Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MASALAH PENGANGGURAN DI INDONESIA

Disusun Oleh :
Ramadhani Arnifa De Chandra
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik
dan hidayah-nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.Penulisan
makalah yang berjudul “Masalah Pengangguran di Indonesia” ini, bertujuanuntuk mengetahui
pengaruh dan dampak dari pengangguran terhadap masyarakat Indonesia pada umumnya.Penulis
menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakankemampuan penulis
yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan Ibu dosen matakuliah Ekonomi
Pembangunan II, serta berbagai bantuan dari bebagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.Penulis berharap dengan penulisan makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya sehingga dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi dimasa yang
akan dating.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997 membuatkondisi ketenaga
kerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomiIndonesia juga tidak pernah 
mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran eratkaitannya dengan pertumbuhan ekono
mi. Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap
pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerjayang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-
4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerjamencapai
rata-rata 2,5 juta pertahun. Sehingga, setiap tahun pasti ada sisa pencari kerja
yangtidak memperoleh pekerjaan dan menimbulkan jumlah pengangguran.di.Indonesia.
bertambah.Bayangkan, pada 1997, jumlah penganggur terbuka mencapai 4,18 juta.
Selanjutnya, pada 1999 (6,03 juta), 2000 (5,81 juta), 2001 (8,005 juta), 2002 (9,13 juta) dan 2003
(11,35 juta). Sementara itu, data pekerja dan pengangguran menunjukkan, pada 2001: usia
kerja(144,033 juta), angkatan kerja (98,812 juta), penduduk yang kerja (90,807 juta),
penganggur terbuka (8,005 juta), setengah penganggur terpaksa (6,010 juta), setengah penganggu
r sukarela (24,422 juta); pada 2002: usia kerja (148,730 juta), angkatan kerja (100,779
juta), penduduk yang kerja (91,647 juta), penganggur terbuka (9,132 juta), setengah
penganggur terpaksa (28,869 juta), setengah penganggur sukarela tidak diketahui jumlah
pastinya. Hinggatahun 2002 saja telah banyak pengangguran, apalagi di tahun 2003 hingga 2009
pasti jumlah penggangguran semakin bertambah dan mengakibatkan kacaunya stabilitas
perkembanganekonomi Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil rumusanmasalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian definisi pengangguran
2. Apa yang menjadi masalah pengangguran di Indonesia
3. Bagaimana keadaan pengangguran di Indonesia
4. Bagaimana keadaan angkatan kerja dan kesempatan kerja
5. Pengangguran mengakibatkan kemiskinan
6. Apa janji realisasi Industri untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran
7. Sajian data pengangguran di Indonesia
C. Tujuan
Tujuan penulis membuat makalah yang berjudul ”Masalah Pengangguran diIndonesia” adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahu Definisi Pengangguran
2. Mengetahui apa yang menjadi masalah pengangguran di Indonesia.
3. Mengetahui keadaan pengangguran d Indonesia
4. Mengetahui keadaan angkatan kerja dan kesempatan kerja
5. Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari pengangguran.
6. Merealisasikan Industri untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran
7. Mengetahui data – data tentang pengangguran.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan makalah ini, perlu sekali pengumpulan data serta sejumlahinformasi aktual
yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. Sehubungan denganmasalah tersebut
dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yang
pertama browsing di Internet, kedua dengan membaca media cetak dan dengan pengetahuan
yang penulis miliki.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pengangguran
Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktutertentu, yaitu
pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upahatau bekerja
mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam
mencari kerja tersebut. Selain definisi di atas masih banyak istilah arti definisi pengangguran
diantaranya:

  Definisi pengangguran menurut Payman J. Simanjuntak 

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerjasama
sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha
memperoleh pekerjaan.

  Definisi pengangguran menurut Menakertrans

Pengangguran adalah ornag yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkansuatu
usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.

  Definisi pengangguran menurut Sadono Sukirno

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerjaingin
mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

  Definisi pengangguran menurut Menakertrans

Pengangguran adalah ornag yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkansuatu
usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.

B. Masalah Pengangguran di Indonesia

Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedangmencari kerja,
bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan.
 Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebandingdengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkalimenjadi masalah dalam perekonomian karena dengan
adanya pengangguran,
produktivitasdan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulny
akemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah penganggura
n dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam
persen.Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluarankonsumsi
nya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya.Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan
politik,keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.Di
negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di
mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh
lebih banyak orang.Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi
yangcukup memprihatinkan
ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang besar, pendapatan yang
relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dansetengah pengangguran yang
tinggi merupakan pemborosan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban
keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapatmendorong peningkatan keresahan
sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunandalam jangka panjang.Pembangunan
bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber dayamanusia Indonesia yang
sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahliankerja, sehingga mampu
membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai
pekerjaandan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup,ke
sehatan dan pendidikan anggota
keluarganya.Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu padasinkr
onisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasankesempatan
kerja. Untuk menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang
mandiri perlu keberpihakan kebijakan termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha kecil danti
ngkat suku bunga kecil yang mendukung.

Kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan


PemerintahKabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk
penciptaandan perluasan kesempatan kerja.

C. Keadaan Pengangguran di Indonesia

Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yangtersedia
lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuaidengan pasar
kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencarikerja. Fenomena
pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungankerja, yang disebabkan
antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanyaakibat krisis ekonomi atau
keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambatinventasi; hambatan dalam proses
ekspor impor,
dll.Masalah ketenagakerjaan menjadi semakin pelik karena setiap tahun upah buruhdiwajibkan
naik. Padahal penentuan upah buruh tidak dikaitkan secara langsung dengan produktivitas tenaga
kerja. Dalam batas tertentu, kata dia, hal itu akan menyebabkan biaya produksi meningkat dan
pada gilirannya akan mempengaruhi daya saing. Padahal di
berbagainegara pesaing Indonesia, seperti Vietnam, upah buruh relatif lebih rendah dengan prod
uktivitas tenaga kerja lebih tinggi atau sama. Menurut dia, jika persoalan ini tidak diselesaikan, k
onflik antara pengusaha dan tenaga kerja akan tetap berlanjut."Dalam jangka panjang hal ini
akan merugikan," katanya, "sebab salah satu pertimbangan hengkangnyainvestor ke luar negeri
berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan.

D. Keadaan Angkatan Kerja dan Keadaan Kesempatan Kerja

Masalah pengangguran dan setengah pengangguran tersebut di atas salah satunyadipengaruhi


oleh besarnya angkatan kerja. Angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2002sebesar 100,8 juta
orang. Mereka ini didominasi oleh angkatan kerja usia sekolah (15-24tahun) sebanyak 20,7 juta.
Pada sisi lain, 45,33 juta orang hanya berpendidikan SD kebawah,ini berarti bahwa angkatan
kerja.di.Indonesia.kualitasnya.masih.rendah.Keadaan lain yang juga mempengaruhi
pengangguran dan setengah penganggurantersebut adalah keadaan kesempatan kerja. Pada tahun
2002, jumlah orang yang bekerjaadalah sebesar 91,6 juta orang. Sekitar 44,33 persen kesempatan
kerja ini berada disektor  pertanian, yang hingga saat ini tingkat produktivitasnya masih
tergolong rendah.
Selanjutnya63,79 juta dari kesempatan kerja yang tersedia tersebut berstatus informal.Ciri lain da
rikesempatan kerja Indonesia adalah dominannya lulusan pendidikan SLTP ke bawah. Ini

menunjukkan bahwa kesempatan kerja yang tersedia adalah bagi golongan


berpendidikanrendah.Seluruh gambaran di atas menunjukkan bahwa kesempatan kerja di Indone
siamempunyai persyaratan kerja yang rendah dan memberikan imbalan yang kurang
layak.Implikasinya adalah produktivitas tenaga kerja rendah.

E. Pengangguran Mengakibatkan Kemiskinan

Tanggal 17 Oktober lalu komunitas global baru saja merayakan hari anti kemiskinanse-dunia.
Akan tetapi di negeri ini, kemiskinan adalah simbol sosial yang nyaris absolut dantak
terpecahkan. Sejak masa kolonial hingga saat ini, predikat negeri miskin seakan sulitlepas dari
bangsa yang potensi kandungan kekayaan alamnya terkenal melimpah. Cerita
pilukemiskinan seakan kian lengkap dengan terjadinya berbagai musibah alam dan bencana buat
an: gempa bumi, tsunami, lumpur panas Lapindo, dan kebakaran hutan yang diikutikabut asap.
Kantung-kantung kemiskinan di negeri ini kian hari kian menyebar bak virusganas, mulai dari
lapis masyarakat pedesaan, kaum urban perkotaan, penganggur, hingga kekampung-kampung
nelayan.Meski pemerintahan terus berganti, kemiskinan tetap saja menjadi virus endemis
yangterus mendera rakyat. Secara empirik, data pemerintah menunjukkan, 70 persen rakyat
kitamenggantungkan sumber penghidupannya dari sektor ekonomi mikro berbasis sumber
dayaalam terbarukan. Di sektor pertanian, petani kita telah sejak lama mengembangkan
tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, dan peternakan. Di sektor kelautan dan perikanan,
nelayankita sanggup mengembangkan perikanan budi daya, perikanan tangkap, industri
bioteknologikelautan, dan non-conventional ocean resources. Sementara di sektor kehutanan,
masyarakatkita mampu mengoptimalkan pengelolaan hutan alam, hutan tanaman industri, danagr
oforestry.Contoh nyata melawan kemiskinan sebenarnya telah terbentang di depan mata.
Padaaras global, gerakan masyarakat sipil anti globalisasi-neoliberal (sejak Seattle, Cancun,Hong
kong, hingga Singapura) terus menyerukan ”Global Call to Action Against Poverty”.Mereka
dengan gamblang menunjukkan berbagai metode dan aksi-aksi politik nyata gunamelawan
sumber-sumber kemiskinan. Juga Ikhtiar seorang Muhammad Yunus, pemenangnobel
perdamaian 2006, yang mendesain model ”Bank Grameen” (dan fungsi intermediasi)-nya
sebagai solusi efektif memerangi kemiskinan di Bangladesh, sejatinya bisa menjadisumber
inspirasi mutakhir bagi kita dalam melawan kemiskinan.

Masalahnya sekarang, apakah para elite, politisi, dan birokat kita punya keberpihakanideologis
untuk melawan kemiskinan? Adakah komitmen tegas dari para penentu kebijakannegara untuk
memberantas KKN secara radikal? Jika negara tak sanggup menyatakan perangterhadap
kemiskinan, gagal dalam memerangi korupsi, dan tetap malas melaksanakan
agendareformasi sebagaiperintah konstitusi, maka kemiskinan bangsa—yang di masa kolonial pe
rnah disebut ”nation van Koelis”—mungkin akan menjadi simbol abadi negeri ini.

G. Realisasi Industri Untuk Menyerap Tenaga Kerja dan MengurangiPengangguran

Masa jaya Nusantara di bawah pemerintahan Sriwijaya dan Majapahit mencatat perekonomian
dan industri yang berpusat pada kekayaan alam, yakni pertanian dan laut.Selepas lima abad,
muncullah Republik Indonesia dengan mimpi besar membangun industrimaju, tetapi melupakan
kemakmuran petani dan nelayan. Perbagai peninggalan candi
sebagai bukti kejayaan bangsa berikut reliefnya, seperti simbol Yoni-Lingga, adalah pertandake
majuan dan kemakmuran masyarakat yang berbasis agraria. Demikian pula gambaran"Kapal
Borobudur" yang menggambarkan keakraban masyarakat Indonesia masa lampaudengan lautan
luas.Sesungguhnya, kembali pada jati diri lewat pengembangan industri berbasis lokal,yakni
pertanian dan kelautan, adalah jawaban mutlak untuk menyerap tenaga kerja yangmelimpah
sekaligus menyelamatkan perekonomian
nasional.Kondisi riil membuktikan bahwa industri teknologi tinggi dikuasai negara maju,sedangk
an industri teknologi rendah (low technology intensity) dikuasai China, Vietnam, dannegeri jiran
lain yang baru berkembang. Praktis, menghadapi persaingan yang tidak seimbangitu, Indonesia
harus melakukan renaisans (renaissance) atau gerakan kembali ke industrimula-mula di negeri
ini, yakni sektor pertanian dan kelautan. Selanjutnya barulah industrilainnyaberkembang, tetapi
terkait atau berangkat dari pengembangan kedua
sektor tersebut.Pengamat ekonomi, Faisal Basri, menegaskan, dengan mencermati sejarah masa s
ilamtersebut, tentudeportasi massal ratusan ribu tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia
tidak  perlu terjadi. "Keberadaan TKI adalah ekses dari kegagalan kebijakan lompatan
industri.Tanpa memiliki basis industri intensitas rendah yang kuat, kita langsung memaksakan
diri bermain di sektor intensitas teknologi tinggi, seperti pembuatan pesawat. Alhasil,
semuanyagagal dan telanjur menciptakan angkatan kerja yang meninggalkan kehidupan agraria
dannelayan, tetapi tidak terserap dalam pasar kerja di perkotaan. Mereka ini adalah korbankebija
kan pembangunan yang kini dikenal sebagai TKI," Faisal menjelaskan Kebijakan industri juga
terus diarahkan untuk menyerap angkatan kerja secaramaksimal. Sasaran utamanya yakni
menekan penganggur hingga 5,1 persen dari totalangkatan kerja pada tahun 2009. Akan tetapi,
Faisal Basri bersikap pesimistis karenamenilai pemerintah tidak serius dalam menangani industri
pertanian dan kelautan, sepertiterlihat dalam Infrastructure Summit awal tahun ini. Pembahasan
tentang infrastruktur yang dilakukan ternyata tidak menyentuh langsung atau menunjang sektor
pertaniandankelautan. Yang menjadi perhatian adalah pembangkit listrik, jalan tol, dan pelbagai 
proyek mercusuar lain. Proyek yang diusulkan ternyata tidak kompatibel dengan
sumber  persoalan, yakni membangun sektor pertanian dan kelautan. Usulan proyek yang
ada justru mendukung proyek dan pabrik besar tanpa menyentuh jejaring infrastruktur  pertanian
serta kelautan.Hal-hal yang paling sedikit yang dapat dikembangkan untuk menciptakan
lapangankerja bagi para penggemar sesuai pendidikannya, keterampilannya, umurnya penganggu
r terbuka atau setengah penganggur, atau orang yang baru masuk ke pasar kerja, dansebagainya. 
Diharapkan ke depan kebijakan ketenagakerjaan dapat diubah (reorientasi)kembali agar dapat
berfungsi secara optimal untuk memerangi pengangguran.
H. Data Pengangguran di Indonesia

1.Angka Pengangguran Terbuka di Indonesia

Salah satu jenis pengangguran yang bisa diukur dengan data Sakernas adalah pengangguran
terbuka dan setengah pengangguran. Kali ini Penulis ingin mencoba membuatanalisa sederhana
dengan data terbaru yaitu Sakernas 2006 (Februari). Pengangguran terbukaartinya orang yang
tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkanusaha, sudah punya
pekerjaan tapi belum dimulai, dan orang yang merasa tidak
mungkinmendapat pekerjaan. Dalam analisa ini juga akan disinggung tentang gender, umur dan
wilayah (kota/desa).

2.  Angka Pengangguran Menurut Umur 

Pengangguran di Indonesia sudah mencapai 11 juta (usia 15 tahun keatas) dan 8.5 juta-nya
penduduk usia 15-29 tahun. Seperti pada Histogram 1 di atas, menunjukan angka pengangguran
terbuka (%) menurut umur (15 tahun ke atas, 15-29 tahun dan 30-49 tahun).Terlihat jelas bahwa
pengangguran terbuka banyak terjadi di usia remaja 15 sampai 29 tahun23%. Di usia tersebut
banyak sekali lulusan sekolah yang ingin mendapatkan pekerjaan, dariyang baru lulus SMP,
SMU maupun perguruan tinggi termasuk yang tidak sekolah. Sangatmasuk akal jika hal ini
terjadi. Sedangkan untuk usia 30-49 tahun, jumlah penganggurannyatidak terlalu tinggi (hanya
4%). Angka pengangguran terbuka penduduk usia lebih dari 15tahun ke atas sekitar 10.4%. Jika
kita lihat, ternyata kaum perempuan-lah yang banyak sebagai penganggur terbuka, sekitar 27.6%
(usia 15-29th) atau 13.7% (usia di atas 15 tahun).Hal-hal yang menyebabkan fenomena ini antara
lain masih adanya diskriminasi gender, jenis pekerjaan yang tersedia kebanyakan untuk laki-laki.
Hal-hal tersebut masih perlu dianalisalebih lanjut.

3.  Angka Pengangguran Menurut Perkotaan atau Pedesaan

Kita semua sudah tahu bahwa sebagian besar pekerjaan tersedia lebih banyak di perkotaan di
pedesaan, sekaligus pekerjaan di perkotaan menjajikan lebih banyak pendapatan.Inilah yang
menyebabkan pencari kerja berbondong-bondong ke perkotaan yang berakibatangka
pengangguran terbuka di kota lebih besar (13.3%) dibandingkan pedesaan (8.4%).
Histogram 2 menunjukan analisa di atas, selain itu yang menarik lagi perempuan penganggur
usia 15 tahun lebih di pedesaan hampir sama dengan penganggur laki-laki
di kota(waluapun nilainya lebih sedikit dibanding perempuan penganggur di kota). Ini yang
mungkin patut dicermati oleh pemerintah yang ingin mengurangi pengangguran.
Penciptaanlapangan pekerjaan tidak hanya dilakukan di perkotaan, pedesaan-pun butuh kegiatan-
kegiatan yang mendatangkan pendapatan. Terutama lapangan pekerjaan yangbisamemperdayaka
n perempuan yang ingin bekerja dan penghapusan deskriminasi gender di bidang pekerjaan.

Catatan: Sumber data berasal dari data mentah SAKERNAS BPS Februari 2006 dan diolah
kembali sesuaikebutuhan tulisan ini.

4. Peringkat Negara Berdasarkan Tingkat Pengangguran

Dari data sejumlah negara posisi Indonesia pada peringkat penganggurannya, makinrendah
tingkatnya maka semakin banyak tingkat dan angka pengangguran di negara tersebut,dalam hal
ini Indonesia menduduki posisi ke 133, kita kalah jauh dari Singapura,
Thailand,Malaysia, Brunei Darusalam bahkan Myanmar. Sungguh mengherankan negara dengan
sumber daya alam yang banyak dan dapat dikatakan kaya memiliki tingkat angka pengangguran
yang tinggi, sungguh sulit dipercaya. Dengan ini kita hanya dapat
berhapkan pemerintah dapat bertindak untuk menyelesaikan masalah keterpurukan perkembanga
nekonomi di Indonesia dan tentunya dengan usaha dari diri kita masing – masing

BAB III

PENUTUP

A. Kesmipulan

Pengangguran di Indonesia kondisinya saat ini sangat memprihatnkan, banyak sekaliterdapat


pengangguran di mana-mana. Penyebab pengangguran di ndonesia ialah terdapat pada masalah
sumber daya manusia itu sendiri dan tentunya keterbatasan lapangan
pekerjaan.Indonesia menempati urutan ke 133 dalam hal tingkat pengangguran di dunia, semakin
rendah peringkatnya maka semakin banyak pulah jumlah pengangguran yang terdapat
di Negara tersebut. Untuk mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah telah membuatsuatu
program untuk menampung para pengangguran. Selain mengharapkan bantuan dari pemerintah
sebaiknya kita secara pribadi juga harus berusaha memperbaikikualitas sumber daya kita agar
tidak menjadi seornag pengangguran dan menjadi beban pemerintah.

B. Solusi Masalah Pengangguran di Indonesia

Sekitar 10 juta penganggur terbuka (open unemployed) dan 31 juta setengah penggangur (undere
mployed) bukanlah persoalan kecil yang harus dihadapi oleh bangsaIndonesia dewasa ini dan ke
depan. Sepuluh juta penganggur terbuka berarti sekitar separodari penduduk
Malaysia.Penganggur itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan
gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan
pemborosan yangluar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian,
energi listrik,sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan.
Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap harinya.Hal-
hal yang paling sedikit yang dapat dikembangkan untuk menciptakan
lapangankerja bagi para penggemar sesuai pendidikannya, keterampilannya, umurnya penganggu
r terbuka atau setengah penganggur, atau orang yang baru masuk ke pasar kerja, dansebagainya. 
Diharapkan ke depan kebijakanketenagakerjaan dapat diubah (reorientasi)kembali agar dapat
berfungsi secara optimal untuk memerangi pengangguran.

BAB III

PENUTUP

A. Kesmipulan

Pengangguran di Indonesia kondisinya saat ini sangat memprihatnkan, banyak sekaliterdapat


pengangguran di mana-mana. Penyebab pengangguran di ndonesia ialah terdapat pada masalah
sumber daya manusia itu sendiri dan tentunya keterbatasan lapangan pekerjaan.Indonesia
menempati urutan ke 133 dalam hal tingkat pengangguran di dunia, semakinrendah peringkatnya
maka semakin banyak pulah jumlah pengangguran yang terdapat di Negara tersebut. Untuk
mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah telah membuatsuatu program untuk
menampung para pengangguran. Selain mengharapkan bantuan dari pemerintah sebaiknya kita
secara pribadi juga harus berusaha memperbaikikualitas sumber daya kita agar tidak menjadi
seornag pengangguran dan menjadi beban pemerintah.

B. Solusi Masalah Pengangguran di Indonesia

Sekitar 10 juta penganggur terbuka (open unemployed) dan 31 juta setengah penggangur
(underemployed) bukanlah persoalan kecil yang harus dihadapi oleh bangsaIndonesia dewasa ini
dan ke depan. Sepuluh juta penganggur terbuka berarti sekitar separodari penduduk
Malaysia.Penganggur itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak
sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yangluar
biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik,sepatu, jasa
dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa kita bayangkan
berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap harinya.Hal-hal yang paling
sedikit yang dapat dikembangkan untuk menciptakan lapangankerja bagi para penggemar sesuai
pendidikannya, keterampilannya, umurnya penganggur terbuka atau setengah penganggur, atau
orang yang baru masuk ke pasar kerja, dansebagainya. Diharapkan ke depan
kebijakanketenagakerjaan dapat diubah (reorientasi)kembali agar dapat berfungsi secara optimal
untuk memerangi pengangguran.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.co.id, 2010http://id.wikipedia.co.id,
2010http://www.suarapembaruan.comhttp://sakernas.blogspot.com/http://www.datastatistik-
indonesia.comhttp://www.dephan.go.id/http://www.scribd.com/doc/15891512/Makalah-
Masalah-Pengangguran-Ekonomi#fullscreen:off

Anda mungkin juga menyukai