SKRIPSI
Oleh :
AROZATO NAZARA
1501196014
SKRIPSI
Oleh :
AROZATO NAZARA
1501196014
Medan, ………………
Menyetujui :
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
(Tetty Noverita Khairani S, S.Si., M.Si.) (Hanafis Sastra Winata, S.Farm., M.Si., Apt)
Mengetahui :
Medan,
Yang membuat pernyataan
Arozato Nazara
Nim. 1501196014
5
AROZATO NAZARA
1501196014
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkana tas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikanskripsi ini
untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Farmasipada
Program Studi SI Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan. Judul skripsi ini
adalah “Formulasi Dan Uji Efektivitas Anti-Aging Masker Pasta
Berbahan Dasar Bengkoang (Pachyrrhizuserosus)” skripsi ini disusun
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm) pada Program Studi SI Farmasi Fakultas Farmasi Dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak, baik dukungan
moril, materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu, penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes.,selaku Pembina Yayasan
Helvetia.
2. Iman Muhammad, SE., S.Kom., MM., M.Kes, selaku KetuaYayasan
Helvetia
3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si.,selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia
5. Adek Chan, S.Si., M.Si., Apt selaku Ketua Program Studi SI Farmasi
Fakultas Farmasi Dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia
6. Tetty Noverita Khairani S, S.Si., M.Si selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing
penulis selama penyusunan skripsi ini.
7. Hanafis Sastra Winata, S.Farm, M.Si., Apt selaku pembimbing II yang
telah meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing
penulis selama penyusunan skripsi ini.
8. Yulis Kartika, S.Farm., M.Kes., Apt selaku penguji III yang sekaligus
memberikan masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Program Studi SI Farmasi yang telah mendidik dan
mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
10. Teristimewa keluarga besar dan kedua orang tua penulis terlebih buat
bapak Ade Efrat sebagai wali dan sekaligus orangtua saya, yang telah
memberikan motivasi, semangat, serta doa dalam menyelesaikan
perkuliahan penulisan skripsi ini. Terimakasih untuk semuanya.
11. Bagi teman-teman seperjuangan program studi S1 Farmasi yang telah
mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
iii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas
segala kebaikan yang telah diberikan.
Medan,
Penulis
Arozato Nazara
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
Nama : Arozato Nazara
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/tanggal lahir : Lawira Sara, 15 Oktober 1996
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Lawira Sara Kecamatan Lotu
Email : aronazara1510@gmail.com
Anak Ke : 5 (lima) dari 5 (lima) bersaudara
Nama Ayah : (Alm) Taligolo Nazara
Nama Ibu : (AlmH)Satima Nazara
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBARAN KEASLIAN PENELITIAN
LEMBAR PENGUJI
ABSTRAK ............................................................................................ i
ABSTRACT........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. iv
DAFTAR ISI ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ x
vi
3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitan.............................................. 25
3.3. Sampel Penelitian .............................................................. 25
3.4. Alat Dan Bahan ................................................................. 25
3.4.1. Alat Yang Digunakan .............................................. 25
3.4.2. Bahan ...................................................................... 25
3.5. Pengumpulan Dan PengolahanSampel ............................... 26
3.5.1. Pengempulan Sampel ............................................... 26
3.5.2. Pengolahan Sampel .................................................. 26
3.6. Formulasi Sediaan ............................................................. 26
3.6.1. Formulasi Dasar Sediaan Pasta ................................ 26
3.6.2. Formulasi Modifikasi ............................................... 27
3.6.3. Prosedur Pembuatan Basis Masker Pasta Bengkoang 27
3.6.4. Formula Mengandung Ekstrak Bengkoang ............... 28
3.7. Evaluasi Mutu Fisik Sediaan.............................................. 28
3.7.1. Uji Homogenitas ...................................................... 28
3.7.2. Pengukuran pH ........................................................ 28
3.7.3. Pengukuran Lama Pengeringan Masker ................... 29
3.7.4. Pengamatan Stabilitas Sediaan ................................. 29
3.7.5. UjiIritasi Kulit Sukarelawan..................................... 29
3.7.6. Pengujian Efektivitas ............................................... 29
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
dapat dijumpai. Hal ini karena kondisi wilayah Indonesia yang cocok untuk
tumbuh dan berkembangnya aneka ragam tanaman sebagai bahan pangan yang
dihasilkan cukup melimpah. Salah satu sumber pangan yang cukup potensial
Nanggalo, Kuranji dan Pauh. Menurut data BPS Padang (2013) tahun 2011 areal
tanam bengkuang mencapai 128 ha dengan rata-rata produksi 190 kuintal/ha (total
produksi 2.432 ton). Tahun 2012, areal seluas 130 ha dan produksi rata-rata 193
kuintal/ha (total 2.509 ton). Dari data diatas dapat dilihat bahwa bengkuang
manfaat dari tanaman bengkuang ini sangat banyak diantaranya umbi bengkuang
mengandung inulin yang tidak dapat dicerna, dapat diolah sebagai bahan
makanan, rendah kalori dan baik untuk kesehatan. Bengkuang yang menyegarkan
dan tinggi kadar air ini kaya akan berbagai nutrisi, diantaranya yang terkandung di
1
2
bahwa:Bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar
tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau
memelihara tubuh pada kondisi baik. Kosmetika yang beredar di pasaran sangat
beragam baik merek, jenis, kegunaanya, maupun warna dan bentuknya sehingga
bagi kulit terbagi dalam 2 jenis yaitu: a. kosmetik perawatan kulit (skin-care
kondisi kulit. b.kosmetik riasan (dekoratif atau make up) merupakan kondisi untuk
Proses penuaan kulit terjadi secara alami sesuai penambahan umur secara
Kulit wajah merupakan hal pertama yang terlihat saat mulai mengalami
penyebab utama terjadinya masalah di kulit wajah terlihat kusam, tekstur kulit
senyawa protein rantai panjang yang tersusun atas asam amino yaitu alanin,
Secara umum sinar matahari sangat bermanfaat, tetapi salah satu akibat
paparan sinar matahari yang terus-menerus dalam jangka waktu yang lama adalah
terjadinya perubahan pada bentuk kulit yang disebut dermatoheliosis, yaitu kulit
hitam yang tidak merata pada permukaan kulit yang terkena paparan sinar
akibat paparan sinar matahari. Melanin adalah pigmen warna utama pada kulit,
eumelanin yang berwarna hitam dan coklat dan phaecomelanin yang berwarna
Masker adalah salah satu perawatan kulit wajah yang biasa digunakan
sehingga kulit terlihat segar dan bersih. Masker ini dapat digunakan dari berbagai
kalangan mulai dari remaja hingga orang tua. Masker sangat bermanfaat untuk
menjaga dan merawat kulit wajah, dapat menyegarkan kulit wajah, dapat
mengembalikan sel kulit mati dengan sel kulit baru serta dapat mengencangkan
kulit wajah. Masker wajah bertindak merangsang sirkulasi aliran darah maupun
4
limpa, memperbaiki proses regenerasi, dan memperbaiki nutrisi kulit kulit pada
Masker kulit wajah merupakan salah satu jenis kosmetika tradisional yang
kulit wajah. Masker kulit wajah berguna untuk meningkatkan taraf kebersihan
kegiatan sel-sel kulit. Bahan yang digunakan untuk membuat masker kulit wajah
antioksidan (8).
Pasta merupakan sediaan semisolid yang terdiri dari 50% bahan padat,
sehingga memiliki keuntungan dapat mengikat cairan eksudat, daya lekatnya lebih
kuat dari sediaan salep dan dapat memberikan lapisan tipis (film) untuk
Kelebihan pasta dibanding sediaan topikal yang lain yaitu pasta mengikat
cairan sekret sehingga sehingga lebih baik untuk digunakan, bahan yang
digunakan pada sediaan pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan
daya kerja lokal, konsentrasi pasta lebih kental dari salep, dan daya absorbsi pasta
lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep (10).
kita. Umbi tanaman bengkuang biasa dimanfaatkan sebagai buah atau bagian dari
beberapa jenis masakan seperti rujak, asinan atau dimakan segar. Umbi
vitamin C dan senyawa fenol yang dapat berfungsi sebagai sumber antioksidan
bagi tubuh.Hasil analisis de Melo dkk (1994) menyatakan bahwa 100 g umbi
putih. Bengkuang potensial di kota Padang sehingga Padang dikenal juga sebagai
kota Padang selama ini belum mendapat perhatian yang cukup besar oleh
belum banyak ditemukan, biasanya hanya sebagai komponen rujak, asinan, dan
kulit umbi yang tipis, berwarna kuning pucat dan bagian dalamnya berwarna putih
dengan cairan segar agak manis. Bengkuang merupakan buah yang kaya akan
berbagai zat gizi yang penting untuk keehatan terutama vitamin dan mineral.
serat yang sangat dibutuhkan tubuh. Bengkuang mengandung kadar air yang
dipaparkan sinar matahari pada kulit mencit dapat menurunkan jumlah pigmen
melanin.(13) Pada penelitian sebelumnya bahwa bengkuang afkir (sisa yang tidak
6
terjual) mempunyai potensi dan dapat serta aman untuk dijadikan bedak dingin.
Hasil penelitian (pengujian) bedak dingin bengkuang afkir memberikan hasil yang
bengkuang yang panen tua (5-5,5 bulan). Pati bengkuang afkir lebih tinggi dari
erosus) dapat dibuat dalam sediaan krim, kemudian krim ekstrak buah bengkoang
Pengaruh proporsi pati bengkuang dilihat dari warna, tekstur, aroma, dan
daya lekat terhadap hasil jadi masker untuk perawatan kulit wajah berminyak dan
merupakan tabir surya yang alami untuk mencegah kulit rusak oleh radikal bebas
dan zat Fenolik dalam bengkuang cukup efektif menghambat proses pembentukan
melanin, sehingga pigmentasi akibat hormon, sinar matahari dan bekas jerawat
sediaan masker dalam bentuk pasta sehingga dalam pemakaiannya efisien dan
ini bertujuan untuk mengangkat manfaat bahan alami sebagai bahan dasar masker
wajah yang aman untuk jenis kulit kering. Pentingnya penggunaan masker alami
1.3 Hipotesa
wajah.
pasta.
parameter
Uji
Homogenitas
Uji evaluasi sediaan
Uji pH
Uji lama
pengeringan
Ekstrak bengkuang masker
dengan konsentrasi Uji Stabilitas
2%,4%,6% sediaan
TINJAUAN PUSTAKA
dan manfaatnya.
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Genus : Pachyrhizus
ternyata berasal dari benua Amerika, terutama bagian benua yang beriklim tropis.
9
10
Sumber lain memastikan bahwa bengkuang berasal dari Amerika Tengah dan
daerah-daerah yang beriklim tropis seperti Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia
pada zaman Rumphius. Tanaman ini didatangkan dari Manila melalui Pulau
mexican potato dan mexican Turnip. Bengkuang juga disebut jicama (Mexico),
m. Buah bengkuang memiliki panjang 6-13 cm dan lebar 8-17 mm dengan bentuk
pipih, bulat atau persegi. Batangnya menjalar dan membelit dengan rambut-
berdaun majemuk. Daun bengkuang berwarna hijau tua dan berbentuk mirip
jantung. Bunga bengkuang berwarna biru keunguan dan tersusun indah dalam
dan mengandung banyak air. Umbi ini biasanya di panen pada umur 4-6 bulan
11
yaitu ketika diameternya mencapai 10-15 cm dan beratnya sekitar 2 kg. Pada
kondisi ini umbi bengkuang akan mempunyai tekstur yang renyah, citarasa yang
kedua jenis bengkuang ini adalah waktu panennya. Varietas bengkuang gajah
dapat di panen ketika usia tanam memasuki empat sampai lima tahun. Varietas
bengkuang badur memiliki waktu panen lebih lama. Jenis ini baru dapat di panen
air, antibakteri dan flavonoid. Flavonoid merupakan tabir surya alami untuk
mencegah kerusakan kulit akibat radikal bebas dan zat fenolik efektif untuk
dalam masker dapat berfungsi sebagai perekat dan pengental masker (18).
Pati bengkuang adalah zat pati dari umbi bengkuang yang didapatkan dari
proses pengendapan air bengkuang. Pati bengkuang yang berawarna putih bersifat
1. Saponin
Pada tanaman bengkoang senyawa ini terdapat pada daun dan bijinya.
aktif permukaan yang kuat yang dapat menimbulkan busa bila dikocok
hemolisis sel darah merah. Dalam larutan yang sangat encer saponin
2. Flavonoid
Pada tanaman bengkoang flavonoid juga terdapat pada daun dan bijinya.
3. Minyak Atsiri
pada tanaman bengkoang minyak atsiri ini terdapat pada bijinya. Berbagai
senyawa atsiri yaitu berbagai alkohol, aldehid , keton dan ester yang
sedikit sekali. Senyawa ini walaupun dalam konsentrasi rendah dari segi
estetika dan niaga penting oleh karena peran yang diberikannya kepada
cita rasa dan bau makanan, bunga, parfum dan sebagainya. Minyak atsiri
yang cukup tinggi yaitu 80-90%. Umbi yang memiliki rasa manis berasal dari
senyawa oligosakarida disebut inulin yang tidak bisa dicerna tubuh manusia.
Komponen ini berguna bagi penderita diabetes atau orang yang berdiet rendah
kalori. kandungan kimia lainnya pachyrhizon, retenon, pati, protein, fosfor, besi,
vitamin B1, dan vitamin C. Sedangkan daun dan biji bengkuang mengandung
saponin dan flavonoid yang juga sering digunakan untuk bahan kesehatan (22).
