Kelompok C :
Fakultas Farmasi
Tahun ajaran 2017
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum farmakognosi.
Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga laporan dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembacanya.
2
PRAKTIKUM II
TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan praktik pengujian simplisia sesuai standart mutu yang telah
ditetapkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Kunyit (Curcuma domestica Roxb) merupakan salah satu tumbuhan obat yang
banyak tumbuh di berbagai daerah di Indonesia dan telah banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam pencegahan maupun pengobatan penyakit. Untuk mempermudah
masyarakat dalam penggunaannya, di pasaran rimpang kunyit tersedia dalam bentuk
simplisia yang siap digunakan. Kunyit memiliki banyak sekali khasiat diantaranya yang
pernah dilaporkan adalah sebagai analgesik, antibakteri/antijamur, antidiabetik,
antihepatotoksik, anti inflamasi, anti oksidan, anti tumor, depresan, diuretika,
hipolipidemik,
hipotermik, dan insektisida (Purnomowati & Yoganingrum, 1997). Selain itu, kunyit juga
berkhasiat untuk obat luka, pelancar ASI, peluruh batu empedu (Anonim, 1985b), obat
maag
(Tampubolon, 1981), untuk menghilangkan bau badan, mengobati penyakit eksem,
penyakit
kuning dan memulihkan stamina badan (Fauziah, 2001), penambah nafsu makan (Haryanti,
1997[L24] ). Dari penelitian dalam dunia kedokteran modern diketahui bahwa khasiat
kunyit
terutama disebabkan oleh 2 kelompok kandungan kimia utamanya yaitu senyawa berwarna
kuning golongan kurkuminoid dan minyak atsiri (Sidik, 1995). Perbedaan kandungan
senyawa kurkuminoid dan minyak atsiri akan mempengaruhi khasiat kunyit. Dalam buku
standar Farmakope Herbal Indonesia disebutkan bahwa kunyit mengandung minyak atsiri
tidak kurang dari 5,80% v/b dan kurkuminoid tidak kurang dari 4,0% dihitung sebagai
kurkumin (Anonim, 2008). Kadar senyawa aktif dalam simplisia tidak dapat dijamin selalu
konstan tergantung pada bagian tanaman yang digunakan, umur tanaman pada saat panen,
waktu panen, dan lingkungan tempat tumbuh (Anonim, 1985a). Oleh karena itu, perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar kurkumin dan minyak atsiri pada rimpang
kunyit yang beredar di pasaran, mengingat tingginya penggunaan kunyit oleh masyarakat
maupun industri obat tradisional. Dengan demikian dapat diketahui apakah kunyit yang
beredar di pasaran sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam Farmakope Herbal
Indonesia.
3
ALAT DAN BAHAN
SKEMA KERJA
Amati organoleptic simplisia kering yang telah dibuat sesuai parameter pada Farmakope
Herbal Indonesia.
4
Hasil percobaan yang diperoleh pada uji makroskopik rimpang kunyit adalah
berbentuk panjang, melengkung, tidak beraturan, berukuran dengan panjang 1 cm dan lebar
1 cm. Uji organoleptik rimpang kunyit yang diperoleh adalah berwarna kuning kecoklatan,
berbau khas, dan berasa khas, manis, sedikit pahit. Hasil ini sudah sesuai dengan literatur
yang didapatkan.
KESIMPULAN
Curcuma domestica Rhizoma (Rimpang Kunyit) Hasil percobaan yang diperoleh pada uji
makroskopik rimpang kunyit adalah berbentuk panjang, melengkung, tidak beraturan,
berukuran dengan panjang 1 cm dan lebar 1 cm dan dilihat secara organoleptis saja.
DAFTAR PUSTAKA