a. Testis
Testis memiliki bentuk bulat telur dan berjumlah sepasang,
terdapat pada skrotum (zakar). Testis merupakan tempat
pembentukan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon
kelamin (testosteron).
Penis adalah organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah
penyimpanan sperma dari alat kelamin jantan (pria) ke dalam alat kelamin betina
(wanita). Secara struktural, penis tersusun atas tiga rongga berisi jaringan erektil yang
berspons. Dua rongga yang terletak di tengah dinamakan korpus kavernosa. Sedangkan
satu rongga yang berada di bawah korpus kavernosa dinamakan korpus spongiosum. Di
dalam korpus spongiosum terdapat saluran reproduksi yakni uretra. Di bagian ujung
penis terdapat bagian yang dinamakan kepala penis (gland penis). Kepala penis ini
tertutup oleh lipatan kulit yang disebut preputium.
Di dalam rongga penis terdapat jaringan erektil yang berisi banyak pembuluh darah
dan saraf. Saat terjadi rangsangan seksual, rongga tersebut akan penuh terisi darah.
Akibatnya, terlihat penis mengembang dan menegang. Keadaan penis demikian
dinamakan ereksi. Apabila rangsangan ini terus menerus terjadi, sperma akan keluar
melalui uretra. Keadaan ini disebut ejakulasi. Jumlah sperma yang dikeluarkan saat
terjadi ejakulasi sekitar 2 hingga 5 mL semen, yang setiap mililiternya mengandung
sekitar 50 sampai 130 juta sperma.
Skrotum pada pria di kenal dengan buah zakar. Di dalam buah zakar ini terdapat testis.
Skrotum berfungsi menjaga suhu testis agar tetap stabil supaya sperma yang ada di
testis tidak mati. Pada saat cuaca panas skrotum akan mengendur, sedangkan ketika
dingin skrotum akan mengkerut. Mengendur dan mengkerutnya skrotum ini di lakukan
oleh otot dratos dan kremaster.
Spermatogenesis berawal dari sel spermatogonia yang terdapat pada dinding tubulus
seminiferus. Setiap spermatogonia yang mengandung 23 pasang kromosom, mengalami
pembelahan mitosis menghasilkan spermatosit primer yang juga mengandung 23 pasang
kromosom. Spermatosit primer ini kemudian mengalami pembelahan meiosis pertama
menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang haploid. Kemudian tiap spermatosit sekunder
membelah lagi secara meiosis (meiosis kedua) menghasilkan 2 spermatid yang juga
haploid. Spermatid kemudian berdiferensiasi menjadi sperma yang telah masak. Sperma
ini bersifat haploid. Perhatikan Gambar 10.3.
Sperma yang telah masak mempunyai sifat motil, karena sperma dilengkapi
mikrotubulus. Sperma yang matang ini mempunyai tiga bagian, yaitu bagian kepala,
bagian tengah (mid piece), dan bagian ekor. Perhatikan Gambar 10.4 dan 10.5.
1) Bagian kepala mengandung inti sel (nukleus) yang haploid dan bagian ujungnya
mengandung akrosom yang berisi enzim hialuronidase dan proteinase yang berperan
membantu menembus lapisan yang melindungi sel telur.
2) Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan dalam pembentukan energi
yang digunakan untuk pergerakan ekor sperma.
3) Bagian ekor, sebagai alat gerak sperma agar dapat mencapai ovum
Testis
- Testosteron Seluruh tubuh Pada janin merangsang perkembangan organ
seks primer.
Masa pubertas mempengaruhi pertumbuhan alat
reproduksi dan ciri-ciri kelamin sekunder(suara,
kejantanan, pertumbuhan rambut, dan
kematangan seksual).
Dewasa berperan dalam memelihara ciri-ciri
kelamin sekunder dan mendorong terjadinya
spermatogenesis.
Anda tentunya telah mengetahui proses pembentukan atau pemasakan sperma yang
disebut spermatogenesis. Sperma ini diproduksi oleh pria yang sudah dewasa. Menurut
Anda, kira-kira pada usia berapa seorang pria mulai memproduksi sperma? Simak
materi berikut agar Anda dapat menjawabnya.
Seorang pria mulai memproduksi sperma apabila testisnya telah menghasilkan hormon
testosteron. Hormon inilah yang akan memacu testis untuk memproduksi sperma.
Dimulainya produksi hormon testosteron menandakan pria tersebut mengalami
pubertas. Pubertas ditandai dengan munculnya ciri-ciri sekunder pada pria. Seperti pada
wajah tumbuh kumis, jambang, tumbuh rambut di ketiak dan di sekitar alat kelamin.
Otot-otot tubuh lebih kekar, dan suara terdengar lebih berat karena jakun mulai tumbuh.
Selain fisik, pubertas juga mempengaruhi psikologi seorang pria. Secara psikologis
seorang pria menunjukkan sifat-sifat maskulin, di antaranya mempunyai kecenderungan
untuk melindungi, cenderung berpikir logis, tidak mengedepankan perasaan, cenderung
cuek, dan cenderung diam dan menarik diri dari lingkungan apabila sedang menghadapi
masalah.
Secara biologis seorang pria yang telah puber akan mengalami "mimpi basah". Mimpi
basah dapat terjadi karena pria memproduksi sperma setiap harinya. Sperma ini tidak
harus selalu dikeluarkan, sebagian sperma akan diserap oleh tubuh dan dikeluarkan
melalui cairan keringat, kotoran cair, dan kotoran padat. Sperma bisa dikeluarkan
melalui proses yang disebut ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui penis. Ejakulasi
terjadi secara alami (tidak disadari oleh remaja pria) melalui mimpi basah.