Anda di halaman 1dari 23

MATERI KEBIJAKAN

KULIAH KERJA NYATA


UNIVERSITAS JEMBER

ANWAR

Dosen FISIP Universitas Jember


JEMBER 2017
LATAR BELAKANG
 Sebagai insan yang belajar di Perguruan Tinggi
sudah barang tentu telah mengenal adanya Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi
Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan
Pengabdian Kepada Masyarakat.
 Khusus yang berkaitan dengan kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat, berdasarkan
UU No. 12 tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi, maka setiap civitas akademika wajib
melaksanakan dharma ke 3 dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian Kepada
Masyarakat.
APA ITU PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT?
 Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012,
Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan
sivitas akademika yang memanfaatkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan
kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
 Sivitas akademika adalah masyarakat akademik
yang terdiri atas mahasiswa dan dosen.
 Oleh karena itu setiap dosen dan mahasiswa
wajib melaksanakan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT OLEH
MAHASISWA UNEJ .... (1)
 Dilaksanakan melalui matakuliah wajib KKN
(Kuliah Kerja Nyata) dengan beban 3 SKS.
 KKN merupakan bentuk perkuliahan yang
dilaksanakan dengan langsung terjun ke
masyarakat, dalam hal ini adalah masyarakat
pedesaan.
 KKN merupakan proses pembelajaran
mahasiswa melalui berbagai kegiatan
langsung di tengah-tengah masyarakat, dan
mahasiswa berupaya untuk menjadi bagian
dari masyarakat serta secara aktif dan kreatif
terlibat dalam dinamika yang terjadi di
masyarakat.
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT OLEH
MAHASISWA UNEJ .... (2)
 Mata kuliah KKN diselenggarakan dalam rangka
mengembangkan kompetensi mahasiswa melalui pengalaman riil
di masyarakat.
 Kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa setelah
melaksanakan KKN adalah mahasiswa mampu: mengumpulkan
data dan informasi; menganalisis data; mengidentifikasi
masalah; merancang program pemberdayaan; melakukan
kerjasama; menggalang dan mensinergikan potensi;
menerapkan ilmunya untuk menyelesaikan masalah; bekerja
secara interdisipliner; memotivasi kelompok; menggali kearifan
lokal; menunjukkan rasa tanggung jawab; menunjukkan rasa
kesetiakawanan; menunjukkan sikap disiplin dan efisien waktu;
beradaptasi dengan lingkungan; mengelola keuangan secara
efisien dan transparan; dan mengevaluasi kinerja sendiri dan
kelompok.
PRINSIP PELAKSANAAN PROGRAM KKN

1. Co-creation, artinya kegiatan KKN disusun berdasarkan gagasan


bersama antara mahasiswa, pemerintah (desa), dan masyarakat
sehingga diterima masyarakat dan dapat dilaksanakan.
2. Co-financing, artinya pendanaan pelaksanaan KKN didukung
bersama antara mahasiswa, universitas, dan pihak lain.
3. Fleksibel, artinya program kegiatan KKN disesuaikan dengan
situasi, kondisi dan kebutuhan masyarakat.
4. Berkelanjutan, artinya bahwa kegiatan KKN sifatnya bukan
terminal yang berjalan sewaktu ada mahasiswa KKN tetapi
kegiatan yang dirancang harus terus berlanjut walaupun
mahasiswa KKN telah selesai.
5. Partisipatif, artinya kegiaytan KKN bukanlan kegiatan mahasiswa
semata, tetapi lebih merupakan kegiatan sinergis yang
menggabungkan potensi sumberdaya lokal dengan mahasiswa.
6. Research based community services, artinya program kegiaytan
yang dilaksanakan berbasis penelitian.
PERAN PENTING PENDIDIKAN TINGGI

 Mengembangkan model pembangunan yang benar-benar berbasis pada


keilmuan dan sumberdaya lokal.
 Membangun basis-basis pengembangan keilmuan yang benar-benar relevan
bagi kebutuhan masyarakat dalam rangka merespon perubahan global yang
sangat dinamis.
 Mengembangkan pusat-pusat pengembangan masyarakat, dengan
memanfaatkan sumberdaya lokal yang ada.
 Membantu pengembangan kebijakan strategis terhadap legislatif dan
eksekutif serta mengontrol implementasi kebijakan-kebijakan tersebut.
 Menghidupkan atau mendorong lembaga-lembaga independen diberbagai
level daerah untuk mengimbangi inkorporasi negara yang selama ini masuk
kedalam hampir semua sektor kehidupan masyarakat, baik di pusat maupun
daerah.
 Menyebarluaskan (dissemination) berbagai informasi yang masih menjadi
masalah yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui
berbagai cara (public education) agar kelompok-kelompok masyarakat
mempunyai kemampuan adaptif menyongsong era otonomi daerah.
MAKNA PEMBERDAYAAN

 Istilah pemberdayaan merupakan terjemahan dari “empowerment”, yang


secara harfiyah bisa diartikan sebagai “pemberkuasaan”, sedang dalam arti luas
pemberdayaan masyarakat adalah : suatu usaha pemberian atau peningkatan
“kekuasaan” (power) kepada masyarakat yang lemah atau tidak beruntung
(disadvantaged) melalui perubahan struktur sosial, dimana rakyat
(masyarakat) mampu menguasai (berkuasa atas) kehidupannya, sehingga
harkat dan martabat kehidupan masyarakat dapat berkembang kearah yang
lebih baik.
 Selain itu istilah pemberdayaan masyarakat hampir memiliki kesamaan tujuan
dengan pembangunan (development). Dimana pembangunan (development)
itu sendiri adalah proses sosial yang direncanakan atau di rekayasa untuk
memajukan masyarakat, dimana pembangunan senantiasa berkembang seiring
dengan tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat.
 Namun dari dua istilah diatas terdapat perbedaan paradigma yang sangat
mendasar, dimana pemberdayaan menempatkan masyarakat sebagai pemain
(actor) utama dalam menentukan kehidupannya, sedangkan pembangunan
menempatkan pemerintah sebagai sumber segala-galanya.
PEMBERDAYAAN

 pemberdayaan adalah bagian dari /new social movement paradigm/


(Paradigma gerakan sosial baru). Dimana ada proses rakyat
memperkuat dirinya dalam rangka perubahan dari dalam untuk
mencapai kondisi yang lebih baik.

 Orientasi dan acuan dasar pemberdayaan adalah bukan modernisasi


tetapi kepada pengatualisasian nilai-nila lokal (indigenous value),
pengetahuan dan ilmu lokal (indigenous knowledge) dan ketrampilan
serta teknologi lokal (indigenous skill and technology). Sedangkan
aspeknya ada lima yang menyatu dan tidak terpisahkan
PEMBERDAYAAN

 Pertama, aspek basic need providing, dimana kebutuhan dasar adalah


bagian yang harus dicukupi untuk semua orang di muka bumi ini.
Kebutuhan dasar ini meliputi; (1) Kesehatan, (2) Pangan, (3) Sandang,
(4) Perumahan, dan (5) Pendidikan. Lima kebutuhan dasar ini
menggunakan indikator dan parameter lokal sebagai ukuran dasarnya.
Sehingga tingkat pemenuhan kebutuhan dasar disetiap komunitas
sangat relatif dan berbeda satu sama lain.
 Kedua, Kesadaran dan pikiran kritis, dimana setiap manusia didodorng
mempunyai kesadaran dan pikiran kritis untuk memahami realita
sosial, ekonomi, dan politik secara tajam. Hal ini penting untuk melihat
posisi dan out put kinerjanya apakah merupakan bagian penindasan
struktural atau bagian proses pemandirian. Sehingga dapat
mengkalkulasi semua fenomena sosial dalam perspektip siapa yang
diuntungkan siapa yang dirugian, apakah ada proses pembodohan dan
hegemony atau proses pemerdekaan diri?
PEMBERDAYAAN

 Ketiga, akses kepada sumber sumber daya yang ada. Persoalan masyarakat
pada umumnya adalah kurangnya akses kepada berbagai suberdaya yang
dapat mensuport kepentingan kehidupannya. Oleh karena itu elemen
pemberdayaan salah satunya adalah kemampuan mengakses berbagai
sumberdaya yang mendukung hidupnya, seperti sumber daya pendidikan,
sumber daya ekonomi, sumber daya keuangan (Bank) dan lain sebagainya.

