Disusun oleh:
Manja Nurani
2003030021
Dosen Pengampu:
Nur Eka Kusuma Hindrasti, S.Pd., M.Pd
DASAR TEORI
a. Reproduksi hewan ini dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara
aseksual dengan melakukan partenogenesis (terjadi reproduksi
tanpa pembuahan oleh hewan jantan) dan paedogenesis (terjadi
reproduksi pada individu yang muda, yaitu pada larva). Jenis alat
kelamin hewan ini sudah terpisah.Arthtropoda memiliki sistem
sirkulasi terbuka, cairan tubuh yang disebut hemolimfa didorong
oleh suatu jantung, masuk ke ruang sinus yang mengelilingi
jaringan dan organ. Terdapat organ khusus untuk pertukaran
gas, seperti spesies akuatik yang bernafas dengan sejenis insang
tipis dan berbulu. Pada Arthropoda terrestrial menggunakan trakea
untuk pertukaran gas (Sri Maya,Nur Hidayah 2020: 111)
b. Belalang termasuk dalam hewan invertebrata, yaitu tidak memiliki
tulang punggung dalam tubuhnya. Belalang memiliki organ gerak
berupa kaki, baik itu kaki bagian depan ataupun kaki bagian belakang.
Kaki belalang berfungsi untuk berjalan, melompat, hingga
mencengkeram batang pohon agar tidak jatuh ke bawah.Belalang
memiliki sayap. Namun, sayapnya hanya berfungsi sebagai media
komunikasi dengan belalang lain. (Ikawti Sukarna 2021)
Bahan:
a. Belalang
LANGKAH KERJA
Contoh untuk hewan belalang:
Cara menangkap:
a. Pilih waktu yang tepat untuk menangkap belalang.
b. Carilah belalang di tempat yang tepat.
c. Pasang perangkap.
d. Gunakan stoples kaca untuk membawa belalang.
Cara mengamati:
a. Dilakukan pengamatan morfologi pada belalang dari kepala sampai
ekor.
b. Dilakukan pembedahan (seksio) dari posterior hingga anterior dan
dilakukan anatomi pada belalang.
HASIL PENGAMATAN
a. Tubuh tersusun atas caput (kepala), toraks (dada), dan
abdomen (perut). Perut terdiri 11 segmen, pada segmen ke-9 dan
10 terdapat alat kelamin, yaitu ovopositor yang dipergunakan untuk
meletakkan telur. Respirasi dengan trakea, sistem trakeayang
ada pada tubuhnya bermuara pada pori-pori kecil yang ada di
kanan kiri sistem tubuhnya atau disebut sebagai spirakel.
( Belalang termasuk hewan Tripbloblastik )
b. Pergerakan Belalang Belalang mempunyai rangka luar. Rangka
luar belalang bersambung pada sendi-sendi belalang Rangka pada
bahagiang kaki mengandungi otot yang bertindak
untukmenghasilkan pergerakan secara antagonistik iaitu
pengecutan dan pengenduran otot. Belalang mempunyai tiga
pasanag kaki Berat badan belalang disokong oleh tiga kaki yang
membentuk tripod - semasa pergerakan seperti berjalan. Manaakala
tiga kaki yang lain menarik atau menolakbadan ke haadapan.
Kebanayakan serangga mempunyai cakar dan pedap pada hujung
setiap kaki, ini membolehkan serangga memanjat permukaan yang
tegak Kaki belakang besar dan kuat untuk melompat Untuk
melompat kaki belakang dilipat, kemudian diluruskan dengan cepat
oleh pengecutan otot ekstensor, menolak badan ke atas dan ke
hadapan. Mempunyai kepak pada toraks untuk terbang, semasa
terbang ototpada bahagian toraks mengecut dan mengendur
mewujudkan daya angkat membolehkan belalang terbang.
c. Belalang menggunakan trakea sebagai sistem pernapasan, tapi
sebelum menuju trakea, oksigen harus melewati organ tubuh
lainnya.Setelah dari trakea, oksigen juga masih harus melalui organ
tubuh lainnya, nih, teman-teman, hingga bisa mencapai seluruh
tubuh belalang. Jadi, agar oksigen menyebar ke seluruh tubuh
belalang, diperlukan 4 organ tubuh, yaitu spirakel, trakea,
trakeolus, dan kantong udara.
d. Saluran Pencernaan Pada Belalang :
Saluran Pencernaan Depan (Stomodeum)
Saluran pencernaan depan berasal dari jaringan ektodermal maka
saluranpencernaan bagian depan dilapisi kutikula yang disebut
intima, yangdilepaskan setiap pergantian kulit. Saluran pencemaan
depan lebih berfungsisebagai penyimpan makanan dan sedikit
melakukan pencernaan. Pencernaanpada tempat ini disebabkan
masih adanya enzim-enzim yang terbawa darimulut.
Saluran pencernaan depan terdiri dari beberapa bagian dan fungsi
sebagaiberikut:
1. Rongga mulut sebagai masuknya makanan
2. Faring (kerongkongan) merupakan bagian pertama sesudah
rongga mulutyang berfungsi sebagai penerus makanan ke
oesophagus. Otot otot yangmenempel pada faring berkembang
dengan baik, hal ini sesuai denganperannya yang mendorong
makanan dari mulut ke oesophagus. Padaserangga dengan tipe
menusuk dan mengisap pada faring terdapat pompafaringeal yang
dipakai untuk mengambil cairan.
3. Oesophagus adalah bagian usus depan yang tidak berdiferensiasi
yang berfungsi mendorong makanan dari faring ke tembole
4. Tembolok merupakan pembesaran usus bagian depan yang
berfungsisebagai penyimpan makanan.
5. Proventrikulus, bagian ini mengalami modifikasi yang beraneka
ragampada berbagai serangga. Pada serangga pemakan bahan
padat.
proventrikulus berfungsi sebagai pemecah makanan, sedangkan
padaserangga pemakan cairan proventrikulus termodifikasi menjadi
katup.
Saluran Pencernaan Tengah (Mesenteron)
Saluran pencernaan bagian tengah berfungsi sebagai pencema dan
penyerap makanan. Saluran ini berasal dari mesodermal sehingga
saluran initidak memiliki kutikula dan sebagai gantinya adalah
lapisan peritropik yanghalus. Otot-otot pada saluran ini
berkembang. Menurut (Chapman, 1982)
Pergerakan makanan ke saluran belakang pada saluran ini lebih
disebabkan oleh membran peritropik. Membran peritropik adalah
suatu lapisan yang meliputi lumen untuk melindungi sel kolumnar
yang berada di bawahnya dari makanan dan mikroba, Membran
peritropik terdiri atas kitin dan protein.
Saluran pencernaan Belakang
Saluran pencernaan belakang berfungsi sebagai tempat pengeluaran
sisa- sisa makanan yang tidak terserap dan maksimalisasi
penyerapan sisa makanan yang tidak terserap pada saat di
mesenteron. Saluran pencernaan belakang ini berasal dari jaringan
ektodermal sehingga saluran ini memiliki kutikula yang disebut
intima. Pada saluran inilah sifat hemostasis serangga terdapat.
Saluran pencernaan belakang menurut (Snodgrass, 1935) tersusun
dari :
1. Otot melingkar
2. Otot longitudinal
3. Sel-sel epitel tipis yang berbentuk kubus
4. Intima yang bersifat permeable
PEMBAHASAN
Dari hasil seksio tersebut di atas, dapat kita ketahui bahwa dalam tubuh
belalang terdapat banyak sistem dan perilaku belalang-pun dipengaruhi
oleh rumitnya sistem anatomi maupun fisiologinya. Adapun yang penting
untuk dibahas dalam anatomi dan fisiologi serangga antara lain:
a. Otot dan pergerakan
Tidak seperti vertebrata dan invertebrata non-serangga yang mempunyai
baik otot lurik (striated) maupun otot polos (smooth), serangga hanya
mempunyai otot lurik yang masing-masing serabutnya terdiri dari dari
beberapa sel dengan (1) suatu plasma membran bersama sarcolemma: (2)
lapisan luar; (3) Sarcolemma mempunyai lekukan ke dalam (invaginasi);
(4) di mana tracheole yang mencatu oksigen berhubungan dengan serabut
otot; (5) Contractile myofibrils; (6) tersusun sepanjang serabut otot dalam
lembaran yang terdiri dari silinder-silinder. Pada belalang, bergerak
menggunakan eksoskeleton, sehingga gerakannya diperoleh dari
kontraksi dan relaksasi dari pasangan otot-otot antogonistik dan agonistik
yang melekat pada kutikula. Pergerakan dengan jalan atau berlari
menggunakan enam kaki dada. Dibanding crustacea dan myriapoda,
serangga mempunyai lebih sedikit kaki yang terletak lebih ke ventral dan
berdekatan satu sama lain pada dada memungkinkan konsentrasi otot-otot
pergerakan baik untuk berjalan maupun terbang. Hal ini menghasilkan
pergerakan yang lebih efisien dan lebih mudah terkontrol. Ketika
serangga berjalan, pergantian pertumpuan tripod dari kaki depan dan kaki
belakang pada satu sisi dan kaki tengah pada sisi yang lain mendorong ke
belakang sedangkan kaki-kaki yang lain diangkat ke depan sehingga
menghasilkan gerakan maju. Dengan tripod, pergerakan menjadi stabil
karena titik berat tubuh berada di antara tiga kaki. Gerakan meloncat
dimungkinkan karena adanya kaki belakang yang termodifikasi (femur
belakang yang membesar, misalnya pada orthoptera (belalang) dan kutu)
dengan otot-otot yang besar di mana kontraksi secara perlahan
menghasilkan energi yang tersimpan dengan salah satu cara berikut ini:
(1) distorsi dari sendi femoro-tibial atau sklerotisasi berbentuk pegas
(spring-like sclerotization, misalny perpanjangan jaringan pengikat pada
metatibia); (2) tekanan pada elastic resilin pad pada coxa. Belalang
memiliki kemampuan terbang. Kemampuan terbang memungkinkan
serangga untuk mempunyai mobilitas lebih tinggi yang membantu dalam
memperoleh pakan, pasangan kawin, penyebaran dan mengeksploitasi
lingkungannya. Kemampuan terbang hanya dimiliki oleh serangga
dewasa. Terbang berarti harus melawan dua gaya yaitu gravitasi dan
gesekan dengan udara. Penerbangan bisa dilakukan secara aktif
menggerakkan otot-otot terbang atau secara pasif atau melayang relatif
terhadap angin. Naik dan turun dalam gerakan melayang dilakukan
dengan mengatur sudut sisi depan sayap yaitu antara 30o dan 50o.
Kemampuan manuver serangga ini lebih baik dari pada pesawat terbang
yang hanya kurang dari 20o. Frekuensi pergerakan sayap berbeda dari
spesies ke spesies, misalnya pada kupu-kupu 5 Hz (5 kali/detik)
sedangkan pada lebah 10 Hz. Untuk berbelok, serangga merubah
amplitudo gerakan pada salah satu sisi sayap. Ditinjau dari hubungannya
dengan sayap, otot terbang ada dua macam yaitu otot langsung dan otot
tidak langsung. Otot langsung mempunyai perlekatan dengan sayap dan
bekerja secara langsung menggerakkan sayap. Otot tidak langsung
melekat pada dinding thorax bagian dalam dan kontraksinya
menyebabkan perubahan bentuk dada dan secara tidak langsung
menggerakkan sayap.
b. Sistem endokrin
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan di dalam tubuh suatu
organisme dan diangkut, umumnya di dalam cairan tubuh, dari tempat di
mana ia disintesis ke tempat di mana ia mempengaruhi berbagai proses
fisiologis, walaupun keberadaanya dalam jumlah yang sangat sedikit.
Sel-sel neurosekretori adalah sel-sel syaraf yang mengalami modifikasi
dan terdapat pada berbagai sistem syaraf (di dalam CNS, sistem syaraf
perifer dan sistem syaraf stomodeal), tetapi yang terbanyak terdapat di
dalam otak. Sel-sel ini menghasilkan neurohormone yang mengatur
sintesis dan sekresi hormone ecdysteroids dan hormon juvenile.
Corpora cardiaca adalah sepasang kelenjar neuroglandular yang terletak
pada kedua sisi dari aorta dn di belakang otak. Mereka menimbun dan
mensekresi neurohormon, termasuk prothoracicotropic hormone (PTTH),
yang berasal dari NSC dari otak, juga menghasilkan neurohormon
sendiri. PTTH merangsang aktivitas sekresi dari kelenjar prothoraic.
Kelenjar prothoracic adalah kelenjar yang panjang, berpasangan terletak
di dalam thorax atau di belakang kepala; pada cyclorrhaphous Diptera
mereka adalah bagian dari kelenjar cincin, yang padanya juga terdapat
corpora cardiaca dan corpora allata. Kelenjar prothoracic mensintesis dan
mensekresi ecdysteroid, umumnya ecdysone (moulting hormone) yang
setelah mengalami hidroksilasi menyebabkan dimulainya moulting pada
epidermis.
Segmentasi tubuh yang penulis amati pada praktikum ini adalah bagian
Rongga tubuh pada belalang . Hal ini sesuai dengan kutipan Buku
Zoologi Invertebrata (2020: 110) yang menyatakan bahwa segmentasi
tubuh hewan
Insecta merupakan kelompok hewan yang memiliki jumlah anggota
paling banyak dan daerah persebarannya sangatlah luas, hampir di semua
tempat serangga bisa hidup atau disebut juga memiliki sifat
kosmopolit. Tubuh tersusun atas caput (kepala), toraks (dada), dan
abdomen (perut). Perut terdiri 11 segmen, pada segmen ke-9 dan 10
terdapat alat kelamin, yaitu ovopositor yang dipergunakan untuk
meletakkan telur. Respirasi dengan trakea, sistem trakeayang ada
pada tubuhnya bermuara pada pori-pori kecil yang ada di kanan kiri
sistem tubuhnya atau disebut sebagai spirakel. Sistem peredaran darah
terbuka dan alat ekskresi berupa badan malphigi. Contoh hewan ini
adalah belalang.
Pada kepala
belalang yang terdiri
atas enam segmen
terdapat alat-alat
sebagai berikut:
Mata, pada
belalang
memiliki 2
macam
mata, yaitu
mata
tunggal (oselus) dan mata majemuk (facet).
Antena, berguna sebagai alat indra pembau.
Mulut, dipergunakan untuk makan.
DAFTAR PUSAKA
Ikawati, S. (2008). Apa Saja Organ Gerak Belalang, Cacing, dan Ubur-Ubur?
Materi Kelas 5 SD Tema 1 https://bobo.grid.id/read/082811563/apa-saja-organ-
gerak-belalang-cacing-dan-ubur-ubur-materi-kelas-5-sd-tema-1?page=all
(diperoleh dari internet)