➢Protozoa tidak memiliki darah. ➢Alih-alih, fungsi darah pada tubuhnya dilakukan oleh cairan pada selnya (sitoplasmanya), yang meliputi ektoplasma dan endoplasma bergranula. ➢Lebih lanjut, cairan tubuh Protozoa juga disimpan dalam vakuola stasionari. ⧫ Eksistensi Sistem Sirkulasi Protozoa ➢Protozoa bersifat uniseluler sehingga tidak memiliki seluruh sistem tubuh, termasuk sistem sirkulasi. ⧫ Eksistensi Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi pada Protozoa ➢Protozoa merupakan hewan yang hanya tersusun atas satu sel (uniseluler) sehingga anggota dari filum ini tidak memiliki sistem ekskresi maupun sistem osmoregulasi spesifik. ➢Proses pembuangan ampas metabolisme berupa amonia ataupun asam amino bebas dari dalam tubuh Protozoa dilokomotori oleh vakuola kontraktil melalui metode difusi. ➢Jadi, vakuola ini akan mengumpulkan sisa metabolisme serta air berlebihan yang memasuki tubuh Protoza lalu mengekskresikannya ke luar membran sel secara difusi. ⧫ Eksistensi Sistem Respirasi Protozoa ➢Protozoa bernapas dengan cara mengambil oksigen serta mengeluarkan karbon dioksida melalui permukaan tubuhnya secara difusi. ➢Lebih lanjut, sari makanan dioksidasikan dengan oksigen, yang akhirnya menghasilkan energi. Fisiologi Porifera ⧫ Eksistensi Darah pada Porifera ➢Porifera tidak memiliki darah. ➢Meskipun demikian, proses fisiologis yang membutuhkan “darah” dipengaruhi oleh aliran air yang melewati dinding tubuhnya. ⧫ Eksistensi Sistem Sirkulasi Porifera ➢Porifera tergolong hewan multiseluler tingkat rendah yang sel-selnya masih cenderung berkerja secara mandiri (belum ada koordinasi antar sel) sehingga hewan ini pun belum mempunyai sistem sirkulasi khusus. ➢Sirkulasi dari luar ke dalam tubuh dilakukan oleh aliran air, sedangkan yang di dalam jaringan tubuh atau antar sel dilakukan oleh sel-sel amoeboid. ⧫ Eksistensi Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi Porifera ➢Porifera belum mempunyai sistem tubuh, termasuk sistem ekskresi dan osmoregulasi. ➢Meskipun demikian, kelompok hewan berpori ini tetap memiliki organel dalam bagian tubuh tertentu yang terspesialisasi khusus sebagai ekskretor maupun osmoregulatory, yakni vakuola kontraktil. ➢Serupa dengan Protozoa, proses ekskresi dan osmoregulasi dalam sel tubuh Porifera berlangsung secara difusi. ➢Jadi, vakuola kontraktil dalam amoebosit (sel khusus Porifera yang berfungsi dalam proses digesti) akan menginisasi proses pengeluaran ampas metabolisme yang tidak diperlukan tubuh dengan cara mengakumulasi lalu mengekskresikannya ke lingkungan eksternal tubuh dengan metode difusi. ➢Kemudian, zat sisa metabolisme sel yang telah diekskresikan ini dari dalam sel tubuh Porifera ini akan larut bersama air. ➢Pada akhirnya, air yang mengandung sisa-sisa metabolisme dikeluarkan melalui oskulum. ⧫ Eksistensi Sistem Respirasi Porifera ➢Sejatinya, Porifera belum mempunyai alat pernapasan khusus apalagi sistem respirasi. ➢Kendati demikiann, mereka dalam hal respirasi bersifat aerobik (butuh oksigen). ➢Nah, bagian tubuh yang bertugas untuk menangkap atau mendifusikan oksigen yang terlarut di dalam air pada bagian luar tubuh adalah sel-sel epidermis (sel-sel pinakosit), sedangkan pada jajaran dalam yang bertugas adalah sel-sel leher (koanosit). ➢Pada akhirnya, oksigen yang telah berdifusi ke dalam kedua jenis sel tersebut diedarkan ke seluruh tubuh oleh amoebosit. Fisiologi Coelenterata ⧫ Eksistensi Darah pada Coelenterata ➢Coelenterata tidak memiliki darah. ➢Nah, pengedar sari makanan pada anggota filum ini adalah rongga gastrovaskular. ⧫ Eksistensi Sistem Sirkulasi Coelenterata ➢Coelenterata belum memiliki sistem sirkulasi khusus. ➢Rongga sentral berupa rongga gastrovaskular dalam tubuhnya lah yang berperan dalam proses sirkulasi berbagai substansi penting dalam tubuh. ⧫ Eksistensi Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi pada Coelenterata ➢Meski telah memiliki rongga gastrovaskular yang lebih kompleks ketimbang Porifera dalam tubuhnya, anggota Filum Coelenterata belum mempunyai sistem yang terspesialisasi khusus dalam proses ekskresi pun osmoregulasi. ➢Meskipun demikian, struktur tubuh Coelenterata yang masih sangat sederhana dengan sel-sel epidermal maupun gastrodermal yang sebagian besar masih bebas bersentuhan dengan air di lingkungan sekitar memungkinkan proses pengeluaran sisa-sisa metabolisme sekaligus regulasi tekanan osmotik cairan tubuh terjadi secara difusi melalui mekanisme berikut. Pada awalnya, sel-sel epidermal maupun gastrodermal Coelenterata akan mengekskresikan zat sisa metabolisme ke rongga gastrovaskular secara difusi. Nantinya, ampas metabolisme ini nantinya akan larut dengan air yang mengalir masuk ke rongga tersebut lalu dikeluarkan dari dalam tubuh bersamaan dengan aliran air secara langsung ke lingkungan perairan di sekitarnya. ⧫ Eksistensi Sistem Respirasi Coelenterata ➢Respirasi pada Coelenterata berlangsung melalui difusi-osmosis secara langsung pada permukaan tubuhnya dengan fasilitator berupa sistem saluran air dan sistem saluran gastrovaskuler. ➢Nah, gas-gas oksigen yang terlarut dalam air akan berdifusi ke dalam lapisan epidermis maupun gastrodermis Coelenterata. ➢Lebih lanjut, gas karbon dioksida sebagai produk samping hasil respirasi akan dikeluarkan ke luar tubuh secara difusi pula. Fisiologi Platyhelminthes ⧫ Eksistensi Darah pada Cacing Pita (Taenia sp) ➢Cacing pita tidak memiliki darah. ➢Alih-alih, organisme ini memiliki cairan interstitial. ➢Nah, cairan inilah yang akan memenuhi jaringan tubuh cacing pita dan berperan selayaknya darah yang membawa oksigen dan nutrien serta zat terlarut lainnya dalam tubuh. ⧫ Eksistensi Sistem Sirkulasi Cacing Pita (Taenia sp) ➢Cacing pita tidak memiliki sistem sirkulasi spesifik. ➢Alhasil, peredaran unsur-unsur makanan dan zat lain berlangsung secara difusi dari sel ke sel. ⧫ Eksistensi Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi Cacing Pita (Taenia sp) ➢Berbeda dengan spesies dari tiga filum sebelumnya, cacing pita sudah memiliki sistem ekskresi dan osmoregulasi yang masih sederhana sehingga tergolong lebih maju. ➢Alat ekskresi dan osmoregulasi pada cacing pita adalah ginjal primitif berupa sepasang protonefridia yang tersusun atas kumpulan sel api (flame cells). ➢Alasan dinamakan sel api dikarenakan permukaan selnya terdapat cilia yang pergerakannya tampak seperti percikan api saat diamati di bawah mikroskop. ➢Sel api inilah yang akan menyaring cairan tubuh selayaknya ginjal pada manusia. ➢Dikarenakan struktur protonefridia atau kumpulan sel api masih begitu sederhana, fungsi sejati organ tersebut cenderung pada proses osmoregulasi atau pengaturan keseimbangan cairan tubuh. ➢Mekanisme osmoregulasi pada anggota kelompok cacing pipih ini terjadi saat dikeluarkannya kelebihan cairan tubuh melalui nepropore. ⧫ Eksistensi Sistem Respirasi Cacing Pita (Taenia sp) ➢Cacing pita tidak memiliki alat pernapasan khusus sehingga sistem respirasi absen pada organisme ini. ➢Karena cacing pita bersifat endoparasit, organisme ini bernapas secara anaerob (tanpa oksigen) melalui metode difusi. Fisiologi Annelida ⧫ Eksistensi Darah pada Cacing Tanah (Lumbricus terrestris) ➢Berbeda dengan cacing pita, cacing tanah SUDAH memiliki darah. ➢Darah organisme ini terdiri atas: Plasma Darah Sel-Sel Darah (Korpuskula) ❑Salah satu korpuskula nya adalah eritrosit yang mengandung hemoglobin sehingga dapat mengikat oksigen. ⧫ Eksistensi Sistem Sirkulasi Cacing Tanah (Lumbricus terrestris) ➢Cacing tanah sudah memiliki sistem sirkulasi yang bersifat tertutup. ➢Hal ini dikarenakan darah pada organisme ini mengalir di dalam pembuluh darah. ➢Pembuluh darah pada cacing tanah terdiri atas: Aorta Dorsalis Aorta Ventralis ➢Spesies ini juga memiliki 5 Lengkung Aorta yang operasional/kerjanya menyerupai organ jantung. ⧫ Eksistensi Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi Cacing Tanah (Lumbricus terrestris) ➢Sistem ekskresi pada cacing tanah sudah mulai kompleks dengan adanya eksistensi metanefridia. ➢Metanefridia merupakan ekskretor pada cacing tanah berupa organ yang semakin menyerupai organ ginjal sejati dengan segala kompleksitasnya. ➢Dengan kata lain, strukturnya relatif lebih kompleks ketimbang protonefridia. ➢Metanefridia tersebar di seluruh segmen tubuh cacing tanah, kecuali pada tiga segmen pertama dan segmen terakhir. ➢Metanefridia inilah yang akan terlibat dalam proses osomoregulasi sekaligus pengeluaran zat sisa metabolisme melalui mekanisme berikut. Bergetarnya silia dalam metanefridia akan menimbulkan aliran cairan tubuh yang mengandung sisa-sisa metabolisme dari coelom masuk ke dalam saluran ekskresi. Kemudian, cairan ini keluar dari tubuh cacing tanah melalui metanefridioporus. ➢Mekanisme osmoregulasi pada spesies ini sebagai berikut. Apabila air masuk ke dalam cacing tanah secara berlebihan, cacing tanah akan mengekskresikan urine yang lebih encer. Lebih lanjut, kosenterasi urine pada cacing tanah disesuaikan menurut kebutuhan keseimbangan air tubuhnya. Homeostatis regulasi juga dilakukan dengan pendekatan perilaku, yakni aktif di malam hari dan menggali tanah lebih dalam bula permukaan tanah bertambah kering. ⧫ Eksistensi Sistem Respirasi Cacing Tanah (Lumbricus terrestris) ➢Cacing tanah belum memili sistem respirasi spesifik. ➢Lebih lanjut, proses pernapasan pada organisme ini difasilitasi oleh kulitnya yang bersifat lembab, tipis, serta banyak mengandung kapiler-kapiler darah. Fisiologi Mollusca ⧫ Eksistensi Darah pada Bekicot (Achatina fulica) ➢Bekicot sudah memiliki darah yang terdiri atas sel- sel darah dan plasma darah yang tidak berwarna. ➢Darah spesies ini juga mengandung pigmen pernapasan berupa hemosianin. ⧫ Eksistensi Sistem Sirkulasi Bekicot (Achatina fulica) ➢Organ sirkulasi pada bekicot berupa jantung beruang tiga (2 atrium + 1 Ventrikel) hingga pembuluh darah. ➢Sistem sirkulasi darah pada anggota Kelas Gastropoda tergolong sistem peredaran darah terbuka (penyaluran darah tidak selalu difasilitasi pembuluh darah). ➢Mekanisme sirkulasi terbuka ini dapat dijabarkan sebagai berikut. Jantung → Pembuluh Darah → Hemosol (Rongga Antar Organ Tubuh) ➢Pada konstruksi hemosol inilah, komponen darah akan bercampur dengan cairan limfa sehingga membentuk hemolimfa. Hemolimfa ini mengandung hemocyanin. ⧫ Eksistensi Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi Bekicot (Achatina fulica) ➢Seperti cacing tanah, bekicot juga telah memiliki sistem ekskresi dalam tubuhnya. ➢Alat ekskresi pada bekicot adalah metanefridia. ➢Metanefridia bekicot terletak dekat jantung serta memiliki lubang eksternal (nefridiofor) dan lubang internal (nefrostom). ➢Sedikit berbeda dari cacing tanah, metanefridia bekicot berperan dalam proses penyaringan hemolimfa. ➢Mekanisme ekskresinya sebagai berikut. Metanefridia akan menyaring zat sisa metabolisme yang terdapat dalam hemolimfa. Selanjutnya, ampas metabolisme yang telah tersaring akan dialirkan ureter (saluran metanefridia) lalu diekskresikan ke luar tubuh melalui lubang ekskresi pada rongga mantel. ⧫ Eksistensi Sistem Respirasi Bekicot (Achatina fulica) ➢Sistem respirasi pada bekicot tersusun atas rongga mantel yang termodifikasi menjadi paru-paru rudiment (paru-paru sederhana). ➢Modifikasi rongga mantel ini mempunyai luas permukaan yang memadai serta dikelilingi oleh pembuluh kapiler dalam kuantitas besar serta berfungsi dalam memfasilitasi proses pertukaran oksigen dengan karbon dioksida secara langsung. Fisiologi Arthropoda ⧫ Eksistensi Darah pada Belalang (Acrididae) ➢Belalang memiliki darah yang terdiri atas plasma dan sel-sel darah putih (leukosit). ➢Fungsi darah pada spesies ini hanya membawa nutrien (zat makanan), tidak berperan dalam respirasi. ⧫ Eksistensi Sistem Sirkulasi Belalang (Acrididae) ➢Sistem sirkulasi belalang tersusun atas pembuluh tunggal yang diselubungi sinus perikardii dan terletak di tengah-tengah rongga abdomen. ➢Pembuluh tersebut sering dianggap sebagai “jantung” belalang. ➢Lebih lanjut, “jantung” ini terbagi menjadi kamar- kamar yang tersusun segmental. ➢Meski memiliki pembuluh darah, sistem peredaran darah belalang bersifat terbuka karena darah tidak selamanya berada dalam pembuluh saat sirkulasi. ➢Mekanisme sirkulasi serangga ini sebagai berikut. Jantung → Organ & Jaringan Tubuh → Hemocoel (Sinus) → ke Jantung lagi ⧫ Eksistensi Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi Belalang (Acrididae) ➢Belalang sudah memiliki sistem ekskresi dalam tubuhnya dengan kompleksitas yang spesifik. ➢Belalang mengekskresikan zat sisa metabolisme seperti nitrogen dalam bentuk asam urat. ➢Asam urat ini bersifat padat sehingga dapat dikeluarkan bersamaan dengan feses melalui anus dalam proses defekasi. ➢Organ ekskretori pada belalang adalah badan atau tubulus Malphigi (Kelenjar Koksal). ➢Tubulus Malphigi bersama-sama dengan saluran pencernaan bagian belakang membentuk sistem eksretori-osmoregulatori yang bermuara ke dalam usus, bukan keluar tubuh. ⧫ Eksistensi Sistem Respirasi Belalang (Acrididae) ➢Sistem respirasi belalang terdiri dari susunan pipa- pipa udara (trachea) sehingga disebut sistem trakea. ➢Sistem yang tersusun atas selapis sel yang berkitin ini bercabang-cabang membentuk anyaman yang membawa udara ke selurub bagian tubuh belalang. Fisiologi Echinodermata ⧫ Eksistensi Darah pada Bintang Laut (Asteroidea) ➢Bintang laut tidak memiliki darah. ➢Nah, peredaran nutrien dan oksigen pada jaringan tubuhnya difasilitasi oleh sistem pembuluh air atau sistem ambulakral. ⧫ Eksistensi Sistem Sirkulasi Bintang Laut (Asteroidea) ➢Pada dasarnya, bintang laut tidak memiliki sistem sirkulasi spesifik. ➢Mekanisme peredaran makanan ke berbagai organ tubuh pada spesies ini dijalankan oleh jaringan lakunar (jaringan hemalis) yang tersusun atas jaringan pengikat gelatinosa yang berongga-rongga sedemikian rupa sehingga membentuk lakuna. ➢Operasional jaringan ini juga didukung atau difasilitasi sistem perihemalis. ⧫ Eksistensi Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi Bintang Laut (Asteroidea) ➢Pada dasarnya, bintang laut tidak memiliki sistem ekskresi dan osmoregulasi karena absensi alat ekskresi khusus. ➢Alhasil, pengeluaran zat sisa metabolisme dilakukan secara difusi pada permukaan tubuhnya. ➢Untuk membuang ampas metabolisme, bintang laut dilengkapi dengan amoebosit. ➢Caecum intestine dan kaki tabung juga menunjang proses ekskresi sekaligus osmoregulasi. ➢Mekanisme ekskresi dan osmoregulasinya sebagai berikut. Zat sisa metabolisme akan diserap oleh amoebosit dalam tubuh bintang laut lalu diekskresikan secara difusi keluar tubuh melalui dermal branchia. Air dengan kandungan ampas metabolisme yang sampai ke cairan coelom akan berdifusi melalui dinding-dinding yang tipis dari caeca rectal dan kaki tabung. ⧫ Eksistensi Sistem Respirasi Bintang Laut (Asteroidea) ➢Organ respirasi pada bintang laut adalah insang (papula) dan kaki tabung. ➢Papula merupakan alat pernapasan utama pada spesies ini karena fungsinya dalam memfasilitasi pertukaran oksigen dan karbon dioksida di antara air laut dan cairan tubuhnya. Daftar Pustaka ⧫ Campbell, N. A., dkk. 2008. Biology 8th Edition. San Fransisco: Pearson Benjamin Cummings. ⧫ Jangoux, Michel. 2020. Echinoderms: Present and Past. Boca Raton: CRC Press ⧫ Kayanne, Hajime. 2016. Coral Reef Science: Strategy for Ecosystem Symbiosis and Coexistence with Human under Multiple Stresses. Berlin: Springer. ⧫ Pechenik, Jan A. 2005. Biology of The Invertebrates Fifth Edition. New York: McGraw-Hill Higher Education. ⧫ Rouse, Greg., Pleijel, Fredrik., dan Tilic, Ekin. 2022. Annelida. Oxford: Oxford University Press. ⧫ Urry, Lisa A., Reece, Jane B., dkk. 2017. Biology Eleventh Edition. New York: Pearson Education, Inc.