Anda di halaman 1dari 28

Proposal

Analisis Aspek Pekerja Perempuan pada Sektor Informal di Kota Kupang

OLEH:

Aprilia Priskila Faot

1807010126

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perempuan merupakan karya Tuhan yang diciptakan untuk menjalankan misinya didunia ini.
Perempuan sering dikaitkan dengan pekerjaannya yang hanya mengurus keperluan suami dan
keluarga, masak, mencuci dan lain sebagainya dirumah. Bahkan ada yang tidak memiliki akses
pekerjaan di luar sana. Diskriminasi jenis kelamin berdampak pada penempatan perempuan
sebagai manusia yang berfungsi reproduktif semata (Yayasan BaKTI, 2017).

Namun, akhir-akhir ini perempuan telah banyak berperan dalam pekerjaan baik disektor formal
maupun informal. Meskipun, jumlah tidak sebanding dengan pekerja laki-laki.

Data dari Badan Pusat Statistik, pada Februari 2020 mencatat bahwa jumlah angkatan kerja
tahun 2020 yaitu 61,17% mengalami penurunan dari Februari 2019 yaitu 69,32%. BPS mencatat
juga bahwa, partisipasi angkatan pekerja perempuan mengalami penurunan hingga 54,06% dari
tahun sebelumnya 55,50%.

(https://amp.kontan.co.id/news/bps-jumlah-penduduk-usia-kerja-di-indonesia-per-februari-2020-
bertambah-292-juta).

Perempuan yang bekerja untuk pekerjaan diluar sering tidak melalaikan pekerjaan utamanya
dalam mengurus rumah tangga, sehingga kadang ditemukan dilematik dalam mempertahankan
pekerjaan diluar atau rumah tangga.

Pekerjaan formal yaitu suatu badan penyedia layanan pekerjaan yang memiliki perlindungan
hukum yang lebih kuat, memiliki kontrak kerja yang resmi, terdapat tenaga kerja yang terlatih
dan berada dalam organisasi yang berbadan hukum. Pekerjaan informal dikaitkan dengan tenaga
kerja yang bekerja tanpa terlalu mengandalkan kekuatan fisik atau tepatnya mengandalkan otak.
Umumnya bagi pekerja kantoran, dokter, guru, dan sebagainya.

Berbeda dengan pekerja formal, pekerjaan informal yaitu suatu pekerjaan yang bertanggung
jawab atas perseorangan dan tidak berbadan hukum. Pekerja informal dilakukan dengan kontrak
yang dibuat oleh perusahaan penyedia pekerjaan dan tidak memiliki badan hukum yang kuat.
Pekerjaan informal lebih mengutamakan kekuatan fisik dalam bekerja.
Badan pusat statistic mencatat pekerja total di Indonesia dari usia 15 keatas per Agustus 2019
sebanyak 126,51 juta orang. Pekerjaan informal mendominasi, yaitu 70,49 juta orang
dibandingkan pekerja formal sebanyak 56,02 juta. Pekerja perempuan tersebar dalam kedua
sector tersebut. (databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/04/08/jumlah-pekerja-informal-lebih-
banyak-dari-pekerja-formal).

Sector informal lebih dipilih oleh perempuan karena selain berperan dalam tugas rumah tangga,
perempuan juga berhak mencari nafkah dan bukan sekedar mengisi waktu luang. Tenaga kerja
perempuan hingga saat ini tersebar dalam industry garmen, tekstil, pertanian, bahkan sebagai
pekerja rumah tangga di luar atau dalam negeri. Kemudahan dalam memperoleh pekerjaan dalam
sector informal membuat perempuan untuk memilih bekerja pada bidang tersebut. Selain itu,
karena seleksi ketat dalam sector formal sehingga banyak pekerja memilih sector informal.

Menurut profil perempuan Indonesia 2018, bahwa perempuan yang berpartisipasi dalam
pekerjaan sector informal 61,37% dan formal 38,63%. Dimana, perempuan lebih banyak bekerja
pada bidang perdagangan 31,80% dan pertanian 27,68%.

Dalam system pekerjaan masih ada ketimpangan perlakuan antara laki-laki dan perempuan baik
antara sesame pekerja, maupun dari perusahaan sendiri. Jam kerja yang telah ditetapkan dalam
Kepmenakertrans No. KEP 102/MEN/VI/2004 bahwa batasan jam dalam seminggu yang dapat
dipakai oleh pekerja perempuan dalam bekerja yaitu 40 jam. Namun, hasil dilapangan tidak
sesuai, yang mana waktu bekerja satu minggu lebih dari 40 jam. Jam kerja perusahaan atau
tempat usaha lain yang tidak fleksibel dapat membuat para pekerja perempuan terbebani antara
mengurus kehidupan rumah tangga maupun pekerja di sector tersebut.

Dalam peraturan ditetapkan bahwa, pekerja perempuan di bawah 18 tahun tidak boleh
dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00. hal ini juga berlaku bagi pekerja
perempuan yang hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan.

Seringkali, dalam iklan, surat kabar, poster atau sebagainya memuat tentang lowongan kerja,
yang memuat kata-kata, “……dicari pekerja perempuan yang berpenampilan menarik”, seolah-
olah perempuan hanya sebagai aksessoris semata dalam sebuah tempat kerja. Bahkan tenaga
kerja perempuan direkrut bukan karena kapasitasnya, melainkan karena dia perempuan untuk
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dianggap “menarik” dan “menjual” (Yayasan BaKTI,
2017). Promosi-promosi barang lebih banyak menggunakan tenaga perempuan dengan
mengenakan pakaian minim yang memperlihatkan dada dan paha sedangkan laki-laki
mengenakan pakaian yang sopan dan tertutup.

Hal ini dapat meningkatkan tingkat diskriminasi yang semakin tinggi. Selain itu, perempuan
yang berpenampilan biasa namun memiliki kualifikasi yang baik dalam pekerjaan, tidak dapat
berpartisipasi dalam sebuah pekerjaan. Sebaliknya, perempuan yang berpenampilan menarik
tetapi tidak memiliki kemampuan bekerja akan dianggap rendah oleh pekerja lainnya.

