Anda di halaman 1dari 10

RESUME

EKRESI DAN OSMOREGULASI


Nama : Linda Lusiani
NIM : 52222223
Matkul : Fisiologi Hewan
PENGERTIAN
Ekskresi merupakan proses pembebasan sisa sisa metabolisme dari tubuh. Yang
di ekskresikan keluar tetapi substansi yang untuk fungsi tubuh disimpan. Material yang
dikeluarkan ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut dan ekskresinya melalui suatu
proses filterisasi selektif. Alat-alat tubuh yang berfungsi dalam hal ekskresi secara
bersama-sama disebut sistem ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh makhluk hidup
berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat
ekskresinya.
Proses osmoregulasi adalah upaya atau kemampuan untuk mengontrol
keseimbangan air dan ion antara di dalam tubuh dan lingkungannya melalui mekanisme
pengaturan tekanan osmose.
ORGAN EKSKRESI PADA HEWAN
1. Hewan yang belum memiliki organ ekresi
a. Protozoa
Mengeluarkan kelebihan air dalam tubuhnya untuk mempertahankan cairan
tubuh yang hiperosmotis, tetapi protozoa tidak hanya mengeluarkan air saja tetapi
juga mengganti zat-zat terlarut yang ikut hilang.
b. Coelentrata
Mensekskresikan sisa metabolisme melalui proses difusi dan memiliki astrosit –
astrosit ( sel -sel fagosit yang dapat menelan dan memindahkan zat-zat asing ).
2. Hewan yang memiliki organ-organ nefridial
Organ ekskretori terdapat pada hewan memiliki tubuh bilateral simetris contohnya
nefridial.
a. Protonefridium : suatu pembuluh yang yang ujung internalnya tertutup dan pada
bagian dalam ujungnya ini memiliki sel rambut ( seperti pada platyhelmintes )
b. Metanefridium
suatu pembuluh yang ujungnya berhubungan dengan rongga tubuh seperti pada
cacing tanah yang mana setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang
metanefridium, kecuali pada segmen pertama, tiga dan terakhir. Metanefridium
memiliki 2 lubang yaitu yang pertama berupa corong, disebut nefrostom ( dibagian
anterior)dan terletak pada segmen yanng lain. Nefrostom nbersilia dan bermuara
di ronga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem
pencernaan. Nefrostom ( corong ) akan berlanjut pada saluran berliku-liku pada
segmen berikutnya.
Bagian akhir dari saluran yang berliku ini akan membesar seperti gelembung dan
bermuara ke luar tubuh melalui corong. Yang ke dua disebut nefridiofor. Cairan
tubuh ditarik kecorong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot.
Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium,bahan-bahan yang
berguna seperti air,molekul makanan,dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu
dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan
lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan
keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring dan mengembalikan substansi yang
berguna ke sisttem sirkulasi. Zat sisa ada dua bentuk,yaitu ammonia dan zat lain
yang kurang toksik,yaitu ureum.
c. Kelenjar Anternal (pada Crustacea)
Organ ekresi pada crustacean adalah kelenjar tunal atau kelenjar hijau, sepasang
kelenjar ini terletak pada kepala,yang masing-masing terdiri dari suatu kantung
awal yaitu suatu saluran ekresitori bergulung yang panjang dan bledder yang
bermuara pada lubang dekat dasar antenna. Oleh karena itu namanya kelenjar
anternal. Urin pada kelenjar anternal di bentuk melalui filtrasi dan reabsorbsi.
d. Pembuluh malphigi
Alat ekskresi pada belalang (Insecta) adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat
pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malpighi
berupa kumpulan benag halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya
melekat pada pangkal dinding usus. Serangga juga memiliki sistem trakea untuk
mengelurkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa c02. Sistem trakea ini berfungsi
seperti paru-paru pada vertebrata.
3. Ginjal
a. Ikan ( pisces )
Ikan memiliki sistem ekresi berupa ginjal dengan lbang pengeluaran satu disebut
Urogenital. Urogenital ,erupakan lubang tempat untuk bermuara saluran ginjal dan
kelamin yang berada dibelakang anus. Ginjal pada ikan air tawar terdapat sejumlah
glomerulus dengan jumlah sedikit lebih banyak dan pada ikan air laut hanya
memiliki sedikit glomerulus dan membuat metabolisme menjadi lambat.
b. Mamalia
Ginja berfungsi sebagai : Mengekskresi zat sisa, mengayur volume plasma dan
jumlah air dalam tubuh, membuang air yang berlebihan pada tubuh berupa urin
dan jika kekurangan air ginjal akan mengeluarkan urin pekat ( sekret urin),
menjaga tekanan osmosis pada keadaan seharusnya dengan mengekskresi garam-
garam, menjalankan fungsi sebagai hormon.
4. Sistem ekskresi hewan Invertebrata
a. Protozoa
Mengeluarkan sisa metabolisme dengan cara difusi. Co2 hasil respirasi seluler
dikeluarkan dengan cara difusi.

5. Sistem ekskresi planaria


Organ ekskresi paling sederhana pada planaria yang berupa jaringan menyerupai pipa
bercabang-cabang, organ tersebut protonefridia. Jaringan pipanya dinamakan
nefridiofor. Ujungnya disebut sel api ( flame cell) disebut sel api karena bergerak
menyerap dan menyaring sisa metabolisme disekitarnya dan dialirkan melalui
nefridiofor menuju pembuluh ekskretori.
6. Sistem ekskresi pada cacing tanah
Memiliki struktur ginjal sederhana yang disebut nefridia. Strutukur tersebut terdapat
disetiap segmen pada tubuhnya. Dalam cairan cacing tanah pada tubuhnya, terkandung
sisa metabolisme dan nutrien. Cairan ini yang disaring oelh ujung tabung berbentukk
corong dengan silia yang disebut nefrostom. Kemudian melewati tubulus sederhana
yang juga diselaputi oleh kapiler darah. Di tubulus terjadi proses reabsorbsi bahan
penting yaitu garam dan nutrien terlarut di air. Air dan zat buangan terkumpul didalam
tubulus pengumpul merupakan wadah atau bagian nefridia yang selanjutnya akan
dikeluarkan melalui lubang ekskretori di didinding tubuh yang dsebut nefridiofor.

7. Sistem ekskresi vertebrata


a. Pisces
Ginjal pada ikan disebut mesonefros. Tubulus ginjal pada ikan mengalami
modifikasi menjadi saluran yang berperan dalam transport spermatozoa (duktus
eferen) ke arah kloaka. Bentuk ginjal ikan berbeda karena untuk adaptasi pada
lingkungan. Pada ikan yang hidup di air tawar yang merupakan lingkungan
hipotonis yang membuat jaringan ikan mudah kelebihan cairan.
Ginjal ikan air tawar memiliki kemiripan dengan ginjal manusia yang mana
mekanisme filtrasi dan reabsorpsi. Mineral dan zat makanan lebih banyak
diabsorpsi, namun air hanya sedikit diserap yang mana mengeluarkan urine dalam
volume besar untuk menjaga jaringan tubuh agar tetap dalam kondisi hipertonik
pada ikan air tawar.
Eksresi amonia dengan difusi lewat insang. Ikan air laut beradaptasi dengan
berbeda dan mudah dehudrasi karena air terkandung dalam tubuhnya cenderung
keluar melalui insang untuk mengikuti adaptasi lingkungan dan mengikuti
perbedaan tekanan osmotik. Ikan air laut tidak memiliki glomerulus sehingga
mekanisme filtrasi tidak terjadi dan reabsorpsi pada tubulus juga terjadi skala yang
kecil.
Ikan air laut beradaptasi dengan cara banyak minum air, melakukan desalinasi (
menghilangkan kadar garam dengan mengeluarkan melalui insang) dan
menghasilkan sedikit urine yang dikeluarkan melalui lubang dekat anus. Berbeda
dengan pengeluaran urine pada ikan chondricthyes, misalnya hiu yang
mengeluarkan urine melalui permukaan kulit.

b. Sistem ekskresi amphibi ( katak )


Ginjal pada katak disebut dengan opistonerfos. Katak jantan memiliki saluran
ginjal dan saluran kelamin yang bersatu dan berakhir di kloaka. Namun, hal
tersebut tidak terjadi pada katak betina. Ginjal pada katak seperti halnya pada ikan,
yang mana merupakan salah satu organ yang sangat berperan dalam pengaturan
kadar air dalam tubuh. Kulit katak tipis menyebabkan kekurangan cairan jika
terlalu lama di darat. Jika katak berada di dalam air tawar, maka air akan mudah
masuk dengan cara osmosis ke dalam jaringan tubuh melalui kulit.

Katak dapat mengatur laju filtrasi dengan bantuan hormon, sesuai dengan kondisi
air di sekitar. Ketika katak berada dalam air terlalu lama, maka akan mengeluarkan
urine dengan banyak. Kantung kemih pada katak dapat terisi air dengan mudah.
Air yang diserap oleh dinding kantung kemih berguna ketika katak berada di darat.
c. Sistem ekskresi reptilia
Ginjal reptile adalah metanefros. Disaat embrio, ginjalnya bertipe pronefros dan
saat dewasa berubah menjadi mesonefros hingga metanefros. Hasil ekskresi reptile
adalah asam urat. Asam urat tidak terlalu toksik daripada amonia. Asam urat
tersebut dapat disekskresikan dalam bentuk pasta putih.
Beberapa jenis reptile ada juga yang menghasilkan amonia misal pada buaya dan
kura-kura. pada buaya dan kura-kura. Penyu yang hidup di lautan memiliki
kelenjar ekskresi untuk mengeluarkan garam yang dikandung dalam tubuhnya.

d. Sistem ekskresi pada aves


Burung memiliki ginjal dengan tipe metanefros. Burung tidak memiliki kandung
kemih sehingga urine dan fesesnya bersatu dan keluar melalui lubang kloaka. Jenis
burung laut juga memiliki kelenjar ekskresi garam yang bermuara pada ujung
matanya. Hal tersebut untuk mengimbangi pola makannya yang memangsa ikan
laut dengan kadar garam tinggi.

OSMOREGULASI
1. Hewan Invertebrata
a. Osmoregulasi serangga
Pada serangga terjadi penguapan air. Yang mana air hilang melalui spirakulum
berfungsi untuk mengurangi kehilangan airdan kebanyakan serangga akan
menutup spirakulumnya ketika berada diantara 2 gerakan pernapasan dan juga
dengan menngkatkan impermeabilitas kulit dengan memiliki lapisan lilin atau
kutikula untuk mengurangi kehilangan air. Memiliki badan malphigi sebagai organ
ekskretori.
b. Osmoregulasi Annelida
Cacing tanah contoh Lumbricus terestris merupakan regulator hiperosmotik yang
yang efektif. Yang mana urine pada cacing encer dan bersifat hiposmotik
mendekati isimotik pada darahnya. Berfungsi sebagai kebutuhan keseimbangan
tubuhnya. Homeostasis regulasi dengan pendekatan perilaku yaitu aktif dimalam
hari dan jika tanah kering akan menggali tanah.
c. Osmoregulasi molusca
Tubuh keong/siput yang permukaan tubuhnya berdaging dan permeable terhadap
air. Toleransi pada air sangat tinggi. Tekanan osmotik cairan internal bervariasi
secara luas tergantung kadnungan air pada lingkungannya. Keong atu siput lebih
aktif dimalam hari untuk mengurangi kehilangan air bila kondisi lingkungan
kering. Keong akan berlindung membenamkan diri ke dalam tanah serta menutup
cangkangnya dengan operculum yang berasal dari lendir yang dikeluarkannya.
Kebanyakan keong darart mengeluarkan zat yang mengandung nitrogen dalam
bentuk asam urat yang sulit larut dalam air yang mana zat ini meningkat pada
beberapa spesies dalam masa kesulitan air. Selama estivasi ( tidur musim panas )
asam urat ini disimpan pada ginjal untuk mengurangi kehilangan air dan untuk
mengekskresikan nitrogen tersebut.
2. Osmoregulasi pada hewan vertebrata
a. Osmoregulasi pisces
Pada ikan air tawar Ginjal akan memompa keluar kelebihan air tersebut sebagai air
seni. Ginjal mempunyai glomerulus dalam jumlah banyak dengan diameter besar.
Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar
dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.
Ikan air laut pada lingkungan hipertonik terhadap jaringan dan tubunya, sehingga
mudah kehilangan air melaui kulit dan insang, dan kemasukan garam. Ikan air laut
lebih banyak minum air utnuk mengatasi kehilangan air dan kandungan garam
akan meningkat. Ikan air laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan
air, volume air seni ikan air laut denganair tawar lebih sedikit. Jumlah glomerulus
ikan air laut cendenrung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil dari pada ikan air
tawarr.
b. Osmoregulasi reptile
Hewan reptile memiliki kulit kering dan bersisik yang mana merupakan cara
adapatasi terhadap lingkungan sekitar yakni agar tidak kehilangan banyak air.
Menghemat air dengan cara memnghasilkan zat sisa bernitrogen dalam bentuk
asam urat, feses kering dan kadal serta kura-kura memanfaatkan urine encer untuk
disimpan dalam kantung kemihnya dengan mereabsorpsi pada saat dehidrasi.
c. Osmoregulasi pada aves
Pengaturan keseimbangan air pada aves untuk mempertahankan suhu tubuh.
Burung laut mendapat pemasukan garam berlebih. Mengeluarkan garam berlebih
melalui kelenjar garam yang terdapat pada cekungan dangkal dikepala bagian atas,
disebelah atas setiap mata, dekat hidung. Burung laut akan mengekskresi cairan
pekat yang mengandung NaCl dan kelenjar garam akan aktif ketika dijenuhkan
oleh garam.
d. Osmoregulasi pada mamalia
Sama ha;lnya dengan vertebrata lainnya yaitu dari air dan makanan contoh pada
kangguru yaitu hidup di padang pasir yang mana minumdengan air metabolic yang
dihasilkan dari oksidasi glukosa.
DAFTAR PUSTAKA
campbell, N. A., & Reece, J. B. (29 Februari 2008.). Biology. Ciracas, Jakarta:
Erlangga.
Ngarofah, L. (2020, desember 15). modul pembelajaran fisiologi hewan. Diambil
kembali dari fisiologi hewan:
http://repository.radenintan.ac.id/13677/2/MODUL.pdf
Purnamasari, S.Si., M.Si, R., & Santi, S.ST., M.Kes, D. R. (2017). Fisiologi hewan.
UIN Sunan Ampel Surabaya: Program Studi Arsitektur UIN Sunan Ampel, Jl.
A. Yani 117 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia 60237.
Yustina, & Darmadi. (2017). Buku Fisiologi Hewan. Pekanbaru, Riau: Program Studi
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau.
Isnaeni, Wiwi. (2006). Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius

Sidabutar, Hudson. (2013). Fisologi Hewan. Medan: Unimed press

Anda mungkin juga menyukai