 Keempat, aktip berpartisipasi dalam organisasi rakyat. Hal ini menjadi


elemen penting dalam pemberdayaan. Karena organisasi rakyat adalah
merupakan elemen setrategis, yaitu : (1) Sebagai media belajar(public
education. Dimana masyarakat akan terus menerus membelajari dirinya
melalui sesama warga dalam merespon berbagai dinamika kehidupannya.
(2) Sebagai media membagun relasi yang adil (equality relationship). Hal
ini penting untuk melatih perilaku demokratis, non patron clean, non
patriarchy dan non nepotism,dan tidak anarkhis. (3) untuk membela
dirinya (advokasi) dalam memperthankan hak hak dasaranya sebagai
manusia (HAM) dan hak hak politik, sosial, budaya sebagai warganegara.
PEMBERDAYAAN

 Kelima, kemampuan social control and policy control. Salah satu


gerakan pemberdayaan rakyat, elemennya adalah ada gerakan kontrol
sosial untuk menjaga norma dan nialai kepada keberadaan entitas
budaya setempat. Hal ini penting untuk proses pelestarian budaya.
Namun juga ada kemampuan mengontrol kebijakan untuk
membangun penegakan dan kepastian hukum formal. Hal ini sangat
relevan dan penting mengingat penegakan dan kepastian hukum justru
sering ditumbangkan oleh para pengambil keputusan dan pemegang
kekuasaan. Oleh karena itu rakyat harus bergerak untuk
menyelamatkan dan menegakan hukum itu sendiri secara
konstitusional dan non kekerasan.
TIGA KAWASAN MASYARAKAT SECARA SOSIOLOGIS

 Kawasan teknis yang berhubungan dengan sumberdaya manusia. Untuk


memecahkan persoalan teknis menggunakan elemen pengembangan
sumberdaya manusia untuk memenuhi kebutuhan dasarnya secara teknis
dari berbagai dukungan dari aksesnya kepada sumber sumber daya yang
dapat dijangkau.
 Kawasan ideologis yang berhubungan dengan visi dan misi masa depan
dirinya dan aktualisasi budayanya . Sedangkan untuk memecahkan
persoalan idelogis adalah melalui elemen berpikir kritis. Hal ini
merupakan bagian proses penggugatan dan pemerdekaan diri dari
dominasi pemikiran yang membelenggu dan menindas dirinya.
 Kawasan struktural yang ada hubungannya dengan sistem dan struktur
yang mendominasi dirinya. Paradigma pemberdayaan ternyata medukung
rakyat untuk menghadapi tiga kawasan persoalan diatas secara simultan
dan berkelanjutan. Selanjutnya untuk mengatasi persoalan di kawasan
struktural melalui elemen organisasi dan kontrol kebijakan sebagai media
advokasi diri akan hak hak dasarnya.
METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Metode pemberdayaan rakyat hampir berbanding terbalik dengan metode


