Anda di halaman 1dari 28

ASTHM

A
EVA KURNIA PUTRI
1604015022
A1
ASMA???
Gangguan peradanan kronis pada saluran
udara yang mnyebeakna sumbatan aliran
udara dan episode berulang berupa mnegik,
sesaak napas, sesak dada, dan batuk.

(Dipiro edi 9 ,2015)


EPIDEMIOLOGI
 Asma adalah penyakit kronis yang umum pada masa kanak-kanak dan
menyebabkan morbiditas ddan mortalitas yang signifikat pada orang
dewasa dan anak-anak.
 Diperkirakan 20 juta orang di Amerika Serikat menderita asma pada tahun
2002).
 Tingkat prevalensi tertinggi pada anak-anak 5-17 tahun sebesar 10,0%.
 Pada anak-anak (0-10 tahun), risiko asma lebih besar pada anak laki-laki
dari pada anak perempuan, menjadi sekitar sama selama masa pubertas,
dan kemudian lebih besar pada wanita dibandingkan pada pria.
 Faktor genetik/keturunan
 Faktor lingkungan (Ibu merokok selama kehamilan/ paparan perokok
pasif)
PATOFISOLOGI
1. Adanya derajat obstruksi aliran udara yang bervariasi, bronkial
hyperresponsiveness (BHR), dan jalan napas peradangan.
2. Peradangan akut, alergan dihirup pada pasien alergi mnyebabkan alergi fase awal
reaksi dengan aktivitas sel yang mengandung IgE khusus alergan antibodi.
3. Reaksi inflamasi fase akhir terjadi 6 hingga 9 jam
4. Aktivasi limposit T menyebabkan pelepasan sitokin dari sel T helper (th2) tipe 2
yang memidndai peradngan alergi.
5. Degranulasi sel mast menghasilkan pelepasan mediator seperti histamin.
6. Makrofag alveolar melepaskan mediator inflamasi, termasuk PAF dan leukotrien
B4, C4, dan D4
7. Sel epitel bronkial berpartisipasi ddalam peradangan dalam peradangan dengan
melepesakan eikosanoid, peptidase, martiks protein, sitokin dan oksidda nitrat.
8. Jalan nafas dipersarafi oleh parasimpatis dan nonadrenergik saraf pengahamat.

( dipiro ed 9, hal 821 2015)


TANDA & GEJALA
ASMA KRONIS :
Gejala dapat berupa dispnea, batuk , mengik (
bersiul saat bernafas), dan sesak dada ( batuk
dimalam hari ).

Asma akut :
dispenia berat, sesak nafas, serak dada
atau terbakar. Mereka mungkin hanya bisa
mnegucapkan beberapa patah kata.

Dipiro ed 9 hal 822, 2015


Asma kronic
Asma akut

Anamnesis dan pemeriksaan fisik harus


Diagnosis asma dibuat terutama oleh diperoleh saat terapi awal diberikan.
riwayat berulang episode batuk, mengi, Riwayat eksaserbasi asma sebelumnya
sesak dada, atau sesak napas dan (mis. Rawat inap, intubasi) dan
spirometri konfirmasi.
penyakit yang menyulitkan (misalnya,
Pasien mungkin memiliki riwayat alergi
atau asma atau keluarga gejala rinitis penyakit jantung, diabetes) harus
alergi. Riwayat olahraga atau endapan didokumentasikan. Pasien harus
udara dingin dispnea atau peningkatan diperiksa untuk menilai status
gejala selama musim alergen tertentu hidrasi,penggunaan otot-otot aksesori
juga menyarankan asma. pernafasan, dan adanya sianosis,
pneumonia, pneumotoraks,
pneumomediastinum, dan obstruksi
jalan nafas atas. Hitung darah lengkap
mungkin tepat untuk pasien dengan
demam atau dahak purulen.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
gas darah untuk menilai asidosis metabolik
( asidosis lakta) pada obstruksi berat komplet darah i
rancang untuk infeksi ( demam & sputum punlen),
elektrolit serum sebagai terapi dengan B2 agonis dan
konrtikosteroid dapat menurunkan serum kalium dan
magnesium dan aspirineglukosa, kandadiograf jika
tanda-tanda pada duskusltasi .
( dipiro 2015 hal, 510)
Alogaritma
KASUS
Seorang anak mempunyai demam yang berat dan sekarang memiliki masalah pernafasan berupa sesak walaupun sudah

diberikan albuterol

Riwayat penyakit : pasien anak SA berusia 8 thn yang sejak dua hari lalu mengalami demam, malaise, dan batuk non

produktif. Ibu anak tersebut memberikan paracetamol dan ibuprofen untuk mengontrol demam yang dialaminya. Dari

informasi yang diberikan ibu anak tersebut, “anak-anak lain disekolahnya juga banyak yang mengalami gejala yang

sama”. SA mulai mengalami kesulitan bernafas berupa sesak dipagi hari saat dibawa ke rumah sakit, ibunya kemudian

memberikan Albuterol 2,5mg via Nebulizer 2 kali dalam 1 jam. SA mengalami sesak yang berbunyi (mengi), namun

SA merasakan kesulitan bernafas. SA sebelumnya memiliki riwayat asma dan terkontrol dengan baik gejalanya

menggunakan albuterol. Berdasarkan laporan sebelumnya, gejala yang dialami SA hanya terjadi pada siang hari saat

SA aktif bermain di sekolah atau di rumah dan jarang terjadi pada malam hari. Albuterol yang digunakan sebelumnya

PRN pada saat gejala terjadi setelah SA bermain.


Dari hasil assessment yang dilakukan di UGD diketahui SA mengalami
sesak nafas dimana ia hanya dapat berbicara 4 sampai 5 kata dalam
kalimat. SA dilaporkan mengalami takipnea dengan RR 54x/menit. Tanda
vital lainnya menunjukkan HR 160x/menit, tekanan darah 115/59, suhu
38.8°C, berat badan 22,7kg. Hasil x-Ray menunjukkan adanya konsolidasi
pada lobus kanan bawah. Setelah mendapatkan 3xAlbuterol/Ipatropium
nebulasi, suara nafasnya berbunyi dan oksigenasinya tidak membaik;
sehingga SA mulai diberikan albuterol via nebulasi kontinu 10 mg/jam dan
oksigen dititrasi 3L/menit. SA juga diberikan metil prednisolon 25mg IV
dan magnesium sulfat 600mg IV. SA kemudian dipindahkan ke PICU
untuk penanganan dan monitoring lebih lanjut.

 Riwayat penyakit sebelumnya: Asma; terakhir di rawat di rumah sakit 4


tahun yang lalu dan menjalani 2 kali pengobatan dengan kortikosteroid
sebelumnya.
 Riwayat keluarga: Ayahnya mempunyai asma
 Riwayat sosial: Tinggal bersama orang tua, dengan dua saudara. Di rumah
mempunyai kucing. Ayah perokok
 Pengobatan yang terakhir diberikan:
Albuterol 2,5mg nebul setiap 4-6 jam PRN saat serangan
Fluticasone propionate 44 mcg MDI 2 puff BID
Paracetamol 160 mg/5 ml-10 ml setiap 4 jam PRN demam
Ibuprofen 100 mg/5 ml-10 ml setiap 6 jam PRN demam
 Pemeriksaan fisik: Kesulitan bernafas
 Tanda vital: TD 125/69, T 37.912°C, RR 40, O² sar 94% pada 3L/menit melalui
nasal cannula
 Laboratorium