14
yang didapat dengan cara mengisolasi sari bengkuang atau mengambil patinya,
mempunyai sifat mendinginkan, memutihkan kulit atau mengatasi flek serta noda
di wajah. Penggunaan pati bengkuang sebagai bedak dingin telah dilakukan sejak
lama dalam ramuan tradisional. Pati bengkuang bisa dicampur dengan talk atau
pun dapat diguanakan dengan cara yang konvensional. Maksudnya seperti dengan
memarut bengkuang kemudian dijadikan luluran atau masker untuk wajah. Untuk
mengatasi flek atau noda diwajah dapat dilakukan dengan melakukan masker
wajah menggunakan bengkuang. Haluskan atau parut umbi bengkuang segar, lalu
ambil air perasannya. Gunakan air tadi untuk mengompres seluruh wajah dengan
tubuh kita, kulit merupakan organ tubuh paling luar dan membatasi bagian dalam
tubuh dan lingkungan luar. Luas kulit pada orang dewasa sekitar 1.5 m2 dan
beratnya 15% dari berat badan secara keseluruhan. Kulit merupakan organ
terbesar pada tubuh, mencakup 12-15% berat tubuh dan luas permukaannya
pengaturan suhu,reseptor, sintesis biokimia dan penyerapan zat. Kulit terdiri atas
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu:
1. Epidermis
Lapisan epidermis terdiri dari 5 lapisan yang tersusun dari bawah ke atas
oleh sel basal aktif yang terus menerus membelah diri, sel di bagian ini
sel-sel kulit baru untuk mengantikan bagian sel-sel yang tua dan rusak,
oleh karena itu sel basal disebut juga sebagai sel induk.
layer. Yaitu lapisan di atas sel basal yang tersusun dari sel keratinocyt.
mati dan tidak dapat membelah diri yang tersusun dari sel- sel keratin
atau sel yang sudah berisi bahan protein dan mengeras. Karena letak
lapisan ini makin jauh dari pembuluh darah maka sedikit saja aliran
darah yang mengalir sehingga jika karena suatu hal aliran darah
terhambat, maka sel kulit di lapisan ini akan menjadi semakin pipih dan
d. Lapisan stratum corneum. Lapisan ini juga disebut lapisan horny atau
lapisan tanduk atau lapisan bersisik. Lapisan ini terbanyak berada pada
telapak tangan dan kaki dan jarang dijumpai dilapisan kulit wajah.
sel.(24)
paling bawah dan berbatas dengan dermis. Dalam lapisan basal terdapat
2. Dermis
Merupakan lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal. Lapisan ini
besar/kecil.
3. Subdermis
antara lapisan kulit dengan struktur internal seperti otot & tulang. Terdapat
pembuluh darah, saraf & limfe dengan jaringan penyambung yang terdiri
dari sel lemak. Jaringan lemak bekerja sebagai penyekat panas &
b. Organ indra- ujung saraf di dalam kulit menerima rangsangan sensorik dan
c. Ekskresi- keringat merupakan salah satu limbah dari tubuh; air yang
kedalam kulit
a. Kulit normal: wajah terlihat lebih lembut, cerah, sehat, kelembaban cukup,
tidak kering, dan pori-pori masih tampak, tetapi tidak terlalu besar.
Jenis kulit ini lebih sering mengalami masalah, seperti jerawat dan sering
terkesan kotor.
dan kering, bahkan menjadi bersisik halus. Jenis kulit ini cenderung cepat
dibanding usianya.
tertentu (28).
19
lebih panjang. Hal ini terjadi karena kombinasi makanan cukup, sehat dan hygiene
serta pelayanan kesehatan yang lebih baik, disamping itu semakin sedikit orang
bekerja dilingkungan yang berbahya atau beban fisik yang berat. Bertambahnya
umur kondisi dan penampilan kulit manusia akan berubah. Perubahan pada
kekeringan dan kekasaran kulit sekaligus kehilangan kekencangan dan warna kulit
yang merata juga tanda bertambahnya penuaan kulit. Batasan usia dalam
penelitian ini usiannya biasanya 25-60 tahun karena dalam kurun waktu usia
mengendur, kulit memperlihatkan noda-noda gelap dan terang. Untuk itu perlu
pemakaian kosmetik wajah yang cocok yang disesuabikan dengan jenis dan
kondisi kulit wajah untuk mendapatkan wajah tampak awet mudah dan mencegah
2.3. Kosmetika
badan atau bagaian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan dan
memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa dan tidak termasuk
selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Kosmetik berasal dari kata Yunani
digunakan pada bagian luar tubuhmanusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan
organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (30).
RI, menurut sifat modern atau tradisional, dan menurut kegunaannya bagi tubuh.
kelompok:
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth wash, dll.
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dll.
1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern
2. Kosmetik tradisional:
bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun.
2. Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit, termasuk
didalamnya adalah:
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
yang baik, seperti percaya diri (self confidence). Dalam kosmetik riasan, peranan
2.4. Pasta
serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau dengan bahan dasar tidak
aplikasi lebih lama sehingga pelepasan zat aktif akan lebih maksimal. Selain itu
sediaan pasta lebih juga disukai karena lebih praktis, mempunyai sifat pengering
cairan, melindungi daerah yang terluka dari udara luar dan mempermudah
perbaikan kulit serta menghantarkan obat pada kulit untuk efek khusus topikal.