pembangunan masyarakat. Diamana proses tidak dimulai dari isu utama yang bersifat
lokal atau bukan bersifat generik yang dapat menjadi acuan semua masyarakat, tetapi
semua entitas komunitas akan menemukan isu lokal-nya sendiri. Prosesnya dimulai
dengan:
 penyadaran diri dan mengembangkan pikiran kritis untuk membongkar hegemoni
pembangunan yang ada dirinya.
 melakukan analisa kritis terhadap berbagai fenomena lingkungan kehidupannya.
Menemukan berbagai persoalan strategis.
 dari persoalan strategis ini masyarakat didorong untuk menemukan tindakan
tindakan strategis.
 Muncul satu gerakan untuk mengkaji dan mengkritisi berbagai ilmu ilmu rakyat
asli.
 Mengelaborasi atau mengurai ilmu rakyat dalam aspek ontologisnya,
ephistimologiny dan methodologinya.
 Mengaktualisasi dan mensosialisasi ilmu rakyat sebagai acuan untuk
menyelesaikan persoalan yang ada.
MEDIA PEMBERDAYAAN

 Media pertanian organik. Media ini untuk menggali dan


mengaktualisasi ilmu- ilmu pertanian rakyat.
 Media pengembangan perikanan rakyat
 Media pengadaan air bersih, media ini untuk menggali dan
mengaktualisasi ilmu ilmu rakyat tentang ekosistem.
 Media kesehatan alami,media ini untuk menggali dan mengaktualisasi
ilmu ilmu rakyat tentang kesehatan rakyat.
 Media ekonomi kerakyatan, media ini untuk menggali dan
mengaktualisasi ilmu ilmu rakyat tentang ekonomi rakyat.
 Organisasi petani , sebagai media untuk pembelajaran dalam
berorganisasi yang mengacu kepada perilaku demokratisasi, egaliter,
transparan dan accountable.
 Pendidikan kader kritis, ini media untuk menumbuhkan para aktivis
pemberdayaan rakyat.
PERSOALAN DALAM PEMBERDAYANAAN

 Tataran pertama berada pada persoalan konseptual. Apakah pemberdayaan itu


merupakan lanjutan developmentalisme atau bagian lain dari developentalisme itu
sendiri? Untuk menjawab pertanyaan ini sesungguhnya mudah, lihat saja apa acuan
dan orientasinya! Apakah acuan dan oreintasinya masih pada modernisasi ? atau
tidak? Kalau orientasi dan acuan dasarnya masih mengacu kepada modernisasi,
berarti jargon pemberdayaan masih merupakan kelanjutan developing dan bagian
lain dari kawasan itu. Oleh karena itu harus jernih dalam menghadirkan orientasi
dan acuannya.
 Persoalannya ketika kita melihat acuan lokal non modernisasi sebagai acuannya,
kita ada hambatan untuk mengelaborasi dan mengaktualisasi ilmu ilmu lokal dalam
hal ontologi (inti keilmuan), epistemologi (landasan keilmuan) dan methodology
(bagaimana penerapannya). Hambatan itu muncul akibat kurangnya keseriusan
kita, nara sumber dan materi materi dasarnya.
 Persoalan yang akan muncul di pemberdayaan adalah persoalan teknis relasi.
Karena sebagian besar masyarakat telah terhegemoni oleh modernisasi sebagai
acuan dan ukuran kualitas kehidupannya. Sehingga ketika kita ingin ada perubahan
keluar dari hegemoni itu akan ada banyak pertentangan di masyarakat itu sendiri.
Kongkritnya banyak masyarakat yang suadah tidak mempercayaai lagi ilmu ilmu
aslinya sebagai acuan kehidupannya. Oleh karena itu banyak sekali para aktivis
pemberdayaan di lapangan tumbang akibat persoalan teknis ini.
PARTICIPATORY ACTION RESEARCH APPRAISAL

 Dalam kaji tindak partisipatif, peneliti berperan secara pro-aktif dan


sengaja (purposive) melibatkan diri dalam pengembangan metode
baru dalam pemecahan masalah secara praktis. Sementara itu, dalam
penelitian konvensional, peneliti boleh dikatakan sebagai pelaku netral
(Chalmers, 1982).

 Dalam kaji tindak partisipatif, peneliti dipandang sebagai salah satu


pelaku utama yang bekerja secara bersama-sama dengan pihak yang
mempunyai kepentingan, atau sebagai pihak yang dipengaruhi, untuk
menghasilkan perubahan atau kemajuan dalam pemecahan masalah
dalam kehidupan sehari-hari (Checkldan, 1991; Hult dan Lennung,
1980).
PARTICIPATORY ACTION RESEARCH APPRAISAL

 Kaji tindak partisipatif memiliki karakteristik lingkaran spiral (spiraling


circle), yang dimulai dari refleksi, pertanyaan, tugas lapang, dan analisis yang
dilakukan secara berulang (iterative). Dalam kaji tindak partisipatif,
kompleksitas sistem saling berinteraksi antara satu dengan lainnya. Tiga
subsistem yang menjadi acuan perhatian dalam sistem kaji tindak partisipatif
adalah (1) Sub ekosistem. Sumberdaya alam dan lingkungan (natural resources
and environmental capital) bersifat terbatas, dimana eksistensinya terkait
dengan kompleksitas pola bio-fisik dan proses;
 (2) Subsistem Sosial Ekonomi. Sumberdaya alam memiliki nilai guna dalam
sistem kehidupan manusia, dan pemanfaatannya memerlukan hubungan
interaktif dengan subsistem kultural sosial ekonomi (cultural socioeconomic
capital);
 (3) Subsistem Kebijakan dan Kelembagaan. Pemanfaatan sumberdaya alam
secara publik merupakan refleksi dari sistem kekuasaan dan manajemen
pengambilan keputusan yang di dalamnya melibatkan hubungan kerjasama,
persaingan, dan konflik (baik di tingkat lokal maupun nasional dan bahkan
internasional).
MAPPING

 Perlunya upaya mapping Sub ekosistem, Subsistem Sosial


Ekonomi, Subsistem Kebijakan dan Kelembagaan.

 Perlunya diketahui sumber data dan informasi kunci bagi


keperluan mapping yang dimaksud.

 Pentingnya kesadaran etis mengenai cara, waktu, tempat dalam


mendapatkan informasi data, dan masih diperlukan adanya
crosscheck validitas data

 Modal utama adalah komitmen dan membangun kepercayaan.


ETOS KERJA KERJA DALAM PERSPEKTIP PEMBERDAYAAN

 Orang orang yang cerdas mengatasi kesulitan, tangguh dalam menghadapi


tantangan dan kuat dalam menanggung beban adalah orang orang yang
berdaya. Etos kerja dalam perspektip orang berdaya adalah selalu dilatih dan
ditumbuh-kembangkan di dalam dirinya. Bagaimana cara orang berdaya
menjaga dan menumbuh kembangkan etos kerjanya yaitu memandang
kesulitan bagaikan charger untuk meningkatkan daya kecerdasannya.
 Memandang tantangan dan hambatan sebagai charger untuk meningkatkan
daya untuk ketangguhan dirinya, dan memandang beban sebagai charger
untuk meningkatkan daya ketahannnya. Memandang ancaman sebagai charger
untuk meningkatkan daya kesiapan dirinya.
 Sebaliknya orang orang yang tidak pernah menghadapi ancaman akan menjadi
orang tidak pernah siap dalam menghadapi berbagai resiko. Etos kerja
bagaikan sebuat accu atau batre yang selalu membutuhkan charger, bila tidak
pernah di cahrger, etos kerja akan redup dan kemudian mati dan menjadi
sampah yang tidak pernah ada gunanya.
PENYUSUNAN PROGRAM DENGAN FGD

 FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang


dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau
masalah tertentu. Irwanto (2006: 1-2) mendefinisikan FGD adalah suatu
proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai
suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi
kelompok.
 Di luar fungsinya sebagai metode penelitian ilmiah, Krueger & Casey
(2000: 12-18) menyebutkan, FGD pada dasarnya juga dapat digunakan
dalam berbagai ranah dan tujuan, misalnya (1) pengambilan keputusan,
(2) needs assesment, (3) pengembangan produk atau program, (4)
mengetahui kepuasan pelanggan, dan sebagainya.
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai