Anda di halaman 1dari 14

1.

1 Pengertian Sistem Ekresi

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3,
zat warna empedu dan asam urat, selain itu ekskresi juga dapat diartikan sebagai proses
pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya. Ekskresi merupakan proses
yang ada pada semua bentuk kehidupan.

Pada organisme bersel satu, produk buangan dikeluarkan secara langsung melalui permukaan
sel. Sisa metabolisme yang mengandung nitrogen ialah amonia (NH3), urea dan asam urat.
Bahan tersebut berasal dari hasil perombakan protein, purin, dan pirimidin. Amonia dihasilkan
dari proses deaminiasi asam amino. Amonia merupakan bahan yan sangat racun dan merusak
sel. Hewan- hewan yang mengekskresikan amonia disebut amonotelik.
Bagi hewan yang hidup di darat amonia menjadi masalah untuk kelangsungan hidupnya jika di
timbun dalam tubuhnya. Karena itu pada hewan yang hidup di darat amonia segera di rubah di
dalam hati menjadi persenyawaan yang kurang berbahaya bagi tubuhnya yaitu dalam bentuk
urea dan asam urat.

Kebanyakan mamalia, amphibi dan ikan mengekskresikan urea dan hewan-hewan tersebut
dapat disebut ureotelik. Urea mudah larut dalam air dan diekskresikan dalam cairan yang
disebut urine. Pada burung, reptil, keong darat, dan serangga asam urat yang diekskresikan
berbentuk padat bersama kotoran. Air dalam urine pada hewan-hewaan tersebut diabsorbsi
oleh tubuh untuk penghematan. Meskipun cara hidup dan habitat mempunyai oeran penting
pada ekskresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen. Organisme multiselular memiliki
proses ekskresi yang lebih kompleks. Alat ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya berupa
ginjal, paru-paru, kulit, dan hati, sedangkan alat pengeluaran pada hewan invertebrata berupa
nefridium, sel api, atau buluh Malphigi. Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis
dengan tiga cara, yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan
mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh. Zat sisa metabolisme adalah hasil
pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi
bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat.
Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang
berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila
kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai
sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk
berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut. Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan
protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari
tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan
dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu
adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada
kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi
warna pada tinja dan urin. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen
(sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena
daya larutnya di dalam air rendah. Tugas pokok alat ekskresi ialah membuang sisa metabolisme
tersebut di atas walaupun alat pengeluarannya berbeda-beda.
Fungsi sistem ekskresi, antara lain:

1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh

2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)

3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)

4. Homeostasis

2.1 Sistem Ekskresi Pada Hewan Invertebrata

Sistem ekskresi pada hewan rendah biasanya sesuai dengan habitatnya. Berbagai habitat
tempat hidup hewan seperti laut, air tawar dan daratan. Berbagai alat ekskresi telah
berkembang untuk mengeluarkan sampah metabolisme, untuk mengatur keseimbangan air
tubuh dan keseimbangan ion. Hewan tingkat rendah belum memiliki ginjal yang berstruktur
sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, hewan tingkat rendah memiliki sistem
ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan
invertebrata lainnya. Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api.
Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata. Berikut ini
akan dibahas sistem ekskresi pada cacing pipih (Planaria), cacing gilig (Annellida), dan belalang.

2.1.1 Ekskresi Pada Amuba

Amoeba dan banyak organisme bersel tunggal lainnya hidup dalam lingkungan berair dan
membuang limbah metaboliknya secara difusi sama seperti yang dilakukan tumbuhan air. Bagi
kebanyakan, produk akhir yang utama metabolisme protein adalah amonia, zat ini mudah
terdifusi keluar dari selnya sebelum selesai dari konsentrasi yang membahayakan. Akan tetapi,
dengan cara tersebut organisme tidak dapat melakukan apa-apa terhadap berlebih, karena
tidak dilengkapi dengan sel dinding yang kaku, binatang ini tidak dapat melawan masuknya air
secara terus menerus. Masalah ini dapat teratasi dengan vakoula kontraktil (rongga berdenyut)
yang berfungsi untuk mengatur kadar airt dalam sel sehingga nilai osmosis isi sel tetap
terpelihara. Energi digunakan untuk memaksa air untuk keluar lagi dari selnya dan kedalam air
disekitarnya. Bolehjadi vakuola kontratil tidak memainkan peranan yang penting dalam ekskresi
substansi lain-lain.

2.1.2 Sistem Ekskresi Pada Cacing Pipih

Platyhelminthes adalah cacing daun yang umumnya bertubuh pipih. Platyhelminthes memiliki
tubuh, lunak, dan epidermis bersilia. Cacing pipih merupakan hewan tripoblastik yang tidak
mempunyai rongga tubuh (acoelomata). Hidup biasanya di air tawar, air laut, dan tanah
lembab. Ada pula yang hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Cacing parasit ini
mempunyai lapisan kutikula dan silia yang hilang setelah dewasa. Hewan ini mempunyai alat
pengisap yang mungkin disertai dengan kait untuk menempel. Cacing pipih belum mempunyai
sistem peredaran darah dan sistem pernafasan. Sedangkan sistem pencernaannya tidak
sempurna, tanpa anus. Platyhelminthes terbagi dalam 3 kelas, yaitu Kelas Turbellaria, Kelas
Trematoda dan kelas Cestoda. Pada cacing pipih (Platyhelmintes) alat eksresi berupa
protonefridium yang mempunyai sel api (flame cel) berflagel. Flagel berfungsi menggerakan air
ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Air dan zat sisa masuk ke dalam sel api yang
selanjutnya dikeluarkan melalui lobang nefridiofor. Sebagian sisa nitrogen tidak masuk ke
saluran ekskresi tetapi masuk ke sistem pencernaan yang selanjutnya diekskresikan melalui
mulut. Cacing pipih juga mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium.
Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam
protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia. Tiap sel api mempunyai beberapa
flagela yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel
api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air ke sel api pada
sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran bercabang menjadi pembuluh
ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat
lubang nefridiofora ini. Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa
nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa
berdifusi secara langsung dari sel ke air.

2.1.1 Sistem Ekskresi pada Anelida dan Molluska

Alat ekskresi pada annelida ialah nefridium. Ada beberapa macam nefridia misalnya
protonefridia yang memepunyai solonosit (sel api) yang serupa dengan alat ekskresi pada
cacing pipih. Macam nefridia yang lain terdapat pada annelida yang hidup di darat yang disebut
metanefridia. Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam
tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan
terakhir. Metanefridium terdapat sepasang pada tiap segmen kecuali segmen terakhir.
Metanefridium memiliki dua lobang saluran yaitu nefrostom di anterior dan nefrostom di
posterior. Cairan tubuh mengalir melalui nefridium, zat yang diperlukan tubuh seperti air, zat
makanan dan ion-ion diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran dan zat
sisa (sampah nitrogen ) diekskresikan melalui nefridioifor.

Nefrostom ada di dalam rongga tubuh, yang penuh dengan cairan yang terutama merupakan
sistem limfa tersaring dari sistem peredaran tertutup. Rongga tubuh ini berfungsi sebagai
sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada
segmen berikutnya. Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti
gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang
merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong
nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat
celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion
akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler
dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang
diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan
substansi yang berguna ke sistem sirkulasi. Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah
mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang
kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan
yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan
lewat sistem ekskresi. Pada mollusca alat ekskresinya disebut ginjal yang merupakan kumpulan
dari nefridia. Ginjal berhubungan dengan coulum dan kaya akan pembuluh darah. Terjadi
filtrasi sisa-sisa metabolisme dari darah melalui pembuluh kapiler ke saluran nefridia.

2.1.2 Alat Ekskresi pada Belalang

Pada belalang alat ekskresinya adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang
berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi merupakan pembuluh-pembuluh
buntu yang bermuara pada sistem pencernaan makanan antara saluran pencernaan tengah
atau lambung dengan usus. Hampir semua serangga mempunyai pembuluh Malpighi. Jumlah
pembuluh antara 2-250 buah. Pembuluh Malphigi mengasorbsi sisa metabolisme darah pada
rongga tubuh. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk
mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-
paru pada vertebrata. Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara
konsentrasi air di dalam tubuhnya.

Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat.
Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut. Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah
dan usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat
bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai
asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan
transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal
asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.

2.2 Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebtara

Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal,
dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal.

2.2.1 Ginjal

Dunia kedokteran biasa menyebutnya ‘ren’ (renal/kidney). Bentuknya seperti kacang merah,
berjumlah sepasang dan terletak di daerah pinggang. Ukurannya kira-kira 11x 6x 3 cm. Beratnya
antara 120-170 gram. Struktur ginjal terdiri dari: kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula)
dan rongga ginjal (pelvis). Pada bagian kulit ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai
penyaring darah. Setiap nefron tersusun dari Badan Malpighi dan saluran panjang (Tubula) yang
bergelung. Badan Malpighi tersusun oleh Simpai Bowman (Kapsula Bowman) yang didalamnya
terdapat Glomerolus. Ginjal vertebrata mengalami perkembangan baik secara evolusi atau
sejalan dengan perkembangan embrio. Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan
protein dan bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan
mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya
berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air mempertahankan cairan ekstraselular dengan
jalan mengeluarkan air bila berlebihan serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa.
Sekresi dari ginjal berupa urin.

Struktur Ginjal

Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan
tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan
panjangnya ± 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju
ginjal. Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:

a. korteks (bagian luar)

b. medulla (sumsum ginjal)

c. pelvis renalis (rongga ginjal).

Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga permukaan kapiler
ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiri
atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsul
Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul
Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada
badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada
dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal. Pada
rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter (berupa
saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat penampungan
sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar tubuh urin melewati
saluran yang disebut uretra. Proses-proses di dalam Ginjal. Di dalam ginjal terjadi rangkaian
prows filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi. Penyaringan (filtrasi), Filtrasi terjadi pada kapiler
glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang
berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang
mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada
glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah,
keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma,
seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea
melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa
filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak
mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa,
natrium, kalium, dan garamgaram lainnya.

Penyerapan kembali (Reabsorbsi)


Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus
akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-
zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa
dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada
filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200
g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali. Setelah
terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat
berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masi.

2.2.2 Kulit

Merupakan lapisan terluar dari tubuh kita, yang tediri dari 2 lapisan yaitu lapisan epidermis
(luar) dan dermis (dalam). Epidermis,terdiri :

- stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.

- stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk

- stratum granulosum, mengandung pigmen

- stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar

Dermis (korium), terdiri :

- akar rambut

- pembuluh darah

- syaraf

- kelenjar minyak (glandula sebasea)

- kelenjar keringat (glandula sudorifera)

- lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh suhu
luar

2.2.3 Paru-paru (pulmo)

Penguraian karbohidrat (glukosa) dan lemak kecuali menghasilkan energi akan menghasilkan
zat sisa berupa CO2 dan H2O yang akan dikeluarkan lewat paru-paru. Seseorang yang berada
dalam daerah dingin waktu ekspirasi akan tampak menghembuskan uap. Uap tersebut
sebenarnya merupakan carbondioksisa dan uap air yang dikeluarkan saat terjadi pernafasan.

2.2.4 Hati (hepar)

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah kanan atas,
berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan
pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica).
Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula
glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut histiosit.
Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan, di
dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol dan juga
bacteri serta obat-obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua
atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas. Fungsi
hati :

- menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)

- merombak kelebihan asam amino (deaminasi)

- menawarkan racun

- membentuk protombin dan fibrinogen

- membentuk albumin dan globulin

- mengubah provitamin A menjadi vitamin A

- tempat pembentukan urea

- menghasilkan empedu

- tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua

 Sistem ekskresi pada mamalia

Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia tetapi sedikit berbeda karena
mamalia dipengaruhi/disebabkan oleh lingkungan tempat tinggalnya. Paru-paru mamalia
mempunyai permukaan ber spon (spongy texture) dan dipenuhi liang epitelium dengan itu
mempunyai luas permukaan per isipadu yang lebih luas berbanding luas permukaan paru-paru.
Paru-paru manusia adalah contoh biasa bagi paru-paru jenis ini. Paru-paru terletak di dalam
rongga dada (thoracic cavity), dilindungi oleh struktur bertulang tulang selangka dan diselaputi
karung dua dinding dikenali sebagai pleura. Lapisan karung dalam melekat pada permukaan
luar paru-paru dan lapisan karung luar melekat pada dinding rongga dada. Kedua lapisan ini
dipisahkan oleh lapisan udara yang dikenali sebagai rongga pleural yang berisi cecair pleural ini
membenarkan lapisan luar dan dalam berselisih sesama sendiri, dan menghalang ia daripada
terpisah dengan mudah. Bernafas kebanyakannya dilakukan oleh diafragma di bawah, otot
yang mengucup menyebabkan rongga di mana paru-paru berada mengembang. Sangkar
selangka juga boleh mengembang dan mengucup sedikit. Ini menyebabkan udara tetarik ke
dalam dan keluar dari paru-paru melalui trakea dan salur bronkus (bronkhial tubes) yang
bercabang dan mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil dikelilingi oleh kapilari yang
dipenuhi darah. Di sini oksigen meresap masuk ke dalam darah, di mana oksigen akan d angkut
melalui hemoglobin. Darah tanpa oksigen dari jantung memasuki paru-paru melalui pembuluh
pulmonari dan lepas dioksigenkan, kembali ke jantung melalui salur pulmonari.

 Sistem Ekskresi Pada Ikan

Ikan air tawar, sebagaimana hewan air tawar . Ikan mempunyai system ekskresi berupa ginjal
dan suatu lubang pengeluaran yang disebut urogenital.Lubang urogenital ialah lubang tempat
bermuaranya saluran ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus. Ginjal pada
umumnya terletak antara columna vertebralis dan gas bladder. Ginjal terdiri dari dua bagian
yaitu caput renalis anterior yang tersusun atas jaringan hemapoeitik, limfoid dan endokrin serta
trunkus renalis posterior yang tersusun atas nefron-nefron dikelilingi jaringan limfoid
interstitial. Sisi kanan dan kiri dari trunkus renalis berfusi dan membentuk lengkungan yang
mengisi ruangan diantara kedua gas bladder. Di bagian posterior dari lengkungan ini trunkus
renalis menipis menyesuaikan lekukan pada gas bladder. Caput renalis terpisah atas bagian
kana dan kiri, terletak di anterior dari lengkungan tersebut memasuki daerah cranium. Cairan
tubuh dari ikan air tawar memiliki konsentrasi ion yang lebih tinggi dibanding dengan
lingkungan sekitarnya, kondisi ini disebut dengan hiperosmotik. Untuk mempertahankan
gradient konsentrasi tersebut dibutuhkan system pembuangan dan konserbasi dari ion-ion
disamping adanya proses ekskresi air yang telah difiltrasi oleh ginjal. Proses filtrasi ini dilakukan
ginjal yaitu pada bagian nefron glomerulus yang terdiri dari corpus renalis dan tubulus renalis.
Corpus renalis terdiri atas glomerulus-glomerulus yang diselubungi oleh capsula Bowman.
Epitelia parietalis dan visceralis membentuk “Bowman’s space” yang memisahkan glomerulus
dengan bagian-bagian lain dari ginjal. Glomeruli berukuran kecil dan avasculer dengan tubuli
renalis yang mempunyai 6 regio sitologis yang berbeda.

1. N yang mengisolasi glomerulus. Neck region memiliki lumen yang dikelillingi oleh sel-sel
epitel kuboid bersilia sampai kolumner pendek. Sitoplas,a dari sel-sel ini tercat basofilik tipis.

2. Tubulus proximalis primer diselubungi oleh epitel-epitel kolumner tinggi dengan nuclei
basalis dan sitoplasma yang tercat eosinofilic tipis. Microvilli dengan puncak berbentuk tepi
sikat menjulur kelumen.
3. Tubulus proximalis sekunder masih tersusun atas sel-sel epitel kolumner tinggi dengan nuclei
yang terletak lebih central dan tepi-tepi sikat yang berkembang lebih baik. Adanya bangunan
mitokondria dalam jumlah yang besar menyebabkan sitoplasma tercat eosinofilik.

4. Tubulus intermedius memiliki lumen yang sempit dikelilingi oleh sel-sel epitel kuboid sampai
kolumner pendek dengan tepi-tepi sikat yang tidak jelas.Sel-sel ini tercat eosinofilik kuat.

5. Tubulus distalis tersusun atas sel-sel epitel kolumner yang besar. Nucleus terletak di tengah
sedangkan tepi-tepi sikat mereduksi atau tidak ada.

6. Tubulus conectivus berukuran lebih besar daripada tubulus distalis. Sel-sel epitel kolumner
tercat eosinofilik lemah dengan nucleus terletak di basal dan tidak adanya tepi-tepi sikat.
Tubulus ini terus membesar sampai muaranya dengan adanya perubahan sel-sel epitel dari
kolumner menjadi epitel pseudostratified yang mempunyai sel-sel goblet. Tubulus-tubulus yang
lebih besar bergabung dengan lapisan otot polos dan jaringan pengikat. Rodlet cells dan
intercalated cells (leukosit) biasa dijumpai pada epithelium ductus colectivus. eck region
merupakan lanjutan dari epitelia parietalis dan visceralis dari capsula Bowman. Ginjal pada ikan
yang hidup di air tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih banyak.
Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus sehingga penyaringan sisa
hasil metabolisme berjalan lambat.

 Sistem Ekskresi Pada Amfibi

Ginjal amphibi sama denga ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk mengeluarkan air yang
berlebvih. Karea kulit katak permeable terhadap air, maka pada saat ia berada di air, banyak iar
masuk ke tubuh katak secara osmosis. Pada saat ia berada di darat harus melakukan konservasi
air dan tidak membuangnya. Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai
dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus,
sistem portal renal berfungsi untuk membuang bahan – bahan yang diserap kembali oleh tubuh
selama masa aliran darah melalui glomerulus dibatasi. Katak juga menggunkan kantung kemih
untuk konserfadsi air. Apabila sedang berada dia air, kantung kemih terisi urin ynag encer. Pada
saat berada di daarat air diserap kembali ke dalam darah menggantikan air yang hilang melalui
evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah hormon yang sama dengan ADH. Saluran
ekskresi pada katak yaitu ginjal, paru-paru,dan kulit. Saluran ekskresi pada katak jantan &
betina memiliki perbedaan, pada katak jantan saluran kelamin & saluran urin bersatu dengan
ginjal, sedangkan pada katak betina kedua saluran itu terpisah. Walaupun begitu alat lainnya
bermuara pada satu saluran dan lubang pengeluaran yang disebut kloaka.

 Sistem Ekskresi Pada Reptil

Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-
satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.Reptil yang hidup di darat sisa
hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat
berwarna putih
.
2.3 Sistem Ekresi pada Manusia

Gambar: Sistem ekresi pada manusia

Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa hasil
metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan,
misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu. Zat sisa
metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena
bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit.

Gambar: Alat-alat ekskresi pada manusia yang berupa ginjal, kulit, paru-paru, dan
kelenjarkeringat
Organ atau alat-alat ekskresi pada manusia terdiri dari:

1. Paru-paru,

2. Hati,

3. Kulit, dan

4. Ginjal

2.3.1 Paru-paru

Gambar: Paru-paru manusia

Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh
tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga
gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru sebenarnya merupakan
kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura. Paru-
paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru
manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan
KARBONDIOKSIDA (CO2) dan UAP AIR (H2O). Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran
antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah
menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru.
Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui
hidung Kelainan-kelainan pada paru-paru, diantaranya adalah:

1. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran
pernafasan yang diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan
psikologis.
2. Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan
radiasi ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.

3. Emphysema, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya terisi


udara.

Upaya menghindari dan mengatasi kelainan-kelainan pada paru-paru adalah dengan


menjalankan pola hidup sehat, diantaranya:

1. Mengatur pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi secara teratur

2. Berolah raga dengan teratur

3. Istirahat minimal 6 jam per hari

4. Mengindari konsumsi rokok, minum minuman beralkohol dan narkoba

5. Hindari Stress

2.3.2 Hati (Hepar)

Gambar: Hati manusia

Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia. Letaknya di dalam
rongga perut sebelah kanan. Berwarna merah tua dengan berat mencapai 2 kilogram pada
orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan dan kiri. Zat racun yang masuk ke dalam
tubuh akan disaring terlebih dahulu di hati sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hati menyerap
zat racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem peredaran darah. Hati mengeluarkan zat
racun tersebut bersama dengan getah empedu.

Gambar: Struktur Hati manusia

Hati merupakan organ yang sangat penting, berfungsi untuk:

1. Menghasilkan empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah

2. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit

3. Mengubah zat gula menjadi glikogen dan menyimpanya sebagai cadangan gula

4. Membentuk protein tertentu dan merombaknya

5. Tempat untuk mengubah pro vitamin A menjadi vitamin


6. Tempat pembentukan protrombin yang berperan dalam pembekuan darah

Zat warna empedu hasil perombakan sel darah merah yang telah rusak tidak langsung
dikeluarkan oleh hati, tetapi dikeluarkan melalui alat pengeluaran lainnya. Misalnya, akan
dibawa oleh darah ke ginjal dan dikeluarkan bersama-sama di dalam urin. Gangguan pada hati
yang umumnya dijumpai di masyarakat saat ini adalah hepatitis ataupenyakit kuning. Disebut
demikian karena tubuh penderita menjadi kekuningan, disebabkan zat warna empedu beredar
ke seluruh tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh serangan virus yang dapat menular melalui
makanan, minuman, jarum suntik dan transfusi darah. Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel
hati. Penyebab penyakit hepatitis yang utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah
ditemukan sudah cukup banyak dan digolongkan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT.
Beberapa jenis hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah:

1. Hepatitis A yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA)


2. Hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB)
3. Hepatitis C yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C (VHC)

Cara mengatasi kelainan-kelainan pada hati diantaranya adalah dengan:


1. Pemberian vaksinasi
2. Makan makanan yang sehat
3. Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang
4. Berolahraga dengan teratur
5. Sterilisasi penggunaan jarum suntik
6. Menghindari pergaulan bebas (berganti-ganti pasangan)

2.3.3 Kulit

Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita sebut kulit. Kulit
merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan anggota tubuh
yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar.
Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
- mengeluarkan keringat
- pelindung tubuh
- menyimpan kelebihan lemak
- mengatur suhu tubuh, dan
- tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang
mengandung ultraviolet

• Proses pembentukan keringat

Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-pembuluh
darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah
tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka
terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama
larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang
keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap
normal.
Kelainan pada kulit yang banyak dialami oleh para remaja adalah jerawat. Ada tiga tipe jerawat,
yaitu: 1. Komedo

2. Jerawat biasa

3. Cystic Acne (Jerawat Batu/Jerawat Jagung)

Banyak jenis obat dan perawatan yang ditawarkan untuk menghilangkan jerawat. Namun,
sesungguhnya alam sudah menyediakan aneka tanaman yang mampu menghilangkan jerawat.
Tanaman-tanaman itu antara lain tomat, jeruk nipis, belimbing wuluh, mentimun, dan
temulawak.

2.3.4 Ginjal

Dunia kedokteran biasa menyebutnya ‘ren’ (renal/kidney). Bentuknya seperti kacangmerah,


berjumlah sepasang dan terletak di daerah pinggang. Ukurannya kira-kira 11x 6x 3 cm. Beratnya
antara 120-170 gram. Struktur ginjal terdiri dari: kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula)
dan rongga ginjal (pelvis). Pada bagian kulit ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai
penyaring darah. Setiap nefron tersusun dari Badan Malpighi dan saluran panjang (Tubula) yang
bergelung. Badan Malpighi tersusun oleh Simpai Bowman (Kapsula Bowman) yang didalamnya
terdapat Glomerolus.

Fungsi ginjal
1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus
ginjal
4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah
(SDM) di sumsum tulang
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu:
penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.

• Penyaringan (filtrasi)

Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus.
Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada
glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi
penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-
bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium,
klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil
penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam
amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.

• Penyerapan kembali (reabsorbsi)

Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus
kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan
urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui
peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus
proksimal dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan
lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan
menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.
Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.

• Augmentasi

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya
menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin,
dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan
keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea
dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada
urin. Kelainan-kelainan pada ginjal diantaranya adalah gagal ginjal dan batu ginjal. Gagal ginjal
merupakan kelainan pada ginjal dimana ginjal sudah tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya yaitu menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme. Penyebab
terjadinya gagal ginjal antara lain disebabkan oleh:

1). Makan makanan berlemak

2). Kolesterol dalam darah yang tinggi

3). Kurang berolahraga

4). Merokok, dan

5). Minum minuman beralkohol.

Anda mungkin juga menyukai