Pelepasan zat aktif dalam sediaan pasta tidak lepas dari pemilihan basis yang
cocok, karena basis pasta juga turut berperan pada keberhasilan terapi pemakaian
pasta (32).
menyebarnya yang mudah pada kulit. Hal ini sesuai dengan sifat vaselin yang
merupakan basis yang berminyak dan bebas air sehingga dapat bertahan pada
kulit untuk waktu yang lama. Basis vaselin juga mudah bercampur dengan bahan
Menurut FI Edisi IV, 2010 bahwa pasta adalah sediaan semipadat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
Kelompok pertama dibuat dari gel fase tunggal mengandung air, misalnya Pasta
Pasta Zink Oksidasi, merupakan salep yang pariat, kaku, yang tidak meleleh pada
suhu tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi.
24
2.5. Masker
(modern) dan ada pula yang dibuat secara tradisional. Penggunaan masker
didasari oleh alasan bahwa setelah pengompresan air hangat atau uap airpanas,
jerawat, dan lain-lain, sehingga keadaan kulit yang merenggang tersebut dapat
bubuk termasuk dalam jenis masker perawatan, karena zat-zat dan komponen
dasar campuran masker yang sesuai dapat menyebabkan peningkatan suhu kulit
pada kulit(tembus terang). Bahan dasar adalah bersifat jelly dari gum, tragocant,
Masker ini dibuat dari bahan alami, misalnya ekstrak dari buah-buahan,
4. Masker kertas
Masker yang terbentuk dari katun tipis yang dibasahi dengan formula yang
METODE PENELITIAN
Sikambing Medan.
Blender, lumpang dan alu, sudip, spatula, tube, cawan, saringan, pipet
3.4.2 Bahan
26
27
membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Sampel yang
diperas airnya di atas saringan hingga dipastikan kadar air dalam umbi bengkoang
habis.
2018 yaitu:
R/ Bentonite 1g
Kaolin 34 g
Gliserin 2g
Nipagin 0,1 g
Parfum q.s
Aguadest ad 100 ml
2) Bentonit dibiarkan terbasahi lalu tambahkan xantan gum dan digerus cepat
5) Setelah larut masukkan kedalam lumpang sedikit demi sedikit dan gerus
cepat
homogen.
29
sebagai blanko
Konsentrasi
Bahan Formula
Blanko Formula 2% Formula 4%
6%
Ekstrak
0 2 4 6
Bengkuang
Basis 100 98 96 94
Cara pembuatan:
basis masker yang telah dibuat hingga 100 g dan di gerus merata hingga terbentuk
pasta homogen.
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan
transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen
3.7.2. Pengukuran pH
standar (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan
30
dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml. Kemudian elektroda dicelupkan dalam
lalu diukur waktu saat sediaan mengering. Dilakukan tiga kali pengkuran lama
pot plastik, dengan tujuan untuk pengamatan perubahan warna, bau, dan bentuk
(konsistensi).
maksud untuk mengetahui bahwa masker yang dibuat dapat menimbulkan iritasi
pada kulit atau tidak. Iritasi dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu iritasi primer
yang akan segera timbul sesaat setelah terjadi pelekatan atau penyentuhan pada
kulit, dan iritasi sekunder yang reaksinya baru timbul beberapa jam setelah
mendiagnosa keadaan pada kulit. Skin analyzer dapat mendukung diagnosa yang
tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas namun mampu memperlihatkan sisi lebih
dalam dari lapisan kulit, dengan menggunakan metode pengukuran normal dan
menyebabkan alat ini dapat menampilkan hasil lebih cepat dan akurat.(Rara
Lavenia, 2017)
Semua sukarelawan diukur kondisi awal kulit pada area uji yang telah
kulit seluas area uji yang telah ditandai, masker diaplikasikan berdasarkan
kelompok yang telah ditetapkan diatas. Perubahan kondisi kulit diukur saat
sebelum aplikasi dan setelah aplikasi masker sediaan pasta disetiap 7 dan 14 hari
sekeping kaca untuk melihat susunan yang homogeny pada suatu sediaan dalam
sejumlah sediaan tertentu pada objek gelas. Sediaan harus menunjukkan susunan
yang homogen dan tidak terlihat adanya butir-butir kasar. Hasil yang dilakukan
objek, kemudian dikatupkan dengan kaca objek yang lainnya untuk diamati
32
33
Tabel 4.1.Pengukuran pH
Sediaan pH
F0 4,7
F1 5,2
F2 5,5
F3 5,8
kriteria pH kulit yaitu dalam internal 4,5 – 6,5. Pemeriksaan pH dilakukan sesaat
terlihat bahwa keempat formula sudah memenuhi syarat terhadap pH kulit yaitu
4,5 – 6,5. Jika sediaan memiliki pH terlalu basa maka dapat menyebabkan kulit
menjadi kering, sedangkan jika pH terlalu asam menimbulkan iritasi kulit (36).
dalam setiap sediaan masker pasta bengkoang yang sebelumnya telah dilarutkan
didiamkan hingga layar pada pH meter menunjukkan angka yang stabil (38).
