Anda di halaman 1dari 16

SISTEM REPRODUKSI

PRIA
Di susun oleh:
1.EGO ANDRIANO
2.EVA KURNIA PUTRI
3.GESTY SYAHFITRI
4.MOH.WAHFIUDIN

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR. HAMKA
JAKARTA
2016
SISTEM REPRODUKSI PRIA
Testis
Jumlah satu pasang (jamak = testes). Testis merupakan gonade
jantan berbentuk oval terletak dalam skrotum atau kantung pelir
yang merupakan lipatan dinding tubuh. Suhu dalam skrotum 2 oC
lebih rendah dari suhu dalam rongga perut. Testis mengandung
lipatan saluran-saluran tubulus seminiferus (saluran tempat
pembentukan sperma) dan sel-sel Leydig (sel penghasil hormone
testosterone) yang tersebar diantara tubulus seminiferus.
Dinding tubulus seminiferus mengandung jaringan ikat dan
jaringan epithelium germinal atau jaringan epithelium benih
yang berfungsi dalam pembentukan sperma (spermatogenesis).
Epididimis

Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-kelok
diluar permukaan testis sepanjang kurang lebih 6m. Berperan sebagai tempat
pematangan sperma. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan
mendapatkan kemampuan untuk membuahi.

Vas deferens
Jumlah sepasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan
epididimis dan ujung salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan sebagai
saluran jalannya sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis (kantung
semen/kantung mani).

Saluran ejakulasi
Jumlah sepasang. Berupa saluran pendek menghubungkan duktus vesikula
seminalis dan uretra.
Uretra
Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat
disepanjang penis, memiliki lubang keluar di ujung penis.
Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran keluar air
mani.
Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra.
Jumlah satu pasang. Terletak di bawah kelenjar Prostat.
Melalui saluran mensekresikan getahnya kedalam uretra
berupa mukus (lendir) jernih bersifat basa yang dapat
menetralisir urin asam yang tertinggal di sepanjang uretra.
Penis
Jumlah satu buah. Penis tersusun tiga silinder jaringan erektil
mirip spons berasal dari vena dan kapiler yang mengalami
modifikasi. Dua terletak di atas disebut korpus kavernosa, satu
buah terletak di bawah  dan membungkus uretra disebut korpus
spongiosum. Batang utama penis dilapisi kulit yang relatif lebih
tebal. Kepala penis (glands penis) ditutup oleh lipatan kulit yang
jauh lebih tipis dan disebut preputium (prepuce), kulit inilah
yang dihilangkan pada saat dikhitan. Bila terjadi suatu
rangsangan jaringan erektil tersebut akan terisi penuh oleh darah
dan penis akan mengembang dan tegang disebut ereksi. Penis
dapat berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi.
Bagian bagian sistem reproduksi pria
beserta fungsi
1. Column veterbralis :
2. uruter : mengantarkan urin dari ginjal ke kntong kemih.
3. Sigmoid colon : menghubungkan usus besar dan colon.
4. Kandung kemih: menerima dan mengatur penghubung air seni
5. Epididemis: tempat penyimpanan sementara sorema sampai matang
6. Periotriinasli : pembentuk tunikal vaginalis
7. Kelenjer prostat : menghasilkan cairan basa
8. Vas deferens : area pendekatan lorong epididemis
9. Glandula penis : meningkatkan peluang untuk pembuahan telur bertindak sebagai penumbuh/penekan di
dalam vagina.
10. Spongiosum : untuk buang air kecil dan ejakulasi
11. Uriveum uretra : meningkatkan peluang dari glen penis
12. Bulbua penis : membentuk gelombang penis
13. Penis : menyalurkan sperma ke dalam vagina
14. Uretra : saluran membuang urin
15. Testis : tempat penghasil sorema dan hormon steroid
16. Skortum : membungkus testis
17. Saluran anus: tempat keluarnya veses
18. Kelenjar cowper :
19. Tulang ekor : untuk menjaga ssekitar panggul
20. Rectum : tempat penyimpanan veses sementara
21. Vusikula seminalis : menghasilkan cairan agar sperma mudah bergerak
22. Duktus ejakulasi : mengeluarkan sperma masuk kedalam uretra
23. kepala sperma : melindungi membran di ujung kepala sperma
Proses Spermatonesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma di dalam tubulus


seminiferus pada testis oleh sel spermatogonium. Proses spermatogenesis
memerlukan waktu 65 – 75 hari. Spermatogonium dalam tubulus seminiferus
akan mengalami pembelahan dan membentuk spermatosit primer yang
selanjutnya akan membelah secara meiosis pertama untuk menghasilkan dua
spermatosit sekunder. Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan
meiosis kedua menghasilkan 2 spermatid sehingga terdapat 4 spermatid.
Spermatid akan berkembang menjadi sperma yang matang dan akan menuju
epididimis.
Sperma matang tersusun atas bagian kepala, leher, bagian tengah, dan ekor.
Kepala sperma mengandung inti haplois dan ditutupi badan (akrosom) yang
mengandung enzim yang membantu sperma menembus sel telur. Bagian tengah
mengandung mitokondria spiral yang berfungsi menyediakan energi untuk
gerak ekor.
PEMBENTUKAN SPERMATOGENESIS
Penjelasan tahapan spermatogenesis : Pada testis,
spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.

1. Pada dinding tubulus seminiferus telah ada calon sperma


(spermatogonium/spermatogonia) yang berjumlah ribuan.
2. Setiap spermatogonia melakukan pembelahan mitosis kemudian mengakhiri sel
somatisnya membentuk spermatosit primer yang siap miosis.
3. Spermatosit primer (2n) melakukan pembelahan meiosis pertama membentuk 2
spermatosit sekunder (n)
4. Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2
spermatid yang bersifat haploid. (n)
5. Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid yang
semua fungsional , yang berbeda dengan oogenesis yang hanya 1 yang fungsional.
6. Sperma yang matang akan menuju epididimis , kemudian ke vas deferens- vesicula
seminalis - urethra dan berakhir dengan ejakulasi
7. Setiap proses spermatogenesismemerlukan waktu 65-67 hari.
PEMBENTUKAN ERESI
Pengetian Ereksi
Ereksi adalah kondisi dimana penis membesar memanjang dan
menjadi keras/ kaku dikarenakan aliran darah yang mengalir ke
dalam penis dan mengisi ruang- ruang yang kosong di dalam
penis. Karena lebih banyak darah yang masuk daripada yang keluar
maka penis akan memanjang, membesar dan menjadi keras.
 
Ereksi bisa dijadikan indikator bagi pria normal apabila terjadi
rangsangan seksual.  Semua pria dari segala usia bisa mengalami
ereksi, dari sejak dia masih bayi (didalam kandungan) sampai tua.
Pada bayi, ereksi terjadi karena respon terhadap sentuhan fisik.
Sementara ereksi akibat adanya respon seksual biasanya dimulai
saat pria beranjak remaja.
Posisi corpus covernosum pada penis
Kedua corpus cavernosum berada
mulai dari pangkal penis sepanja
ngbatang penis
Proses ereksi dimulai dari otak. Stimulasi fisik dan / atau mental akan menyebabkan saraf
mengirim pesan kimia ke sistem syaraf di penis, isi pesannya meminta pembuluh darah penis
menjadi rileks sehingga darah
dapat mengalir bebas ke penis. Darah yang masuk membuat penis semakin membesar, semakin
banyak darah yang mengalir maka semakin besar dan keras. Pembuluh darah balik akan
tertekan menyebabkan darah terperangkap di dalam penis dan tidak bisa keluar. Hal ini
menyebabkan proses ereksi tetap bisa bertahan lama. Mekanisme dari sejak proses stimulasi
sampai tereksi terjadi disebut tumescensi.
Mekanisme terjadinya ereksi penis pada pria dimulai dari respon
terhadap rangsangan seksual sampai puncak ereksi, kemudian
orgasme dan penis menjadi lembek kembali berikut prosesnya:
1. Ada stimulasi seks berupa fisik seperi sentuhan, suara, rabaan atau stimulasi mental berupa
bayangan erotis, fantasi, dan lain-lain yang menyebabkan gairah seksualmuncul.
2. Bagian otak yang disebut  nukleus para-ventrikel akan bereaksi terhadap rangsangan tersebut
dengan mengirim impuls atau sinyal seksual tersebut.
3. Impuls seksual kemudian menuju sistem syaraf pada penis melalui saraf otonom khusus di
sumsum tulang belakang, saraf panggul dan saraf luas yang berjalan di sepanjang kelenjar
prostat untuk mencapai corpora cavernosa dan pembuluh arteri yang nantinya akan terisi
darah.
4. Sebagai tanggapan terhadap sinyal-sinyal tersebut, serat otot di corpora cavernosa menjadi
rileks, sehingga darah dapatdengan mudah mengisi ruang di dalamnya.
5. Serat otot di arteri yang memasok penis juga menjadi rileks, dan terjadi peningkatan volume
aliran darah menuju penis sebanyak delapan kali lipat. Peningkatan aliran darah ini akan
memperluas ruang sinusoidal dalam corpora, kemudian merenggangkan selubung sekitarnya
(tunika).
6. Tunika yang merenggang akan menghambat pembuluh darah vena membawa darah keluar
dari corpora cavernosa. Darah terperangkap di dalam penis, tekanan menjadi sangat tinggi dan
penis akhirnya ereksi dengan keras.
7. Saat terjadi orgasme, sinyal dari otak berubah secara dramatis. terjadi peningkatan mendadak
produksi noradrenalin di alat kelamin.Hormon tersebut memicu orgasme dan kontraksi serat
otot di corpora cavernosa. Sebagai akibatnya aliran darah menuju penis berkurang.
8. Tekanan pada corpora menurun, yang juga melemaskan tunika sehingga memungkinkan
darah mengalir keluar dari penis. Akibatnya penis menjadi lembek (detumescensi).
Hormon pada Pria

Proses pembentukan sperma distimulasi oleh sejumlah hormon yaitu:


1. Testosteron adalah hormon yang memicu pembelahan meiosis.
Hormon ini disekresi oleh sel leydig.
2. Luteinizing hormone (LH) adalah hormon yang menstimulasi sel
leydig untuk mensekresi testosteron. LH disekresi oleh kelenjar
hipofisis anterior.
3. Follicle stimulating hormone (FSH) adalah hormon yang
menstimulasi sel sertoli untuk mengubah spermatid menjadi sperma.
FSH disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior.
4. Estrogen adalah hormon yang berfungsi mematangkan sperma.
Estrogen dibentuk oleh sel sertoli yang distimulasi oleh FSH.
5. Hormon pertumbuhan adalah hormon yang mengatur fungsi
metabolisme testis
KELAINAN PADA SISTEM REPRODUKSI PRIA
 1. Hipogonadisme
          Hipogonadisme merupakan penurunan fungsi testis yang
disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon
androgen dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan
infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon.
2.  Kriptorkidisme
                Kriptorkidisme merupakan kegagalan dari satu atau kedua
testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum
pada waktu bayi. Penangannya dapat dilakukan dengan
pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk
merangsang testoteron.

Anda mungkin juga menyukai