SUBKRONIS
NORMALISA
(20144065A)
ETIK PUJI HASTUTI
(20144166A)
FANNY ERLA Z
(20144176A)
YULIANI SETIAWATI
(20144177A)
Lanjutan...
Pada dasarnya, uji ketoksikan subkronik meliputi
efek toksik (wujud dan sifat) suatu obat yang
mungkin timbul selama kurang lebih 10% masa
hidup hewan uji, yang pada akhirnya dapat
disetarakan dengan kejadian yang mungkin
timbul ketika obat terkait digunakan oleh
manusia
Lanjutan...
C. Tata Cara Pemberian Dosis Sediaan Uji
Membuat dosis sediaan uji yang terdiri dari 3 tingkatan
dosis, dimana dosis tertinggi harus menimbulkan gejala
efek toksik yang nyata atau mematikan, dosis terendah
seharusnya tidak menimbulkan gejala efek toksik.
Lanjutan...
E. Analisa dan Evaluasi Hasil
1.Perubahan perkembangan berat badan, masukkan makanan dan
minuman, serta gejala- gejala klinis, digunakan untuk mengevaluasi
status kesehatan dan perkembangan patologi hewan uji
2.Pemeriksaan hematologi serta analisis purin dipakai untuk
mengevaluasi adanya perubahan fungsional system organ sebagai
perwujudan efek toksik senyawa uji
3.Perubahan morfologi sel jaringan organ dan kelenjar dari
pemeriksaan hispatologi digunakan untuk mengevaluasi perubahan
struktural atau kelenjar terkait sebagai perwujudan efek dan sifat
toksik.
F. Metode Penelitian
1. Penyiapan Ekstrak dan Hewan
Ekstrak disiapkan dari herba tali putri (Cassytha filiformis L.) menurut
cara yang sudah digunakan pada penelitian sebelumnya. Sebelum
diujikan, sejumlah 16 ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley
yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan 250 gram diaklimatisasi
untuk membiasakan hewan pada kondisi pengujian. Selamat proses
aklimatisasi yang dilakukan satu minggu sebelum pengujian, hewan
diberikan makanan standar dan air minum ad libitum.
Kesimpulan
Ekstrak etanol tali putri (Cassytha
filiformis L.) pada dosis yang
digunakan dapat menyebabkan
penurunan fungsi ginjal tikus, tetapi
masih relatif aman terhadap fungsi
ginjal tikus bila digunakan pada
pemberian selama 14 hari.