Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Disetujui Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan
semaksimal mungkin. Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dibuat untuk
memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Farmasi di
Stikes Al-Fatah Bengkulu.
iii
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan,
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
laporan ini sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
JUDUL.....................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
1. Tujuan Umum........................................................................................2
2. Tujuan Khusus.......................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................4
C. Pendirian Apotek.......................................................................................6
1. Lokasi....................................................................................................6
2. Bangunan...............................................................................................6
4. Ketenagaan............................................................................................8
E. Pengelolaan Apotek.................................................................................11
v
F. Pelayanan Di Apotek..................................................................................29
1. Pelayanan Resep..................................................................................29
G. Perpajakan...............................................................................................37
1. PPh 21..................................................................................................37
2. PPh 23..................................................................................................37
3. PPh 25..................................................................................................38
4. PPh 28..................................................................................................38
5. PPh 29..................................................................................................39
BAB III..................................................................................................................40
F. Stock Opname.............................................................................................52
H. Pelaporan.................................................................................................53
I. Perpajakan...................................................................................................54
BAB IV..................................................................................................................55
vi
A. Kesimpulan..............................................................................................55
B. Saran........................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................57
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Copy Resep................................................................................................…………61
Kwitansi.........................................................................................................…….62
Contoh Faktur................................................................................................…….66
Buku Defecta…………………………………………………………………….67
Lemari Narkotika………………………………………………………...…….68
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Praktek Kerja Lapangan ini diadakan di Apotek Care 24 yang
lebih kurang 1,5 bulan.Praktek Kerja Lapangan memiliki makna yang penting
yang akan ditekuni nantinya dan merupakan suatu masa orientasi bagi
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
2
4. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap etis,
profesionalisme dan nasionalisme yang diperlukan peserta didik untuk
memasuki lapangan pekerjaan sesuai dengan bidangnya.
5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan
pengalaman kerja yang nyata agar dapat menghasilkan tenaga farmasi
berwawasan luas yang mampu melakukan pelayanan kesehatan secara
profesional, komulatif, dan dapat bekerja sama dalam lingkungan
kerja.
6. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan pendidikan serta meningkatkan penyelenggaraan
pendidikan AKFAR.
kampus.
pekerjaan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
oleh Menteri kepada Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah diregistrasi. Untuk
memperoleh STRTTK, Tenaga Teknis Kefarmasian harus mengajukan
permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi tempat pekerjaan
kefarmasian dilaksanakan, dengan persyaratan sebagai berikut :
5
B. Tugas Dan Fungsi Apotek
C. Pendirian Apotek
1. Lokasi
2. Bangunan
6
c. Bangunan bersifat permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat merupakan bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan,
apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan
yang sejenis.
a. Sarana
b. Prasarana
c. Peralatan
7
3) Formulir catatan pengobatan pasien sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) merupakan catatan mengenai riwayat penggunaan Sediaan
Farmasi dan/atau Alat Kesehatan atas permintaan tenaga medis dan
catatan pelayanan apoteker yang diberikan kepada pasien.
4. Ketenagaan
8
pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan
Apotek dengan menggunakan Formulir 2.
Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa
ditugaskan, tim pemeriksa harus melaporkan hasil pemeriksaan setempat
yang dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 3.
9
Dalam hal pemerintah daerah menerbitkan SIA, maka
penerbitannya bersama dengan penerbitan SIPA untuk Apoteker
pemegang SIA dan Masa berlaku SIA mengikuti masa berlaku SIPA.
10
dinas kesehatan provinsi, dan Kepala Badan dengan menggunakan Formulir 9
sebagaimana terlampir.
E. Pengelolaan Apotek
11
organisasi berbeda dengan sumber daya lainnya.Nilai-nilai kemanusiaan
yang dimilikinya mengharuskan sumber daya manusia diperlakukan secara
berlainan dengan sumber daya lainnya.(Hasibuan, 2012)
12
Untuk menjadi Apoteker Pengelola Apotek (APA) harus
memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
13
Wewenang APA :
b. Asisten Apoteker
1) Fungsi Pembelian
Tugas dan fungsi :
a) Mendata kebutuhan barang.
b) Membuat kebutuhan paneto barang.
c) Mendata pemasok.
d) Merencanakan dan melakukan pembelian sesuai dengan yang
diperlukan.
e) Memeriksa harga, diskon, hasil negosiasi dengan pemasok.
14
2) Fungsi Gudang
15
b) Menjaga dan memelihara keamanan dan kebersihan dokumen
apotek dan resiko hilang atau rusak.
Tugas kewajiban :
1) Menyediakan segala jenis perbekalan farmasi yang dibutuhkan
apotek.
2) Menyediakan segala jenis sarana yang diperlukan apotek.
3) Menyediakan segala sesuatu yang diperlukan dalam pengelolaan
apotek.
4) Memberi gaji kepada semua karyawan yang bekerja di apotek.
a. Pengelolaan Obat
16
Aspek pengelolaan obat meliputi:
1) Perencanaan
2) Pengadaan
17
Pemesanan untuk obat narkotika pemesanannya langsung
oleh Apoteker ke PBF Kimia Farmadengan membawa SP dan
dibayar tunai setelah itu obat diterima di PBF Kimia Farma.
18
g) Hargai barang-barang atau obat bebas dan letakkan sesuai
dengan spesifikasinya.
h) Arsip faktur sesuai dengan nama PBF masing-masing.
19
Pemusnahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi harus dilakukan dengan :
a) Narkotika
20
narkotika dicatat dalam kartu stelling, kemudian dicatat pada
buku narkotika yang digunakan sebagai pedoman dalam
pembuatan laporan bulanan yang dikirim ke Dinas Kesehatan
Provinsi, Balai Pemeriksa Obat dan Makanan Provinsi, Dinas
Kesehatan Kota dan sebagai arsip yang dilaporkan paling
lambat tanggal 10 tiap bulannya. Untuk setiap penggunaan obat
tersebut dicatat jumlah pengeluaran dan sisa yang ada, jika ada
perbedaan dilakukan pengontrolan lebih lanjut.Hal ini untuk
menghindari terjadinya penyalahgunaan obat.
Narkotika digolongkan menjadi 3 golongan :
Narkotika golongan I
Contohnya :
Tanaman Papaver Somniferum L kecuali bijinya, Opium
mentah,Opium masak, candu, jicing, jicingko, Tanaman
koka, Daun koka, Kokain mentah, dll
Narkotika golongan II
Contohnya:
Alfasetilmetadol,Alfameprodina,Alfametadol,Alfaproina,
dll
Narkotika golongan III
Contohnya :
Asetildihidrokodeina, Dekstropropoksifena, Dihidrokodeia,
Etilmorfina, dll
b) Psikotropika
21
Logo obat psikotropika pada kemasannya terdapat
tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf
K di dalamnya. Sama dengan logo obat keras.
c) Obat Keras
22
Contoh dari obat keras antara lain adalah Asam
Mefenamat, semua obat antibiotik (ampisilin, tetrasiklin,
sefalosporin, penisilin, dll), serta obat-obatan yang
mengandung hormon (obat diabetes, obat penenang, dll)
d) Obat Bebas
1. Pasien datang.
2. Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada
pasien obat apa yang dibutuhkan.
23
3. Tanyakan lebih dahulu keluhan/penykit yang diderita
pasien, kemudian bantu pasien untuk mendapatkan obat
yang tepat.
4. Menghitung harga dan minta persetujuan terhadpa nominal
harga.
5. Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta
pasien sesuai dengan permintaan meliputi nama obat dan
jumlah obat.
6. Serahkan obat kepada pasien disertai informasi tentang obat
meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu
penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping obat
yang mungkin timbul setelah penggunaan obat, dan jika
diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang
ditimbulkan.
e) Obat Wajib Apotek
24
Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang
boleh diberikan kepada pasien.
Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar
mencakup: indikasi, kontra-indikasi, cara pemakain, cara
penyimpanan dan efek samping obat yang mungkin timbul
serta tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki
tersebut timbul.
25
penyakit, merawat orang sakit, serta memulihkan kesehatan
pada manusia dan memperbaiki fungsi dan sruktur tubuh.
3) Penerimaan
4) Penyimpanan
26
Sedangkan pada penyimpanan obat generik, disimpan
dalam rak obat yang disusun secara alphabet untuk mempermudah
pengambilan saat diperlukan.Pengeluaran barang di apotek
mengunakan 2 Prinsip yaitu FIFO dan FEFO. FIFO ( First In First
Out ) maksudnya adalah Barang yang pertama kali datang harus
menjadi Barang yang pertama kali keluar.Sedangankan FEFO (first
erxpire first out) yaitu obat-obatan yang mempunyai waktu
kadaluarsa lebih singkat, disimpan paling depan yang
memungkinkan diambil terlebih dahulu disebut. Adapun beberapa
cara penyimpanan obat di Apotek antara lain adalah :
27
Ovula
5) Adminsitrasi
28
untuk dijadikan bukti bila terjadi kesalahan dalam mencatat
pelaporan obat setiap bulannya.
g) Blanko Salinan Resep adalah salinan resep yang digunakan
berupa salinan resep tertulis dari suatu resep atau nama lainnya
“Apograph”.
h) Blanko Kwitansi adalah digunakan apabila pasien
menginginkan bukti pembayaran atas resep yang telah
dibelinya.
6) Keuangan
F. Pelayanan Di Apotek
1. Pelayanan Resep
29
Proses pelayanan resep dokter adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan dengan Resep
1) Resep Datang
Persyaratan administrasi
g) Informasi lainnya
pemberitahuan.
30
dilakukan penyiapan/peracikan dan resep dikembalikan apabila
etiket
31
Gambar 1: Skema penjualan obat dengan resep dokter
Resep datang
Ada
SkriningRese
p
Tidak ada
Resep dihargai
obat
Resep dikembalikan
Penyiapan/Peracikan Obat
Penyerahan obat
Pemberian Pemeriksaan
informasi obat
akhir
32
b. Pelayanan Obat Tanpa Resep
yang menyebut nama obatnya, bila obat yang diminta tidak ada
maka diberi obat yang sesuai dengan keluhannya. Dalam hal ini
33
dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat
sebagaimana terlampir.
Obat dihargai
34
2. Promosi dan Edukasi
35
5. Pelayanan Narkotika
36
G. Perpajakan
1. PPh 21
2. PPh 23
37
3. PPh 25
4. PPh 28
Apabila pajak yang terhutang untuk satu tahun pajak ternyata lebih
kecil dari jumlah kredit pajak (PPh 25) maka setelah dilakukan
38
perhitungan, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan setelah dilakukan
pemeriksaan dengan hutang pajak berikut sanksi-sanksinya.
5. PPh 29
Apabila pajak yang terhutang untuk satu tahun pajak ternyata lebih
besar dari jumlah kredit pajak yang sudah dilakukan perhitungan, maka
kekurangan pajak yang terhutang harus dilunasi selambat-lambatnya
tanggal 25 bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir bagi Wajib Pajak
sebelum surat pemberitahuan disampaikan.
39
BAB III
PEMBAHASAN
40
4. Sebagai sarana masyarakat sebagai tempat pelayanan informasi mengenai
sediaan farmasi dan perbekalan farmasi
5. Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi
masyarakat
dalam melaksanakan tugas dan fungsi di Apotek pada tahun 2018 adalah
sejumlah 6 orang yang terdiri dari 1 orang Pemilik Sarana Apotek (PSA),
Apoteker (AA).
sejumlah orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Agar proses kerja sama antara individu dalam mencapai tujuan
DIREKTUR/PSA
Tata ruang atau yang biasa sering disebut dengan Lay Out
42
Gambar 4 : Lay Out Apotek Care 24
27
26 28
25 18
24 33
.
23
17
19
22
21 16
31
20
11
12 10 2 3
13 4
14 5
30
15 9 8 7 6
29
1
43
Keterangan :
1. Pintu utama
5. Kasir komputer
7. Rak makanan
8. Vitamin
9. Meja
23. Kulkas
44
24. Dispenser
25. Wastafel
26. Alkes
28. Timbangan
29. Kursi
a. Ruang tunggu
b. Ruang penyimpanan obat
c. Gudang penyimpanan obat
d. Lemari penyimpanan narkotika dan psikotropika
e. Lemari pendingin
f. Meja racik
g. Telepon
h. Komputer
i. Toilet
j. Meja konseling
45
k. Alat racik
l. Timbangan neraca
a. Perencanaan
b. Pengadaan
46
1) Pembelian rutin
3) Konsinyasi
4) Pembelian Prekursor
47
pembelian masing-masing PBF. Lamanya pembayaran berkisar
antara 14-30 hari.
c. Penyimpanan
jumlah barang yang di isi atau di ambil. Penyimpanan obat yang ada di
berikut :
3. Lemari penyimpanan obat tetes mata, salep kulit dan salep mata.
injeksi
d. Administrasi
48
a) Buku penerimaan barang
Adalah buku yang digunakan untuk mencatat semua barang obat
yang masuk ke apotek berdasarkan faktur barang bersangkutan.
b) Buku pengeluaran barang
Adalah buku yang digunakan untuk mencatat semua barang yang
keluar berdasarkan resep yang datang ke apotek Care 24.
c) Blangko salinan resep
Digunakan untuk mencatat kembali resep-resep dokter yang tidak
ada di apotek Care 24 sehingga pasien dapat membeli obat-obatan
tersebut keapotek
d) Blangko kwitansi
Merupakan sebagai bukti bahwa pasien telah meninggalkan
jaminan diapotek Care 24/ intalasi farmasi yang berupa uang.
e) Blangko faktur
Merupakan blangko yang dibuat oleh pbf untuk diserahkan di
apotek/instalasi farmasi sesuai dengan pesanan obat sebagai bukti
pembelian obat oleh apotek skip/intalasi farmasi.Blangko faktur
ini sesuai yang diminta.
e. Keuangan
1) Pemasukan
2) Pengeluaran
49
PBF serta pembelian peralatan peracikan seperti kertas puyer dan
etiket.
