Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SISTEM REPRODUKSI

LAKI-LAKI

Disusun oleh :
Ardiawan Rusdiyanto

(XI IPA 2/07)

Arditya Dwi Mei Hendra (XI IPA 2/08)


Dita Kurnia Putri

(XI IPA 2/12)

SMA N 2 WONOSARI
TAHUN AJARAN 2013/1014

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat dan hidayahnya yang Allah SWT anugerahkan kepada
kita sehingga dapat menyusun makalah biologi tentang sistem reproduksi lakilaki. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk membantu siswa dalam memahami
bab sistem reproduksi pada laki-laki dan memberi pengetahuan tentang bab
tersebut.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang sudah mendukung penyusunan makalah ini sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Selanjutnya kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca sehingga akan menumbuhkan rasa syukur kami kepada rahmat
Allah SWT dan dalam hal perbaikan makalah ini ke depannya.

Wonosari, 23 Januari 2014


Penulis

Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar ............................................................1
Daftar Isi .....................................................................2
Sistem Reproduksi Laki-Laki ......................................3
A. Alat Reproduksi Laki-Laki ...............................3
B. Spermatogensis ................................................6
Proses Spermatogenesis ....................................7
C. Hormon Sistem Reproduksi Laki-Laki .............8
Gangguan pada Sistem Reproduksi Laki-Laki ............9
Teknologi Sistem Reproduksi Laki-Laki .....................13
Gaya Hidup Sehat ........................................................14
Daftar Pustaka .............................................................16

Sistem Reproduksi Laki-Laki


Sistem reproduksi laki-laki terdiri atas alat-alat reproduksi, proses
pembentukan sel sperma (spermatogenesis), dan berbagai hormon yang ikut
berperan dalam sistem reproduksi.
A. Alat (Organ) Reproduksi Laki-laki
Alat reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin pria yakni
sperma. Disamping itu, alat reproduksi pria juga berfungsi dalam proses pelepasan
sperma ke saluran sel kelamin wanita. Pria memiliki serangkaian alat reproduksi
dan di dalam alat ini berlangsung pula proses pembentukan sperma. Dalam proses
pembentukan sperma tidak lepas dari peran hormon-hormon seksual. Alat
reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat kelamin bagian luar (eksternal)
dan alat kelamin bagian dalam (internal).

Struktur internal dari sistem reproduksi pria terdiri dari testis, saluran
pengeluaran (epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, uretra) dan kelenjar
asesoris (vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar Cowper)
1. Testis
Testis

terdapat

dalam

kantong

skrotum

yang

berfungsi

untuk

memproduksi sperma. Sel-sel yang menghasilkan sperma disebut tubulus

seminiferus, yang berukuran hampir sama dengan serabut benang sutera


yang

paling

halus.

Proses

pembentukan

sperma

ini

disebut

spermatogenesis. Sperma yang dihasilkan oleh seorang laki-laki dewasa


normal kurang lebih 100 juta sel sperma setiap hari. Sperma ini berfungsi
dalam meneruskan keturunan. Testis juga menghasilkan hormon
reproduksi yaitu, testosteron. Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel Leydig
yang terletak di celah-celah antara tubulus seminiferus. Hormon
testosteron sangat berpengaruh terhadap perkembangan kelamin sekunder
pada seorang laki-laki. Ciri-ciri kelamin sekunder pada seorang laki-laki
antara lain:
a) suara yang membesar,
b) tumbuhnya kumis, jenggot, serta rambut pada bagian tertentu,
c) bentuk dada yang bidang.
Hormon testosteron ini juga akan menentukan sikap mental seorang lakilaki, serta penampilan kejantanan tubuhnya. Tanpa hormon ini seorang
laki-laki akan berkulit lembut, lemah gemulai, seperti ciri-ciri seorang
wanita.
2. Saluran Pengeluaran
Epididimis
Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelokkelok diluar permukaan testis sepanjang kurang lebih 6m. Berperan
sebagai tempat pematangan sperma. Selama perjalanan ini sperma
menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi.
Vas deferens
Jumlah sepasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan
epididimis dan ujung salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan
sebagai saluran jalannya sperma dari epididimis menuju vesikula
seminalis (kantung semen/kantung mani).
Saluran ejakulasi

