Anda di halaman 1dari 12

Sistem Ekskresi pada Hewan

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi


yang dibimbing oleh Ibu Khusniatuz Zahro

oleh: Umi Saadah

YAYASAN PERGURUAN HASANUDDIN


MA HASANUDDIN SIRAMAN KESAMBEN
Tahun Ajaran 2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Sistem Ekskresi pada Hewan dengan sebaik
mungkin.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1) Ibu Khusniatuz Zahro, selaku guru pembimbing mata pelajaran Biologi
MA HASANUDDIN Siraman yang telah membimbing penulis,
2) kedua orang tua penulis yang memberikan dukungan materi dan moril,
3) seluruh teman kelas XI-IPA yang telah membantu penulis,
4) dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masi belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi terwujudnya makalah yang lebih baik. Penulis
juga berarap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya di kalangan pendidikan.

Siraman, Januari 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................1

KATA PENGANTAR.....................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................3

PENDAHULUAN..........................................................................................4

Latar Belakang...........................................................................................4

Rumusan Masalah......................................................................................4

Manfaat.......................................................................................................5

TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................5

1. Sistem ekskresi pada cacing................................................................5


2. Sistem ekskresi pada belalang............................................................6
3. Sistem ekskresi pada ikan...................................................................7
4. Sistem ekskresi pada amfibi................................................................8
5. Sistem ekskresi pada reptil..................................................................9
6. Sistem ekskresi pada aves.................................................................10
7. Sistem ekskresi pada mamalia..........................................................10

PENUTUP.....................................................................................................11

Kesimpulan...............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................12

3
BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di dalam setiap tubuh makhluk hidup terjadi reaksi penyusunan dan


pembongkaran (metabolisme). Zat sisa hasil metabolisme yang tidak diperlukan oleh
tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh makhluk
hidup berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatan makhluk hidup, semakin kompleks alat
ekskresinya. Alat ekskresi yang dimiliki oleh manusia dan hewan vertebrata (bertulang
belakang) terdiri atas ginja, kulit, paru-paru dan hati.

Salah satu yang dibutuhkan oleh tubuh makhluk hidup adalah air. Air sangat
diperlukan bagi kelangsungan makhluk hidup dikarenakan air merupakan penyusun lebih
dari 75% dari sitoplasma sel-sel dalam tubuh dan pelarut senyawa ion-ion dalam tubuh.
Kita memperoleh air dari makanan yang kita makan, minum dan sebagian kecil berasal
dari metabolisme oksidatif. Air dapat hilang dari tubuh melalui pengeluaran urin,
defekasi dan penguapan (karena berkeringat dan bernapas).

Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur sistem ekskresi dari pada cacing dan belalang?


2. Bagaimana cara ikan beradaptasi dengan lingkungannya yang memiliki kadar garam
tinggi?
3. Bagaimana perbedaan sistem ekskresi pada pisces, amfibi, reptil, aves dan mamalia?

Manfaat

1. Untuk mengetahui struktur sistem ekskresi pada cacing dan belalang


2. Untuk mengetahui cara ikan lingkungannya yang memiliki kadar garam tinggi
3. Untuk mengetahui perbedaan antara sistem ekskresi pada pisces, amfibi, reptil, aves
dan pisces

4
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

1. Sistem Ekskresi pada Cacing Tanah (Lumbiscrus Terrestris)

Sistem ekskresi pada cacing tanah (Lumbricus terrestris ) berupa sepasang


metanefridium. Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen
dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen
pertama dan terakhir. Disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen
yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga
tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan.

Gambar sistem ekskresi pada cacing tanah

Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada


segmen berikutnya. Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar
seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh
melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan
tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot.
Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna
seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung.
Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah
nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.

5
2. Sistem Ekskresi pada Belalang

Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran
yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan
benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal
dinding usus.

Gambar pembuluh malpighi pada belalang

Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah
mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal
pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat,
sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan
transpor aktif. Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara
konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan
yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak
larut. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi.
Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.

6
3. Sistem Ekskresi pada Ikan

Ikan menggunakan ginjal sebagai alat ekskresi. Ikan mempunyai dua ginjal,
bentuknya memanjang dan berwarna merah. Ikan menjaga tekanan osmotiknya dan
mencegah terlau banyak garam melalui proses difusi. Selain itu, sebagian besar zat
buangan nitrogen keluar dair tubuh melaui difusi, keluar dari insangnya. Saluran
ekskresi ada yang berupa kloaka atau saluran urogenital. Saluran urogenital ialah
lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat
dibelakang anus.

Gambar sistem ekskresi pada ikan air tawar

Ikan air tawar memiliki konsentrasi kadar garam yang lebih tinggi
dibandingkan dengan lingkungannya. Akibat kondisi tersebut air dari lingkungan
cenderung masuk ke dalam tubuh ikan secara osmosis dan garam keluar tubuh melalui
proses difusi. Proses tersebut berlangsung di membran insang karena tubuh ikan
dilindungi oleh sisik dan mukus. Ikan menjaga kestabilan kadar garam tubuh dengan
mengeluaran kelebihan air melalui ginjal. Ginjal pada ikan air tawar dilengkapi
sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih banyak. Ikan air tawar mengeksreksi
ammonia dan aktif menyerap ion anorganik melalui insang serta mengeluarkan urine
dalam jumlah besar dan sangat encer.

7
Gambar sistem ekskresi pada ikan air laut
Adapun ikan air laut menghadapi lingkungan yang berbeda dengan ikan air
tawar, yaitu lingkungan dengan kadar garam yang tinggi. Ikan laut harus menjaga
agar tidak terus-menerus kehilangan cairan tubuh. Hal ini menyebabkan ikan air laut
memiliki sedikit glomerulus sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan
lambat. Ikan air laut mengekskresikan sampah nitrogen berupa TMO (trimetilamin
oksida), mengekskresikan ion-ion lewat insang dan mengeluarkan urine dalam jumlah
yang sedikit. Misalnya: ikan hiu mengadakan toleransi terhadap tingkatan urea yang
tinggi dalam peredaran darahnya, kurang lebih 2,5%. Pada ikan laut yang lain
menggantikan kehilangan air dengan cara meminum air laut dan menghilangkan
garamnya untuk dikembalikan ke dalam air laut dengan transpor aktif melaui insang.
4. Sistem Ekskresi pada Amfibi

Saluran ekskresi pada katak yaitu ginjal, paru-paru,dan kulit. Saluran ekskresi
pada katak jantan & betina memiliki perbedaan, pada katak jantan saluran kelamin &
saluran urin bersatu dengan ginjal, sedangkan pada katak betina kedua saluran itu
terpisah. Walaupun begitu alat lainnya bermuara pada satu saluran dan lubang
pengeluaran yang disebut kloaka.

8
Gambar saluran ekskresi pada katak
5. Sistem Ekskresi pada Reptil
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka
merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil
yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan
dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih. Ginjal reptil memiliki tipe
metanefros yaitu tipe ginjal tidak bersegmen, tidk memiliki nefrostoma dan memiliki
glomerulus dalam jumlah yang banyak.

Gambar Sistem Ekskresi pada Reptil

6. Sistem Ekskresi pada Aves (Burung)


Alat pengeluaran pada burung berupa paru-paru, hati, ginjal, dan kulit. Saluran
ginjal, saluran kelamin, dan saluran pencernaan bermuara pada sebuah lubang yang

9
disebut kloaka. Ginjal pada aves memiliki tipe metanefros yaitu tipe ginjal tidak
bersegmen, tidk memiliki nefrostoma dan memiliki glomerulus dalam jumlah yang
banyak.

Gambar Sistem Ekskresi pada Burung Jantan


7. Sistem ekskresi pada mamalia
Alat ekskresi pada mamalia sama dengan manusia yaitu paru-paru, ginjal, hati
dan kulit. Ginjal pada mamalia mempunyai susunan yang lebih kompleks
dibandingkan dengan kelas sebelumnya. Ginjal disusun oleh nefron yang merupakan
satuan struktural dan fungsional terkecil dalam ginjal. Ginjal mamalia memiliki tipe
metanefros yaitu tipe ginjal tidak bersegmen, tidk memiliki nefrostoma dan memiliki
glomerulus dalam jumlah yang banyak.

BAB III PENUTUP


Kesimpulan
1. Sistem ekskresi pada cacing adalah metanefridium yang terletak di setiap
segmen tubuhnya, sedangkan sistem eksresi pada belalang berupa
pembuluh malphigi yang terletak diantara usus tengah dan usus belakang

10
2. Ikan yang hidup di laut biasanya memiliki glomerulus dalam jumlah yang
sedikit dan mengeluarkan urine dalam jumlah yang sedikit. Glomerulus
yang sedikit menyebabkan metabolisme dalam tubuhnya berjalan lambat.
3. Pada vertebrata terdapat perbedaan sistem ekskresi salah satunya adalah
tipe ginjal. Kelas pisces dan amfibi memiliki tipe ginjal mesonefros
sedangkan pada reptil, aves dan mamalia memiliki tipe ginjal metanefros.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Sistem Ekskresi pada hewan dan manusia. https://biologiklaten.wordpress.com/bab-
19-sist-ekskresi-pada-hewan-manusia-xi/.

Anonim.2016. Sistem Ekskresi Pada Hewan. http://pustakamateri.web.id/sistem-ekskresi-


pada-hewan-kelas-11-sma/

11
Febrina, Monica.2013.Sistem Ekskresi.http://monicafebrina01.blogspot.co.id/2013/02/sistem-
ekskresi.html

Hickman, C.P., Roberts L.S., dan Larson, A., 2008. Integrated Principles of Zoology. New
York: McGraw Hill.

Syamsuri, Istamar., dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XI Semester Genap. Jakarta:
Penerbit Erlangga

12

Anda mungkin juga menyukai