Formula Waktu
Fo 1-5 menit
F1 1-5 menit
F2 1-5 menit
F3 1-5 menit
untuk sediaan membentuk film. Pada tabel diatas menunjukkan tidak adanya
perbedaan waktu mengering dari masing masing basis masker pasta. Waktu
kering dari keempat formula masker pasta berkisar 1 menit – 5 menit. Hal ini
Sediaan pasta disimpan pada suhu kamar dan diamati perubahan warna, bau, dan
bentuk atau tekstur dari sediaan. Hasil evaluasi stabilitas dari tiap parameter dapat
Pengamatan (minggu)
Formula 0 1 2 3 4
x Y Z X Y z x Y z x y z X y z
F0 - - - - - - - - - - - - - - -
F1 - - - - - - - - - - - - - - -
F2 - - - - - - - - - - - - - - -
F3 - - - - - - - - - - - - - - -
35
Keterangan :
Pasta F0 : Blanko (tanpa partikel bengkoang)
Pasta F1 : Pasta Bengkoang dengan konsentrasi 2%
Pasta F2 : Pasta Bengkoang dengan konsentrasi 4%
Pasta F3 : Pasta Bengkuang dengan konsentrasi 6%
X : Perubahan Warna
Y : Perubahan Bau
Z : Perubahan Bentuk Pasta
- : Tidak terjadi perubahan stabilitas sediaan
+ : Terjadi Perubahan Stabilitas sediaan
yang meliputi warna, bau, dan bentuk secara visual untuk mengetahui ada
sediaan pasta meliputi warna, bau, dan bentuk dari sediaan. Sediaan dinyatakan
stabil apabila warna, bau, dan bentuk dari sediaan tidak berubah secara visual
selama penyimpanan dan juga tidak ditumbuhi jamur dari hari pertama sampai 28
hari. Hasil pengamatan sediaan pasta menunjukkan bahwa semua sediaan pasta
tidak mengalami perubahan yang berarti dari segi penampilan baik warna, bau,
dan bentuk selama penyimpanan 28 hari. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan
Hasil uji iritasi yang dilakukan pada 12 orang panelis yang dilakukan
dengan cara mengoleskan sediaan pasta dibelakang telinga selama 2 hari berturut-
turut, menunjukkan bahwa semua panelis tidak menunjukkan reaksi dapat dilihat
Panelis
formula
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Fo - - - - - - - - - - - -
F1 - - - - - - - - - - - -
F2 - - - - - - - - - - - -
F3 - - - - - - - - - - - -
Keterangan :
- : Tidak ada reaksi alergi
+ : Ada reaksi alergi
Uji tempel adalah uji iritasi kulit dan kepekaan kulit yang dilakukan
dengan cara mengoleskan sediaan uji pada kulit normal panel manusia dengan
maksud untuk mengetahui apakah sediaan uji itu dapat menimbulkan iritasi atau
kepekaan kulit atau tidak. Iritasi atau kepekaan kulit adalah reaksi kulit terhadaap
toksikan kulit, jika toksikan diletakkan diatas kulit akan menyebabkan kerusakan
kulit. Iritasi kulit adalah reaksi kulit yang terjadi karena pelekatan toksikan
golongan iritan, sedangkan kepekaan kulit adalah reaksi kulit yang terjadi karena
pelekatan toksikan golongan alergen. Tanda tanda yang ditimbulkan kedua reaksi
kulit tersebut antara lain hiperemia, eritema, edema atau vesikula kulit. Jadi, dari
hasil evaluasi uji iritasi yang dilakukan terhadap sukarelawan sebanyak 12 orang
Aram Huvis perbesaran lensa 30×, dimana parameter uji meliputi : pengukuran
keriput (wrinkle), pengukuran pigmen hitam (melanin), besar pori (pore), dan
dengan mengukur kondisi kulit awal sebelum dilakukan perawatan, hal ini
37
bertujuan untuk bisa melihat seberapa besar pengaruh pasta yang digunakan
checker yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo. Hasil pengukuran
Tabel 4.5 : Data Hasil Pengukuran Kadar Air (Moisture) Pada Kulit
Sukarelawan
35
30
25 f0
20
f1
15
f2
10
f3
5
0
kondisi awal minggu 1 minggu 2 minggu 3
Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengukuran Kadar Air Pada Kulit Punggung
Tangan Sukarelawan Selama 2 Minggu: Pemakaian
Dari hasil pengukuran pada tabel 4.5 dan grafik 4.1 menunjukkan adanya
peningkatan kadar air yang lebih tinggi dibandingkan dengan persentase formula
lainnya.
Berdasarkan hasil uji one-way anova kadar air yang menunjukkan nilai F
hitung minggu 1 = 1,098 < F tabel = 4,07 yang berarti menunjukkan tidak adanya
perbedaan signifikan antar formula, nilai F hitung minggu 2 = 2,983 < F tabel =
4,07 yang berarti menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antar formula,
nilai F hitung minggu 3 = 2,256 < F tabel = 4,07 yang berarti menunjukkan tidak
2. Pori (pore)
60× dan mode pembacaan normal dengan warna lampu sensor biru, pada waktu
melakukan analisa besar pori maka akan terbaca (Aramo,2012). Hasil pengukuran
Tabel 4.6 Data Hasil Pengukuran Besar Pori (Pore) Pada Kulit Sukarelawan
60
50
40 f0
30 f1
20
f2
10
f3
0
kondisi minggu 1 minggu 2 minggu 3
awal
Dari hasil pengukuran pada tabel 4.6 dan grafik 4.2 menunjukkan adanya
Berdasarkan hasil uji one-way anova pori (pore) yang menunjukkan nilai
F hitung minggu 1 = 5,091 < F tabel = 4,07 yang berarti menunjukkan tidak
adanya perbedaan signifikan antar formula, nilai F hitung minggu 2 = 1,002 < F
tabel = 4,07 yang berarti menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antar
formula, nilai F hitung minggu 3 = 1,312 < F tabel = 4,07 yang berarti
analyzer lensa perbesaran 60× dan mode pembacaan polarisasi dengan lampu
41
sensor berwarna jingga. Hasil pengukuran banyaknya noda dapat dilihat pada
40
30 f0
f1
20
f2
10
f3
0
kondisi minggu 1 minggu 2 minggu 3
awal
Dari hasil pengukuran pada tabel 4.7 dan grafik 4.3 menunjukkan adanya
blanko sebesar 20,6%; F1sebesar 26,3%; F2 sebesar 35,9% dan F3 sebesar 52,0%,
Berdasarkan hasil uji one-way anova noda (spot) yang menunjukkan nilai
F hitung minggu 1 = 8,615 < F tabel = 4,07 yang berarti menunjukkan tidak
adanya perbedaan signifikan antar formula, nilai F hitung minggu 2 = 1,100 < F
tabel = 4,07 yang berarti menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antar
formula, nilai F hitung minggu 3 = 2,111 < F tabel = 4,07 yang berarti
4. Keriput (wrinkle)
perbesaran 10× dan mode pembacaan normal dengan warna lampu sensor biru.
Data hasil pengukuran keriput (wrinkle) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
43
Tabel 4.8 Data Hasil Pengukuran Keriput (Wrinkle) Pada Kulit Sukarelawan
Dari hasil pegukuran pada tabel 4.8 dan grafik 4.4 menunjukkan adanya
Berdasarkan hasil uji one-way anova keriput (wrinkle) pada tabel 4.12
menunjukkan nilai F hitung minggu 1 = 3,108 < F tabel = 4,07 yang berarti
minggu 2 = 1,107 < F tabel = 4,07 yang berarti menunjukkan tidak adanya
perbedaan signifikan antar formula, nilai F hitung minggu 3 = 0,253 < F tabel =
4,07 yang berarti menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antar formula.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
pasta.
Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka efek untuk uji aktivitas
lebih tinggi.
5.2. Saran
lebih lanjut dalam bentuk sediaan lain seperti sediaan gel untuk obat luka dengan
menggunakan ekstrak bengkoang atau sediaan sabun cair untuk uji aktivitas Anti-
Aging.
45
DAFTAR PUSTAKA
46
47
34. Damanik, Syaputri A. Formulasi dan Uji Efektivitas Sediaan Masker Clay
yang Mengandung Ampas Kopi ( Coffea arabica L .). 2018. 29-33 p.
35. Rara L. Formulasi dan Uji Efektivitas Anti-Aging Masker Gel Peel-Off
yang Mengandung Minyak Macadamia. 2017. 1-119 p.
36. Hanan DM, Puji ANH. Formulasi dan evaluasi sediaan masker gel pati
bengkoang (pachyrrhizus erosus.L) untuk flek hitam bekas jerawat.
2018;3(2):1–10.
37. Rabina, Marshall. Uji stabilitas formulasi sediaan krim antioksidan ekstrak
etanol dari biji melino (Gnetum gnemon L.). 2017;2(1):107–21.
38. Septiani S, Wathoni N, Mita SR. Formulasi sediaan masker gel antioksidan
dari ekstrak etanol biji melinjo (gnetun gnemon Linn.). 2011;1–27.
39. Risnanto. Formulasi Gel Anti-Aging Ekstrak Etil Asetat Daun Jelatang (
Urtica dioica L .). 2018;
40. Indonesia departemen republik. Formularium kosmetika indonesia. 1985.
49
FO : Blanko F1 : Konsentrasi 2%
F2 : Konsentrasi 4% F3 : Konsentrasi 6%
53
F0 : Blanko
KADAR AIR
Minggu 0
MINGGU 1
57
MINGGU 2
MINGGU 3
PORI (Pore)
MINGGU 0
58
MINNGU 1
MINGGU 2
MINGGU 3
59
NODA (Spot)
MINGGU 0
MINGGU 1
MINGGU 2
60
MINGGU 3
KERIPUT (Wrinkle)
MINGGU 0
61
MINGGU 1
MINGGU 2
MINGGU 3
62
KADAR AIR
MINGGU 0
MINGGU 1
MINGGU 2
63
MINGGU 3
PORI (Pore)
MINGGU 0
MINGGU 1
64
MINGGU 2
MINGGU 3
NODA (Spot)
MINGGU 0
65
MINGGU 1
MINGGU 2
MINGGU 3
66
KERIPUT (Wrinkle)
MINGGU 0
MINGGU 1
MINGGU 2
67
MINGGU 3
MINGGU 1
68
MINGGU 2
MINGGU 3
PORI (Pore)
MINGGU 0
69
MINGGU 1
MINGGU 2
MINGGGU 3
70
NODA (Spot)
MINGGU 0
MINGGU 1
MINGGU 2
71
MINGGU 3
KERIPUT (Wrinkle)
MINGGU 0
72
MINGGU 1
MINGGU 2
MINGGU 3
73
MINGGU 0
MINGGU 1
MINGGU 2
74
MINGGU 3
PORI (Pore)
MINGGU 0
MINGGU 1
75
MINGGU 2
MINGGU 3
76
NODA (Spot)
KADAR AIR
MINGGU 0
MINGGU 1
77
MINGGU 2
MINGGU 3
KERIPUT (Wrinkle)
MINGGU 0
78
MINGGU 1
MINGGU 2
79
MINGGU 3
80
Descriptives
Lampiran 9 (lanjutan)
ANOVA
Total 48.000 11
Total 28.250 11
Total 36.917 11
Multiple Comparisons
Tukey HSD
Lampiran 9 (lanjutan)
Lampiran 9 (lanjutan)
Minggu 1
a
Tukey HSD
F3 3 23.33
Fo 3 25.00
F2 3 25.33
F1 3 26.33
Sig. .347
minggu 2
a
Tukey HSD
F3 3 25.00
Fo 3 26.67
F2 3 27.33
F1 3 28.00
Sig. .083
Lampiran 9 (lanjutan)
minggu 3
a
Tukey HSD
F3 3 26.33
Fo 3 28.00
F2 3 28.33
F1 3 29.67
Sig. .120
2. pori (pore)
Descriptives
Lampiran 9 (lanjutan)
ANOVA
Total 362.667 11
Total 354.917 11
Total 183.000 11
86
Lampiran 9 (lanjutan)
Multiple Comparisons
Tukey HSD
Lampiran 9 (lanjutan)
minggu 1
a
Tukey HSD
pori N 1 2
F0 3 27.00
F1 3 28.00
F2 3 32.00 32.00
F3 3 38.33
Lampiran 9 (lanjutan)
minggu 2
a
Tukey HSD
pori N 1
F0 3 25.67
F1 3 25.67
F2 3 26.00
F3 3 32.33
Sig. .513
minggu 3
a
Tukey HSD
pori N 1
F2 3 21.67
F0 3 22.33
F1 3 22.67
F3 3 27.33
Sig. .351
Lampiran 9 (lanjutan)
3. Noda (spot)
Descriptives
Lampiran 9 (lanjutan)
ANOVA
Total 200.250 11
Total 134.667 11
Total 28.667 11
Multiple Comparisons
Tukey HSD
Lampiran 9 (lanjutan)
Lampiran 9 (lanjutan)
minggu 1
a
Tukey HSD
spot N 1 2
F0 3 24.33
F1 3 27.00
F2 3 29.67 29.67
F3 3 34.00
minggu 2
a
Tukey HSD
spot N 1
F0 3 22.00
F1 3 24.33
F2 3 25.33
F3 3 27.00
Sig. .351
Lampiran 9 (lanjutan)
minggu 3
a
Tukey HSD
spot N 1
F0 3 20.67
F3 3 20.67
F1 3 22.33
F2 3 23.00
Sig. .257
4. Keriput (Wrinkle)
Descriptives
Lampiran 9 (lanjutan)
ANOVA
Total 628.000 11
Total 418.917 11
Total 610.917 11
95
Lampiran 9 (lanjutan)
Multiple Comparisons
Tukey HSD
Lampiran 9 (lanjutan)
minggu 1
a
Tukey HSD
wrinkle N 1
F1 3 23.00
F2 3 26.33
F0 3 29.33
F3 3 37.33
Sig. .075
Lampiran 9 (lanjutan)
minggu 2
a
Tukey HSD
wrinkle N 1
F1 3 22.67
F0 3 24.33
F2 3 24.33
F3 3 31.00
Sig. .393
minggu 3
a
Tukey HSD
wrinkle N 1
F1 3 21.33
F0 3 22.00
F2 3 22.33
F3 3 26.67
Sig. .861