Anda di halaman 1dari 12

HORMON REPRODUKSI

Definisi Hormon

Hormon berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Hormaein yang mempunyai arti yang
menimbulkan gairah. Definisi klasik hormon adalah suatu zat kimia organik yang diproduksi
oleh sel-sel khusus yang sehat, dirembeskan melalui aliran darah, dalam jumlah sedikit dan dapat
menghambat atau merangsang aktivitas fungsional dari target organ atau jaringan.

Hormon adalah subtansi yang dihasilkan oleh sel atau kelompok sel yang bergerak dalam aliran
darah yang mengantarnya ke organ target atau jaringan dalam tubuh yang memberikan suatu
reaksi yang dapat menolong mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam tubuh.

Hormon berasal dari kata hormao yang berarti pembangkit aktivitas adalah sebuah zat organik.
Sifat-sifat atau kekhususan dari hormon adalah zat ini merupakan pengatur fisiologis terhadap
kelangsungan hidup suatu organ atau suatu sistem. Hormon dapat didefinisikan sebagai zat
organik yang diproduksi oleh sel-sel khusus dalam bahan dan dialirkan ke dalam peredaran darah
dan dengan jumlah yang sangat kecil dapat merangsang sel-sel tertentu untuk berfungsi.
Hormon adalah subtansi yang dihasilkan oleh sel atau kelompok sel yang bergerak dalam aliran
darah yang mengantarnya ke organ target atau jaringan dalam tubuh yang memberikan suatu
reaksi yang dapat menolong mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam tubuh. Hormon dapat
memberikan efeknya pada struktur-struktur target dengan cara :

 Mengubah fungsi gen


 Memengaruhi jalur-jalur metabolik secara langsung
 Mengontrol perkembangan organ-organ spesifik atau produk-produk skretorisnya.

Hormon adalah zat kimia berupa getah yang dihasilkan kelenjar endokrin dan disekresi secara
alami yang kemudian dibawa darah ke areal yang dituju  atau ditentukan. Adanya hormon
menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, sama
halnya dengan sistem tubuh lainnya, sistem reproduksi juga mempunyai hormon yang
memberikan efek dan fungsi dalam perkembangannya.
Perbedaan antara Hormon, Pheromon dan Kairomon
Perbedaan antara hormon, pheromon dan kairomon adalah :

 Hormon dihasilkan oleh tubuh dan bekerja ditubuh itu sendiri.


 Pheromon dihasilkan oleh individu tertentu yang bekerja pada saat ada atau
terdapat lawan jenis.
 Kairomon dihasilkan oleh spesies tertentu yang bekerja padaa individu yang
lain.

Kaitan antara Hormon dan Reproduksi


Kaitan hormon dan reproduksi adalah :

 Hormon primer adalah hormon yang berhubungan langsung dengan reproduksi.


Contohnya : spermatogenesis, ovulasi dan lain-lain.
 Hormon-hormon metabolik adalah hormon yang mempertahankan fungsi tubuh
dalam keadaan normal (hemeostatis). Contohnya : insulin, hormon tiroid,
vasopressin dan glukagon

Klasifikasi Hormon Reproduksi Berdasarkan Unsur Pembentuknya

Semua hormon berpartisipasi dalam semua aspek reproduksi. Partisipasi ini mungkin melalui
kerja langsung terhadap fungsi fisiologik lingkungan internal yang menjamin keberhasilan
reproduksi atau pengaruh tidak langsung. Hormon-hormon reproduksi dibagi dalam tiga kategori
menurut unsur pembentuknya, yakni Golongan protein (peptida), Golongan steroid, dan
Golongan asam lemak. Berikut penjelasan dari ketiga golongan hormon diatas, sebagai berikut :

 Hormon protein atau polipeptida bermolekul besar dengan berat molekul 300-70.000
dalton dengan sifat-sifat mudah dipisahkan oleh enzim sehingga tidak dapat diberikan
melalui oral tetapi harus diberikan melalui suntikan (Contohnya : Gn-RH).
 Hormon steroid mempunyai berat molekul 300-400 dalton. Hormon steroid alami tidak
efektif apabila diberikan melalui oral, tetapi steroid sintesis dan yang berasal dari
tumbuhan dapat diberikan melalui oral maupun suntikan (Contohnya : estrogen,
progesteron, dan androgen).
 Hormon asam lemak mempunyai berat molekul 400 dalton dan hanya dapat diberikan
melalui suntikan (Contohnya : prostaglandin).
Fungsi Hormon Reproduksi
Fungsi hormon reproduksi adalah :

 Merangsang keluarnya hormon-hormon lain


 Mempengaruhi fungsi gonad
 Activator sexual
 Mempertahankan kebuntingan
 Melisis corpus luteum

Hormon-hormon Reproduksi
Ada empat kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yang dapat menghasilkan hormon
reproduksi, yakni Kelenjar Hipofisa, Kelenjar Ovarium, Endometrium, dan Testis.

Berikut hormon-hormon yang dihasilkan oleh empat kelenjar tersebut, antara lain :

1. Kelenjar Hipofisa, yang masing-masing bagian anterior meghasilkan tiga macam hormon
reproduksi yaitu, Follicle Stimulating Hormone , Luteinizing Hormone yang pada hewan jantan
disebut dengan Interstitial Cell Stimulating Hormone dan Luteotropic Hormone, serta bagian
posterior yang menghasilkan dua macam hormon yakni oksitoksin dan vasopressin.
2. Kelenjar Ovarium yang menghasilkan tiga hormon yaitu estrogen, progesteron, dan
relaksin.
3. Endometrium dari uterus yang menghasilkan hormon Prostaglandin.
4. Testis pada hewan jantan menghasilkan hormon testosteron. Kedua belas hormon ini
mempunyai peranan mengatur kegiatan reproduksi pada tubuh hewan, sehingga disebut hormon
reproduksi.
 Hormon Estrogen.
Hormon Estrogen dihasilkan oleh ovarium, Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri
perkembangan seksual pada betina yaitu pembentukan ambing, bentuk tubuh, warna bulu, dan
lain-lain.

 Hormon Progesteron
Hormon Progesteron mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot, mengatur pembentukan plasenta dan produksi air susu.

 Hormon FSH (Folikel Stimulating Hormone)


Hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan
dari GnRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel.

 Hormon LH (Luteinizing Hormone)


Hormon ini juga dihasilkan oleh hipofisis akibat rangsangan dari GnRH. Berfungsi untuk
merangsang sekresi kelenjar Gonade / Foliclle menjadi matang pecah dan ovulasi.

 Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)


GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikel stimulating hormone) di hipofisis.

 Hormon Testosteron
Dihasilkan di dalam testes. Berfungsi mempegaruhi pertumbuhan alat kelamin jantan,
menstimulasi bermacam-macam metabolisme tubuh, memperpanjang daya hidup spermatozoa
dalam saluran kelamin, meningkatkan pertumbuhan tulang.

 Hormon Pertumbuhan  / Growth Hormone (GH)


Hormon pertumbuhan (Somatotrop) dihasilkan di Kelenjar hipofisa. Fungsinya antara lain
mengendalikan pertumbuhan & perkembangan, meningkatkan pembentukan protein, mendorong
pertumbuhan umum tubuh, mempercepat sintesa protein.

 Hormon Prostaglandin (PGF2α)


Dihasilkan di endometrium dari uterus.

Klasifikasi Hormon Reproduksi Berdasarkan Cara Kerjanya

Berdasarkan cara kerjanya, hormon-hormon reproduksi dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu
hormon reproduksi primer, hormon reproduksi sekunder, dan hormon pelepas.

Hormon-hormon reproduksi primer secara langsung memengaruhi berbagai aspek reproduksi


seperti spermatogenesis, ovulasi, kelakuan kelamin, fertilisasi, pengangkutan ovum, implantasi,
kelangsungan kebuntingan, beranak, laktasi dan tingkah laku induk.Hormon-hormon reproduksi
sekunder berfungsi untuk mempertahankan keadaan fisiologik yang memungkinkan terjadinya
proses reproduksi.
Tabel 1. Hormon-hormon reproduksi primer