Pada apotek care 24 pelayanan resep sama saja dengan apotek lain karena
pelayanan resepnya diberikan kepada pasien askes, bpjs, pegawai, dan pasien
umum.
Proses pelayanan resep dokter di Apotek Care 24 antara lain :
50
ALUR/SKEMA PELAYANAN RESEP DI APOTEK CARE 24
Obat disiapkan (diracik, pemberian etiket, dll) serta dibuat copy resep
Obat diperiksa kembali, kemudian diserahkan ke pasien dan disertakan pemberitahuan cara pemakaian
a. Pencatatan resep
Pencatatan resep yang masuk dan keluar setiap harinya langsung
dicatat yang sebelumnya telah diberi nomor dan harga oleh asisten
apoteker. Hal ini dilakukan agar mempermudah dalam pengecekan
pencatatan tersebut didasarkan pada tanggal dan bulan masuk resep
b. Penyimpanan resep
Dalam penyimpanan resep dikelompokkan sesuai tanggal dan
bulan penerimaan lalu dipisah sesuai dengan nomor urutnya.Hal ini
dilakukan untuk mempermudah pengecekan dan pencarian bila seketika
resep tersebut dibutuhkan kembali untuk hal-hal tertentu, misalnya
51
kesalahan pemberian obat.Penyimpanan resep ini sekurang-kurangnya
selama 3tahun.
c. pemusnahan resep
menurut kepmenkes no. 992/menkes/per/X/1993 pasal 17, menyatakan
bahwa :
1) resep harus dirahasiakan dan disimpan diapotek dengan baik dalam
jangka waktu tiga tahun, resep tersebut dapat dimusnahkan dengan
cara dibakar atau dengan cara yang cocok dan disaksikan oleh satu
orang petugas apotek.
2) Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek danpetugas dari DinKes
Kota.Pada berita acara tersebut harus memuat :
a. Hari dan tanggal pemusnahan, bulan dan tahun pemusnahan
b. Nama pemegang izin khusus Apoteker Pengelola Apotek (APA)
c. Nama-nama dan jumlah saksi
d. Nama dan jumlah resep yang dimusnahkan dalam Kg (kilogram)
e. Cara Pemusnahan
f. Tanda tangan penanggung jawab Apotek pemegang izin khusus
dan saksi-saksi
Berita acara pemusnahan resep tersebut ditujukan kepada :
F. Stock Opname
52
1. Untuk mengetahui persediaan total barang di apotek dan dapat
dimanfaatkan untuk analisa keuangan apotek.
2. Pengecekan kadaluwarsa (expired date).
3. Sebagai pedoman dalam pemesanan obat selanjutnya agar sesuai dengan
kebutuhan.
53
H. Pelaporan
Di Apotek Care 24 sampai saat ini mencangkup dua jenis pelaporan yaitu
pelaporan eksternal dan pelaporan internal. Pelaporan eksternal merupakan
pelaporan yang di buat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan meliputi pelaporan SIPNAP dan laporan dibuat
secara rutin setiap bulan yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota
Bengkulu dan kepala BPOM. Sedangkan pelaporan internal merupakan
pelaporan yang di gunakan untuk kebutuhan apotek, seperti pelaporan
keuangan, pelaporan barang, dan pelaporan lainnya.
I. Perpajakan
Pajak adalah kontribusi wajib negara yang tentang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat maksa berdasarkan undang-undang di apotek Harga
Netto obat dari semua PBF ditotalkan setiap bulannya kemudian di kali 1 %.
Pelaporan di kantor pajak dilakukan setiap 1 bulan sekali cek lagi pajak apotek
termasuk UMKM pajak 0,5%, Merupakan pajak penghasilan (PPH)
berdasarkan Permenkes RI Nomor 43 tahun 2013.
54
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
kefarmasian
kefarmasian
yang sesungguhnya.
55
B. Saran
56
DAFTAR PUSTAKA
DepKes, PerMenKes RI No. 31 Tahun 2016 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan
Izin Kerja Tenaga Kefarmasian (Jakarta : DepKes RI, 2016)
57
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1: Etiket Yang Digunakan Di Institusi
58
Etiket Biru untuk Obat dengan Pemakaian Luar
59
Lampiran 3: Surat Pesanan Prekursor
60
Lampiran 4: Contoh Copy Resep
61
Lampiran 5: Kwitansi
62
63
Lampiran 6: Laporan Penggunaan Obat Prekursor
64
Lampiran 7: Laporan Penggunaan Obat Generik
65
Lampiran 8: Laporan penggunaan Narkotika dan Psikotropika
66
Lampiran 9: Contoh Faktur
67
Lampiran 10 : Buku Defecta
68
Lampiran 11 : Lemari Narkotika
69
Lampiran 12 : Contoh SP Narkotika
70
71
Lampiran 13 : Contoh Surat Pesanan Psikotropika
72