Anda di halaman 1dari 54

Farmakognosi

Marini, M.Farm

Program Studi D3 Farmasi


STIKES Muhammadiyah Kuningan
Kontrak Perkuliahaan
Capaian Pembelajaran Mata
kuliah Farmakognosi
 Mahasiswa mampu menguraikan jenis simplisia
dan manfaatnya dalam kesehatan
 Mahasiwa mampu menguraikan kandungan
karbohidrat, glikosida, lipid, dan minyak atsiri
dalam tumbuhan dan manfaatnya dalam kesehatan.
Literature
 Edward P. Claus, Pharmacognosy VI ED; LEA & Febiger
Philadelphia, 1970
 Tyler. V,E. Etal, PharmakocnosyH, 9th ED; LEA & Febiger
Philadelphia, 1988
 Evans, W.C. and Evans, D. 2002. Trease and Evans
Pharmacognosy, 15th Edition, W.B. Saunders, Edinburg,
London.
 Bruneton, J. 1999. Pharmacognosy – Phytochemistry –
Medicinal Plants, Second, Lavoiser Pub. Inc. Springer Verlag,
Secausus USA.
 Materia Medika Indonesia, Jilid I-VI, Depkes RI, Jakarta.
Materi sebelum UTS
Pertemuan Materi Pokok

1 Pengantar farmakognosi, sejarah perkembangan pengobatan di dunia,


perkembangan pengobatan di Indonesia.

2 Simplisia, metode pengumpulan simplisia dan evaluasi

3 Jenis-jenis simplisia, karakteristik makroskopis dan mikroskopis


simplisia.
4 Pengertian simplisia folium dan fructus, ciri makroskopis dan
mikroskopis folium dan fructus.
5 Pengertian simplisia cortex dan radix, ciri makroskopis dan
mikroskopis cortex dan radix.
6 Pengertian simplisia semen dan flos, ciri makroskopis dan
mikroskopis semen dan flos.
7 Jenis famili tumbuhan, contoh-contoh tanaman dan khasiatnya.
Materi setelah UTS
Pertemuan Materi Pokok

9 Metabolit primer dan sekunder.


10 Pengertian karbohidrat, jenis-jenis karbohidrat dan contoh
tanamannya.
11 Pengertian glikosida, jenis-jenis glikosida dan karakteristik glikosida.

12 Golongan glikosida, jenis simplisia yang mengandung glikosida.

13 Pengertian, karakteristik, jenis lipid dan contoh simplisia yang


mengandung lipid.
14 Pengertian karakteristik, sumber dan cara identifikasi minyak atsiri.

15 Penggolongan minyak atsiri terpen dan aromatic serta contoh


simplisianya.
Kriteria Indikator Penilaian

1. Evaluasi harian (Quiz)


2. Tugas (Pembuatan Makalah, pembuatan laporan Terjemahan)
3. Evaluasi tengah semester (UTS)
4. Ujian Akhir Semester (UAS)
Bobot Penilaian
1. Kehadiran 10%
2. Ujian Tengah Semester (UTS)/Laporan Praktek 30 %
3. Tugas lain 20 %
4. Ujian Akhir Semester (UAS) 40 %
Definisi Farmakognosi
Pharmacon = Obat Gnosi = Pengetahuan

Pharmacognosi adalah ilmu


pengetahuan yang menyelidiki bahan–bahan
baik berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun
hewan dan juga beberapa mineral yang
mempunyai khasiat sebagai obat.
SEJARAH
Dalam sejarah obat-obatan terkenal nama-
nama
RUANG LINGKUP

Dalam arti yang luas farmakognosi meliputi :


 Sejarah Perdagangan
 Penyebaran Identifikasi
 Kultivasi Evaluasi
 Koleksi Pengawetan
 Seleksi Pemakaian
 Preparasi Isi zat berkhasiat dan khasiatnya
 Isolasi, sintesa zat yang berkhasiat yang terdapat dalam tumbuhan
dan cara isolasi berdasarkan darimana zat berkhasiat lebih
mendalam di pelajari dalam fitokimia.
Hubungan dengan ilmu lain