Jumlah sepasang. Berupa saluran pendek menghubungkan duktus


vesikula seminalis dan uretra. Berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar
masuk ke dalam uretra.
Uretra
Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat disepanjang penis,
memiliki lubang keluar di ujung penis. Berfungsi sebagai saluran keluar
urine dan saluran keluar air mani.
3. Kelenjar Asesoris
Vesikula seminalis
Jumlah sepasang. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang berlekuklekuk. Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna kekuningkuningan dan bersifat basa (alkalis). Menyumbangkan sekitar 60% total
volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus (lendir), gula fruktosa
(penyedia energi untuk pergerakan sperma), enzim, vitamin dan hormon
prostagladin.
Kelenjar prostat
Jumlah satu buah. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan
getahnya secara langsung ke dalam uretra berupa cairan encer berwarna
putih seperti susu mengandung enzim antikoagulan dan asam sitrat
(nutrisi bagi sperma).
Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra
Jumlah satu pasang. Terletak di bawah kelenjar Prostat. Melalui saluran
mensekresikan getahnya kedalam uretra berupa mukus (lendir) jernih
bersifat basa yang dapat menetralisir urin asam yang tertinggal di
sepanjang uretra.
Struktur eksternal dari sistem reproduksi pria adalah penis dan skortum :
1. Penis
Jumlah satu buah. Penis tersusun
tiga silinder jaringan erektil mirip

spons berasal dari vena dan kapiler yang mengalami modifikasi. Dua
terletak di atas disebut korpus kavernosa, satu buah terletak di bawah dan
membungkus uretra disebut korpus spongiosum. Batang utama penis
dilapisi kulit yang relatif lebih tebal. Kepala penis (glands penis) ditutup
oleh lipatan kulit yang jauh lebih tipis dan disebut preputium (prepuce),
kulit inilah yang dihilangkan pada saat dikhitan. Bila terjadi suatu
rangsangan jaringan erektil tersebut akan terisi penuh oleh darah dan
penis akan mengembang dan tegang disebut ereksi. Penis dapat berfungsi
sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi dan alat koitus
(persetubuhan).
2. Skrotum (kantung pelir)
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi
testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum
kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang
berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi
untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di
dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan
otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak
sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses
pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil,
yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
B. Spermatogenesis
Spermatogenesis

merupakan

proses

pembentukan

dan

pematangan

spermatozoa (sel benih pria). Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan
lamanya sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada
mekanisme hormonal tubuh.
Spermatozoa ( sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana kepala
mengandung materi genetik DNA, dan ekor yang merupakan alat pergerakan
sperma. Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar

serta memiliki ekor bergelombang yang berguna mendorong sperma memasuki air
mani. Kepala sperma mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga
memiliki struktur yang disebut akrosom. Akrosom mampu menembus lapisan
jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi
oleh organ yang bernama testis dalam kantung zakar. Hal ini menyebabkan testis
terasa lebih dingin dibandingkan anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma
berjalan lambat pada suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih
rendah dalam kantung zakar.
Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau
spermatogonium. Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang berfungsi memberi
makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus.
Sel Leydig berfungsi menghasilkan testosterone
.
Proses spermatogenesis
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel
spermatosit

primer

bermiosis

menghasilkan

spermatosit

sekunder.

Spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid. Spermatid


berdeferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah
selesai, maka ABP (Androgen Binding Protein) testosteron tidak diperlukan
lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan
balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan
cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan
kelenja Cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut
dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki

dapat mengeluarkan 300 - 400 juta sel spermatozoa. Pada laki-laki,


spermatogenesis terjadi seumur hidup dan pelepasan spermatozoa dapat
terjadi setiap saat.
C. Hormon
Sistem reproduksi pria seluruhnya tergantung pada hormon, yang
merupakan bahan kimia yang merangsang atau mengatur aktivitas sel-sel
atau organ. Hormon-hormon utama yang terlibat dalam fungsi sistem
reproduksi pria adalah follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing
hormone (LH) dan hormon testosteron.
FSH dan LH diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang terletak di dasar
otak. FSH diperlukan untuk produksi sperma (spermatogenesis), dan LH
merangsang produksi testosteron, yang diperlukan untuk melanjutkan
proses spermatogenesis. Testosteron juga penting dalam pengembangan
karakteristik laki-laki, termasuk massa dan kekuatan otot, distribusi lemak,
massa tulang dan dorongan seks.
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu
testoteron,

LH(Luteinizing

Hormone),

FSH

(Follicle

Stimulating

Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.


Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal
untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk
spermatosit sekunder.
Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis,
ovarium, dan anak ginjal. Testosteron (C19H28O2) adalah molekul yang
dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Testosteron adalah
hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis
pada jantan dan indung telur pada wanita. Sel-sel Leydig dari testis
distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron sbanyak 2,5-11 mg

sehari. Produksi testosteron mencapai puncaknya sekitar usia 25 tahun, lalu


menurun drastic pada usia 40 tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) dan
androstendion merupakan prekursor testosteron yang dibentuk oleh anak
ginjal.
Testosteron dihasilkan oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar
pituitari. Tetapi, hormon LH dikendalikan oleh testosteron sebagaimana
testosteron dikendalikan oleh LH. Saat jumlahnya di dalam darah meningkat,
molekul testosteron melakukan tekanan pada kelenjar pituitari yang
menyebabkan kelenjar itu menghentikan produksi LH. Hanya ketika jumlah
testosteron menurun produksi LH dimulai lagi. LH yang dihasilkan
mengaktifkan zakar dan memerintahkan produksi tambahan agar menaikkan
jumlah testosteron.
Testosteron memiliki sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai
berikut :
1. efek virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas ciri kelamin pria
primer dan sekunder serta memegang peranan penting dalam
spermatogenesis. Hormon ini juga berperan dalam mempenagruhi
hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).
2. efek anabol. Testosteron membnatu meningkatkan pembentukan
protein dan pertumbuhan sel-sel otot.
3. efek tulang. Pada anak laki-laki, selama pubertas produksi
terstosteron meningkat dengan kuat yang mengakibatkan mereka
tumbuh lebih panjang dalam beberapa waktu.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi selsel Leydig untuk mensekresi testoteron.
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid
menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen

Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel
sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat
testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada
tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis.
Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
a. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh
gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron.
Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tandatanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
b. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun
dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut
dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin
untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan
pembedahan.
c. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan
sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan
uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus
herpes.
d. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri,
seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.

10

e. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi
pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
f. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis.
Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
g. Sifilis
Penyakit ini disebabkan bakteri bernama Treponema Pallium yang
didapatkan seseorang melalui hubungan seksual, luka mikroskopis dan
juga trasfusi darah.
h. Gonorhea
Penyakit ini lazim disebut dengan kencing nanah. Penyebabnya adalah
bakteri Neisseria Gonorrheae. Ia ditularkan melalui prilaku seks yang
bebas dan menyimpang. Gejalanya adalah keluarnya cairan berwarna putih
yang disertai dengan rasa yang nyeri pada saat buang air kecil.
i. Kanker testis
Termasuk jarang terjadi. Umumnya hanya terjadi pada rata-rata pria
berusia 29-35 tahun yang berasal dari ras kaukasia. Meski jarang, penyakit
ini sangat mematikan.Kanker ini memiliki dua jenis yaitu seminoma dan
nonseminoma. Biasanya hanya menghantam satu testis saja. Gejala
pertama dirasa dari munculnya sel-sel tumor adalah nyeri dan bengkak.
Hingga kini penyebab kanker testis masih belum pasti. Pria yang memiliki
testis tidak berkembang sempurna berisiko tinggi terkena kanker.
Demikian pula mereka yang terlahir dari ibu yang mengkonsumsi hormon
tambahan selama kehamilan.
Kanker testis umumnya terdiagnosa karena kehadiran substansi kimia
tubuh

seperti alpha

fetoprotein dan beta

human

chorionic

gonadotropin yang diproduksi sel-sel kanker. Pemeriksaan Kanker. Dalam


kondisi tertentu, untuk menghentikan sebaran sel kanker ke bagian yang
lainnya, seringkali mengharuskan membuang testis. Perawatan selanjutnya
termasuk operasi yang juga membersihkan jaringan lymphatic yang

11

dicurigai sebagai sarang sel kanker. Pada stadium awal atau pria dengan
jenis kanker testis seminoma dilakukan terapi radiasi. Jika kanker telah
menyebar sedemikian rupa umumnya dilakukan kemoterapi.
Efek samping dari setiap jenis upaya menghalangi sebaran kanker
bervariasi. Paling umum adalah stres. Meskipun membuang satu buah
zakar

tidak

otomatis

membuat

impoten.

Namum

jika

jaringan lymphatic dibuang menyebabkan produksi sperma berkurang.


Terapi radiasi umumnya menyebabkan rasa terbakar dan kelelahan yang
amat sangat. Namun akan terus berkurang jika terapi selesai sepenuhnya.
Penyakit ini seringkali menyebabkan ketidaksuburan. Sementara itu
kemoterapi

umumnya

menyebabkan

mual

dan

muntah-muntah,

mengganggu sistem kekebalan tubuh, infertil dan botak. Efek samping ini
bisa bersifar temporer atau permanen.
j. Sterilitas/Infertilitas
Jika seorang laki-laki steril atau mandul, tubuhnya tidak mampu
membentuk sperma sama sekali atau tidak mampu menghasilkan sperma
dalam jumlah yang cukup. Hal itu terjadi sebagai akibat tidak normalnya
organ-organ reproduksi, peradangan pada alat kelamin, kecanduan alkohol,
atau akibat penyakit menular seksual. Beberapa laki-laki juga mengalami
masalah ejakulasi.
k.

Mikropenis
Mikropenis merupakan kelainan lainnya yang juga sangat jarang. Pada
kelainan seperti ini, penis terbentuk secara normail, tetapi dengan ukuran
di bawah ukuran rata-rata, yang ditunjukkan dengan pengukuran standar.

l. Anorkidisme
Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak
ada sama sekali.
m. Hyperthropic prostat
Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya
terjadi pada usia-usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas
diketahui.
n. Impotensi

12

Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi


penis pada pada hubungan kelamin yang normal.
o. Infertilitas (kemandulan)
Yaitu

ketidakmampuan

menghasilkan

ketururan.

Infertilitas

dapat

disebabkan faktor di pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas
didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat
disebabkan oleh:
- Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio
aktif, terkena racun, infeksi, atau gangguan hormon
- Tersumbatnya saluran sperma
- Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit
Teknologi Sistem Reproduksi Laki-Laki
1.

Inseminasi Buatan

Inseminasi Buatan merupakan terapan teknologi yang dilakukan dengan cara


memasukkan sperma ke dalam vagina oleh seorang ahli kesehatan. Sperma
biasanya berasal dari pasangannya (suami). Inseminasi buatan dilakukan terhadap
perempuan yang suaminya mempunyai jumlah sperma yang sedikit. Sebuah
variasi dari inseminasi buatan adalah penggunaan obat-obatan yang dapat
merangsang ovari. Selanjutnya, sperma donor ditempatkan di dalam uterus, dekat
vagina.
2.

Intracytoplasmic Sperm Injection

Intracytoplasmic Sperm Injection merupakan terapan teknologi dengan metode


dan prosedur yang lebih canggih. Satu sel sperma disuntikkan langsung ke sebuah
sel telur. Metode tersebut lebih efektif pada seorang laki-laki yang mempunyai
beberapa masalah kesuburan.
3.

Kondom

Kondom terbuat dari karet yang sangat tipis tetapi sangat kuat. Perhatikan Gambar
10.18. Kondom ini dikenakan oleh pria saat akan berhubungan seksual dan