Yang harus diperhatikan mengenai kebutuhan pekerja perempuan yaitu mengenai jadwal libur
datang haid. Ini merupakan hak seorang pekerja perempuan yang harus diperhatikan oleh
pemimpin atau pemilik usaha informal. Dimana perempuan diliburkan pada hari pertama dan
kedua apabila merasakan sakit datang bulan seperti yang telah disetujui pada awal masuk
bekerja. Pekerja yang sudah waktunya melahirkan harus diliburkan 1,5 bulan sebelum dan 1,5
bulan sesudah persalinan agar memperoleh pemulihan. Pekerja perempuan juga harus diijinkan
untuk menyusui anak saat jam kerja.

Namun, yang sering dialami dilapangan bahwa, perempuan yang libur untuk pemulihan dari
sakit atau melahirkan, sering digantikkan posisinya oleh pekerja baru yang diterima oleh pemilik
usaha atau bahkan tidak memperoleh upah. Hal ini jika diperhatikan, sangat tidak menghargai
hak dari seorang perempuan dalam berpartisipasi untuk bekerja.

Untuk memberikan kenyamanan kepada semua pekerja, maka harus disediakan kamar kecil/wc
secara terpisah antara laki-laki dan perempuan dengan layak dan bersih, memiliki air yang cukup
dan bersih, serta memiliki penerangan yang cukup di dalamnya. Hal ini berguna untuk
melindungi privasi dan tidak ada tindakan pelecehan antara laki-laki dan perempuan. Selain itu,
kelayakan serta kebersihan yang tersedia dapat memberikan kesehatan bagi genitalia perempuan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin meneliti aspek pekerja perempuan pada sector
informal di Kota Kupang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pemilik usaha memberikan ijin pada saat haid?
2. Apakah pemilik usaha memberikan waktu bekerja 40 jam seminggu?
3. Apakah ada pekerja perempuan yang memperoleh ijin untuk libur bekerja saat
melahirkan dan dapat bekerja kembali?
4. Apakah pekerja perempuan dapat memberikan ASI ekslusif kepada bayi?
5. Apakah pekerja perempuan memperoleh akses yang layak terhadap penggunaan kamar
kecil/wc?
6. Apakah saat melamar pekerjaan ada hubungan dengan penampilan?
7. Bagaimana kemampuan para pekerja perempuan?
1.3 Tujuan
a. Umum

Untuk mengetahui aspek pekerja perempuan pada sektor informal di Kota Kupang telah
diperhatikan.

b. Khusus
1. Untuk mengetahui pekerja perempuan diberikan ijin saat sakit haid
2. Untuk mengetahui waktu bekerja pekerja perempuan dalam seminggu
3. Untuk mengetahui pekerja perempuan yang melahirkan dan dapat bekerja kembali
4. Untuk mengetahui pemberian asi ekslusif kepada bayi
5. Untuk mengetahui akses kamar kecil dan wc yang layak pada pekerja perempuan
6. Untuk mengetahui syarat penampilan saat pertama kali diterima bekerja
7. Untuk mengetahui dan mengukur kemampuan para pekerja perempuan

1.4 Manfaat
a. Manfaat teoritis

Secara umum penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan
khususnya dalam ilmu Kesehatan dan Keselamatan Kerja, mengenai aspek pekerja perempuan
yang harus diperhatikan untuk kesejahteraan, kesehatan dan keselamatannya.

b. Manfaat praktis
1. Sebagai masukkan untuk perusahaan/ badan usaha informal mengenai aspek pekerja
wanita yang perlu diperhatikan.
2. Adanya kebijakan khusus terkait kebutuhan pekerja wanita yang harus dipenuhi dalam
dunia pekerjaan (informal)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 SEKTOR INFORMAL

2. 1. 1 Konsep Sektor Informal

Konsep sektor informal, yang pertama kali diperkenalkan oleh Hart (1973), membagi secara
tegas kegiatan ekonomi yang bersifat formal dan informal. Istilah sektor informal oleh Keith
Hart pada tahun 1971 dalam penelitiannya tentang unit-unit usaha kecil di Ghana. Kemudian
terminologi Hart tersebut digunakan oleh sebuah misi ke Kenya yang diorganisir oleh ILO
(International Labour Organization). Misi tersebut berpndapat bahwa sektor informal telah
memberikan tingkat ongkos yang rendah, padat karya, barang dan jasa yang kompetitif, dan
memberikan rekomendasi kepada pemerintah Kenya untuk mendorong sektor informal (Gilber
dan Josef Gugler, 1996).

Istilah sektor informal biasanya digunakan untuk menunjukkan sejumlah kegiatan ekonomi yang
berskala kecil. Tetapi akan menyesatkan bila disebutkan perusahaan berskala kecil, karena sektor
informal dianggap sebagai suatu manifestasi situasi pertumbuhan kesempatan kerja di negara
sedang berkembang. Mereka yang terlibat dalam sektor ini pada umumnya miskin,
berpendidikan sangat rendah, tidak terampil dan kebanyakan para migran, jelaslah bahwa mereka
bukanlah kapitalis yang mencari investasi yang menguntungkan dan juga bukan pengusaha
seperti yang dikenal pada umumnya (Manning dan Tadjuddin, 1996).

Sector informal saat ini menjadi incaran berbagai masyarakat yang ingin mengambilbagian
dalam suatu pekerjaan untuk menyanggah kehidupan perekonomian mereka. Sector informal
tidak seperti sector formal yang membutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang lumayan
luas. Sector informal merangkul semua pekerja dari berbagai bidang dan kemampuan, dimana
lebih banyak membutuhkan tenaga fisik.

Sektor informal dapat berperan dalam memberantas pengangguran para angkatan kerja di
Indonesia. Pemberdayaan sektor informal merupakan bagian dari pemberdayaan perekonomian
rakyat guna pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Dalam beberapa hal, sektor informal
lebih dapat beradaptasi dan tidak terganggu oleh manajemen operasional yang kaku (Harahap
dan Sri Hastuty, 1998).

Konsep sektor informal dapat disimpulkan dengan aspek ekonomi, social dan Budaya. Ekonomi
dikaitkan dengan penggunaan modal yang kecil, pendapatan yang rendah dan skala usaha yang
relative kecil. Asspek social berhubungan dengan pendidikan formal rendah, berasal dari
kalangan ekonomi rendah, dan umumnya berasal dari migran. Sedangkan aspek Budaya
diantaranya kecenderungan beropreasi diluar system regulasi, penggunaan teknologi sederhana
dan tidak terikat oleh waktu kerja.

2. 1. 2 Ciri-ciri sektor informal di Indonesia meliputi :

a. Kegiatan usaha yang tidak terorganisasi secara baik, karena unit usaha timbul
tanpa menggunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia secara formal.
b. Pada umumnya unit usaha tidak memiliki izin usaha.
c. Pola kegiatan usaha tidak teratur dengan baik, dalam arti lokasi maupun jam
kerja.
d. Pada umumnya kebijakan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah
tidak sampai ke sektor ini.
e. Unit usaha berganti-ganti dari satu sub sektor ke sub sektor lain.
f. Teknologi yang digunakan masih tradisional.
g. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga kecil.
h. Untuk menjalankan usaha tidak diperlukan pendidikan formal, sebagian besar
hanya diperoleh dari pengalaman sambil bekerja.
i. Pada umumnya unit usaha termasuk kelompok one man enterprise dan kalau ada
pekerja, biasanya dari keluarga sendiri.
j. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri, atau dari
lembaga keuangan tidak resmi.
k. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi oleh golongan masyarakat kota/desa
berpenghasilan rendah atau menengah.

2. 1. 3 Kekuatan dan Kelemahan Sektor Informal

Kekuatan sektor informal adalah sebagai berikut: (Tambunan, 1999)


a. Kekuatan padat karya dan persediaan tenaga kerja di Indonesia masih sangat banyak,
mengikuti laju pertumbuhan penduduk angkatan kerja yang rata-rata per tahun masih
sangat tinggi. Sehingga upah nominal tenaga kerja khususnya dari kelompok
berpendidikan rendah masih relatif rendah.
b. Industri kecil masih lebih banyak membuat produk-produk sederhana yang tidak
terlalu membutuhkan pendidikan formal yang tinggi melainkan hanya keahlian khusus
yang dapat dimiliki warga setempat lewat sumber-sumber formal. Selain itu harganya
murah.
c. Secara umum kegiatan sektor informal masih agricultural based, karena memang
banyak komoditas-komoditas yang dapat diolah dalam skala kecil.
d. Pengusaha-pengusaha kecil dan rumah tangga lebih banyak menggantungkan diri pada
uang sendiri, atau pinjaman dari sumber rentainer, untuk modal kerja dan investasi
mereka, walaupun banyak memakai fasilitas kredit khusus dari pemerintah.

Kekuatan sektor informal: (Bappenas, 2009)

1. Mampu bertahan dan berkembang saat krisis ekonomi


2. Usaha kecil berpadat karya, dimana kualitas barang dan produk bagus meskipun upah
pekerja cenderung rendah
3. Terdapat keahlian khusus (tradisional skill), produk yang dihasilkan sederhana dan tidak
membutuhkan pendidikan formal. Keahlian khusus yang dimiliki bersifat turun-temurun.
4. Modal yang dipakai untuk memulai usaha berasal dari milik sendiri, atau melakukan
pinjaman dari sumber-sumber diluar perbankan dan umumnya investasi sektor informal
lebih rendah dari formal.

Kelemahan yang dimiliki oleh sektor informal yaitu

1. Kemampuan untuk bersaing masih sangat lemah baik dalam pasar domestik maupun pasar
ekspor.
2. Sektor informal juga kurang memiliki diversifikasi produk yang menjadi tolak ukur untuk
pertumbuhan dan perkembangan
3. Tidak memiliki kompetensi dalam manajemen dan ketidakmampuan mengelola perusahaan
4. Kelangsungan sektor informal pada masa depan menjadi sangat mengkhawatirkan.
2. 2 PEREMPUAN

2. 2. 1 Perempuan dan Kerja

Menurut KBBI V, kata perempuan memiliki arti orang (manusia) yang mempunyai vagina, dapat
menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui; wanita. Perempuan selalu diartikan sebagai
makhluk yang bereproduksi atau dikaitkan dengan konteks seks. Dalam istilah gender, wanita
atau perempuan dikaitkan dengan ciri khas yang lembut, gemulai, anggun, keibuan, emosional
dan sebagainya. Perempuan disebut sebagai makhluk yang penurut, lemah, tidak kompeten, dan
sifat lain yang dicap oleh social. Meskipun begitu, perempuan saat ini memiliki hak untuk
memperoleh pekerjaan atau hobi dan sebagainya diluar tanggung jawabnya sebagai pengurus
rumah tangga dan melahirkan. Perempuan harus mandiri dalam memenuhi kebutuhan dan berhak
bersaing dalam bidang apapun.

Menurut Beneria, wanita bekerja adalah wanita yang menjalankan peran produktifnya (dalam
Rini, 2002). Perempuan selain bereproduksi, perempuan dapat produktif untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi dan dapat berpartisipasi dalam sebuah pekerjaan selain di rumah tangga.

Perempuan bekerja (employed women) adalah perempuan yang bekerja untuk mendapatkan upah
(Matlin, 2004). Sementara itu, menurut Anoraga (2006) wanita karir adalah wanita yang
memperoleh/mengalami perkembangan dan kemajuan dalam bidang pekerjaan. Wanita karir
menurut Anoraga jika dilihat yaitu perempuan yang dapat berkaria dalam sebuah pekerjaan yang
dapat memberikan perubahan dalam tatanan kehidupan ekonomi.

Dapat disimpulkan bahwa pekerja perempuan yaitu sebuah partisipasi dari kaum perempuan
untuk memberikan peran produktifnya dalam pekerjaan apapun yang dapat memberikan nilai
ekonomis dan dapat merubah atau meningkatkan taraf kehidupan.

2. 2. 2 Jam Kerja

Menurut KEP. 224 /MEN/2003, Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan


antara pukul 23.00 sampai dengan 07.00 wajib untuk memberikan makanan dan minuman
bergizi; menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja. Selain itu, Pengusaha wajib
menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh perempuan yang berangkat dan pulang
bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan 05.00. Penjemputan dilakukan dari tempat
penjemputan ke tempat kerja dan sebaliknya antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.

Waktu kerja meliputi:

a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja
dalam 1 (satu) minggu; atau

b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jan 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari
kerja dalam 1 (satu) minggu.

Umumnya pekerja yang bekerja melebihi stndar yang ditetapkan maka disebut lembur. Waktu
kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat
belas) jam dalam 1 (satu) minggu. Bagi pemiliki usaha, apabila mempekerjakan tenaga kerja
lebih dari waktu yang disepakati diberi upah lembur. Namun, waktu kerja disesuaikan dengan
perusahaan atau tempat usaha yang ada.

Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh. Waktu istirahat dan
cuti, meliputi:

a. istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat)
jam terus menerus dan waktu istirahaata tersebut tidak termasuk jam kerja;

b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua)
hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

c. cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh yang
bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus;

d. istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan
kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam)
tahun secara terus-menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut
tidak berhak lagi atas istirahata tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku
untuk setiap kelipanan masa kerja 6 (enam) tahun.

(Undang-undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan)


2. 2. 3 Menstruasi

Menstruasi atau haid adalah perdarahan uterus secara periodik dan siklik, yang disertai pelepasan
endometrium. Umumnya panjang siklus menstruasi adalah 28±7 hari, dengan lama menstruasi
4±2 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata 20–60 ml. Menstruasi pertama kalinya pada remaja
perempuan disebut menarche. Usia menarche bervariasi antara 10–16 tahun, tetapi rata-ratanya
adalah 12,5 tahun.

Siklus menstruasi dibagi menjadi 3 bagi fase, yaitu:

1) Fase menstruasi

Fase paling jelas, ditandai dengan pengeluaran darah dan sisa endometrium melalui vagina. Fase
ini bersamaan dengan fase folikular ovarium. Saat korpus luteum berdegenerasi karena tidak
terjadi fertilisasi, kadar progesteron dan estrogen menurun tajam, merangsang pembebasan
prostaglandin yang menyebabkan vasokonstriksi vaskular endometrium. Penurunan distribusi
oksigen menyebabkan kematian endometrium beserta vaskularnya. Perdarahan yang terjadi
melalui kerusakan vaskular ini membilas jaringan yang mati ke lumen uterus dan hanya
menyisakan sebuah lapisan tipis epitel dan kelenjar yang nantinya menjadi asal regenerasi
endometrium. Prostaglandin uterus juga merangsang kontraksi ritmik ringan miometrium uterus
yang membantu mengeluarkan darah dan sisa endometrium melalui vagina. Kontraksi yang
terlalu kuat akibat produksi prostaglandin berlebih dapat menyebabkan rasa kram yang disebut
dismenorea.

2) Fase proliferasi

Berlangsung bersamaan dengan bagian akhir fase folikular ovarium. Ketika darah haid berhenti,
endometrium mulai memperbaiki diri dan berproliferasi di bawah pengaruh estrogen dari folikel-
folikel yang baru berkembang. Estrogen memacu proliferasi sel epitel, kelenjar, dan vaskular
endometrium. Fase ini berlangsung dari akhir menstruasi hingga ovulasi, kadar puncak estrogen
memicu lonjakan LH yang menjadi penyebab ovulasi.

3) Fase sekretorik
Berlangsung bersamaan dengan fase luteal ovarium. Setelah ovulasi, terbentuk korpus luteum
baru yang mengeluarkan sejumlah besar progesteron dan estrogen. Progesteron mengubah
endometrium menjadi kaya vaskular dan glikogen yang mana dipersiapkan untuk implantasi.

2. 2. 4 Hamil

1. Kehamilan

Kehamilan adalah suatu keadaan di dalam rahim seorang wanita terdapat hasil konsepsi
(pertemuan ovum dan spermatozoa). Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan
fisiologis (Yanti, 2017).

2. Tanda – tanda Kehamilan

Tanda – tanda kehamilan dibagi menjadi 3:

a. Tanda – tanda Presumtif (dugaan) hamil

1) Ameneora (tidak dapat haid)

2) Mual dan muntah (nausea dan emesis)

3) Mengidam

4) Tidak tahan suatu bau

5) Pingsan

6) Tidak ada selera makan

7) Lelah / Letih

8) Payudara tegang

9) Sering buang air kecil

10) Konstipasi sering

11) Pigmenrasi kulit

b. Tanda –tanda tidak pasti / kemungkinan kehamilan


1) Perut membesar

2) Uterus membesar

3) Tanda Chadwick, vulva dan vagina kebiruaan

4) Kontraksi – kontraksi kecil uterus

5) Test kehamilan

c. Tanda Positif (Tanda pasti hamil)

1) Gerakan janin

2) Denyut jantung janin

3) Terlihat badanya gambaran janin melalui USG (Padila, 2014)

3. Usia Kehamilan

Usia kehamilan normal dan sehat selama 280 hari atau 40 minggu, dan dapat di bagi menjadi tiga
trimester.

a. Trimester I

Kehamilan trimester pertama adalah keadaan mengandung embrio atau fetus didalam tubuh 0 –
14 minggu. Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering terjadi pada kehamilan
trimester pertama. Mual biasanya timbul pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
pada malam hari. Gejala ini biasanya terjadi pada usia kehamilan 6 mingu hinngga 10 mingggu
(Wardani, 2012).

Menurut Astuti (2015) adapun cara pencegahan yaitu:

1) Pada saat mual, hindari menghisap atau mengulum permen terus menerus karena akan
mendukung terjadinta kerusakan / karies gigi atau memperparah kerusakan gigi yang sudah ada

2) Apabila ibu hamil mengalami muntah – muntah, setelah itu berkumur dengan larutan soda kue
(sodium bikarbonat) dan menyikat gigi setelah 1 jam) Hindari minuman obat anti muntah, obat
dan jamu penghilang rasa sakit tanpa persetujuan dokter, karena ada beberapa obat dapat
menyebabkan cacat bawaan.
b. Trimester II

Kehamilan trimester kedua adalah mengandung embrio atau fetus dalam tubuh 14- 28 minggu.
Pada masa ini ibu hamil akan merasa lebih tenang, tentram tanpa gangguan berarti. Pada
trimester kedua janin berkembang menuju maturasi, maka pemberian obat- obatan harus dijaga
agar jangan menganggu pembentukan gigi geligi janin seperti antibiotika, tetrasiklin, klindamisin
(Wardani, 2012).

c. Trimester III

Trimester ketiga adalah keadaan mengandung embrio atau fetus didalam tubuh pada 28 – 40
minggu. Pada trimester ketiga rasa lelah, ketidaknyamanan, dan depresi ringan akan meningkat.
Tekanan darah ibu hamilbiasanya meninggi, dan kembali normal setelah melahirkan
(Wardani,2012). Peningkatan hormon estrogen dan progesterone memuncak pada trimester ini.

4. Perubahan Hormonal Selama Kehamilan

Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan meliputi peningkatan konsentrasi hormon
seks yaitu estrogen dan progesteron. Progesteron merupakan hormon seks kehamilan yang
utama. Kadarnya meningkat sampai bulan kedelapan kehamilan dan menjadi normal kembali
setelah melahirkan. Kadar estrogen meningkat secara lambat sampai akhir kehamilan. Pada awal
kehamilan, estrogen dan progesteron diproduksi oleh korpus luteum. Kemudian terjadi
pergantian fungsi korpus luteum kepada plasenta, yang terjadi pada minggu keenam sampai
minggu kedelapan kehamilan, dimana plasenta berperan sebagai organ endokrin yang baru. Pada
akhir trimester ketiga, progesteron dan estrogen mencapai level puncaknya yaitu 100 ng/ml dan 6
ng/ml, yang merupakan 10 dan 30 kali lebih tinggi dari konsentrasinya pada saat menstruasi
(Trisnayati ,2014).

2. 2. 5 Melahirkan

Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai berikut: (Ari Kurniarum, 2016)

a. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian


perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan
lahir (Moore, 2001).
b. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang
diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat
pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana
proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996).
c. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002).
d. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Prawirohardjo, 2002).
2. Persalinan umumnya dipengaruhi oleh beberapa factor disesuaikan dengan bulan atau
waktu untuk melahirkan. Beberapa teori yang menyebabkan mulainya persalinan adalah
sebagai berikut:
c. Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron
dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga
timbul his. Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana
terjadi penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap
oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan
progesterone tertentu.
d. Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan keseimbangan
estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga oxitocin
bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi
sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.
e. Keregangan Otot-otot
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas
tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan Bladder
dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka timbul kontraksi
untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan
makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda
sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses
persalinan.
f. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan karena pada
anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus.
Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin, dan induksi (mulainya)
persalinan.
g. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan
oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2
yang diberikan secara intravena, intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi miometrium
pada setiap umur kehamilan. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan
kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap
sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya kadar
prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu hamil,
sebelum melahirkan atau selama persalinan.

Berikut merupakan tanda dan gejala pada saat akan melahirkan:

Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah:

a. Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.


b. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
c. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya makin besar
d. Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.
e. Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi uterus yang
mengakibatkan perubahan pada servix (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan pembukaan
serviks.
f. lendir dan darah keluar sebagai tanda pemula.
g. lendir disertai darah dari jalan lahir
h. ketuban pecah atau selaput janin robek.
i. persalinan diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.

2. 2. 6 Menyusui

Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, dimana bayi memiliki
refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan ASI. Menyusui merupakan proses alamiah
yang keberhasilannya tidak diperlukan alat-alat khusus dan biaya yang mahal namun
membutuhkan kesabaran, waktu, dan pengetahuan tentang menyusui serta dukungan dari
lingkungan keluarga terutama suami (Roesli, 2000), Lawrence (1994) dalam Roesli (2001),
menyatakan bahwa menyusui adalah pemberian sangat berharga yang dapat diberikan seorang
ibu pada bayinya. Dalam keadaan miskin, sakit atau kurang gizi, menyusui merupakan
pemberian yang dapat menyelamatkan kehidupan bayi. Hal tersebut sejalan dengan Suryaatmaja
dalam Soetjiningsih (1997), yang mengatakan menyusui adalah realisasi dari tugas yang wajar
dan mulia seorang ibu.

Menyusui merupakan suatu tugas penting yang harus dilakukan oleh seorang ibu setelah
melahirkan. Pekerja perempuan yang menyusui akan berupaya untuk melaksanakan pemberian
ASI Ekslusif apabila jika tidak ada fasilitas atau perijinan di tempat kerja untuk menyusui jika
ditambah dengan jarak rumah dengan tempat kerja. Sehingga pengetahuan tentang pengawetan
ASI, cara memanaskan ASI, dan mencari pembantu pemberi ASI perlu dilakukan agar bayi dapat
memperoleh kebutuhan gizi serta ibu pekerja tidak mengalami perasaan tidak tega, berat dan
kasihan. (Sri Rejeki, 2008).

Bayi yang sehat mempunyai 3 (tiga) refleks intrinsik, yang diperlukan untuk keberhasilannya
menyusui seperti:

a. Refleks mencari (Rooting refleks)

Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut merupakan rangsangan
yang menimbulkan refleks mencari pada bayi. Ini menyebabkan kepala bayi berputar menuju
puting susu ditarik masuk ke dalam mulut.
b. Refleks menghisap (Sucking refleks)

Teknik menyusui yang baik adalah apabila kalang payudara sedapat mungkin dilakukan pada
ibu yang kalang payudaranya besar. Untuk itu sudah dikatakan cukup bila rahang bayi menekan
sinus laktiferus yang terletak di puncak kalang payudara dibelakang putting susu, tidak
dibenarkan bila bayi hanya menekan putting susunya.

Dengan tekanan bibir dan gerakan rahang secara berirama, maka gusi akan menjepit kalang
payudara dan sinus laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke putting susu, selanjutnya
bagian belakang lidah menekan puting susu pada langitlangit yang mengakibatkan air susu
keluar dari putting susu. Cara ini akan membantu bayi mendapatkan jumlah air susu yang
maksimal dan tidak akan menimbulkan luka pada putting susu ibu.

c. Refleks menelan (Swallowing refleks)

Pada saat air susu keluar dari putting susu, akan disusul dengan gerakan menghisap (tekanan
negative) yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air susu akan bertambah
dan diteruskan dengan mekanisme menelan masuk lambung. Keadaan ini tidak akan terjadi bila
bayi diberi susu formula dengan botol. Dalam penggunaan susu botol rahang bayi kurang
berperan, sebab susu dapat mengalir dengan mudah dari lubang dot.

2.1.4. Manfaat menyusui

Menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi akan tetapi juga memberikan keuntungan dan
manfaat bagi ibu terutama dengan menyusui bayi secara ekslusif. Manfaat untuk bayi adalah :
menerima nutrisi terbaik, baik kualitas maupun kuantitasnya, meningkatkan daya tahan tubuh ,
jalinan kasih sayang (bonding), dan meningkatkan kecerdasan. Bagi ibu dapat mengurangi
pendarahan pos partum (paska melahirkan), terjadinya anemia, kemungkinan penderita kanker
payudara dan kanker indung telur, menjarangkan kelahiran, dapat mengembalikan lebih cepat
berat badan dan besarnya rahim ke ukuran normal, ekonomis, hemat waktu, tidak merepotkan
Universitas Sumatera Utara terutama saat menyusui dimalam hari, juga dapat memberikan
kepuasan dan rasa bahagia bagi ibu (Supriyadi, 2002).

2. 2. 7 Penampilan
Penampilan fisik manusia yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan penampilan luar tubuh.
Baik dari baju, celana, rok, sepatu, aksesoris, rambut, make up dan lain-lain yang mudah diamati
dan dinilai orang lain. Banyak kata-kata motivasi atau lainnya bahwa “jangan menilai orang
dari tampilan luarnya saja”. dibeberapa lapangan pekerjaan penampilan fisik sudah menjadi
salah satu syarat dalam merekrut pekerja, hal ini bertujuan dalam menerima konsumen.

Penelitian Jaclin Wong mengenai aspek pekerja perempuan salah satunya yaitu penampilan.
Disebutkan bahwa wanita karier disarankan memberi perhatian lebih pada penampilan demi
penghasilan lebih tinggi. Disisi lain penampilan yang berlebihan menimbulkan kesan kurang
kompeten dalam bekerja. Begitu seorang wanita memasuki jabatan yang lebih tinggi, posisi
pemimpin, maka kecantikan dan penampilan yang berlebihan menjadi kekurangan karena
stereotype wanita cantik tidak kompatibel dengan pekerjaan.

2. 2. 8 Kemampuan

Kemampuan dalam KBBI V, yaitu kesanggupan; kecakapan; kekuatan; dan kekayaan.


Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam
suatu pekerjaan. (Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge, 2009: 57).

Lebih lanjut, Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge (2009: 57-61) menyatakan bahwa
kemampuan keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu:

a. Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability), merupakan kemampuan yang


dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental (berfikir, menalar dan
memecahkan masalah).
b. Kemampuan Fisik (Physical Ability), merupakan kemampuan melakukan tugas-
tugas yang menuntut stamina, ketrampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.

Kemampuan merupakan kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan. Kemapuan seseorang dinilai berdasarkan apa yang bisa dilakukan oleh individu
tersebut. Kemampuan dapat dibagi menjadi: (Wikipedia)

a. Kemampuan fisik
kemampuan yang menuntun kekuatan fisik, stamina, keterampilan dan sebagainya.
b. Kemampuan intelektual
kemampuan inteletual yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
berpikir, bernalar, berbagai aktivitas mental, dan memecahkan masalah. Di lingkungan
masyarakat, intelektual ditempatkan sebagai urutan pertama.

Kemampuan intelektual dan fisik dalam sebuah pekerjaan diperlukan sesuai jenis pekerjaan
tersebut. Pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik maka seorang pekerja tentu mengeluarkan
semua stamina dan tenaga untuk bekerja. Apabila, pekerjaan tersebut menuntut kemampuan
intelektual maka segala kemampuan berpikir, analisa, memecahkan masalah dan sebagai perlu
dikerahkan dalam pekerjaan yang dilangsungkan.

2. 2. 9 Akses Kamar Mandi/Kakus

Toilet adalah fasilitas sanitasi untuk tempat buang air besar dan kecil, tempat cuci tangan dan
muka (Kemenbudpar, 2004). Toilet umum adalah fasilitas sanitasi yang mengakomodasi
kebutuhan membuang hajat yang digunakan oleh masyarakat umum, tanpa membedakan usia
maupun jenis kelamin dari pengguna tersebut (Kemenbudpar, 2004).

 Peruntukan dan Kegunaan Toilet

Peruntukan dan kegunaan toilet berdasarkan yang telah ditetapkan oleh Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata:

1. Peruntukan

Tempat untuk membuang hajat dan membersihkan badan.

2. Kegunaan

a) Utama: Ruang untuk buang ait besar dan air kecil.

b) Pendukung: Ruang penjaga toilet dan penyimpanan alat-alat untuk membersihkan toilet.

c) Lain-lain: Ruang untuk cuci tangan dan muka, mengganti pembalut wanita, mengganti popok
bayi dan merapikan diri (rias, pakaian).

 Kelengkapan Ruang

1. Ruang untuk buang air besar (WC):

a) Kloset duduk atau jongkok.


b) Air dan perlengkapannya.

c) Tempat sampah.

d) Tempat sampah kuhus pembalut.

2. Ruang untuk buang air kecil:

a) Urinal

b) Air dan perlengkapannya (tempat air atau gayung, keran, dll).

3. Ruang cuci tangan dan cuci muka (wasatafel).

a) Wasatafel.

b) Cermin

c) Air dan Perlengkapannya (Tempat air, kran, dll)

d) Ruang penjaga dan pelayanan kebersihan (janitor).

e) Penggantung alat pembersih

f) Lemari atau rak simpan.

g) Bak Pencuci

h) Air dan perlengkapannya (tempat air atau gayung, keran, dll)

(Kemenbudpar, 2004)

2. 3 KERANGKA TEORI

Haid

Hamil

Melahirkan Pekerja
perempuan
Jam kerja

Menyusui

Penampilan

Akses toilet
Kemampuan

2. 4 KERANGKA KONSEP
Penampilan Kemampuan

Pekerja
perempuan

Akses toilet
Jam kerja

Haid Menyusui Melahirkan Hamil

Perempuan saat memasuki lapangan pekerjaan terkadang melewati seleksi kemampuan maupun
penampilan yang dilakukan pemilik usaha. Pekerja perempuan saat berada dilapangan pekerjaan
kadang dihadapi oleh kedua hal tersebut. Kemampuan merupakan hal yang lumrah dimiliki oleh
setiap orang. Namun, penampilan atau kecantikan (good looking) masih menjadi bahan
pertimbangan. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui bagaimana saat bekerja atau diterima
bekerja melewati kedua indicator tersebut sebagai bahan pertimbangan atau tidak.

Saat pekerja perempuan berada di lapangan pekerjaan terdapat beberapa hal yang mempengaruhi
sebuah pekerjaan yang memang itu adalah hal alamiah. Oleh karena itu peneliti ingin melihat
bagaimana aspek perempuan dapat diperhatikan guna kesehatan dan keselamatannya.

2. 5 HIPOTESIS

Hipotesis dari masalah yang ada yaitu bahwa aspek pekerja perempuan telah terpenuhi dan tidak
ada penyimpangan.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS DAN DESAIN PENELITIAN

Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian
kualitatif. Metode deskriptif adalah metode yang meneliti suatu kelompok, objek, kondisi, dan
sistem pemikiran. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, lukisan atau
gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antar
fenomena yang diteliti. Whitney (Moh. Nazir: 2014) mengemukakan metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Dalam metode deskriptif, peneliti dapat
membandingkan fenomena tertentu sehingga merupakan studi komparatif. Metode deskriptif
juga menyelidiki suatu fenomena atau faktor dan menilai hubungan suatu faktor dengan faktor
lain. Metode deskriptif juga mempelajari tentang norma atau standar, sehingga penelitian ini
disebut sebagai survei normatif. Dalam metode deskriptif dapat diteliti masalah normatif dan
membuat perbandingan antarfenomena. Berdasarkan pada masalah penelitian yang akan
dilaksanakan, maka desain yang tepat untuk penelitian ini adalah menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Desain penelitian merupakan metode yang digunakan
untuk menjawab masalah dari objek yang akan diteliti.

Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian
kualitatif. Metode deskriptif adalah metode yang meneliti suatu kelompok, objek, kondisi, dan
sistem pemikiran Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, lukisan atau
gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antar
fenomena yang diteliti. Whitney (Moh. Nazir: 2014) mengemukakan metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Dalam metode deskriptif, peneliti dapat
membandingkan fenomena tertentu sehingga merupakan studi komparatif. Metode deskriptif
juga menyelidiki suatu fenomena atau faktor dan menilai hubungan suatu faktor dengan faktor
lain. Metode deskriptif juga mempelajari tentang norma atau standar, sehingga penelitian ini
disebut sebagai survei normatif. Dalam metode deskriptif dapat diteliti masalah normatif dan
membuat perbandingan antarfenomena. Berdasarkan pada masalah penelitian yang akan
dilaksanakan, maka desain yang tepat untuk penelitian ini adalah menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Desain penelitian merupakan metode yang digunakan
untuk menjawab masalah dari objek yang akan diteliti.

3.2 POPULASI DAN SAMPEL

Partisipan penelitian adalah pihak yang menjadi sumber atau sasaran penelitian dalam
memberikan informasi. Partisipan merupakan orang yang terlibat langsung dalam proses
penelitian. Sugiyono (2014, hlm. 300) mengungkapkan bahwa sumber data partisipan ditentukan
melalui teknik purposive sampling yaitu pengambilan sumber data dengan pertimbangan
tertentu. menurut Setyosari, P (2012. hlm.118) purposive sampling diambil oleh peneliti, apabila
peneliti memiliki alasan khusus tertentu berkenaan sampel yang akan diambil. Penentuan
partisipan merupakan proses seleksi untuk mendapatkan orang dan memilih informan yang akan
turut serta dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan taknik purposive sampling berdasarkan partisipan
yang telah melahirkan sebelumnya, memiliki sakit haid setiap datang bulan, dan telah bekerja
lebih dari 1 tahun.

3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dari sumber data dapat menggunakan sumber primer yaitu sumber data yang diberikan langsung
dan sumber sekunder data yang tidak diberikan langsung. Dari segi cara pengumpulan dapat
dilakukan dengan interview (wawancara).

3.4 TEKNIK PENGOLAHAN DATA

Penelitian deskriptif merupakan uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang
diperoleh peneliti dianalisis secara kualitatif serta uraian dalam bentuk deskriptif. Analisis data
menurut Patton (Moleong, 2000: 103) merupakan proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategorisasi, dan satuan uraian dasar. Menurut
Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007: 248) analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan
jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesisnya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan pada orang lain Miles and
Huberman, 1984 (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus. Aktivitas dalam
analisis data yaitu data reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan mengacu pada konsep Milles &
Huberman yang mengelompokkan dalam tiga langkah berikut,

1. Reduksi data (Data Reduction)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi
dilakukan sejak pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri
tema, menulis memo, dan lain sebagainya, dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang
tidak relevan, kemudian data tersebut diverifikasi. Reduksi data yang berupa hasil wawancara
terhadap kedua subjek. Informasi hasil wawancara dan dokumentasi sebagai bahan informasi
dapat disusun secara sistematis agar mudah diolah.

2. Penyajian data (Display Data)

Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan


kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif
disajikan dalam bentuk teks naratif, dengan tujuan dirancang guna menggabungkan informasi
yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami. Penyajiannya juga dapat berbentuk
matriks, diagram, table dan bagan. Pada penelitian ini, peneliti mengungkapkan dan menyajikan
data dalam bentuk naratif, selain itu juga dalam bentuk bagan.

3. Penarikan kesimpulan (Verifikasi)

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan akhir penelitian kualitatif. Peneliti
harus sampai pada kesimpulan dan melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun
kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh tempat penelitian itu dilaksanakan. Makna yang
dirumuskan peneliti dari data harus diuji kebenaran, kecocokan, dan kekokohannya. Dalam
penelitian ini akan diungkap mengenai makna dari data yang dikumpulkan. Dari data tersebut
akan diperoleh kesimpulan yang kabur, kaku dan meragukan, sehingga kesimpulan tersebut perlu
diverifikasi. Verifikasi dilakukan dengan melihat kembali reduksi data maupun display data
sehingga kesimpulan yang diambil tidak menyimpang. Kesimpulan dalam kualitatif mungkin
menjawab rumusan masalah yang dirumusan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Hal tersebut
dikarenakan rumusan masalah dapat berubah dan bersifat sementara sehingga dapat berkembang
setelah peneliti berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian ini berupa teks secara deskripsi
berdasarkan hasil penelitian di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Yayasan BaKTI. 2017. Memperkuat Perempuan untuk Keadilan & Kesetaraan. Makassar:
Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI).

Rejeki, Sri. Studi Fenomenologi: Pengalaman Menyusui Eksklusif Ibu Bekerja di Wilayah
Kendal Jawa Tengah. Media Ners. Volume 2, Nomor 1, Mei 2008, hlm. 1-44.

Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2009.


Peran Sektor Informal sebagai Katup Pengaman Masalah Ketenagakerjaan.

Undang-undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Mambu, Joupy G.Z. 2010. Aspek Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Wanita (Menurut
Undang-Undang Nomor. 13 Tahun 2003). Jurnal Syariah dan Hukum. Volume 2 Nomor 2,
halaman 150-161.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI Nomor: Kep. 224 /MEN/2003 Tentang
Kewajiban Pengusaha Yang Mempekerjakan Pekerja/Buruh Perempuan Antara Pukul 23.00
Sampai Dengan 07.00.

Indrawati, Rina. 2016. Studi Deskriptif Sanitasi Toilet di Kampus Universitas Negeri Semarang
Tahun 2016. Skripsi. Diakses melalui, https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://lib.unnes.ac.id/28473/1/6411412073.pdf&ved=2ahUKEwjY1pnmucj
sAhVjlEsFHaEvDckQFjAKegQIChAB&usg=AOvVaw2u67F-F55LcSkrmZVQXxnt.

Bab II Kajian Teori. Diakses melalui https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.uny.ac.id/8549/3/BAB%25202-
06504241020.pdf&ved=2ahUKEwib5s3Iu8jsAhUoILcAHQJtCQEQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw08
zpNCmDk9-6TGoJUDdMYG.
Bab 2 Tinjauan Pustaka. Diakses melalui https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26210/4/Chapter
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjRt6-
lvMjsAhUa83MBHQAyBDQQFjALegQIBBAB&usg=AOvVaw2mIGVVCIBHsBJhlsi7Fi3d

Bab II Tinjauan Pustaka. Diakses melalui https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/711/4/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjr_MzLvcjsAhXilEsFHU_WAU4QFjABegQIBxAC&usg=AOvVaw2ZWat
q2c7rT8YEmntvTbi1

Bab II Landasan Teori. Diakses melalui https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1045/5/128600153_file5.
pdf&ved=2ahUKEwiN-
bKZvsjsAhWGX30KHUcnDzEQFjAKegQIBRAB&usg=AOvVaw2jMXD90azeTJQB2U7ddev7

Bab II Tinjauan Pustaka. Diakses melalui https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.undip.ac.id/46692/3/BAB_II.pdf&ved=2ahUKEwichaS1v8js
AhWUcn0KHVeWALYQFjAEegQICBAC&usg=AOvVaw0viK4uCM0sj750weZwy4aa

Bab III Metode Penelitian. Diakses melalui https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.upi.edu/25919/6/S_PSPI_1201765_Chapter3.pdf&ved=2a
hUKEwj19KHSwMjsAhWBguYKHbTLAUsQFjAEegQIChAB&usg=AOvVaw3cJZsnSa7J49HAxGxL_
ZAD

Tabloid Bintang. 04/12/2017. 2 Aspek Perempuan Pekerja Disebut, Mana yang Penting?.
Tempo.Co. Diakses melalui, https://www.google.com/amp/s/cantik.tempo.co/amp/1039165/2-
aspek-perempuan-pekerja-disebut-mana-yang-penting

Anda mungkin juga menyukai