Na 141 mEq/L Glu 154 mg/dL


K 3.1 mEq/L WBC 34,2x10³/mm³
Cl 104 mEq/L RBC 5,07x106/mm³
CO² 29 mEq/L HCT 41%
BUN 16 mg/dL Scr 0,52 mg/dL
 Pemeriksaan X-Ray: RLL (right lower lobe) consolidation
 Assessment: Asma exacerbasi dengan virus pneumonia
SOAP
SUBJECT
mengalami demam, malaise, dan batuk non produktif. kesulitan bernafas
berupa sesak dipagi hari. SA mengalami sesak yang berbunyi (mengi), namun
SA merasakan kesulitan bernafas.
 Riwayat penyakit sebelumnya: Asma, terakhir di rawat di rumah sakit 4 tahun
yang lalu dan menjalani 2 kali pengobatan dengan kortikosteroid sebelumnya.
 Riwayat keluarga: Ayahnya mempunyai asma
 Riwayat sosial: Tinggal bersama orang tua, dengan dua saudara. Di rumah
mempunyai kucing. Ayah perokok.
 Pengobatan sebelumnya :
Albuterol 2,5mg nebul setiap 4-6 jam PRN saat serangan
Fluticasone propionate 44 mcg MDI 2 puff BID
Paracetamol 160 mg/5 ml-10 ml setiap 4 jam PRN demam
Ibuprofen 100 mg/5 ml-10 ml setiap 6 jam PRN demam
OBJECT
 Pemeriksaan fisik: Kesulitan bernafas
 Tanda vital: TD 125/69, RR 40, O² saturasi oksigen 94% pada 3L/menit melalui
nasal cannula. Tanda vital lainnya menunjukkan HR 160x/menit, tekanan darah
115/59, suhu 38.8°C, berat badan 22,7kg hasil
 Laboratorium
Na 141 mEq/L Glu 154 mg/dL
K 3.1 mEq/L WBC 34,2x10³/mm³
Cl 104 mEq/L RBC 5,07x106/mm³
CO² 29 mEq/L
BUN 16 mg/dL Scr 0,52 mg/dL
 Pemeriksaan X-Ray: RLL (right lower lobe) consolidation
Assessment Plan

Under dose pada albuterol. Naikan dosis hingga 3,4-6,8


Disarankan memilih salah mg selama 3-5 hari
satu analgesik antara Memilih salah satu analgetik
paracetamol dan ibupropen saja paracetamol
Fluticasone propionate diganti
menjadi oral
PERTANYAAN
1. tentukan data subjective dan objective pada lembar CPPT!
2. Tentukan DRP dari hasil data yang tersedia dan tuliskan pada data assesment
pada lembar CPPT
3. Tuliskan recomen dasi planning untuk pasien pada bagian planning pada CPPT
4. Informasi apa ( tanda, gejala, data dan labolatorium) yang menunjukkan
keparahan penyakit asma akut yang dialami pasien pada bagian pembahasan?
5. Tuliskan tujuan terapi dari kasus diatas pada bagian pembahasan
6. Tuliskan recomendasi non farmakologi yang dapat diberikan untuk pasien
tersebut pada bagian pembahasan
7. Tuliskan rencana monitoring yg perlu dilakukan untuk pasien tsbt pada bagian
pembahasan
8. Sebutkan jenis-jenis asma
1. tentukan data subjective dan objective pada lembar
CPPT!
mengalami demam, malaise, dan batuk non produktif. kesulitan bernafas berupa sesak dipagi
hari. SA mengalami sesak yang berbunyi (mengi), namun SA merasakan kesulitan bernafas.
 Riwayat penyakit sebelumnya: Asma, terakhir di rawat di rumah sakit 4 tahun yang lalu
dan menjalani 2 kali pengobatan dengan kortikosteroid sebelumnya.
 Riwayat keluarga: Ayahnya mempunyai asma
 Riwayat sosial: Tinggal bersama orang tua, dengan dua saudara. Di rumah mempunyai
kucing. Ayah perokok.
 Pengobatan sebelumnya :

Albuterol 2,5mg nebul setiap 4-6 jam PRN saat serangan


Fluticasone propionate 44 mcg MDI 2 puff BID
Paracetamol 160 mg/5 ml-10 ml setiap 4 jam PRN demam
Ibuprofen 100 mg/5 ml-10 ml setiap 6 jam PRN demam
OBJECTIVE
 Pemeriksaan fisik: Kesulitan bernafas
 Tanda vital: TD 125/69, RR 40, O² saturasi oksigen 94% pada
3L/menit melalui nasal cannula. Tanda vital lainnya menunjukkan HR
160x/menit, tekanan darah 115/59, suhu 38.8°C, berat badan 22,7kg.
 Laboratorium

Na 141 mEq/L Glu 154 mg/dL


K 3.1 mEq/L WBC 34,2x10³/mm³
Cl 104 mEq/L RBC 5,07x106/mm³
CO² 29 mEq/L
BUN 16 mg/dL Scr 0,52 mg/dL
 Pemeriksaan X-Ray: RLL (right lower lobe) consolidation
2. Tentukan DRP dari hasil data yang tersedia dan tuliskan
pada data assesment pada lembar CPPT
Assesment :
 Under dose pada albuterol.
 Disarankan memilih salah satu analgesik antara paracetamol
dan ibupropen
 Fluticasone propionate diganti menjadi oral

 DRP :
 1. tidak tepat obat ( karena menggunakan 2 obat untuk antipiretik.
 2. dosis nebulizer albuterol yang diterima pasien 2,5 mg
sedangkana berat badan pasien 22,7 kg, yang seharusnya
menerima 3,4 mg . ( kurang tepat dosis)
3. Tuliskan recomen dasi planning untuk pasien pada bagian
planning pada CPPT
 Naikan dosis hingga 3,4-6,8 mg selama 3-5 hari
 Memilih salah satu analgetik saja paracetamol
4. Informasi apa ( tanda, gejala, data dan
labolatorium) yang menunjukkan keparahan
penyakit asma akut yang dialami pasien pada
bagian pembahasam?
demam, malaise, dan batuk non produktif, kesulitan
bernafas berupa sesak dipagi hari, mengalami sesak yang
berbunyi (mengik), namun SA merasakan kesulitan
bernafas, dialami SA hanya terjadi pada siang hari saat SA
aktif bermain di sekolah atau di rumah dan jarang terjadi
pada malam hari.
Laboratorium
Na 141 mEq/L Glu 154 mg/dL
K 3.1 mEq/L WBC 34,2x10³/mm³
Cl 104 mEq/L RBC 5,07x106/mm³
CO² 29 mEq/L HCT 41%
BUN 16 mg/dL Scr 0,52 mg/dL
5. Tuliskan tujuan terapi dari kasus diatas pada bagian pembahasan

Tujuan terapi

1. untuk mencapai kontrol simptom yang baik dan mempertahankan tingkat


aktivitas normal
2. untuk kenaikan minimal di masa depan, yaitu untuk mengurangi flare-up,
mempertahankan fungsi paru-paru dan perkembangan paru sedekat mungkin,
dan efek samping minimalisasi (gina 2019)

Untuk asma berat akut, tujuan pengobatan adalah (1) memperbaiki


hipoksemia yang signifikan, (2) dengan cepat membalikkan obstruksi
jalan napas (dalam beberapa menit), (3) mengurangi kemungkinan
kekambuhan obstruksi aliran udara yang parah, dan (4)
mengembangkan rencana tindakan tertulis di Indonesia kasus
eksaserbasi di masa depan.
6. Tuliskan recomendasi non farmakologi yang
dapat diberikan untuk pasien tersebut pada bagian
pembahasan

1. Menghindari pemicu alergi


2. Mengurangi Pemicu lingkungan (misalnya,
hewan) harus dihindari di pasien yang sensitif, dan
perokok harus didorong untuk berhenti.
7. Tuliskan rencana monitoring yg perlu dilakukan untuk pasien tsbt pada bagian
pembahasan

Monitoring RR pasien, hasil saturasi 02, spirometri


ulang, hasil x-RayAsma
8. Sebutkan jenis-jenis asma
diklasifikan berdasarkan gambaran klinis secara
umum pada orang dewasa : intermitten, persinten
ringan, persinten sedang dan persinten berat
INHALER
DISKUS INHALER
HANDIHALER

Anda mungkin juga menyukai