SISTEM EKSKRESI
SISTEM EKSKRESI
1. Bibliografi
Pearce, Evelyn C. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Suripto. 2006. Fisiologi Hewan. Bandung: ITB.
Wiyana. 2011. Metabolisme, Absorbsi dan Ekskresi. (Online).
(http://wiyana-ian.blogspot.com/2011/04/metabolisme-absorpsi-dan-
ekskresi-zink.html. diakses 20 Mei 2011)
Wikipedia. 2011. Sistem Eksresi. (Online)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_ekskresi. diakses 20 Mei 2011)
Norahman, fetrian. 2010. (Online).
(http://www.itsfetriyannorrahman.co.cc/2010/01/sistem-ekskresi-pada-
hewan.html. diakses 20 Mei 2011)
2. Tujuan Penulis
Menyampaikan Informasi:
a. Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabolisme yang
berlangsung dalam tubuh organism.
b. Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh alat ekskresi. Alat ekskresi
pada manusia dan vertebrata lainnya berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan hati,
sedangkan alat pengeluaran pada hewan invertebrata berupa nefridium, sel api,
atau buluh Malphigi.
c. Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu
melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur
konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.
d. Hewan mempunyai berbagai macam organ pengeluaran yang dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu Organ eksresi umum dan Organ eksresi
khusus.
4. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem ekskresi?
2. Perbedaan antara organ ekskresi umum dan ekskresi khusus?
3. Sebutkan Organ-organ penunjang dalam sistem pengeluaran?
4. Jelaskan mekanisme Sistem Ekskresi?
5. Konsep
a. Homeostatis
b. Toksin
c. Urobilinogen
d. Flame cell
e. Osmoregulasi
f. Nefridiofora
g. Amonoteli
h. Ureoteli
i. Urikotelik
6. Refleksi Diri
Setelah membaca dan membuat Analisis kritis, kelompok kami dapat
menyimpulkan bahwa sistem Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan atau zat sisa
hasil metabolisme yang berlangsung dalam tubuh organisme. Zat sisa metabolisme
dikeluarkan dari tubuh oleh alat ekskresi. Alat ekskresi pada manusia dan vertebrata
lainnya berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan hati, sedangkan alat pengeluaran pada hewan
invertebrata berupa nefridium, sel api, atau buluh Malphigi. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan akan energi (ATP), semua hewan menyelenggarakan berbagai reaksi
metabolism. Akan tetapi reaksi metabolism tersebut tidak hanya menghasilkan ATP dan
zat bermanfaat lainnya, tetapi juga menghasilkan zat sisa.
Semua zat sisa tersebut harus dikeluarkan dari dalam tubuh untuk
mempertahankan kondisi homeostatis. Pengeluaran berbagai zat sisa metabolisme serta
sisa obat, hormon, dan berbagai zat toksik atau zat beracun diselenggarakan oleh sistem
pengeluaran.Organ pengeluaran pada hewan sangatlah bervariasi. zat sisa bernitrogen
dikeluarkan dalam bentuk amoniak, urea, dan asam urat. Hewan yang mewnghasilkan
zat sisa dalam bentuk amoniak, urea, dan asam urat berturut-turut disebut amonoteli,
ureoteli, dan urikotelik.
SISTEM PENGELUARAN
Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabolisme yang
berlangsung dalam tubuh organisme. Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh
alat ekskresi. Alat ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya berupa ginjal, paru-
paru, kulit, dan hati, sedangkan alat pengeluaran pada hewan invertebrata berupa
nefridium, sel api, atau buluh Malphigi.
Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu
melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi
sebagian besar penyusun cairan tubuh. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran
zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi
tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H2O NHS, zat warna empedu, dan asam urat,
metabolisme protein, sisa obat, sisa hormon dan berbagai zat toksik atau racun.
Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat
makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut
tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun
sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah.
Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai
pelarut. Amonia (NH3), hasil pembongkaran/ pemecahan protein, merupakan zat yang
beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun
demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak
menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah
sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada
kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna
memberi warna pada tinja dan urin. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang
mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah
dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.
Kebutuhan akan energi (ATP) hewan menyelenggarakan berbagai reaksi
metabolisme. Dalam mengahasilkan ATP dan berbagai zat bermanfaat lainnya, serta
mengahasilkan zat sisa yang harus dikeluarkan dari tubuh. Dalam menunjang sistem
pengeluaran makhluk hidup harus memiliki alat atau organ pengeluaran yang berfungsi
untuk membuang berbagai zat sisa metabolisme.
A. Berbagai Organ Pengeluaran dan Cara Kerjanya
Hewan mempunyai berbagai macam organ pengeluaran yang dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu Organ eksresi umum dan Organ eksresi khusus.
Organ pengeluaran umum antara lain berupa Vakuola kontraktil dan sejumlah saluran
tubuler (berbentuk pipa), antara lain Organ nefridia, Tubulus malphigi, Flame cell dan
Nefron. Organ pengeluaran khusus tersusun atas berbagai struktur seperti kelenjar
garam (kelenjar insang dan kelenjar rektal), insang dan hati vertebrata.
4. Tubulus Malpigi
Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang
berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang
halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding
usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk
mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi
seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara
konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan
yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak
larut. Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah
mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal
pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat,
sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan
transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap
lagi.
Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses. Organ
pengeluaran pada serangga, yang berupa saluran pipa yang salah satu ujungnya buntu,
sedangkan ujung lainnya membuka ke arah usus, terletak di antara usus tengah dan
rektum. Tubulus malpigi tersebar di rongga tubuh yang penuh cairan, jumlahnya sangat
bervariasi dari beberapa hingga ratusan.
Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga
permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi
banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang.
Pada badan Malphigi terdapat kapsul Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau
piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus.
Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan Malphigi adalah
tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul bowman yang pada dinding sel terdapat
banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal.
Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan
oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi
sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung
kencing menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air,
1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang
berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
4. Saraf
Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen
sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena
tekanan darah menurun.
5. Banyak sedikitnya hormon insulin
Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam
darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal
mengganggu proses penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.
Paru-paru (Pulmo)
Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi,
mengekskresikan zat sisa metabolisme maka dibahas pula dalam sistem ekskresi.
Carbon dioksida dan air hash metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena
untuk dibawa ke jantung dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk
berdifusi di alveolus.
Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus
paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis.
Carbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh plasma darah dalam
bentuk senyawa HC03, sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk
karboksi hemoglobin (HbC02).
Hati (Hepar)
Hati disebut juga sebagai alat ekskresi di samping berfungsi sebagai kelenjar
dalam sistem pencernaan. Hati menjadi bagian dari sistem ekskresi karna menghasilkan
empedu. Hati juga berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin, setelah
mengalami oksidasi akan berubah jadi urobilin yang memberi warna pada feses menjadi
kekuningan.
Demikian juga kreatinin hash pemecahan protein, pembuangannya diatur oleh
hati kemudian diangkut oleh darah ke ginjal. Jika saluran empedu tersumbat karena
adanya endapan kolesterol maka cairan empedu akan masuk dalam sistem peredaran
darah sehingga cairan darah menjadi lebih kuning. Penderitanya disebut mengalami
sakit kuning.
Kulit (Cutis)
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karna mengandung kelenjar keringat
(glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa
metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas
kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat. Keringat mengandung air, larutan
garam, dan urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi pekerja berat menimbulkan
hilang melanositnya garam-garam mineral sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan
pingsan. Selain berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi sebagai
pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman, penguapan, sebagai
organ penerima rangsang (reseptor), serta pengatur suhu tubuh. Dalam kondisi normal,
keringat yang keluar sekitar 50 cc per jam.
Jumlah ini akan berkurang atau bertambah jika ada faktor-faktor berikut suhu
lingkungan yang tinggi, gangguan dalam penyerapan air pada ginjal (gagal ginjal),
kelembapan udara, aktivitas tubuh yang meningkat sehingga proses metabolisme
berlangsung lebih cepat untuk menghasilkan energi, gangguan emosional, dan
menyempitnya pembuluh darah akibat rangsangan pada saraf simpatik.