Anda di halaman 1dari 19

FISIOLOGI SERANGGA

Dewi Lita Endra Wati


1807010085
A. Fisiologi Serangga
1. Dinding Tubuh (Integumen)
Dinding tubuh (Integumen) terdiri dari satu lapisan
epidermis yang dapat menghasilkan lapisan luar yang keras.
Sebagian besar lapisan luar ini terdiri dari kutikula dan
beberapa zat kimia lainnya. Semua lapisan ini berasal dari
sel epidermis atau sel epidermis yang telah berubah bentuk.
Lapisan ini ditembus oleh banyak sekali saluran halus yang
berbentuk spiral.
Kutikula serangga mengandung empat puluh sampai
lima puluh persen kitin dan jarang sekali mengandung kapur.
Kitin merupakan rantai panjang glukosamina (C8H13O5N).
Zat ini tidak larut di dalam air, alkohol, eter atau pelarut
organik lainnya, asam lemah, basa lemah, atau kuat, tetapi
larut di dalam asam mineral pekat dan dipecah ke dalam
berbagai komponennya.
Gambar 1. Dinding tubuh serangga
Segmentasi

Pada serangga yang berbadan lunak, segmentasi tubuh


bersifat segementasi primer. Pergerakan setiap segmen terjadi
pada garis intersegmen yang asli. Dinding tubuh tidak keras
karena tidak mengalami sklerotisasi. Bersamaan dengan
terjadinya proses tersebut terjadilah berbagai perubahan pada
pembagian daerah tubuh. Dengan adanya beberapa bagian
dinding tubuh yang tidak mengalami pengerasan, pergerakan
serangga masih dimungkinkan. Tetapi daerah yang masih lentur
ini tidak terdapat pada daerah intersegmen yang terakhir,
melainkan telah bergeser ke muka dan ke belakang garis
intersegmen primer. Daerah intersegmen yang telah mengeras
akan bersatu dengan segmen yang terdapat dibagian
belakangnya.
Segmentasi semacam ini disebut segmentasi
sekunder. Gurat atau garis intersegmen primer
mempunyai nama baru yaitu gurat antekosta
(sutura antecosta). Keping yang terjadi dari lipatan
tubuh disebut antekosta, sedangkan sklerit yang
terdapat di depan gurat antekosta ini disebut
akrotergit.
Gambar 2. Segmentasi sekunder
2. Pernapasan
• Semua binatang memerlukan pembekalan energi dan
umumnya mendapatkan energi melalui proses respirasi
(pernafasan).
• Respirasi terdiri dari pengambilan, transportasi dan
penggunaan oksigen oleh jaringan-jaringan dan pelepasan
dan pembuangan limbah, terutama dioksida dan
lingkungannya disebut respirasi luar (eksternal), sedang
pertukaran gas di dalam sel disebut respirasi dalam
(internal) atau metabolisme respirasi. Respirasi luar pada
hampir semua serangga dilaksanakan oleh sistem trakea.
• Melalui sistem ini udara/oksigen dari luar diantarkan ke
jaringan dan sel-sel yang memerlukan.
• Pada serangga ukuran besar yang aktif, untuk
melancarkan proses pernapasan itu dibantu sedikit-banyak
oleh ventilasi mekanis dari trakea abdomen dan kantung-
kantung udara yang dihasilkan oleh gerakan-gerakan ritmik
tubuh. Proses ini disebut ventilasi aktif.
• Pernapasan serangga berdasarkan adanya spirakel, yang
terletak di dinding pleura bagian lateral. Spirakel mempunyai
saluran-saluran yang berhubungan dengan trakea, dan
trakea bercabang-cabang keseluruh tubuh ini disebut
dengan trakeolus.
• Jumlah spirakel bergantung kepada spesies dari serangga
itu sendiri, tetapi tidak lebih dari 10 pasang, 8 pasang pada
abdomen 2 pasang pada mesotoraks dan metatoraks.
• Sistem pernafasan pada serangga mengenal dua sistem,
yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup.
• Digunakan alat atau organ yang disebut spirakulum
(spiracle), juga tabung-tabung trakheadan trakheola.
• Karenanya serangga mampu bertahan di dalam air dalam
jangka waktu yang lebih lama. Serangga air juga ada yang
memanfaatkan insang trakheal (tracheal gill), yang
merupakan insang biologis, berfungsi karena gerak biologis.
Pernafasan pada serangga air
Serangga air mempunyai beberapa cara mengambil
oksigen dari air, beberapa serangga masih tergantung
sepenuhnya dari oksigen udara.
a. Pernafasan integumen : beberapa larva yang hidup di air
telah beradaptasi sehingga sistem trakeanya telah diisi
sepenuhnya oleh oleh cairan dan spirakel telah tertutup
rapat. Oksigen berdifusi melalui seluruh permukaan dinding
tubuh yang tidak membentuk alat khusus untuk mengambil
oksigen.
b. Insang trakea : terjadi dari pelebaran integumen, berupa
lembaran-lembaran tipis . Di dalam lembaran inilah terdapat
cabang-cabang trakea dan trakeol. Pada serangga ini
spirakel yang terletak jauh dari insang trakea dapat tertutup
atau hilang sama sekali.
Pengambilan oksigen dari luar :
• Tidak semua serangga air dapat mengambil oksigen
langsung dari dalam air.
• Mereka harus muncul ke permukaan untuk bernafas. Pada
bagian-bagian tertentu pada tubuh terdapat kumpulan
rambut yang dapat memecah tegangan permukaan. Bagian
ini mempunyai afinitas lebih besar terhadap udara daripada
terhadap air.
• Kalau serangga muncul ke permukaan air, bagian ini akan
tetap kering.
• Spirakel berada pada bagian kering ini. Lubang spirakel
dapat pula dilindungi oleh lingkaran-lingkaran rambut, yang
mengembangapabila serangga muncul ke permukaan air
dan menguncup kalau serangga menyelam.
3. Sistem Pencernaan

• Bentuk morfologi saluran pencernaan makanan berbeda-


beda pada berbagai jenis serangga, sesuai dengan cara
makan serta cara hidupnya.
• Serangga pengunyah misalnya, mempunyai saluran
makanan yang lebih sederhana daripada serangga
penghisap cairan.
• Saluran makanan terbentuk dari tiga bagian :
1. saluran depan, yang terjadi dari pelipatan stomodeum, yang
sebelah dalamnya dilapisi dengan kutikula yang tipis;
2. saluran tengah terjadi dari endoderm dan tidak mempunyai
lapisan kutikula;
3. saluran akhir atau saluran belakang terjadi dari pelipatan
proktodeum dan seperti saluran depan juga mempunyai
lapisan kutikula pada permukaan dalamnya.
4. Sistem Saraf
• Setiap sel hidup mampu menghantar rangsang ke sel
lainnya. Suatu sel saraf mempunyai kekhususan sebagai sel
yang dapat menghantar rangsangan dan juga sebagai sel
yang dapat mengadakan perpaduan stimulus yang datang
dari luar maupun dari dalam tubuh.
• Secara keseluruhan, jaringan saraf mempunyai tugas
sebagai berikut :
a. Mendapatkan keterangan dari keadaan sekeliling dan dari
tubuh serangga itu sendiri
b. Mengumpulkan semua keterangan dari keadaan yang
diperoleh dan juga mengintegrasikannya
c. Menyampaikan hasil integrasi ke otot yang merupakan reaksi
serangga terhadap keterangan dari sekitarnya itu.
• Jaringan saraf dapat dibagi ke dalam saraf pusat dan saraf
tepi. Sistem saraf pusat pada serangga berupa sistem saraf
tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang
sisi ventral tubuhnya. Saraf tepi terdiri dari tiga macam sel
saraf :
• a. Sel saraf indera : membawa impuls dari alat indera
• b. Sel perantara (internuncial) : membawa impuls antara sel
saraf
• c. Sel saraf motor : membawa impuls dari pusat integrasi ke
otot
• Pada otak terdapat 3 pasang gelambir yaitu:
a. Protoserebrum, mempunyai tempat untuk integrasi dan juga
mempunyai sel saraf hormon yaitu sel yang dapat
menghasilkan hormon
b. Deutoserebrum, mempunyai saraf yang menuju ke antena
c. Tritoserebrum, tidak mempunyai daerah intervensi khusus.
5. Sistem Peredaran Darah
• Organ sirkulasi pada serangga berupa jantung pembuluh
dan pembuluh darah. Pembuluh darah yang utama pada
serangga ialah pembuluh darah dorsal (punggung) yang
memanjang di sepanjang thorax (dada) dan abdomen
(perut).
• Jantung memompa darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh
melalui pembuluh aorta. Berbeda dengan vertebrata,
pembuluh aorta pada serangga memiliki ujung yang terbuka,
sehingga darah mengalir ke seluruh tubuh tanpa melalui
pembuluh darah, melainkan beredar bebas dalam rongga
tubuh (homocoel) dan langsung berhubungan dengan
jaringan tubuh.
• Peredaran serangga merupakan peredaran darah terbuka
(poikiotermal), hanya mempunyai sebuah pembuluh pada
daerah dorsal (punggung), yaitu diantara dinding saluran
pencernaan.
6. Sistem Ekskresi
Organ-organ ekskresi utama pada sebagian besar
serangga adalah tubulus malfigi. Bahan-bahan sisa
metabolisme teruatama garam-garam natrium dan kalium dan
asam-asam urea diabsorpsi dan darah oleh tubulus ini,
ditransportasi dan selanjutnya dilewatkan melalui usus
belakang dan anus. Fungsi utama sistem ekskresi adalah untuk
memelihara lingkungan internal yang konstan melalui eliminasi
bahan-bahan sisa dan darah dan melalui pengaturan garam
dan keseimbangan air.
7. Sistem Reproduksi
• Fungsi sistem reproduksi jantan adalah memproduksi,
menyimpan dan menyampaikan sperma.
• Fungsi sistem reproduksi betina adalah memproduksitelur,
menyimpan telur dan sperma, sebagai bidang atau tempat
untuk pembuahan dan ovivosisi telur yang telah dibuahi. Sistem
reproduksi dari serangga betina secara umum ada tiga, yaitu :
• Sepasang ovariol, ovariol adalah rangkaian dari ovari kemudian
ovariol ini melalui saluran oviduk akan bersatu di oviduk lateral
(saluran telur umum) yang disebut vagina.
• Accessoris gland, merupakan sepasang organ yang buntu dan
mengeluarkan cairan untuk melekatkan telur pada benda-
benda lain atau memberi bahan yang menutupi massa telur
dengan selaput pelindung.
• Ovipositor, merupakan saluran tempat telur diletakkan sebelum
ditelurkan dikeluarkan).
B. SIKLUS HIDUP SERANGGA
• Siklus hidup serangga umumnya dibagi dalam dua tahap
yaitu tahap pertumbuhan/perkembangan dan pendewasaan.
• Selama fase perkembangan energi tercurahkan untuk
proses pertumbuhan, sedangkan selama fase pendewasaan
energi tercurahkan untuk penyebaran dan reproduksi.
• Diketahui ada tiga tipe metamorfosis serangga yaitu :
1. Tidak mengalami metamorfosis atau ametabola.
Perubahan struktur tubuh pada serangga ini hampir
tidak kelihatan, sehingga seringkali disebut juga tidak
mengalami metamorfosis. Contohnya serangga
ametabola adalah Collembola, Thysanura dan Diplura.
2. Metamorfosis sederhana
Perkembangan serangga ini berubah secara
bertahap dalam bentuk luarnya dari telur sampai bentuk
dewasa. Bentuk pradewasa disebut nimfa, mempunyai
kebiasaan serupa dengan yang dewasa. Kelompok
serangga ini disebut juga Paurometabola
Metamorfosis Sempurna
• Perubahan struktur tubuh pada serangga ini sangat besar
dari berbagai stadium. Serangga ini dianggap orang sebagai
serangga yang maju perkembangannya dalam sejarah
evolusi serangga
…Thank_You…

Anda mungkin juga menyukai