Kelenjar Hormon Beberapa fungsi


Follicle Stimulating spermatogenesis, pertumbuhan
Hormone(FSH) folikel
ovulasi, pelepasan estrogen,
Luteinizing Hormon (LH) pelepasan progesteron
Interstitial Cell Stimulating Stimulasi sel-sel interstitial leydig,
Hormone (ICSH) pelepasan testosteron
Prolaktin/Luteotropic Hormone 
Adenohipofisis (LTH) Pelepasan progesteron, laktasi
Kontraksi uterus, kelahiran,
Neurohipofisis Oksitosin penurunan (let down) susu
Spermatogenesis, mempertahankan
sistem kelamin jantan dan sifat-sifat
kelamin sekunder, kelakuan
Testis Testosteron kelamin jantan.
Mempertahankan sistem saluran
kelamin betina dan sifat-sifat
kelamin sekunder, tanda-tanda
birahi/ekstrus, kelakuan kelamin
betina, stimulasi kelenjar susu,
mobilisasi Ca, dan lemak pada
Estrogen/estradiol unggas
Implantasi, mempertahankan
Progesteron kebuntingan, stimulasi kelenjar susu
Relaksasi serviks uteri, kontraksi
Ovarium Relaxin uterus, pemisahan simfisis pubis
Plasenta Human Chorionic
Gonadotrophin (HCG) Seperti LH (LH-like)
Pegnan Mare Serum
Gonadotrophin (PMSG) Seperti FSH (FSH-like)
Estradiol Lihat ovarium
Progesteron Lihat ovarium
Relaxin Lihat ovarium
Luteolisis (melisiskan korpus
Prostaglandin luteum)
Reproduksi merupakan hasil kerjasama berbagai sekresi endoktrin terhadap organ sasaran dan
reaksi-reaksi khusus di dalam tubuh. Kelompok ketiga dari hormon-hormon reproduksi terdapat
di dalam  hipotalamus dan kelompok hormon ini disebut sebagai faktor-faktor pelepas (releasing
factors).

Tabel 2. Hormon-hormon reproduksi sekunder

Kelenjar Hormon Beberapa fungsi


Somatotropic Hormone (STH) Pertumbuhan, sintesa protein
Stimulasi kelenjar tyroid, pelepasan
Thyroid Stimulating tiroksin, dan pengikatan iodium
Hormone(TSH) oleh thyroid
Adrenocorticotrophic Stimulasi korteks adrenal,
Adenohipofisis Hormone(ACTH) pelepasan kortikoid adrenal
Pertumbuhan tubuh, perkembangan
Vasopressin (Antidiuretic dan pematangan, oksidasi zat
Hormone, ADH) makanan
Tri-iodothyronin Sama dengan atas
Neurohipofisis Thyrocalcitonin Metabolisme kalsium
Aldosteron Metabolisme air dan elektrolit
Metabolisme karbohidrat, lemak
Pankreas Corticoid dan protein
Metabolisme karbohidrat, lemak
Insulin dan protein
Parathyroid Parathormon Metabolisme Ca dan P
Tabel 3. Faktor-faktor pelepas (Releasing factors)
Faktor (Hormon) Fungsi
Stimulasi pelepasan gonadotropin (FSH
Gonadotropin Releasing Hormone (Gn-RH) dan LH)
Thyrotropin Hormone (TRH) Stimulasi pelepasan TSH
Prolacting Inhibition Factore (PIF) Inhibisi pelepasan prolaktin
Corticotropin Releasing Factore ( CRF) Stimulasi pelepasan ACTH
Somatotropic Hormone Releasing Factore(STH-
RH) Stimulasi pelepasan STH

Hormon-hormon reproduksi primer


 Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak di dalam legokan pada dasar ruang otak yang dikenal sebagai sella
turcic.  Kelenjar ini mensekresikan sejumlah hormon-hormon, sepertiMelanophore Stimulating
Hormone (MSH) dan Vasopressin juga disekresikan oleh kelenjar hipofisis. MSH mengatur
sintesis dan penyebaran melanin sedangkanVasopressin mempengaruhi tekanan darah dan
keseimbangan air dalam tubuh.
 Hormon-hormon gonadotropin
Kelenjar adenohipofisis mensekresikan tiga hormon gonadotropin yaitu, FSH, LH dan LTH.
Hormon-hormon ini sangat penting dalam pengaturan ovarium dan testis untuk produksi ova dan
spermatozoa dan pelepasan hormon-hormon gonadal yaitu testosteron, estradiol, dan
progesteron.

Fungsi utama FSH menstimulasi pertumbuhan dan pematangan folikel deGraaf di dalam
ovarium dan spermatogenesis di dalam tubuli semeniferi testis. FSH murni menstimulir
pertumbuhan folikel pada hewan betina yang dihipofisektomi tetapi tidak menyebabkan ovulasi,
luteinisasi, atau stimulasi terhadap jaringan interstistial ovarium.

Luteinizing Hormon (LH) bekerja sama dengan FSH untuk menstimulir pematangan folikel dan
pelepasan estrogen. Sesudah pematangan folikel, LH menyebabkan ovulasi dengan menggertak
pemecahan dinding sel dan pelepasan ovum. FSH dan LH bersifat sinergistik dalam pengaruhnya
terhadap gonad. Keduanya terdapat dalam berbagai perbandingan yang berimbang sesuai dengan
berbagai kondisi atau tahap siklus kelamin dari berbagai jenis hewan.

    Luteotropic Hormone (LTH) atau Prolaktin.  Hormon ini merupakan hormon protein dengan
berat molekul 22.000 sampai 35.000. prolaktin yang berasal dari domba dan sapi tampaknya
terdiri dari satu rantai peptida tunggal dengan suatu konfigurasi siklis dan mengandung
jembatan-jembatan disulfida.
 Oksitosin
    Oksitosin adalah suatu oktapeptida yang mengandung 8 asam amino yaitu tirosin, leusin,
isoleusin, prolin, asam glutamik, asam aspartic, glisin dan sistin. Aktifitas oksitosin adalah
kontraksi uterus dan let down atau penurunan air susu.
 Hormon-hormon gonadal
Gonad, yaitu testis  pada hewan jantan dan ovaria pada hewan betina sebagai organ-organ
kelamin merupakan tempat pembentukan hormon-hormon kelamin jantan dan betina selain
fungsinya sebagai penghasil gamet atau sel-sel kelamin. Pada umumnya, hormon-hormon
gonadal berfungsi mempertahankan organ-organ kelamin pelengkap dan sifat-sifat kelamin
sekunder

Androgen. 
Androgen  atau testosteron merupakan hormon kelamin jantan diproduksi di dalam testis dan 
sedikit ole korteks adrenal. Selain androgen,  testis juga menghasilkan sejumlah kecil estrogen.
Testosteron dan testis berfungsi untuk:
1. Diferensiasi sesual organ-organ kelamin luar dan penurunan testis kedalam skrotum
pada fetus yang baru lahir,
2. Keratinisasi epithel praeputium, pemisahan glands penis dari praeputium, serta
pertumbuhan penis dan praeputium pada pubertas,
3. Pertumbuhan dan kelangsungan fungsi kelenjar-kelenjar kelamin untuk menghasilkan
cairan atau plasma semen pada waktu ejakulasi,
4. Keinginan kelamin atau libido dan kesanggupan untuk ereksi serta ejakulasi,
5. Perkembangan sistem-sistem kelamin sekunder yang khas bagi hewan jantan,
misalnya pertumbuhan tanduk, bentuk tubuh yang kecil pada pinggul, jengger ayam
dan perubahan suara,
6. Kelangsungan sekretoris dan aktivitas absorbsi dan struktur ductulli eferentes,
epididimis, ductus defferensia termasuk ampula,
7. Spermatogenesis, perkembangan dan pematangan spermatid dan spermatozoa didalam
saluran-saluran testiskuler dan memperpanjang umur sperma di dalam epididymis,
8. Aktifitas metabolik terhadap protein.
Kastrasi (penghilangan testis) yang dilakukan sebelum pubertas akan menghambat
perkembangan fungsi, dan aktivitas organ-organ yang memerlukan testosteron. Apabila kastrasi
dilakukan sesudah pubertas maka akan menyebabkan atropi organ-organ reproduksi dan
terhentinya aktivitas-aktivitas tersebut dapat dipulihkan kembali dengan penyuntikan preparat-
preparat  testosteron.
Estrogen. Hormon ini merupakan hormon yang menimbulkan estrus atau birahi  pada hewan
betina. Hormon estrogen disekresikan oleh sel-sel theca interna dan folikel de Graaf. Estrogen
bertanggung jawab atas timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder pada hewan betina. Hormon ini
menggertak pertumbuhan sistem saluran kelenjar susu, mempengaruhi deposisi dan distribusi
lemak tubuh, serta mempercepat ossifikasi epifise tulang.
Progesteron. Progesteron merupakan progesteron alamiah terpenting yang di ekskresikan oleh
sel-sel lutein korpus luteum.  Fungsi progesteron sulit dipisahkan dari hormon-hormon lsin
seperti estrogen. Hal ini disebabkan progesteron secara normal bekerja sama dengan estrogen
dan steroid-steroid lainnya yang menghasilkan hanya sedikit pengaruh khusus jika berdiri
sendiri.

Beberapa pengaruh progesteron dapat disebut sebagai berikut:


1. Menstimulir pertumbuhan sistem glanduler pada endometrium uterus yang telah
disensitifkan oleh estrogen.
2. Mempertahankan kebuntingan dengan menghasilkan suatu lingkungan endometrial
yang sesuai untuk kelanjutan hidup dan perkembangan embrio,
3. Menghambat otilitas atau pergerakan uterus secara spontan dan meniadakan atau
menurunkan respon miometrium terhadap oksitosin,
4. Dengan menghambat produksi FSH dan LH, progesteron mencegah terjadinya estrus,
ovulasi dan siklus strus,
5. Bekerjasama dengan estrogen untuk menstimulir ovulasi dengan menggertak LH,
apabila disuntikkan dalam jumlah kecil selama permulaan estrus pada sapi,
progesteron akan mempercepat terjadinya ovulasi,
6. Bekerjasama dengan estrogen menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan sistem
alveolar kelenjar mammae.
Relaxin. Hormon ini terutama dihasilkan oleh korpus luteum selama masa kebuntingan. Fungsi
fisiologik terutama berhubungan dengan partus yaitu:
1. Menstimulir pemisahan simfisis pubis pada marmot dan mencit sesudah pemberian
estrogen. Fungsi ini mempermudah keluarnya fetus pada waktu partus,
2. Menghambat aktivitas miometrium yaitu menghambat kontraksi uterus,
3. Menurunkan kadar air dalam uterus,
4. Bersama estrogen menyebabkan pertambahan pertumbuhan uterus,
5. Meningkatkan pertumbuhan kelenjar susu bila diberikan bersama estrogen dan
progesteron.
 Hormon-hormon plasenta
Gonadotropin  telah ditemukan pada plasenta kuda, kera, manusia, dan tikus. Sifat-sifat
fisiologik hormon-hormon plasenta dari kuda dan manusia telah banyak dipelajari dan
merupakan sumber biologik hormon-hormon gonadotropin. Pada kuda, hormon gonadotropin
dihasilkan oleh mangkok-mangkok endometrium uterus kuda bunting kira-kira 40 sampai 120
hari masa kebuntingan dan tidak diekskresikan melalui urin tetapi terdapat dalam konsentrasi
tinggi pada serum darah sehingga disebut Pregnant Mare Serum Gonadotrophin ( PMSG).
 Hormon-hormon uterus
Prostaglandin merupakan hormon yang meregulasi beberapa fenomena fisiologik seperti
kontraksi otot polos pada saluran reproduksi dan saluran gastrointestinal, transpor sperma,
ovulasi, kelahiran dan turun susu, menstimulasi kontraksi uterus, serta meregenerasi korpus
luteum.

Hormon-hormon reproduksi sekunder

Hormon-hormon reproduksi sekunder adalah zat-zat endoktrin dengan aktivitas metabolik yang
mempertahankan fungsi fisiologik tubuh dan memungkinkan berlangsungnya proses-proses
reproduksi.

Tiroksin. Kelancaran sekresi  kelenjar tiroid merupakan salah satu syarat untuk kelangsungan
reproduksi secara normal. Hormon tiroid memengaruhi reproduksi dn fertilitas dengan
mempertahankan hubungan gonadohipofiseal.
Corticoid adrenal. Keterlibatan korteks adrenal dalam proses-proses reproduksi dinyatakan oleh
(a) kesanggupan kelenjar tersebut menghasilkan steroid-steroid kelamin, dan (b) kegunaan dasar
kortikoid adrenal untuk mempertahankan hidup hewan dan fungsi reproduksi.
Pankreas. Pada umumnya, pancreatectomi (penghilangan kelenjar pankreas) akan menyebabkan
disfungsi aktivitas reproduksi, yaitu perpanjangan waktu atau pemberhentian siklus estrus dan
kelambatan masa pubertas.
Paratiroid. Peninggian aktivitas paratiroid terjadi selama kebuntingan. Pada
sapi,parathreoidectomi selama kebuntingan tidak mempengaruhi kebuntingan walaupun
produksi susu menurun, tetapi pada kambing parathreoidectomi menimulkan gejala-gejala
tetanik dan kegagalan laktasi.
Thyrocalcitonin. Hormon ini diekskresikan oleh kelenjar tiroid dan berfungsi menurunkan kadar
kalsium dalam darah dan meninggikan retesi kalsium pada tulang.
Hipotalamus. Hipotalamus berfungsi dalam pengaturan proses penting yang terjadi secara
otomatis, seperti nafsu dan selera makan, detak jantung, kontrol suhu tuuh, tingkah laku kawin,
serta aktivitas neuroendoktrin. Hipotalamus merupakan pusat pengolahan dan integrasi informasi
yang diterima kemudian menterjemahkan kepada neurohumoral untuk memberikan respon
secara fisiologis.

Mekanisme Kerja Hormon dalam Mengatur Fungsi Reproduksi


Secara umum hormon reproduksi dihasilkan oleh tiga bagian utama yakni Hipotalamus,
Hipofisa, dan Gonadotropin. Ketiga bagian inilah yang memegang peranan penting dalam
mensintesis ataupun mensekresikan hormon reproduksi. Hipotalamus menghasilkan hormon Gn-
RH (Gonadotropin Releasing Hormone), dimana Gn-RH berfungsi untuk merangsang atau
menstimulasi hipofisa anterior untuk mensintesis hormon gonadotropin yakni FSH dan LH,
ICSH pada jantan.

Setelah hipotalamus menstimulasi hipofisa anterior, maka hipofisa anterior akan mensintesis dan
melepaskan hormon-hormon gonadotropin yakni FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH
(Luteinizing Hormone) pada betina dan ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) pada
jantan.

Hormon gonadotropin (FSH, LH, dan ICSH) berperan dalam merangsang perkembangan pada
organ reproduksi baik jantan maupun betina. FSH akan menstimulasi pertumbuhan folikel di
dalam ovarium dalam menghasilkan hormon estrogen tepatnya pada folikel yang terdapat di
dalamnya, sedangkan LH akan menstimulasi ovarium dalam menghasilkan hormon progesteron
tepatnya pada corpus luteum.

Pada jantan, FSH akan menstimulasi testis dalam menghasilkan dan mengatur perkembangan
sperma serta proses spermatogenesis tepatnya di dalam tubulus seminiferus. Sedangkan LH akan
menstimulasi testis dalam mensintesis hormon testosteron yang tepatnya berlangsung di dalam
sel leydig atau sel interstitial.

Mekanisme Kerja Hormon Reproduksi pada Hewan Betina

Telah diketahui bahwa hipotalamus merupakan kelenjar sumber hormon reproduksi. Dimana
hipotalamus dalam kerjanya menghasilkan hormon Gn-RH yang kemudian Gn-RH akan
menstimulasi hipofisa anterior dalam mengatur pelepasan hormon FSH dan hormon LH. Hormon
FSH akan menstimulasi pertumbuhan folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormon estrogen,
sedangkan hormon LH akan menstimulasi corpus luteum dalam ovarium untuk menghasilkan
hormon progesteron. Apabila terlampau banyak FSH yang dilepaskan oleh HA (hipofisa
anterior) maka kadar estrogen yang dihasilkan oleh folikel akan semakin meningkat, disinilah
peranan enzim inhibin dalam menghambat folikel dalam menghasilkan hormon estrogen melalui
feedback negatif terhadap HA (hipofisa anterior).

Mekanisme Kerja Hormon Reproduksi pada Hewan Jantan


Tidak jauh beda dengan penjelasan  diatas, hal yang membedakan adalah pada hewan jantan
yang berperan sebagai alat reproduksi primer adalah testis. Di dalam testis terdiri dari tubulus
seminiferus dan sel leydig. Tubulus seminiferus akan menghasilkan dan mengatur perkembangan
sperma dalam proses spermatogenesis, sedangkan sel leydig berperan dalam mensintesis hormon
testosteron.

Proses spermatogenesis yang terjadi di dalam tubulus seminiferus distimulasi oleh FSH
sedangkan pelepasan hormon testosteron oleh sel leydig distimulasi oleh ICSH. Apabila
terlampau banyak FSH yang dilepaskan oleh HA (hipofisa anterior) maka kadar spermatozoa
yang dihasilkan oleh tubulus seminiferus akan semakin meningkat, disinilah peranan enzim
inhibin dalam menghambat tubulus seminiferus dalam menghasilkan spermatozoa melalui
feedback negatif terhadap HA (hipofisa anterior).

 
Bibliografi
Dellmaan, Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner II 3rd. Jakarta: UI Press.
Hardjopranjoto, S. 1995. Ilmu Kemajiran Pada Ternak. Airlangga University press. Surabaya.
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Linda J. Heffner and Danny J. Schust., At a Glance Sistem Reproduksi, Jakarta:     EGC, 2008.
Luqman, M., 1999. Fisiologi Reproduksi. Fakultas Kedokteran Hewan.  Universitas         
Airlangga. Surabaya.
Syaifuddin., Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Salemba Medica, 2011.
 

Anda mungkin juga menyukai