13

mencegah bertemunya sperma dengan ovum. Kondom mempunyai daya


efektivitas sekitar 90% untuk menghindari terjadinya pembuahan. Diafragma
terbuat dari karet yang sangat tipis. Perhatikan Gambar 10.19. Diafragma ini
menutup uterus dan tuba fallopii untuk mencegah agar sperma tidak memasuki
uterus. Diafragma mempunyai efektivitas sekitar 90% untuk mencegah terjadinya
pembuahan.
Gaya Hidup Sehat Untuk Menghindari Penyakit Pada Sistem Reproduksi
Banyak yang dapat kita lakukan untuk hidup secara sehat supaya dapat
terhindar dari berbagai macam penyakit pada sistem reproduksi. Gaya hidup sehat
yang dapat kita lakukan diantaranya:
a. Kebersihan Pakaian Dalam
Seharusnya dalam sehari, minimal mengganti pakaian dalam sebanyak dua
kali untuk menjaga kebersihan. Selain itu, pilihlah bahan celana dalam
yang dapat mudah menyerap keringat, karena jika tidak jamur bisa
menempel di alat kelamin. Hindari untuk saling bertukar pakaian dalam
dengan orang lain bahkan itu keluarga sendiri, karena setiap orang
memiliki kondisi kelamin yang berbeda.
b. Menghindari Menggunakan Celana Dalam dan Celana Jeans yang Ketat
Memakai celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah
selangkangan dapat menyebabkan kulit susah untuk bernafas dan akhirnya
dapat menyebabkan daerah tersebut berkeringat, lembab, mudah terkena
jamur dan teriritasi. Pemakaian celana ketat itu bagi pria dapat membuat
peredaran darah yang tidak lancar dan membuat penis serta testis dalam
keadaan panas. Panas yang berlebihan oleh suhu, keringat dan pakaian
yang terlalu ketat, dapat menurunkan kualitas sperma.
c. Membersihkan Alat Kelamin Setelah Buang Air Kecil atau Besar
Usahakan untuk selalu membersihkan bagian luar alat kelamin dengan air
dan sabun. Untuk wanita, siramlah dengan air dengan arah depan ke
belakang dan bukan sebaliknya. Hal ini untuk mencegah masuknya kuman
dari dubur ke vagina. Untuk pria, cukup hanya membersihkan dengan air

14

bersih.
d. Pemeriksaan Rutin
Usahakan untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin pada alat kelamin
sangat diperlukan. Bagi pria pemeriksaan testis (buah zakar) dapat
dilakukan sendiri, dengan cara:
Kenali ukuran, bentuk, serta berat masing-masing testis.
Dengan menggunakan kedua belah tangan, raba masing-masing testis.
Waspadai jika ada benjolan kecil di bawah kulit, di bagian depan atau
sepanjang testis. Jika ada benjolan atau pembengkakan, segera
periksakan diri ke dokter.
Jika terdapat sesuatu yang tidak seperti biasanya dan tidak terasa
nyaman segera konsulultasikan kepada dokter.
Jika ada perubahan warna, kadang disertai bau yang kurang sedap dan
gatal-gatal pada alat kelamin, segeralah berkonsultasi ke dokter.

15

Daftar Pustaka
Diastuti, Renni.(2009).Biologi Untuk SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Aryulina, Diah,dkk.(2007).Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI.Jakarta:
Penerbit Erlangga
Suwarno. 2009. BSE. Jakarta: PT Sunda kelapa pustaka.
http://majalahkesehatan.com/sistem-reproduksi-pria/
http://medicastore.com/penyakit/872/Sistem_Reproduksi_Pria.html
http://sebelasipasatoe.wordpress.com/2010/05/02/kelainan-atau-gangguanpada-sistem-reproduksi-laki/
http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/03/beberapa-penyakit-padasistem.html
http://gurungeblog.com/2008/10/31/sistem-reproduksi-pada-manusia-pria/
http://pewidya.blogspot.com/p/pelajaran-keenam.html
http://tugas-biologi-arifiani.blogspot.com/2013/05/kelainan-teknologi-dangaya-hidup-sehat_3.html
http://intanriani.wordpress.com/gangguan-pada-sistem-reproduksi/
http://www.artikelbagus.com/2011/11/kesehatan-gangguan-dan-teknologireproduksi-pada-manusia.html
http://kiranadhias.blogspot.com/2013/05/makalah-sistem-reproduksipria.html

16

http://www.slideshare.net/cinaibaho/sistem-reproduksi-manusia-16933689
http://reproduksimanusia.blogspot.com/2009/05/penyakit-pada-sistemreproduksi.html
http://visiwarna.blogspot.com/2013/03/fungsi-dan-sistem-reproduksipada-pria.html

17

Anda mungkin juga menyukai