfologi. Namun ciri khas
tersebut dapat pula tidak nampak karena kesalahan dalam
melakukan pemeriksaan dan penyimpnan simplisia yang relatif
lama.
F. PENUTUP
1. Kesimpulan

DEVITA SUBA MAIRI


LINDA PRIARTI
O1A114009

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK


25

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik


kesimpulan bahwa identifikasi atau pemeriksaan simplisa secara
mikroskopik dilakukan menggunakan alat mikroskop dan dilakukan
dengan penambahan larutan kloralhidrat untuk memudahkan
pengamatan dibawah mikroskop untuk mengidentifikasi anatomi
seperti sel pada simplisia yang digunakan.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya simplisia diayak
hingga sangaat halus karena akan diamati dengan mikroskop.

DEVITA SUBA MAIRI


LINDA PRIARTI
O1A114009

Anda mungkin juga menyukai