Anda di halaman 1dari 14

SISTEM EKSKRESI

Disusun Oleh : Kelompok VII

Nama : 1. Remilianti Gulo

2. Melvan Nastuti Nazara

3. Tris Desniat Hulu

Semester/Kelas : IV/A

Prodi : Biologi

Mata Kuliah : Struktur dan perkembangan hewan

Dosen Pengampu :

Hardikupatu Gulo,S.Pd.,M.Si

YAYASAN PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS NIAS GUNUNGSITOLI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kami rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga kami bisa menyusun atau menyelesaikan
makalah ini. Kami sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang
kami miliki, dan tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Struktur
dan perkembngan hewan. Dalam penyusunan makalah ini banyak kesalahan dan kekurangan,
oleh karena itu kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini, dan dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih
kepada pihak- pihak yang telah membantu dan secara khusus saya berterimakasih kepada
Bpk Hardikupatu Gulo, S.Pd,M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Struktur dan
perkembangan hewan karena telah memberikan bimbinganya kepada kami untuk
menyelesaikan makalah tugas ini hingga selesai.

Gunungsitoli, 29 Juni2022

Penyusun,

Kelompok VII
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BB II PEMBAHASAN

A. Pengertian sistem ekskresi


B. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi
C. Sistem ekskresi pada hewan invertebrate
D. Sistem ekskrsi pada hewan vertebrata

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sistem Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah
terakumulasi dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga. Sistem ekskresi
merupakan hal yang pokok dalam homeostasis karena sistem ekskresi tersebut membuang
limbah metabolisme dan merespon terhadap ketidakseimbangan cairan tubuh dengan cara
mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan.Sistem eskresi ini Tidak hanya terjadi
pada manusia, hewan sebagai makhluk hidup juga memiliki sistem ekskresi. Hewan
bernapas, mengonsumsi air dan makanan, kemudian mengeluarkan zat-zat yang sudah tidak
mereka butuhkan lagi. Tapi, hewan sendiri bermacam-macam. Karena itu, sistem ekskresinya
pun berbeda-beda. Sistem ekskresi pada hewan Secara garis besar, dapat dikelompkan
menjadi dua bagian yaitu: hewan vertebrata (bertulang belakang) dan invertebrata (tidak
bertulang belakang).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem ekskresi?


2. Apa saja beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi?
3. Bagaimana sistem ekskresi pada hewan invertebrata?
4. Bagaimana sistem ekskresi pada hewan vertebrata?

C.Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian sistem ekskresi


2. Untuk mengetahui beberapa istilah yang erat kaitanny dengan ekskresi
3. Untuk mengetahui sistem ekskresi pada hewan invertebrate
4. Untuk mengetahui sistem ekskresi pada hewan vertebrata
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM EKSKRESI

Sistem Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah
terakumulasi dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga. Sistem ekskresi
merupakan hal yang pokok dalam homeostasis karena sistem ekskresi tersebut
membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap ketidakseimbangan cairan tubuh
dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan. Sebagian besar sistem
ekskresi menghasilkan urin dengan cara menyaring filtrat yang diperoleh dari cairan
tubuh. Sistem ekskresi sangat beraneka ragam, tetapi semuanya mempunyai kemiripan
fungsional.
Secara umum, sistem ekskresi menghasilkan urin melalui dua proses utama yaitu
filtrasi cairan tubuh dan penyulingan larutan cair yang dihasilkan dari filtrasi itu. Sistem
ekskresi pada hewan invertebrata sangat berbeda dengan sistem ekskresi pada hewan
vertebrata.Tetapi walaupun berbeda secara fungsional tetap mengeluarkan urin dari filtrat
zat-zat terlarut didalam tubuh yang tidak terpakai lagi, melalui anus ataupun kloaka dan
rectum.

B. BEBERAPA ISTILAH YANG ERAT KAITANNYA DENGAN EKSKRESI

1. Defekasi
yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut feses. Zat yang
dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan.Zat yang
dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan
mikroba usus.
2. Ekskresi
yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.
3. Sekresi
yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan.
Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun
genzim.
4. Eliminasi
yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran
air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).

C.SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN INVERTEBRATA

Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada


vertebrata.Pada umumnya invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana,
dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata lain nya. Alat
ekskresi pada invertebrata secara umum berupa saluran malphigi, nefridium, dan sel
api. Nefridium adalah tipe yang umumnya dari struktur ekskresi khusus pada
invertebrata. Berikut sistem eksresi pada hewan invertebrata, yaitu :

a. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih

Proses pengeluaran zat sisa pada cacing pipih, dilakukan melalui pembuluh
bercabang-cabang yang memanjang pada bagian samping kiri dan kanan disepanjang
tubuhnya. Setiap cabang berakhir pada sel-sel api (solenosit) yang di lengkapi dengan
silia (bulu getar) dan beberapa flagella yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Saluran
ini disebut protonefridium. Silia pada sel api akan selalu bergerak. Akibat gerakan silia
tersebut, air atau cairan tubuh dan zat sisa yang sudah disaring didalam sel api akan
terdorong masuk ke dalam saluran ekskresi.Cairan tubuh dan zat sisa kemudian
dikeluarkan dari tubuh melalui suatu lubang yang disebut nefridiofor

b. Sistem Ekskresi pada Annelida

Cacing tanah termasuk kedalam filum Annelida, oleh karena itu, pada setiap
segmen terdapat sepasang ginjal atau nefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan
segmen terakhir. Setiap nefridium memiliki dua lubang, lubang yang pertama berupa
corong yang terbuka dan bersilia yang disebut nefrostom (dibagian anterior) dan terletak
pada segmen yang lain. Nefrostom terdapat didalam rongga tubuh dan berisi penuh
dengan cairan.Cairan tubuh ditarik dan diambil oleh nefrostom, yang kemudian masuk
ke dalam nefridia yang berupa pembuluh panjang dan berliku-liku.Pada waktu cairan
tubuh mengalir melalui nefridia terjadi penyerapan kembali zat-zat yang masih
bermanfaat, seperti glukosa, air, dan ion-ion.Kemudian zat-zat tersebut diedarkan
keseluruh kapiler sistem sirkulasi. Sedangkan sisa cairan tubuh, seperti air, senyawa
nitrogen, dan garam-garam yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui
ujung nefrostom yang yang berupa lubang atau nefridiofor.
c. Sistem Ekskresi pada Serangga

Alat ekskresi pada serangga disebut pembuluh malphigi.Pembuluh malphigi


merupakan tabung kecil dan panjang yang berfungsi sebagai sebagai alat pengeluaran
seperti ginjal pada vertebrata.Pembuluh malphigi terletak dalam homosal dan tergenang di
dalam darah.Bagian pangkal pembuluh malphigi melekat pada ujung anterior dinding usus
dan bagian ujungnya menuju ke homosal yang mengandung hemolimfa.Hemolimfa
merupakan darah pada invertebrata dengan sistem peredaran darah terbuka.Pembuluh
malphigi pada bagian dalam tersusun oleh selapis sel epitel yang berperan dalam
pemindahan urea, limbah nitrogen, garam-garam dan air dari hemolimfa ke dalam rongga
pembuluh.Bahan-bahan yang penting dan air masuk kedalam pembuluh, lalu diserap
kembali secara osmosis di rektum untuk diedarkan keseluruh tubuh oleh hemolimfa.
Sebaliknya, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai kristal asam urat yang
akan dikeluarkan bersama feses melalui anus.

D.SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN VERTEBRATA


Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren).Pada prinsipnya
terdapat tipe ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan
metanefros.Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio vertebrata
selain mamalia, embrio berudu dan larva amphibia, pronefros, digantikan oleh
mesonefros. Mesonefros merupakan ginjal pada bagian embrio sebagian vertebrata,
ikan dewasa, mesonefros akan berubah menjadi metanefros selama masa
perkembangan embrio.
Ada tiga tipe ginjal pada vertebrata yaitu :
 Pronefros
Ginjal pronefros adalah yang paling primitive dan hanya fungsional pada jenis
ikan tingkat rendah, misalnya pada Cyclostoma. Meski terdapat pada
perkembangan embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak
fungsional, fungsinya akan digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada
ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.
 Mesonefros
Ginjal bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio
emniota.Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem
peredaran darah, tingkat kompleksitas, dan pada efisiensinya.
 Metanerfos
Ginjal ini terbentuk dari degenerasi dari pronerfos dan mesonerfos Ginjal yang
pertama kali dibentuk adalah ginjal pronefros yang terletak didaerah
kepala.Selanjutnya dibentuk ginjal mesonefros yang diikuti dengan
berdegenerasinya pronefros. Kemudian pada daerah sebelah posterior
mesonefros dibentuk ginjal metanefros
a. Sistem Ekskresi pada Ikan

Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat disisi
dorsal rongga tubuh.Bentuk ginjal mesonefros sempit memanjang, berwarna coklat,
dan pada ujung anteriornya berhubungan dengan sistem reproduksi.Tubulus ginjal
mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yang menghubungkan testis dengan
duktus mesonefridikus.Selanjutnya, duktus mesonefridikus menjadi duktus deferens
yang berfungsi untuk mengangkut sperma dan urin yang bermuara di kloaka.
Mekanisme ekskresi pada hewan yang masih hidup di air tawar berbeda dengan
mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air laut.Cairan tubuh ikan air tawar
bersifat hiperosmotik dibandingkan dengan air tawar, sehingga air cenderung masuk
ke tubuh ikan.Di saat yang bersamaan, ion tubuh cenderung keluar ke air.Untuk
mengatasi masalah kelebihan air dan kekurangan ion, ikan air tawar biasanya tidak
banyak minum. Tubuhya diselimuti lendir untuk mencegah masuknya air secara
berlebihan.Ikan aktif menyerap ion anorganik melalui insang dan banyak
mengeluarkan air melalui urin yang encer.
Ikan yang hidup di air laut mengekskresikan sampah nitrogen yang kurang
beracun, yaitu trimetilamin oksida (TMO). Zat ini memberi bau khas air laut. Selain
itu, ikan air laut mengekskresikan ion-ion lewat insang dan mengeluarkan urin dengan
volume yang kecil.Ginjal ikan air laut tidak memiliki glomerulus.Akibatnya tidak
terjadi ultrafiltrasi di ginjal, dan urin terbentuk oleh sekresi garam-garam dan TMO
yang berkaitan dengan osmosis air.

b. Sistem Ekskresi pada amphibi

Amphibi memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros.Pada katak


jantan, saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin.Sebaliknya, pada katak
betina saluran ginjal dan kelamin terpisah.Ginjal amphibi berhubungan dengan
ureter di vesika urinaria.Saat amphibi mengalami metamorfosis, hasil ekskresi
amphibi juga berubah.Larva amphibi mengekskresikan amonia, sedangkan berudu
dan hewan dewasa mengekskresikan urea.
c. Sistem Ekskresi pada Reptil

Alat ekskresi pada reptili adalah sepasang ginjal metanefros.Metanefros


berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi pada
stadium embrional menghilang.Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vasika urinaria
(kandung kemih).Vesika urinaria bermuara langsung ke kloaka.Pada jenis kura-kura
tertentu terdapat sepasang vesika urinaria tambahan yang juga bermuara langsung ke
kloaka.Vesika urinaria tambahan berfungsi sebagai organ respirasi.Pada kura-kura
betina, organ respirasi tersebut juga berfungsi membasahi tanah yang dipersiapkan
untuk membuat sarang sehingga tanah menjadi lunak dan mudah digali.Hasil ekskresi
reptili adalah asam urat.Reptili hanya menggunakan sedikit air untuk membilas
sampah nitrogen dari darah karena sebagian besar sisa metabolisme diekskresikan
sebagai asam urat yang tidak beracun.Asam urat yang dikeluarkan oleh reptili
berbentuk pasta (bubur) berwarna putih.Sisa air direabsorpsi oleh bagian tabung
ginjal. Buaya dan penyu air tawar mengekskresikan asam urat dan amonia. Pada
penyu laut terjadi ekskresi garam dari sepasang kelenjar garam di kepala yang
bermuara di sudut mata, sehinga penyu laut tampak seperti mengeluarkan air
mata.Buaya tidak mempunyai vesika urinaria sehingga asam urat keluar bersama
feses.
d. Sistem Ekskresi pada Aves

Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanefros. Burung tidak


memiliki vesika urinaria (kandung kemih) sehingga hasil ekskresi dari ginjal
disalurkan langsung ke kloaka melalui ureter. Tabung ginjal burung sangat banyak
sehingga metabolisme burung aktif.Tiap 1 ml jaringan korteks ginjal burung
mengandung 100 – 500 tabung ginjal.Tabung ginjal ini membentuk lengkung
Henle kecil.Air dalam tubuh diperoleh melalui reabsorpsi di tubulus.Di dalam
kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh.Sampah
nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka. Asam urat
berbentuk kristal putih yang bercampur feses. Pada burung laut, misalnya camar,
selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan garam.Hal ini
disebabkan karena burung laut meminum air garam dan makan ikan laut yang
mengandung garam.Burung laut memiliki kelenkjar pengekskresi garam diatas
mata.Larutan garam mengalir ke rongga hidung kemudian keluar lewat nares luar
dan akhirnya garam mentes dari ujung paruh.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah
terakumulasi dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga. Sistem ekskresi
merupakan hal yang pokok dalam homeostasis karena sistem ekskresi tersebut
membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap ketidak seimbangan cairan
tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan .Sistem eskresi
adalah proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak di gunakan lagi
oleh tubuh. Zat ini dapat berupa karbon dioksida, urin,urea ,keringat dan senyawa-
senyawa lain yang bersifat toksik atau meracuni.

B. Saran

Kami dari kelompok VII menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini,ada
banyak sekali kekurngan dan kelemahan. Oleh sebab itu saran yang bersifat
membangun kami dari kelompok sangat membutuhkannya,demi perbaikan untuk
kami kedepannya. Dan terlebih-lebih saran maupun kritikan dari dosen pengampu
MK (Struktur dan perkembangan hewan).
DAFTAR PUSTAKA

Hadirman, Sekres.2010. Sistem Ekskresi. Bandung. ITB press.

Anda mungkin juga menyukai