 Farmakognosi – metode untuk identifikasi,


evaluasi.
 Fitokimia – isolasi, sintesa.
 Farmakologi – Farmakognosi – kimia farmasi.
 Farmasetika – farmakognosi – farmasi klinik.
Perkembangan Obat Modern
Morfin, Papaferin  getah buah Papaver
somniferum, digunakan sebagai analgetik
Digoksin  Digitalis purpurea sbg obat jantung
Kinin  Chincona spp. sbg obat malaria
Coffein Coffea arabica, Thea sinensis sebagai
stimulant
Atropin  Atropa belladonna untuk obat mata
Efedrin  Ephedra sinica untuk pengobatan
gangguan pernafasan,
Ergomentrin  Claviceps purpurea untuk
pengobatan pada proses melahirkan.
Proses penemuan senyawa obat dari tanaman :
Perkembangan obat herbal Indonesia
 Beberapa publikasi tanaman obat antara lain De
Indiae Utriusquere Naturalis et Medika (1665),
Herbarium Amboinense (1741), Jamu asli
Indonesia (1940), Apotik Hijau (1980), Materia
Medika I – VI, Tanaman obat keluarga sampai
pada Fitofarmaka (2005).
 Farmakope Herbal Indonesia (2009)
 Penduduk Indonesia ± 200 juta jiwa, merupakan unsur
yang sangat potensial untuk obat herbal.
 Budaya bangsa Indonesia untuk mengkonsumsi jamu
guna pemeliharaan kesehatan merupakan salah satu
penunjang perkembangan obat herbal.
 Presiden RI mencanangkanTahun Kebangkitan Jamu
(2008)
 Umumnya Tujuan masyarakat menggunakan tanaman
obat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat,
mencegah maupun menyembuhkan penyakit,
memulihkan kondisi tubuh (rehabilitatif). penggunaan
obat herbal di Indonesia merupakan bagian dari
budaya Indonesia, dan makin lama makin berkembang,
meskipun umumnya efektivitas dan keamanannya
belum banyak didukung oleh penelitian yang memadai.
Faktor yang mendorong masyarakat
Indonesia menggunakan obat Herbal
 Efek samping yang lebih kecil
 Ketidakpuasan terhadap obat modern,
 Timbulnya kesadaran akan gaya hidup sehat yang lebih
cenderung pada unsur pencegahan dan harga relative
lebih murah,
 Persepsi masyarakat bahwa karena berasal dari
bahan alam, maka obat tradisional itu aman perlu
diluruskan.
 Di Indonesia terdapat 1046 industri di bidang obat
tradisional yang terdiri dari 129 industri obat
tradisional (IOT) dan 917 industri kecil obat tradisional
(IKOT), namun dari keseluruhan industri tersebut baru
12 industri yang telah memperoleh sertifikasi cara
pembuatan obat tradisional yang benar (CPOTB) : 11
IOT dan 1 IKOT Sedangkan sebagian IKOT adalah
industri rumah tangga yang dikelola secara sederhana
termasuk alat-alat yang digunakan tanpa
memperhatikan produk yang dihasilkan dilihat dari
segi mutu, keamanan dan khasiat,
 Dalam Industri obat herbal ada 3 pihak yang terkait
erat : petani, industri dan konsumen.
 Peran petani sangat menentukan untuk
menghasilkan suatu simplisia yang memenuhi
standar mutu sebagai bahan baku.
 Kandungan kimia aktif dalam tanaman dipengaruhi
oleh faktor eksternal (tempat tumbuh meliputi:
tanah, suhu, iklim, cuaca panen dan pasca panen)
dan internal.
SIMPLISIA
SIMPLISIA (MMI)

 DEFINISI :
Simplisia adalah bahan alamiah yang
digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan
kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
telah dikeringkan.
SIMPLISIA
Tata Nama Simplisia
 Nama latin Simplisia ditetapkan dengan menyebut nama
Marga (Genus), atau nama Species (Jenis) atau petunjuk
lain dari Tanaman Asal, diikuti bagian tanaman yang
dipergunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simpisia
nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman
yang berbeda marganya maupun untuk eksudat tanaman
 Nama latin simplisia hewani dan pelikan ditetapkan
dengan menyebut nama latin yang paling umum bagi
simplisia
 Nama Indonesia: untuk semua jenis simplisia di tulis
dengan menyebutkan nama daerah yang paling lazim.
Bagian yang digunakan disebut sebelum nama simplisia
tersebut (di depan)
TATA NAMA SIMPLISIA
N NAMA INDONESIA NAMA SIMPLISIA
O
1 Akar Radix
2 Umbi lapis Bulbus
3 Rimpang Rhizoma
4 Kulit Kayu Cortex
5 Kayu Lignum
6 Batang Caulis
7 Bunga Flos
8 Buah Fructus
9 Biji Semen
10 Daun Folium
11 Seluruh bagian tumbuhan Herba
TATA NAMA SIMPLISIA

Nama Latin :
 Curcuma xanthorrhiza

 Bagian yang digunakan : Rimpang

Nama Indonesia :
 Rimpang temulawak
Nama simplisia : Curcuma
 rhizoma
TATA NAMA SIMPLISIA

Nama Latin :
 Chinchona succirubra
Bagian yang digunakan :
 Kulit kayu
Nama Indonesia :
 Kulit kayu kina

Nama simplisia :
 Chinae cortex
TATA NAMA SIMPLISIA

Nama Latin :
 Caesalpinia sappan
Bagian yang digunakan :
 Kayu
Nama Indonesia :
 Kayu Secang
Nama simplisia :
 Sappan lignum
TATA NAMA SIMPLISIA

Nama Latin :
 Areca catecu

 Bagian yang digunakan : Biji

Nama Indonesia :
 Biji Pinang
Nama simplisia :
 Arecae semen
TATA NAMA SIMPLISIA

 Nama Latin :
Orthosiphon stamineus
 Bagian yang digunakan :
Daun

 Nama Indonesia :
Daun Kumis Kucing

 Nama simplisia :
Orthophonis folium
CARA PEMBUATAN SIMPLISIA
1. Pengumpulan Simplisia

Pengumpulan simplisia sangat penting

menentukan zat berkhasiat

Hal-hal yang diperhatikan:


a) bagian tanaman yang digunakan,
b) umur tanaman yang digunakan,
c) waktu panen, dan
d) lingkungan tempat tumbuh.
Beberapa simplisia dapat dikumpulkan :
 Sembarangan dari tumbuhan liar tanpa keahlian,
Contoh : Ipecae Radix, tumbuhan liar yang ada di hutan yang
digunakan masyarakat daerah secara empiris.

> Cara yang kedua yaitu cara pengumpulan yang memerlukan


keahlian berdasarkan ilmu pengetahuan dan biasanya dari tanaman
yang penanamannya teratur di kebun-kebun atau tanaman yang
dikultivasikan/diolah.
Contohnya : yang memerlukan keahlian yang berdasarkan ilmu
pengetahuan ialah Digitalis Folium, dan Belladonna Folium.
Cara Pengumpulan Bagian-Bagian Tanaman yang
digunakan :

 Daun : dipanen waktu proses fotosintesis masih aktif, yaitu pada waktu
hampir berbunga.
 Bunga : diambil dan dikumpulkan sesaat setelah terjadi
penyerbukan/pembuahan. Kadang-kadang diambil pada waktu bunga
belum mekar. Untuk yang mengandung minyak atsiri sebaiknya di panen
sebelum mekar.
 Herba : diambil ketika tumbuhan sedang mencapai tumbuh optimum.
Lebih baik lagi kalau tumbuhan sedang berbunga.
 Buah : sebaiknya dilakukan sebelum buah masak benar. Umumnya yang
diambil dari buah ini adalah biji.
 Contoh yang diambil sebelum masak yaitu lateks, daging buah. Yang di
ambil dari buah yang sudah masak benar contohnya Formiculi Fructus,
kopi coklat dll.
Cara Pengumpulan Bagian-Bagian Tanaman yang
digunakan :
 Biji : di ambil kalau buah masak benar.
 Rhizoma-Radix : diambil setelah selesai proses vegetatif. Pada tumbuhan
terdapat zat penumbuh yaitu auksin. Jika pertumbuhan telah selesai
berarti tumbuhan sudah cukup tua. Pada zingiberaceae umumnya di
anggap cukup tua bila umurnya kurang lebih setahun / 8 bulan. Rhizoma
sangat penting karena kalau di ambil sudah tua/kering : kadar amylumnya
tinggi, kadar minyak atsiri tinggi, kadar air rendah. Sebagai tanda dimana
rhizome dapat diambil baik: daun-daun sudah layu dan kering.
 Cortex : diambil bila tumbuhan sudah cukup besar umumnya zat
berkhasiat terdapat dalam serat terutama alkaloid.
 Lignum : diambil dari batang pohon yang sudah tua. Zat-zat yang di ambil
dari lignum antara lain : Zat warna misalnya : Santali Lignum, Santalini
Lignum, Sasafras Lignum, Quassiae Lignum, glikosida → makin tua makin
tinggi.
2. Sortasi Basah dan
3. Pencucian
 Kotoran perlu dibersihkan, pada pengumpulan kotoran organ-organ lain
harus dihilangkan sesuai dengan syarat-syarat pengotoran suatu simplek
yang di cantumkan dalam monografi farmakope/MMI.
 
Contohnya :
 Daun tidak boleh lebih dari sekian persen pengotoran gagang/tangkai
atau zat organik asing.
 Untuk Rhizoma dan Radix syarat pengotoran yang di perbolehkan
sampai sekian % adalah pengotoran dari bagian tanaman sebelah atas
tanah.Organ dibawah tanah harus bebas tanah, misalnya dengan cara
waktu panen tanaman digoyangkan sebelum di keringkan. Rhizoma yang
bercacing harus di buang. Akar-akar yang kecil harus di potong. Sebelum
di keringkan harus di iris-iris,
 Biji yang berasal dari buah berlendir harus di cuci dulu.
4. Perajangan

 Perajangan bahan simplisia  dilakukan  untuk

mempermudah proses pengeringan, pengepakan, dan


penggilingan/penyerbukan.
 Perajangan dapat dilakukan  dengan  pisau, atau dengan alat
mesin perajang  khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau
potongan dengan ukuran yag dikehendaki.
5. Pengeringan
Tujuan Pengeringan:
 Untuk membantu pengawetan bahan. Mencegah tumbuhnya
mikroorganisme.
 Untuk mengurangi volume berat bahan.
 Untuk mempermudah pembuatan, bentuk-bentuk yang umum
digunakan dalam perdagangan.
 Untuk mencegah reaksi enzimatik
 Untuk mencegah perubahan-perubahan kimiawi
Cara Pengeringan
1. Secara alami dengan sinar matahari. Bisa dilakukan langsung dan
tidak langsung.

a. Langsung : di udara terbuka pada cuaca baik. Contoh : Caryophylli Flos,


Cinnamomi Cortex, Cardamomi Fructus.

b. Tidak Langsung : Pengeringan dilakukan dalam ruangan kecuali :


 Mentha piperitae Folium : mula-mula pengeringan dilakukan di
ladang-ladang.
 Bunga dan buah dapat pula digunakan tempat dalam ruangan yang
dasarnya berupa anyaman kayu yang kemudian dialasi dengan kertas
penyerap (koran).
Cara Pengeringan
2. Secara buatan : a) Penaikan suhu, b) Pengurangan tekanan (vakum).
Pengeringan dengan penaikan suhu  lebih cepat dan sesuai untuk tempat
dalam udara dingin daripada udara terbuka.
Dengan menaikkan suhu : 400-600C tanpa pengurangan tekanan :
menggunakan lemari pengering. Contoh : untuk simplisia tahan panas
(termostabil).
Untuk bahan obat yang dikeringkan dalam jumlah sangat sedikit sangat
sesuai bila dikeringkan menggunakan pengurangan tekanan (ruang vakum)
dengan suhu serendah mungkin. Contoh : untuk simplisia mengandung
minyak atsiri.
Kering sudah cukup bila daun diremas cukup rapuh.
Cara Pengeringan

3. Secara kimia : dengan menggunakan penambahan zat-


zat pengering. Digunakan untuk bahan-bahan termolabil.

4. Secara fisik : dengan sinar inframerah dan cara


gelombang radiasi.
 
6. Sortasi Kering dan
7. Pengemasan
 Sortasi dilakukan kembali untuk memastikan tidak adanya
pengotor-pengotor pada simplisia.
 Pengemasan berfungsi melindungi bahan dan tidak banyak
makan tempat.
 Tujuan pengemasan untuk melindungi terhadap sinar, uap
air/kelembaban, gangguan serangga, tikus.
 Alat yang di gunakan /Wadah : plastik tebal dengan kualitas
baik atau gelas yang berwarna gelap dan tertutup kedap.
8. Penyimpanan
 cara penyimpanan suatu bahan obat tidak ada suatu keistimewaan.
 Tempat penyimpanan : tempat/gudang, dingin, di aliri udara kering.
 Untuk jumlah sedikit : dalam wadah tertutup rapat dan tahan sinar yang
terbuat dari gelas, kaleng timah, gelas coklat dll, suhu rendah.
- Bila di simpan dalam kotak kayu dan kantong kertas – akan
mengabsorbsi kembali uap air udara 10-12% (>12%), menyebabkan
simplisia dapat cepat rusak, selain itu akan dapat dirusak oleh serangga,
tikus, bau simplisia akan campur aduk.
Evaluasi Simplisa
 Mengidentifikasi kualitas, kemurnian dari bahan obat.
 Identifikasi dalam prakteknya dapat di lakukan :
 Menurut cara yang telah ada
 Dapat juga dengan membandingkan suatu simplek
yang di periksa dengan bahan baku yang telah
diketahui kualitas/kemurniannya. Kualitas terutama
di tujukan terhadap nilai/kadar dalam bahan obat
tersebut.

 
Evaluasi dapat di lakukan menurut beberapa
metode/cara sbb:
 Organoleptik
 Makroskopik, mikroskopik
 Biologi
 Kimia
 Fisika

 
Organoleptik
 Pengamatan dilakukan dengan mempergunakan
organ-organ termasuk perasa, bau, peraba.
 Pemeriksaan meliputi :
 Bentuk dan ukuran
 Warna luar dan bentuk permukaan
 Warna dalam
 Bau dan rasa.
 Cara ini terutama di lakukan terhadap organ tumbuh-
tumbuhan misal : Folia, Cortex, Lignum, dsb.
Makroskopik, mikroskopik
 Cara ini di lakukan terhadap bahan obat di mulai 1847:
C.A.Seydler memeriksa Sarsaparilla.
 Pemeriksaan meliputi mikroskopik
 Untuk mengetahui adanya jenis
pengotoran/pemalsuan, misal : Orthosiphonis Folia
biasanya di campur Eupatorini Folia.
 Untuk mengetahui kemurnian serbuk bahan obat
 Untuk mengetahui mikrophologi/histologi dari suatu
bagian tumbuhan.
 Prinsip pemeriksaan : bahwa untuk bagian tertentu dari
suatu species atau varietas mempunyai ciri khas.
 
Ragam pereaksi yang digunakan:
 Hydras Chlorali / Kloral Hidrat70% untuk clearing
agent yang fungsinya melarutkan amylum dan
chlorophyl sehingga bentuk sel jelas
 Gliserin murni
 Anilin sulfat : mewarnai lignum → kuning
 Floroglucin HCl :mewarnai lignum → merah
 Sudan III : untuk minyak → merah
 H2SO4 pekat, FeCl3, HCl, Hac
 Gabus dengan suberin → merah
Biologi
 Pemeriksaan dimana diperlukan organisme hidup sebagai bahan
pemeriksaan di sebut pemeriksaan biologi.
 Beberapa bahan obat kadang-kadang di perlukan standarnya,
terutama ditujukan terhadap konstituen yang aktif.
Contoh :
Bakteri-bakteri hidup dari ragi serta jamur di gunakan sebagai
bahan pemeriksaan vitamin.
 Lactobacillus casei untuk Riboflavin,
 Lactobacillus arabinosus untuk asam nicotinat,
Kimia Kromatografi
 Yaitu suatu metoda analisa di mana dengan
mengalirkan suatu pelarut atau aliran terhadap suatu
bahan obat, dapat memisahkan bagian yang penting
(zat aktif) dari bahan obat tersebut.
 Metoda ini di gunakan untuk menentukan kemurnian
dan identifikasi suatu zat yang biasa terdapat dalam
suatu bahan alam, juga untuk mengetahui jumlah zat
aktif, memisahkan dan mengidentifikasinya.
 Menurut cara pengerjaan ada 4 macam Chromatografi :
 Column Chromatography (k. kolom)
 Paper Chromatography (k. kertas)
 Thin Layer Chromatography (k. Lapis tipis)
 Gas Chromatography (k. gas)
Fisika
 Cara ini meliputi penetuan-penentuan dari zat aktif
yang telah di isolasi.
 Penentuan meliputi :
 Kelarutan
 B. J (pada penentuan minyak lemak dan minyak
atsiri)
 Indeks bias (kosentrasi larutan,komposisi penyusun
larutan)
 Kadar air (susut pengeringan)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai