Katak dapat mengatur laju filtrasi dengan bantuan hormon, sesuai dengan kondisi
air di sekitar. Ketika katak berada dalam air terlalu lama, maka akan mengeluarkan
urine dengan banyak. Kantung kemih pada katak dapat terisi air dengan mudah.
Air yang diserap oleh dinding kantung kemih berguna ketika katak berada di darat.
c. Sistem ekskresi reptilia
Ginjal reptile adalah metanefros. Disaat embrio, ginjalnya bertipe pronefros dan
saat dewasa berubah menjadi mesonefros hingga metanefros. Hasil ekskresi reptile
adalah asam urat. Asam urat tidak terlalu toksik daripada amonia. Asam urat
tersebut dapat disekskresikan dalam bentuk pasta putih.
Beberapa jenis reptile ada juga yang menghasilkan amonia misal pada buaya dan
kura-kura. pada buaya dan kura-kura. Penyu yang hidup di lautan memiliki
kelenjar ekskresi untuk mengeluarkan garam yang dikandung dalam tubuhnya.
OSMOREGULASI
1. Hewan Invertebrata
a. Osmoregulasi serangga
Pada serangga terjadi penguapan air. Yang mana air hilang melalui spirakulum
berfungsi untuk mengurangi kehilangan airdan kebanyakan serangga akan
menutup spirakulumnya ketika berada diantara 2 gerakan pernapasan dan juga
dengan menngkatkan impermeabilitas kulit dengan memiliki lapisan lilin atau
kutikula untuk mengurangi kehilangan air. Memiliki badan malphigi sebagai organ
ekskretori.
b. Osmoregulasi Annelida
Cacing tanah contoh Lumbricus terestris merupakan regulator hiperosmotik yang
yang efektif. Yang mana urine pada cacing encer dan bersifat hiposmotik
mendekati isimotik pada darahnya. Berfungsi sebagai kebutuhan keseimbangan
tubuhnya. Homeostasis regulasi dengan pendekatan perilaku yaitu aktif dimalam
hari dan jika tanah kering akan menggali tanah.
c. Osmoregulasi molusca
Tubuh keong/siput yang permukaan tubuhnya berdaging dan permeable terhadap
air. Toleransi pada air sangat tinggi. Tekanan osmotik cairan internal bervariasi
secara luas tergantung kadnungan air pada lingkungannya. Keong atu siput lebih
aktif dimalam hari untuk mengurangi kehilangan air bila kondisi lingkungan
kering. Keong akan berlindung membenamkan diri ke dalam tanah serta menutup
cangkangnya dengan operculum yang berasal dari lendir yang dikeluarkannya.
Kebanyakan keong darart mengeluarkan zat yang mengandung nitrogen dalam
bentuk asam urat yang sulit larut dalam air yang mana zat ini meningkat pada
beberapa spesies dalam masa kesulitan air. Selama estivasi ( tidur musim panas )
asam urat ini disimpan pada ginjal untuk mengurangi kehilangan air dan untuk
mengekskresikan nitrogen tersebut.
2. Osmoregulasi pada hewan vertebrata
a. Osmoregulasi pisces
Pada ikan air tawar Ginjal akan memompa keluar kelebihan air tersebut sebagai air
seni. Ginjal mempunyai glomerulus dalam jumlah banyak dengan diameter besar.
Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar
dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.
Ikan air laut pada lingkungan hipertonik terhadap jaringan dan tubunya, sehingga
mudah kehilangan air melaui kulit dan insang, dan kemasukan garam. Ikan air laut
lebih banyak minum air utnuk mengatasi kehilangan air dan kandungan garam
akan meningkat. Ikan air laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan
air, volume air seni ikan air laut denganair tawar lebih sedikit. Jumlah glomerulus
ikan air laut cendenrung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil dari pada ikan air
tawarr.
b. Osmoregulasi reptile
Hewan reptile memiliki kulit kering dan bersisik yang mana merupakan cara
adapatasi terhadap lingkungan sekitar yakni agar tidak kehilangan banyak air.
Menghemat air dengan cara memnghasilkan zat sisa bernitrogen dalam bentuk
asam urat, feses kering dan kadal serta kura-kura memanfaatkan urine encer untuk
disimpan dalam kantung kemihnya dengan mereabsorpsi pada saat dehidrasi.
c. Osmoregulasi pada aves
Pengaturan keseimbangan air pada aves untuk mempertahankan suhu tubuh.
Burung laut mendapat pemasukan garam berlebih. Mengeluarkan garam berlebih
melalui kelenjar garam yang terdapat pada cekungan dangkal dikepala bagian atas,
disebelah atas setiap mata, dekat hidung. Burung laut akan mengekskresi cairan
pekat yang mengandung NaCl dan kelenjar garam akan aktif ketika dijenuhkan
oleh garam.
d. Osmoregulasi pada mamalia
Sama ha;lnya dengan vertebrata lainnya yaitu dari air dan makanan contoh pada
kangguru yaitu hidup di padang pasir yang mana minumdengan air metabolic yang
dihasilkan dari oksidasi glukosa.
DAFTAR PUSTAKA
campbell, N. A., & Reece, J. B. (29 Februari 2008.). Biology. Ciracas, Jakarta:
Erlangga.
Ngarofah, L. (2020, desember 15). modul pembelajaran fisiologi hewan. Diambil
kembali dari fisiologi hewan:
http://repository.radenintan.ac.id/13677/2/MODUL.pdf
Purnamasari, S.Si., M.Si, R., & Santi, S.ST., M.Kes, D. R. (2017). Fisiologi hewan.
UIN Sunan Ampel Surabaya: Program Studi Arsitektur UIN Sunan Ampel, Jl.
A. Yani 117 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia 60237.
Yustina, & Darmadi. (2017). Buku Fisiologi Hewan. Pekanbaru, Riau: Program Studi
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau.
Isnaeni, Wiwi. (2006). Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius