Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KLIPPING

PKN
“ANGKA PENGANGGURAN YANG MASIH BANYAK DI INDOENSIA”

DI

OLEH:

AISYAH

NURSAKIA

ALDIBA INTAN NIRWANA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Melambatnya pergerakan roda ekonomi membawa dampak bagi sektor ketenagakerjaan di
Indonesia sejak krisis ekonomi pada tahun 1997, kondisi ketenagakerjaan Indonesia ikut
memburuk.

      Kemajuan teknologi yang kini merambah ke seluruh lapisan masyarakat memang sangat
membantu dalam segala bidang. Banyaknya mesin-mesin impor yang digunakan untuk
mempermudah pekerjaan manusia dapat menghasilkan barang yang berkualitas yang tak
kalah dengan pembuatan manual oleh manusia.

Tetapi hal ini tidak saja membuat pemerintah dan masyarakat lega, namun juga
menimbulkan masalah baru yang hingga kini belum dapat terselesaikan. Masalah yang tiap
tahun bertambah rumit, dan makin banyak saja masyarakat yang menjalani profesi ini, yaitu
pengangguran.

Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap


kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga semakin meningkat.
Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta
dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan tenaga
kerja menjadi sangat besar dan kompleks.
      Jika masalah pengangguran yang demikian pelik dibiarkan berlarut-larut maka sangat
besar kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis sosial. yang terjadi tidak saja menimpa
para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juga menimpa orang tua yang
kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup. Indikator masalah sosial bisa dilihat
dari begitu banyaknya anak-anak yang mulai turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen,
pedagang asongan maupun pelaku tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi yang
kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik.

BAB II
PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN PENGANGGURAN
      Sebelum membahas tentang pengangguran, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu apa
yang disebut dengan tenaga kerja, angkatan kerja dan usia pekerja yang ditetapkan di
Indonesia.
      Tenaga kerja yaitu penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain
mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang
bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga.
      Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun
yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab (petani yang menunggu panen,
karyawan yang sedang sakit).
      Sedangkan yang dimaksud dengan usia pekerja adalah tingkat umur seseorang yang
diharapkan dapat bekerja dan memperoleh pendapatan. Di Indonesia kisaran usia kerja adalah
antara 15-64 tahun.
      Kemudian yang disebut sebagai pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang
yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan. Orang yang tidak
sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah SMP, SMA,
mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum
membutuhkan pekerjaan.

      Selain definisi di atas masih ada beberapa definisi pengangguran lainnya dari para ahli
misalnya menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang
yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Menurut Payman J. Simanjuntak Pengangguran adalah orang yang tidak
bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua
hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.

II. PENYEBAB TERJADINYA PENGANGGURAN


Pengangguran dapat terjadi karena beberapa sebab diantaranya:

1.  Pengaruh Musim
         Perubahan musim terjadi bukan hanya disektor pertanian saja. Tetapi  sektor terjadi juga
pada sektor lain. Pada liburan dan tahun baru, misalnya suasana sektor jasa transportasi dan
pariwisata menjadi sangat sibuk dibanding dengan hari-hari biasa. Begitu pula hari
menjelang, sedang dan bulan suci Ramadhan, nampak permintaan antara barang dan jasa
meningkat dan selanjutnya akan membawa dampak otomatis terhadap permintaan tenaga
kerja disektor yang bersangkutan.
2. Adanya hambatan (ketidaklancaran) bertemunya pencari kerja dan lowongan kerja
         Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya waktu dan
tempat). Sering terjadi pencari kerja tidak mendapat informasi yang lengkap tentang
lowongan kerja. Sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk mendapat lowongan
pekerjaan tersebut. Pilihannya adalah tidak bekerja. Karena kondisi sudah tidak kondusif lagi.
3.  Rendahnya Aliran Investasi
         Investasi merupakan komponen aggregate demand yang mempunyai daya ungkit
terhadap perluasan tenaga kerja. Perubahan investasi membawa dampak output (pendapatan).
Secara otomatis meningkatnya output akan membutuhkan sumber daya untuk proses produksi
(modal, tenaga kerja, dan input lainnya). Dengan demikian permintaan tenaga kerja akan
meningkat dengan adanya peningkatan dan pengeluaran otonom tadi.
4. Rendahnya Tingkat Keahlian
         Keahlian dan produktifitas sangan erat. Orang yang memiliki keahlian akan memiliki
produktifitas tinggi karena ia mampu memanfaatkan dirinya pada aktivitas ekonomi
produktif. Untuk meningkatkan keahlian dapat dilakukan dengan cara diantaranya adalah
melalui pendidikan, latihan, magang, pendidikan formal, membangkitkan kecerdasan tenaga
kerja lewat pembinaan motivasi kerja.
5. Diskriminasi
         Diskriminasi bukan hanya pada warna kulis saja, tetapi pada tingkat pendidikan,
ekonomi, hukum, agama dan lainnya. Misalnya bila pendidikan dan pengembangan SDM
tidak diberikan seluas-luasnya kepada publik, dampak selanjutnya adalah terpuruknya sumber
SDM. Dan dalam jangka panjang kesempatan akan sulit diraih oleh tenaga kerja.
6. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada
kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi
7. Budaya pilih-pilih pekerjaan
Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dan
lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang ditemukan di Indonesia
bukan pengangguran terselubung, melainkan pengangguran terbuka yang didominasi oleh
kaum intelektual (berpendidikan tinggi).
8.  Pemalas
Selain budaya memilih-milih pekerjaan, budaya (negatif) lain yang menjamur di
Indonesia adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang
ditempuh adalah dengan menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.
9. Tidak mau ambil resiko

“Saya bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima bekerja di kantor bapak.
Dengan demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas dengan hasil kerja saya
selama 3 bulan tersebut, bapak bisa pecat saya.” Adakah yang berani mengambil resiko
seperti itu? Kami yakin sedikit sekali. Padahal kalau dipikir-pikir itu justru menguntungkan si
pencari kerja selama 3 bulan tersebut ia bisa menimba pengalaman sebanyak-banyaknya.
Meskipun akhirnya dipecat juga, toh dia sudah mendapat pengalaman kerja 3 bulan.
III. DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA

      Dampak yang ditimbulkan dari adanya pengangguran di Indonesia adalah sebagai berikut:
1.  Timbulnya kemiskinan. Dengan menganggur, tentunya seseorang tidak akan bisa
memperoleh penghasilan. Bagaimana mungkin ia bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Seseorang dikatakan miskin apabila pendapatan perharinya dibawah Rp 7.500 perharinya
(berdasarkan standar Indonesia) sementara berdasarkan standar kemiskinan PBB yaitu
pendapatan perharinya di bawah $2 (sekitar Rp 17.400 apabila $1=Rp 8.700).
2.  Pengangguran Dapat Menghilangkan Keterampilan, Karena Tidak Digunakan Apabila
Tidak Bekerja / Produktivitas. Tenaga kerja akan menurun produktivitasnya jika tidak
dimanfaatkan. Peningkatan rasa frustasi, patah semangat, dan perasaan tidak berdaya, yang
terjadi pada pengangguran, dalam jangka panjang akan menimbulkan sikap masa bodoh. Para
penganggur tidak mampu mengelola dirinya dan tidak mampu menangkap peluang
secepatnya mereka “tidak siap bekerja”, jadi pengalaman dan pelatihan yang telah diperoleh
sebelumnya , apalagi dengan biaya yang besar pula menjadi sia-sia. Jadi keterampilan yang
diperoleh hilang, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
3.  Makin beragamnya tindak pidana kriminal. Seseorang pasti dituntut untuk memenuhi
kebutuhan pokok dalam hidupnya terutama makan untuk tetap bisa bertahan hidup. Namun
seorang pengangguran dalam keadaan terdesak bisa saja melakukan tindakan kriminal seperti
mencuri, mencopet, jambret atau bahkan sampai membunuh demi mendapat sesuap nasi.
4. Bertambahnya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen, perdagangan anak dan
sebagainya. Selain maraknya tindak pidana kriminal, akan bertambah pula para pengamen
atau pengemis yang kadang kelakuannya mulai meresahkan warga. Karena mereka tak segan-
segan mengancam para korban atau bisa melukai apabila tidak diberi uang.
5.  Pengangguran akan Menimbulkan Ketidakstabilan Sosial dan Politik. Hal ini terjadi
karena adanya ketidaksinambungan antara pemerintah itu sendiri dengan masyarakatnya,
sehingga kontak sosial dan politik yang ada, tidak berlangsung dengan baik. Dalam arti
pemerintah mengabaikan aspirasi masyarakat atau tidak menanggulangi pengangguran yang
ada dalam masyarakat, sehingga masyarakat menginginkan turun tangan dari pemerintah.
Tetapi pemerintah itu sendiri tidak memikirkan beban yang ditanggung masyarakat. Sehingga
terjadi perbedaan antara pemerintah dengan masyarakat. Masalah seperti bisa
memunculkan kekacauan sosial dan politik seperti terjadinya demonstrasi dan perebutan
kekuasaan.
6.  Terganggunya kondisi psikis seseorang. Misalnya, terjadi pembunuhan akibat masalah
ekonomi, terjadi pencurian dan perampokan akibat masalah ekonomi, rendahnya tingkat
kesehatan dan gizi masyarakat, kasus anak-anak terkena busung lapar.
7.  Penurunan Pendapatan Perkapita / Penerimaan Negara. Semakin besar jumlah
pengangguran maka, semakin menurun pendapatan perkapita Negara dari pajak penghasilan.
Begitu pendapatan menurun , semakin menurun pula kemampuan pemerintah melayani
kebutuhan warganya. Pengangguran yang semakin tinggi membuat pendapatan dan
pengeluaran mereka tidak seimbang, pastilah pengeluaran akan semakin tinggi sedangkan
pendapatan rendah bahkan mungkin tidak ada pendapatan. sehingga, Penurunan Pendapatan
Pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
8.  Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh Pemerintah. Pengangguran
mengakibatkan masyarakat harus menanggung sejumlah biaya sosial , antara lain ada kaitan
erat antara peningkatan pengangguran dan kejahatan. Selain itu, masyarakat harus
menanggung biaya sosial biaya pengangguran melalui peningkatan tugas-tugas medis yang
berkaitan dengan perawatan psikologis, peningkatan kualitas pengamanan wilayah, dan
peningkatan volume peradilan karena meningkatnya tindak kejahatan.
BAB III
PENYELESAIAN MASALAH
      Pengangguran dapat dihambat pertumbuhannya  dengan melakukan tindakan-tindakan
sebagai berikut:
1. Memperluas dan membuka lapangan pekerjaan. Salah satunya bisa diwujudkan dengan
memberdayakan sektor informal padat karya, home industry.
2. Menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Diharapkan dengan demikian para lulusan
sekolah ataupun perguruan tinggi tidak hanya memiliki tujuan sebagai pegawai saja, namun
lebih baik apabila mereka membuat usaha-usaha yang dapat menyerap tenaga kerja sehingga
dengan demikian membantu pemerintah dalam mengatasi jumlah pengangguran yang kian
banyak. Dan bisa kita lihat akhir-akhir ini, sudah banyak sekali lulusan muda berbakat yang
sukses melakukan kegiatan usaha.
3. Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja, menambah
keterampilan, dan meningkatkan pendidikan.
4. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke
tempat atau sektor ekonomi yang kekurangan
5. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa
kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan
manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta
pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di
bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang
menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu
mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola
kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
6. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan,
khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas
transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di
berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.
7. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti
PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap
penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara
teknis dan rinci.
8. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis
perizinan yang menghambat investasi baik Penanaman Modal Asing maupun Penanaman
Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang
pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.
9. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah
yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi ke berbagai negara
untuk menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi
dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan
banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.
10. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha
atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan
proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa
dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL
Indonesia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
11. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada
usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau
melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang
jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh
pemerintah.
12. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi
secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga
terampil. Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
13. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).
Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi
kompetensi. Karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi
yang tidak siap menghadapi dunia kerja.
14. Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia mempunyai
letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat
potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu
dikelola secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang
produktif.
BAB IV
PENUTUP
I. KESIMPULAN
1. Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya.
2. Secara umum pengangguran dapat dibedakan menjadi 2 golongan, menurut lama waktu
kerja (pengangguran terselubung, setengah menganggur, terbuka) dan menurut penyebabnya
(pengangguran konjungtural, struktural, friksional, musiman, teknologi, dan siklus)
3. Pengangguran disebabkan oleh beberapa hal seperti laju pertumbuhan penduduk yang
besar, minimnyaa lapangan pekerjaan, malas mencari pekerjaan, dll.
4. Melemahnya daya serap tenaga kerja di beberapa sektor industri, membuat angka
pengangguran bertambah. BPS melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus
2015 sebanyak 7,56 juta orang, bertambah 320 ribu orang dibandingkan dengan periode yang
sama tahun lalu 7,24 juta jiwa
5. Pengangguran menyebabkan munculnya kemiskinan, gangguan psikologi, tindak kejahatan
dan kriminal, dan menyebabkan tingkat pendapatan nasional menurun.
6. Pengangguran dapat dikurangi dengan beberapa cara seperti memperluas lapangan
pekerjaan, mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja, menambah
keterampilan, meningkatkan pendidikan , dll.
II. SARAN
      Saran yang dapat diberikan penulis adalah sebaiknya pemerintah mengeluarkan kebijakan
tertentu yang dapat mengurangi jumlah pengangguran dan memberikan penyuluhan,
pembinaan serta pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing untuk
mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas dan
kesejahteraan. Selain dari pemerintah, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya
pengurangan jumlah pengangguran yang terjadi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai