Anda di halaman 1dari 10

METODE UJI TOKSIKOLOGI

SUBKRONIS
NORMALISA
(20144065A)
ETIK PUJI HASTUTI
(20144166A)
FANNY ERLA Z
(20144176A)
YULIANI SETIAWATI
(20144177A)

Your company information

UJI TOKSISITAS SUBKRONIS


Uji toksisitas subkronis adalah uji untuk mengetahui
toksisitas suatu senyawa yang dilakukan pada
hewan coba dengan dosis berulang umumnya
dalam jangka waktu 90 hari. Uji ini ditujukan untuk
mengungkapkan spectrum efek toksik senyawa uji
serta untuk memperlihatkan apakah spectrum efek
toksik itu berkaitan dengan takaran dosis
Tujuan utama dari uji ini adalah untuk
mengungkapkan dosis tertinggi yang diberikan
tanpa memberikan efek merugikan serta untuk
mengetahui pengaruh senyawa kimia terhadap
tubuh dalam pemberian berulang

Lanjutan...
Pada dasarnya, uji ketoksikan subkronik meliputi
efek toksik (wujud dan sifat) suatu obat yang
mungkin timbul selama kurang lebih 10% masa
hidup hewan uji, yang pada akhirnya dapat
disetarakan dengan kejadian yang mungkin
timbul ketika obat terkait digunakan oleh
manusia

Tata Cara Pelaksanaan


A. Pemilihan Hewan Uji
Uji ketoksikan subkronis berlangsung cukup lama dan
hasilnya akan diekstrapolasikan kepada manusia. Karena
itu, pemilihan hewan uji seharusnya didasarkan pada
kemiripan absorpsi, metabolsime, dan ekskresi antara
hewan uji dan manusia atau hewan yang memberikan
respon terhadap efek farmakologi obat terkait. Dikerjakan
pada satu atau dua jenis hewan yang sehat, satu galur,
baik jantan maupun betina.

B. Pengelompokkan Hewan Uji


Pengelompokkan hewan uji sesuai dengan dosis yang
diberikan, ditambah dengan satu atau dua kelompok
kontrol negative.

Lanjutan...
C. Tata Cara Pemberian Dosis Sediaan Uji
Membuat dosis sediaan uji yang terdiri dari 3 tingkatan
dosis, dimana dosis tertinggi harus menimbulkan gejala
efek toksik yang nyata atau mematikan, dosis terendah
seharusnya tidak menimbulkan gejala efek toksik.

D.Tata Cara Analisis


Mengamati hispatologi organ (organ-organ yang terkena
efek toksik). Gejala gejala klinik, wujud efek toksik serta
sifat efek toksik.

Lanjutan...
E. Analisa dan Evaluasi Hasil
1.Perubahan perkembangan berat badan, masukkan makanan dan
minuman, serta gejala- gejala klinis, digunakan untuk mengevaluasi
status kesehatan dan perkembangan patologi hewan uji
2.Pemeriksaan hematologi serta analisis purin dipakai untuk
mengevaluasi adanya perubahan fungsional system organ sebagai
perwujudan efek toksik senyawa uji
3.Perubahan morfologi sel jaringan organ dan kelenjar dari
pemeriksaan hispatologi digunakan untuk mengevaluasi perubahan
struktural atau kelenjar terkait sebagai perwujudan efek dan sifat
toksik.

F. Metode Penelitian
1. Penyiapan Ekstrak dan Hewan
Ekstrak disiapkan dari herba tali putri (Cassytha filiformis L.) menurut
cara yang sudah digunakan pada penelitian sebelumnya. Sebelum
diujikan, sejumlah 16 ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley
yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan 250 gram diaklimatisasi
untuk membiasakan hewan pada kondisi pengujian. Selamat proses
aklimatisasi yang dilakukan satu minggu sebelum pengujian, hewan
diberikan makanan standar dan air minum ad libitum.

2. Uji Toksisitas Subkronis


Tikus dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu 1 kelompok kontrol dan 3
kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak 1,25 mg/kg, 2,5 mg/kg dan
5 mg/kg sekali sehari selama 14 hari berturut-turut secara
intraperitoneal. Berat badan, volume konsumsi air minum 24 jam, dan
volume urine 24 jam diukur setiap hari. Darah diambil pada hari ke-0,
ke-3, ke-7, dan ke-14 untuk pengukuran kadar kreatinin serum.

Tabel 1. Pengaruh dosis dan lama pemberian


ekstrak etanol tali putri terhadap nilai bersihan
kreatinin

Keterangan: data dengan superscript yang berbeda menunjukkan


perbedaan yang nyata (p<0,05)

Tabel 2. Pengaruh dosis dan lama pemberian


ekstrak etanol tali putri terhadap persentase fungsi
ginjal

Keterangan: data dengan superscript yang berbeda


menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05)

Kesimpulan
Ekstrak etanol tali putri (Cassytha
filiformis L.) pada dosis yang
digunakan dapat menyebabkan
penurunan fungsi ginjal tikus, tetapi
masih relatif aman terhadap fungsi
ginjal tikus bila digunakan pada
pemberian selama 14 hari.

Anda mungkin juga menyukai