Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI INVERTEBRATA

Disusun oleh:
Manja Nurani
2003030021

Dosen Pengampu:
Nur Eka Kusuma Hindrasti, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
 TUJUAN PRAKTIKUM
Mengidentifikasi hewan Invertebrata.Hewan invertebrata dibagi menjadi
depalan klasifikasi sebagai berikut:

1. Porifera atau Sponsa, hewan yang memiliki tubuh berpori. Contohnya


spons, spons air tawar (spongilla), sycon, dan lain-lain.

2. Coelenterata atau Cnidaria, hewan yang memiliki tubuh berongga.


Contohnya anemon laut, Physalila, Hydram dan lain-lain.

3. Platyhelminthes, hewan yang memiliki tubuh pipih. Contohnya cacing


pita dan cacing hati.

4. Nemathelminthes, hewan yang memiliki tubuh gilig atau silindris.


Contohnya cacing peru dan cacing kremi.

5. Annelida, hewan yang memiliki tubuh bulat memanjang dan beruas-


ruas. Contohnya cacing tanah dan lintah.

6. Mollusca, hewan yang memiliki tubuh lunak, tp sebagian hewan


molusca memiliki cangkang untuk menutupi tubuh lunaknya. Contohnya
cumi-cumi, siput, keran, dan lain-lain.

7. Arthopoda, hewan yang memiliki tubuh yang beruas-ruas. Contohnya


nyamuk, belalang, lebah, ulat, dan kepiting.

8. Echinodermata, hewan yang memiliki tumbuh yang dipenuhi oleh duri.


Contohnya bintang laut, teripang, landak laut, dan lain-lain.

 DASAR TEORI
a. Reproduksi hewan ini dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara
aseksual dengan melakukan partenogenesis (terjadi reproduksi
tanpa pembuahan oleh hewan jantan) dan paedogenesis (terjadi
reproduksi pada individu yang muda, yaitu pada larva). Jenis alat
kelamin hewan ini sudah terpisah.Arthtropoda memiliki sistem
sirkulasi terbuka, cairan tubuh yang disebut hemolimfa didorong
oleh suatu jantung, masuk ke ruang sinus yang mengelilingi
jaringan dan organ. Terdapat organ khusus untuk pertukaran
gas, seperti spesies akuatik yang bernafas dengan sejenis insang
tipis dan berbulu. Pada Arthropoda terrestrial menggunakan trakea
untuk pertukaran gas (Sri Maya,Nur Hidayah 2020: 111)
b. Belalang termasuk dalam hewan invertebrata, yaitu tidak memiliki
tulang punggung dalam tubuhnya. Belalang memiliki organ gerak
berupa kaki, baik itu kaki bagian depan ataupun kaki bagian belakang.
Kaki belalang berfungsi untuk berjalan, melompat, hingga
mencengkeram batang pohon agar tidak jatuh ke bawah.Belalang
memiliki sayap. Namun, sayapnya hanya berfungsi sebagai media
komunikasi dengan belalang lain. (Ikawti Sukarna 2021)

c. Oksigen merupakan senyawa yang dibutuhkan oleh hampir seluruh


makhluk hidup di bumi ini. Dalam kajian fisiologi oksigen ini
digunakan dalam proses metabolisme yaitu bahan bakar untuk
mengoksidasi zat makanan.Hanya sedikit hewan yang dapat
memenuhi energinya tanpa oksigen, yaitu dengan memanfaatkan
energi kimia senyawa organik secara anaerob tetapi hanya
menghasilkan energi dalm jumlah yang sangat.( Suharsono 2018 : 212
)

 ALAT DAN BAHAN


Alat:
a. Silet
b. Alat tulis
c. Buku
d. Hp

Bahan:
a. Belalang

 LANGKAH KERJA
Contoh untuk hewan belalang:
Cara menangkap:
a. Pilih waktu yang tepat untuk menangkap belalang.
b. Carilah belalang di tempat yang tepat.
c. Pasang perangkap.
d. Gunakan stoples kaca untuk membawa belalang.

Cara mengamati:
a. Dilakukan pengamatan morfologi pada belalang dari kepala sampai
ekor.
b. Dilakukan pembedahan (seksio) dari posterior hingga anterior dan
dilakukan anatomi pada belalang.
 HASIL PENGAMATAN
a. Tubuh tersusun atas caput (kepala), toraks (dada), dan
abdomen (perut). Perut terdiri 11 segmen, pada segmen ke-9 dan
10 terdapat alat kelamin, yaitu ovopositor yang dipergunakan untuk
meletakkan telur. Respirasi dengan trakea, sistem trakeayang
ada pada tubuhnya bermuara pada pori-pori kecil yang ada di
kanan kiri sistem tubuhnya atau disebut sebagai spirakel.
( Belalang termasuk hewan Tripbloblastik )
b. Pergerakan Belalang Belalang mempunyai rangka luar. Rangka
luar belalang bersambung pada sendi-sendi belalang Rangka pada
bahagiang kaki mengandungi otot yang bertindak
untukmenghasilkan pergerakan secara antagonistik iaitu
pengecutan dan pengenduran otot. Belalang mempunyai tiga
pasanag kaki Berat badan belalang disokong oleh tiga kaki yang
membentuk tripod - semasa pergerakan seperti berjalan. Manaakala
tiga kaki yang lain menarik atau menolakbadan ke haadapan.
Kebanayakan serangga mempunyai cakar dan pedap pada hujung
setiap kaki, ini membolehkan serangga memanjat permukaan yang
tegak Kaki belakang besar dan kuat untuk melompat Untuk
melompat kaki belakang dilipat, kemudian diluruskan dengan cepat
oleh pengecutan otot ekstensor, menolak badan ke atas dan ke
hadapan. Mempunyai kepak pada toraks untuk terbang, semasa
terbang ototpada bahagian toraks mengecut dan mengendur
mewujudkan daya angkat membolehkan belalang terbang.
c. Belalang menggunakan trakea sebagai sistem pernapasan, tapi
sebelum menuju trakea, oksigen harus melewati organ tubuh
lainnya.Setelah dari trakea, oksigen juga masih harus melalui organ
tubuh lainnya, nih, teman-teman, hingga bisa mencapai seluruh
tubuh belalang. Jadi, agar oksigen menyebar ke seluruh tubuh
belalang, diperlukan 4 organ tubuh, yaitu spirakel, trakea,
trakeolus, dan kantong udara.
d. Saluran Pencernaan Pada Belalang :
 Saluran Pencernaan Depan (Stomodeum)
Saluran pencernaan depan berasal dari jaringan ektodermal maka
saluranpencernaan bagian depan dilapisi kutikula yang disebut
intima, yangdilepaskan setiap pergantian kulit. Saluran pencemaan
depan lebih berfungsisebagai penyimpan makanan dan sedikit
melakukan pencernaan. Pencernaanpada tempat ini disebabkan
masih adanya enzim-enzim yang terbawa darimulut.
Saluran pencernaan depan terdiri dari beberapa bagian dan fungsi
sebagaiberikut:
1. Rongga mulut sebagai masuknya makanan
2. Faring (kerongkongan) merupakan bagian pertama sesudah
rongga mulutyang berfungsi sebagai penerus makanan ke
oesophagus. Otot otot yangmenempel pada faring berkembang
dengan baik, hal ini sesuai denganperannya yang mendorong
makanan dari mulut ke oesophagus. Padaserangga dengan tipe
menusuk dan mengisap pada faring terdapat pompafaringeal yang
dipakai untuk mengambil cairan.
3. Oesophagus adalah bagian usus depan yang tidak berdiferensiasi
yang berfungsi mendorong makanan dari faring ke tembole
4. Tembolok merupakan pembesaran usus bagian depan yang
berfungsisebagai penyimpan makanan.
5. Proventrikulus, bagian ini mengalami modifikasi yang beraneka
ragampada berbagai serangga. Pada serangga pemakan bahan
padat.
proventrikulus berfungsi sebagai pemecah makanan, sedangkan
padaserangga pemakan cairan proventrikulus termodifikasi menjadi
katup.
 Saluran Pencernaan Tengah (Mesenteron)
Saluran pencernaan bagian tengah berfungsi sebagai pencema dan
penyerap makanan. Saluran ini berasal dari mesodermal sehingga
saluran initidak memiliki kutikula dan sebagai gantinya adalah
lapisan peritropik yanghalus. Otot-otot pada saluran ini
berkembang. Menurut (Chapman, 1982)
Pergerakan makanan ke saluran belakang pada saluran ini lebih
disebabkan oleh membran peritropik. Membran peritropik adalah
suatu lapisan yang meliputi lumen untuk melindungi sel kolumnar
yang berada di bawahnya dari makanan dan mikroba, Membran
peritropik terdiri atas kitin dan protein.
 Saluran pencernaan Belakang
Saluran pencernaan belakang berfungsi sebagai tempat pengeluaran
sisa- sisa makanan yang tidak terserap dan maksimalisasi
penyerapan sisa makanan yang tidak terserap pada saat di
mesenteron. Saluran pencernaan belakang ini berasal dari jaringan
ektodermal sehingga saluran ini memiliki kutikula yang disebut
intima. Pada saluran inilah sifat hemostasis serangga terdapat.
Saluran pencernaan belakang menurut (Snodgrass, 1935) tersusun
dari :
1. Otot melingkar
2. Otot longitudinal
3. Sel-sel epitel tipis yang berbentuk kubus
4. Intima yang bersifat permeable

e. Proses ekskresi pada belalang dimulai ketika hemolimfa, yaitu


cairan untuk keperluan sirkulasi melewati pembuluh malpighi. Saat
itu pula, terjadi proses pemindahan urea, sampah nitrogen, ion K,
Cl, dan air dari hemolimfa ke pembuluh malpighi. Selanjutnya, air
dan zat yang masih berguna bagi tubuh, seperti ion K, Cl, dan air
diserap kembali di rektum untuk diedarkan ke seluruh tubuh oleh
hemolimfa, sedangkan zat yang mengandung sampah nitrogen
akan diendapkan sebagai kristal asam urat yang nantinya akan
dikeluarkan bersama feses melalui anus.
f. Peredaran darah pada belalang adalah peredaran darah terbuka.
Peredaran darah pada belalang tidak mengangkut oksigen
keseluruh tubuh, tetapi hanya mengedarkan sari makanan.
Peredaran darah belalang terdiri dari pembuluh yang memanjang
dibagian punggung tubuhnya. Belalang tidak memiliki jantung,
tetapi hanya memiliki jantung pembuluh sebgaia alat pemompa
darah.
g. Belalang mempunyai alat transportasi berupa jantung pembuluh.
Pada bagian jantung pembuluh terdapat lubang-lubang kecil
(ostium) yang mempunyai katup. Pada waktu jantung pembuluh
berdenyut ostium tertutup, darah mengalir ke depan melalui
aorta.Peredaran darah belalang hanya mengedarkan sari makanan
dan mengambil sisa metabolisme.Sedangkan pengedaran oksigen
ke seluruh tubuh dan pengambilan karbon dioksida
dilakukanmelalui sistem trakea.
h. Belalang tidak dapat mengekspresikan amonia dan harus
memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang
diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang
disebut asam urat. Asam urat terbentuk kristal yang tidak larut.
i. Reproduksi belalang terjadi secara internal. Dalam proses menuju
kedewasaannya dikenal ada pergantian bentuk yang disebut
metamorfosis. Insecta kadang-kadang mengalami partenogenesis
maupun paedogenesis.
j. Metamorfosis tidak sempurna pada belalang hemimatabola

 PEMBAHASAN

Dalam praktikum kali ini, kami mendapat tugas men-seksio serangga,


yang diambil sebagai sampel adalah belalang undis. Secara anatomi
maupun fisiologi serangga memiliki tingkat survival yang tinggi.
Keberhasilan serangga dalam survivalnya terutama berkaitan dengan
kemampuannya untuk mengindera, menafsirkan dan bergerak dalam
lingkungannya. Sekitar tujuh puluh persen dari spesies di dalam biosfer
adalah serangga yang tersebar di berbagai lingkungan. Kemampuan
terbang serangga yang diperkirakan berkembang sejak paling sedikit 300
juta tahun yang lalu merupakan inovasi dalam kemampuan pergerakan
selain pergerakan terestrial dan akuatik yang berkembang dengan baik.
Dari hasil seksio terhadap belalang undis, diperoleh gambar hasil sketsa
sebagai berikut.

Dari hasil seksio tersebut di atas, dapat kita ketahui bahwa dalam tubuh
belalang terdapat banyak sistem dan perilaku belalang-pun dipengaruhi
oleh rumitnya sistem anatomi maupun fisiologinya. Adapun yang penting
untuk dibahas dalam anatomi dan fisiologi serangga antara lain:
a. Otot dan pergerakan
Tidak seperti vertebrata dan invertebrata non-serangga yang mempunyai
baik otot lurik (striated) maupun otot polos (smooth), serangga hanya
mempunyai otot lurik yang masing-masing serabutnya terdiri dari dari
beberapa sel dengan (1) suatu plasma membran bersama sarcolemma: (2)
lapisan luar; (3) Sarcolemma mempunyai lekukan ke dalam (invaginasi);
(4) di mana tracheole yang mencatu oksigen berhubungan dengan serabut
otot; (5) Contractile myofibrils; (6) tersusun sepanjang serabut otot dalam
lembaran yang terdiri dari silinder-silinder. Pada belalang, bergerak
menggunakan eksoskeleton, sehingga gerakannya diperoleh dari
kontraksi dan relaksasi dari pasangan otot-otot antogonistik dan agonistik
yang melekat pada kutikula. Pergerakan dengan jalan atau berlari
menggunakan enam kaki dada. Dibanding crustacea dan myriapoda,
serangga mempunyai lebih sedikit kaki yang terletak lebih ke ventral dan
berdekatan satu sama lain pada dada memungkinkan konsentrasi otot-otot
pergerakan baik untuk berjalan maupun terbang. Hal ini menghasilkan
pergerakan yang lebih efisien dan lebih mudah terkontrol. Ketika
serangga berjalan, pergantian pertumpuan tripod dari kaki depan dan kaki
belakang pada satu sisi dan kaki tengah pada sisi yang lain mendorong ke
belakang sedangkan kaki-kaki yang lain diangkat ke depan sehingga
menghasilkan gerakan maju. Dengan tripod, pergerakan menjadi stabil
karena titik berat tubuh berada di antara tiga kaki. Gerakan meloncat
dimungkinkan karena adanya kaki belakang yang termodifikasi (femur
belakang yang membesar, misalnya pada orthoptera (belalang) dan kutu)
dengan otot-otot yang besar di mana kontraksi secara perlahan
menghasilkan energi yang tersimpan dengan salah satu cara berikut ini:
(1) distorsi dari sendi femoro-tibial atau sklerotisasi berbentuk pegas
(spring-like sclerotization, misalny perpanjangan jaringan pengikat pada
metatibia); (2) tekanan pada elastic resilin pad pada coxa. Belalang
memiliki kemampuan terbang. Kemampuan terbang memungkinkan
serangga untuk mempunyai mobilitas lebih tinggi yang membantu dalam
memperoleh pakan, pasangan kawin, penyebaran dan mengeksploitasi
lingkungannya. Kemampuan terbang hanya dimiliki oleh serangga
dewasa. Terbang berarti harus melawan dua gaya yaitu gravitasi dan
gesekan dengan udara. Penerbangan bisa dilakukan secara aktif
menggerakkan otot-otot terbang atau secara pasif atau melayang relatif
terhadap angin. Naik dan turun dalam gerakan melayang dilakukan
dengan mengatur sudut sisi depan sayap yaitu antara 30o dan 50o.
Kemampuan manuver serangga ini lebih baik dari pada pesawat terbang
yang hanya kurang dari 20o. Frekuensi pergerakan sayap berbeda dari
spesies ke spesies, misalnya pada kupu-kupu 5 Hz (5 kali/detik)
sedangkan pada lebah 10 Hz. Untuk berbelok, serangga merubah
amplitudo gerakan pada salah satu sisi sayap. Ditinjau dari hubungannya
dengan sayap, otot terbang ada dua macam yaitu otot langsung dan otot
tidak langsung. Otot langsung mempunyai perlekatan dengan sayap dan
bekerja secara langsung menggerakkan sayap. Otot tidak langsung
melekat pada dinding thorax bagian dalam dan kontraksinya
menyebabkan perubahan bentuk dada dan secara tidak langsung
menggerakkan sayap.

b. Sistem endokrin
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan di dalam tubuh suatu
organisme dan diangkut, umumnya di dalam cairan tubuh, dari tempat di
mana ia disintesis ke tempat di mana ia mempengaruhi berbagai proses
fisiologis, walaupun keberadaanya dalam jumlah yang sangat sedikit.
Sel-sel neurosekretori adalah sel-sel syaraf yang mengalami modifikasi
dan terdapat pada berbagai sistem syaraf (di dalam CNS, sistem syaraf
perifer dan sistem syaraf stomodeal), tetapi yang terbanyak terdapat di
dalam otak. Sel-sel ini menghasilkan neurohormone yang mengatur
sintesis dan sekresi hormone ecdysteroids dan hormon juvenile.
Corpora cardiaca adalah sepasang kelenjar neuroglandular yang terletak
pada kedua sisi dari aorta dn di belakang otak. Mereka menimbun dan
mensekresi neurohormon, termasuk prothoracicotropic hormone (PTTH),
yang berasal dari NSC dari otak, juga menghasilkan neurohormon
sendiri. PTTH merangsang aktivitas sekresi dari kelenjar prothoraic.
Kelenjar prothoracic adalah kelenjar yang panjang, berpasangan terletak
di dalam thorax atau di belakang kepala; pada cyclorrhaphous Diptera
mereka adalah bagian dari kelenjar cincin, yang padanya juga terdapat
corpora cardiaca dan corpora allata. Kelenjar prothoracic mensintesis dan
mensekresi ecdysteroid, umumnya ecdysone (moulting hormone) yang
setelah mengalami hidroksilasi menyebabkan dimulainya moulting pada
epidermis.

Corpora allata adalah sepasang kelenjar yang merupakan derivat dari


epithelium dan terletak pada kedua sisi dari usus depan. Pada beberapa
serangga, mereka bergabung membentuk kelenjar tunggal. Corpora allata
mensintesis dan mensekresi juvenile hormone (JH) yang berfungsi untuk
mengatur baik methamorphosis maupun reproduksi.
Ecdysteroids adalah istilah umum untuk hormon-hormon steroid yang
mempunyai aktivitas merangsang moulting. Ecdysteroid disintesis dari
cholesterol. Oleh karena serangga tidak mampu mensintesis cholesterol
de novo, maka zat ini didapatkan dari makanannya. Setelah disintesis di
dalam kelenjar prothoracic, ecdysone disekresikan ke haemolymph dan di
dalam jaringan target mengalami hidroksilasi dan menjadi hormone yang
aktif yaitu 20-OH-ecdysone (20-hydroxyecdysone). Ecdysone juga
dihasilkan oleh ovarium dan berfungsi untuk pematangan sel-sel telur
yaitu terutama dalam proses pembentukan yolk (vitellogenesis).

Secara kimia juvenile hormone tergolong dalam keluarga sesquiterpenoid


_ JH I, JH II, JH III, JH0 Fungsi JH adalah: (1) dalam perkembangan, JH
berfungsi dalam mengendalikan moulting dan metamorphosis; (2) dalam
reproduksi JH berfungsi dalam mengendalikan penimbunan yolk,
aktivitas kelenjar accessory dan produksi pheromone.
Neurohormon pada umumnya termasuk peptida sehingga sering disebut
neuropeptida. Hormon-hormon ini berfungsi dalam perkembangan,
homeostasis, reproduksi dan metabolisme.

Segmentasi tubuh yang penulis amati pada praktikum ini adalah bagian
Rongga tubuh pada belalang . Hal ini sesuai dengan kutipan Buku
Zoologi Invertebrata (2020: 110) yang menyatakan bahwa segmentasi
tubuh hewan
Insecta merupakan kelompok hewan yang memiliki jumlah anggota
paling banyak dan daerah persebarannya sangatlah luas, hampir di semua
tempat serangga bisa hidup atau disebut juga memiliki sifat
kosmopolit. Tubuh tersusun atas caput (kepala), toraks (dada), dan
abdomen (perut). Perut terdiri 11 segmen, pada segmen ke-9 dan 10
terdapat alat kelamin, yaitu ovopositor yang dipergunakan untuk
meletakkan telur. Respirasi dengan trakea, sistem trakeayang ada
pada tubuhnya bermuara pada pori-pori kecil yang ada di kanan kiri
sistem tubuhnya atau disebut sebagai spirakel. Sistem peredaran darah
terbuka dan alat ekskresi berupa badan malphigi. Contoh hewan ini
adalah belalang.
Pada kepala
belalang yang terdiri
atas enam segmen
terdapat alat-alat
sebagai berikut:
 Mata, pada
belalang
memiliki 2
macam
mata, yaitu
mata
tunggal (oselus) dan mata majemuk (facet).
 Antena, berguna sebagai alat indra pembau.
 Mulut, dipergunakan untuk makan.

Darah belalang tidakberwarna merah karena dalam darahnya tidak


mengandung hemoglobin, namun darahnya berwarna hijau
kebiruan karena dalam darahnya mengandung hemosianin. Oleh
karena itu, darah belalang tidak berfungsi untuk mengedarkan
oksigen tapi untuk mengedarkan sari-sari makanan. Oksigen dalam
tubuhnya diedarkan oleh sistem trakea. Dalam proses pertumbuhan
menuju kedewasaannya, serangga mengalami proses perubahan
wujud dari telur sampai menjadi hewan dewasa atau disebut sebagai
metamorfosis. Metamorfosis ada 2 macam, yaitu:
 Metamorfosis sempurna: Telur →larva (ulat) →pupa
(kepompong)→ imago (hewan dewasa). Contoh hewan yang
mengalami metamorfosis sempurna antara lain lebah dan kupu-
kupu.
 Metamorfosis tak sempurna: Telur → nimfa (hewan muda)
→imago (dewasa). Contoh hewan mengalami metamorfosis
tidak sempurna antara lain belalang dan jangkrik.

DAFTAR PUSAKA

Maya, S. , Nurhidayah (2020). Zoologi Invertebrata. Jawa Barat : Widina


Bhakti Persada Bandung Publisher. ( Buku )

Ikawati, S. (2008). Apa Saja Organ Gerak Belalang, Cacing, dan Ubur-Ubur?
Materi Kelas 5 SD Tema 1 https://bobo.grid.id/read/082811563/apa-saja-organ-
gerak-belalang-cacing-dan-ubur-ubur-materi-kelas-5-sd-tema-1?page=all
(diperoleh dari internet)

Badriah,L. , Ramdani, Liah. , Ramdani, D. , (2018). Perbedaan Jumlah


Konsumsi Oksigen (O2) Pada Respirasi Berbagai Hewan Invertebrata Kelas
Insekta Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, 18(2),212-220. doi:
10.36465/jkbth.v18i2.405 (Artikel Jurnal ber DOI)

Anda mungkin juga menyukai