Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“ MASALAH PENGANGGURAN DI INDONESIA“

Disusun oleh :

Andika Adnan Tamami


Muhamad ramdan
Dika Aldi Adrian Firmansyah
Ahmad Nurfajar
Amelia Febrianty
Syifa Misli Sintia
Hilda Khorunnisa
Restu Nurul Inayah
Mila Sari

XII MIPA 2

SMA NEGERI 1 CPONGKOR


2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Sholawat serta salam kami
sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat,
dan para pengikutnya. Terucap pula syukur kepada Allah SWT karena atas izin-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “MASALAH
PENGANGGURAN DI INDONESIA”. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari Bapak/Ibu Guru yang sangat kami harapkan. Kami juga berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

        

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 4

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 6

A. Pengertian Pengangguran ....................................................................................... 6


B. Jenis-jenis Pengangguran ....................................................................................... 9
C. Masalah Pengangguran Secara Umum ................................................................... 12
D. Penyebab Pengangguran ......................................................................................... 13
E. Akibat Buruk yang Ditimbulkan Pengangguran .................................................... 14
F. Solusi untuk Mengatasi Pengangguran ................................................................... 17

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 19

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 19
B. Saran........................................................................................................................ 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak
serta  memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, ini membuat Indonesia pantas disebut
sebagai negara yang kaya akan sumber dayanya, baik pada sumber daya alam maupun
sumber daya manusianya. Hal ini harusnya dapat memberikan keuntungan besar untuk
perekonomian di Indonesia.

Namun hal itu belum bisa terwujud karena keadaan di Indonesia sekarang tidak
seperti yang kita bayangkan. Ini Karena pemerintah Indonesia yang belum dapat
mengefesiensikan sumber daya alam dan manusianya yang melimpah. Faktanya sekarang,
banyak warga Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan atau dengan kata lain menjadi
pengangguran di negaranya sendiri.

Pengangguran ada karena jumlah populasi yang setiap saat bertambah dengan pesat
tanpa ada keseimbangan antara lahan untuk mencari kerja dengan jumlah penduduk yang
semakin bertambah itu. Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15
sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya 1. Orang yang
tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma,
mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum
membutuhkan pekerjaan.

Dalam makalah ini, saya akan mengulas sebagian kecil masalah pengangguran di
Indonesia dan memberikan sedikit bantuan solusi yang saya harap akan membantu dalam
menanggulangi masalah perekonomian pengangguran di indonesia.

Keterbatasan lapangan pekerjaan di indonesia khuusnya di kota-kota besar sangatlah


tinggi dari tahun ketahun, sehingga berpotensi untuk tidak dapat tertampungnya lulusan
program pendidikan di lapangan kerja setiap tahun selalu meningkat tidak pernah mengalami
penurunan. Lapangan pekerjaan merupakan indikator penting tingkat kesejahteraan
masyarakat dan

sekaligus menjadi indikator keberhasilan penyelenggaraan “pendidikan” dalam


mengurangi angka kemiskinan yang ada. Sementara dampak sosial dari jenis pengangguran
ini relatif lebih besar dan banyak efek negatif dari hal ini salah satunya tingkat kriminalitas
tiap daerah juga ikut bertambah karena dorongan ekonomi. Mengingat kompleksnya masalah
ini, maka upaya pemecahannya pun tidak sebatas pada kebijakan sektor pendidikan saja,
namun merembet pada masalah lain secara multi dimensional. Di samping itu tentu saja akan
menciptakan angka produktivitas sosial yang rendah, yang akan menurunkan tingkat
pendapatan masyarakat nantinya. Pengangguran merupakan masalah serius yang dihadapi
dalam pembangunan sumber daya manusia yang tengah dilakukan saat ini.
1

4
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi pengangguran itu ?
2. Apa saja penyebab timbulnya pengangguran ?
3. Apakah ada dampak yang timbul dari pengangguran tersebut ?
4. Bagaimana solusi untuk mengatasi pengangguran ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pengangguran.
2. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan timbulnya pengangguran.
3. Untuk mengetahui jenis, dampak, dan solusi untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB II
PEMBAHASAN
5
A. Pengertian Pengangguran

Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi


pengangguran. Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di
mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan
secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan
pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan (BPS, 2001: 8).

Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam
perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
Selanjutnya International Labor Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran
yaitu:

 Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia


kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan,
serta sedang mencari pekerjaan.
 Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh
karyawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara
terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain
atau masih bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001: 4)2.

Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) menyatakan bahwa:

 Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per
minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan
lain.
 Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per
minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain
(BPS, 2000: 14).

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang
yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas
dan pendapatan baik itu masyarakat maupun pemerintah atau negara akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah sosial, dan masalah
ekonomi lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah


pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan

6
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per
kapita suatu negara.

Di Negara berkembang seperti Indonesia ini, masalah pengangguran yang makin


meningkat dalam pembangunan ekonomi merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih
serius daripada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan
penduduk yang berpendapatan terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam
beberapa tahun ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak dapat
mengadakan kesempatan kerja yang lebih banyak dan cepat daripada pertambahan penduduk.
Oleh karenanya itu masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke tahun semakin
bertambah banyak.

Untuk mengetahui tingkat pengangguran yang wujud pada suatu waktu tertentu
perlulah terlbih dahulu diketahui jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja yang ada dalam
perekonomian. Jumlah tenaga kerja tidak boleh disamakan dengan jumlah penduduk.
Sebagian daripada penduduk tidak dapat digolongkan sebagai tenaga kerja karena mereka
masih terlalu muda atau sudah terlalu tua untuk dapat bekerja dengan efektif. Golongan
penduduk ini tidak termasuk dalam angkatan kerja. Di banyak negara penduduk yang
digolongkan sebagai angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15-59 tahun dan di
beberapa negara ia meliputi penduduk yang berumur di antara 15-64 tahun 3. Tetapi tidak
semua penduduk yang berada dalam lingkungan umur diatas dapat dipandang sebagai tenaga
kerja. Apabila mereka tidak bekerja dan tidak mecoba untuk mencari pekerjaan maka,
walaupun umur mereka adalah dalam lingkungan umur di atas, mereka tidak termasuk dalam
golongan angkatan kerja.

Tingkat pengangguran daopat dihitung dengan rumus4:

Tingkat Pengangguran = Jumlah Yang Menganggur

Jumlah Angkatan Kerja X 100

Tetapi memang besar kecilnya angka pengangguran sangat tergantung dari definisi
atau pengklasifikasian pengangguran. Setidak-tidaknya ada dua dasar utama klasifikasi

7
pengangguran, yaitu pendekatan angkatan kerja (labour force approach) dan pendekatan
pemanfaatan tenaga kerja (labour utilization approach5).

1) Pendekatan Amgkatan Kerja (Labour Force Approach)

Pendekatan ini mendefinisikan penganggur sebagai angkatan kerja yang tidak


bekerja.

2) Pendekatan Pemanfaatan Tenaga Kerja (Labour Utilization Approach)

Dalam pendekatan ini, angkatan kerja dibedakan menjadi tiga kelompok,


yakni:

a) Menganggur (Unemployed), yaitu mereka yang sama sekali tidak bekerja atau
sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini sering disebut juga pengangguran
terbuka (open unemployment).

b) Setengah Menganggur (Underemployed), yaitu mereka yang bekerja, tetapi belum


dimanfaatkan secara penuh. Aartinya jam kerja mereka dalam seminggu kurang
dari 35 jam.

c) Bekerja Penuh (Employed), yaitu orang-orang yang bekerja penuh atau jam
kerjanya mencapai 35 jam per minggu.

B. Jenis-Jenis Pengangguran

8
Dalam studi ekonomi ekonomi makro yang lebih lanjut, pembahasan masalah
pengangguran akan dilakukan lebih spesifik dan cermat. Misalnya, akan dibahas apakah
pengangguranyang terjadi merupakan pengangguran sukarela (voluntary unemployment) atau
pengangguran dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran sukarela adalah
pengangguran yang bersifat sementara, karena seseorang ingin mencari pekerjaan yang lebih
baik atau lebih cocok. Pengangguran dukalara adalah pengangguran yang terpaksa diterima
oleh seseorang, walaupun sebenarnya dia masih ingin bekerja.

Keynes membagi secara jelas tentang pengangguran sukarela dan pengangguran


karena terpaksa. Sehingga tidak ada kesalahan untuk menetapkan tingkat pengangguran.
Pengangguran sukarela adalah bila orang tidak mau bekerja (menerima pekerjaan) pada
tingkat upah yang berlaku (ditawarkan). Pengangguran terpakasa adalah suatu keadaan pada
tingkat upah yang berlaku ada orang yang bersedia melakukan pekerjaan tetapi tidak tersedia
lowongan pekerjaan.

Di dalam teori, perekonomian dipandang sebagai mencapai tingkat penggunaan


tenaga penuh apabila tenaga kerja yang tersedia seluruhnya digunakan. Di dalam menentukan
apakah perekonomian telah mencapai tingkat penggunaan penggunaan tenaga penuh atau
belum, yang menjadi ukuran bukanlah penggunaan tenaga kerja sebesar 100 persen, tetapi
penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit dari itu.

Pengangguran yang terjadi dalam perekonomian dapat digolongkan berdasarkan


penyebab terjadinya, yaitu:

1) Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)

Pengangguran ini bisa dikelompokkan dalam pengangguran sukarela, karena


pengangguran ini timbul hanya karena perpindahan seseorang dari pekerjaaan yang
satu ke pekerjaan yang lainnya karena ingin mendapatkan penghasilan yang lebih
tinggi (pekerjaan yang lebh baik). Pengangguran jenis ini bersifat sementara dan
terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dengan lowongan kerja.

2) Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)

Dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar.


Pengangguran ini terjadi bila terdapat ketidakseesuaian antara penawaran tenaga kerja
dengan permintaan atas pekerjaan yang tersedia. Ketidaksesuaian ini bisa terjadi
karena permintaan atas jenis tenaga kerja tertentu meningkat dan jenis tenaga kerja
lainnya menurun. Pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang dibuthkan
untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Ini juga dapat terjadi akibat adanya
perubahan struktur perekonomian. Dengan berkembang dan makin majunya suatu
perekonomian, maka input (tenaga kerja) yang dibutuhkan mengalami pergeseran.
Karena kebutuhan tenaga kerja akan mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan yang tersedia (juga mengalami perubahan). Bilamana tenaga kerja

9
terlambat untuk mengikuti perubahan permintaan tenaga kerja tadi, maka akan timbul
pengangguran yang disebabkan perubahan struktur perekonomian sebuah negara.

3) Pengangguran Siklis / Siklikal atau Konjungtural (Cyclical Unemployment)

Pengangguran Siklis / Siklikal (Cyclical Unemployment) atau pengangguran


konjungtur adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam
tingkat kegiatan perekonomian.
Jenis pengangguran ini terjadi apabila permintaan secara keseluruhan akan tenaga
kerja sangat rendah, apabila terjadi kemerosotan jumlah pengeluaran masyarakat
untuk jenis produksi tertentu dan akan menyebabkan terjadinya pengurangan produksi
sehingga ini menyebabkan pengurangan tenaga kerja dalam bidang industri tersebut.
Pengangguran tenaga kerja ini yang menyebabkan timbulnya pengangguran.

4) Pengangguran Teknologi

Pengangguran ini merupakan pengangguran yang terjadi karena adanya penggunaan


alat-alat tenologi yang semakin modern. Seperti contohnya adalah sebelum adanya
alat penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah
ada mesin penggiling padi, ia menjadi pengangguran karena tenaga nya sudah tidak
dibutuhkan lagi karena sudah digantikan oleh mesin yang kerjanya lebih cepat.

5) Pengangguran Musiman

Bentuk pengangguran ini merupakan pengangguran yang sering sekali wujud dalam
sektor pertanian di negara-negara berkembang. Pengangguran ini berkaitan erat
dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek. Pengangguran musiman adalah
pengangguran yang terjadi pada masa-masa tertentu dalam suatu tahun. Biasanya
pengangguran seperti itu berlaku pada masa-masa dimana kegiatan bercocok tanam
sedang menurun kesibukannya. Waktu di antara menuai dan bercocok tanam
berikutnya, dan waktu sudah menanam bibit dan masa mengutip hasilnya adalah
masa-masa yang kurang sibuk dalam kegiatan pertanian. Di dalam waktu tersebut
banyak di antara para petani yang tidak melakukan pekerjaan sama sekali, berarti
mereka sedang dalam keadaan menganggur. Tetapi pengangguran itu adalah untuk
sementara sajam dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu.

Jenis-jenis pengangguran yang baru dijelaskan di atas adalah pengangguran mutlak.


Yaitu penganggur-penganggur tersebut tidak melakukan sesuatu kerja untuk mencari nafkah
apapun pada waktu mereka tergolong sebagai penganggur atau dalam keadaan menganggur.
Bahwa penganggur-penganggur itu dalam keadaan menganggur dapat dengan nyaa dilihat.
Pengangguran seperti itu dinamakan pengangguran terbuka.
Di dalam suatu perekonomian dapat berlaku keadaan di mana segolongan pekerja
melakukan pekerjaan-pekerjaan untuk memperoleh pendapatan, tetapi pekerjaan –pekerjaan

10
itu (i) tidak akan menambah tingkat produksi yang akan dicapai, atau (ii) lakukan di dalam
masa yang singkat sehingga jam kerja mereka adalah jauh lebih sedikit daripada jam kerja
yang semestinya dilakukan dalam suatu jangka waktu tertentu.
Apabila dalam sesuatu kegiatan ekonomi jumlah tenaga kerja sangat berlebihab
sehingga berada dalam suatu keadaan di mana walaupun sebagian tenaga kerjanya
dipindahkan ke sktor lain tetapi produksi dalam kegian=tan itu tidak berkurang, maka dalam
kegiatan itu tidak berkurang, maka dalam kegiatan itu telah berlaku suatu jenis pengangguran
yang dinamakan pengangguran tersembunyi atau pengangguran tak kentara.

C. Masalah Pengangguran Secara Umum

11
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang
cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang
besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan
setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan pemborosan sumber daya dan
potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat
mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan
dalam jangka panjang. 

Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai keterampilan dan keahlian
kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan
dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup,
kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.

  Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada


sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan
kesempatan kerja.

D. Penyebab Pengangguran

12
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding
dengan jumlah lapangan pekerjaan yang dapat menampung banyaknya jumlah angkatan kerja
yang tersedia. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Pengangguran dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :

 Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja


 Pendidikan dan keterampilan yang rendah
 Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh musim
 Kurangnya lapangan pekerjaan

Setiap tahunnya, Indonesia memiliki jumlah lulusan sekolah atau kuliah yang begitu
tinggi. Jumlah yang sangat besar ini tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan yang ada,
baik yang di sediakan oleh pemerintah maupun swasta.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah


pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-
negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana
pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang

E. Akibat-akibat Buruk yang Ditimbulkan oleh Pengangguran

13
Sedapat mungkin setiap perekonomian harus berusaha untuk menghindari atau
mengurangi masalah pengangguran yang dihadapinya. Usaha seperti itu harus dilakukan
karena masalah itu menimbulan beberapa akibat buruk kepada masyarakat.

Telah ditunjukkan bahwa apabila ada pengangguran maka tingkat pendapatan


nasional yang sebenarnya adalah lebih rendah daripada tingkat pendapatan nasional potensial.
Keadaan ini berarti tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya. Makin tinggi
pengangguran, makin besar perbedaan di antara tingkat pendapatan nasional sebenarnya
dengan tingkat pendapatan nasional potensial, dan dengan demikian makin besar pula
perbedaan di antara tingkat kemakmuran yang dinikmati masyarakat dan tingkat kemakmuran
yang mungkin dinikmati mereka. Akibat buruk dari pengangguran yang baru dijelaskan ini
dinamakan sebagai ongkos ekonomi dari pengangguran6. Berapapun besarnya biaya ekonomi
yang terbuang secara sia-sia sebagai akibat terjadinya pengangguran yang tinggi, jumlah ini
mencakup seluruh penderitaan batin, sosial, juga psikologis yang timbul sebagai akibat
pengangguran yang berkepanjangan. Karena pengangguran ini menyebabkan rusaknya
kesehatan fisik, mental, dan ini akan menimbulkan kerawanan sosial yang akan dapat
mengganggu proses produksi secara keseluruhan, kalau pengangguran yang tinggi ini
berkepanjangan.

1. Terganggunya Stabilitas Perekonomian

Pengangguran struktural dan atau kronis akan mengganggu stabilitas


perekonomian dilihat dari sisi permintaan dan penawaran agregat.

 Melemahnya Permintaan Agregat

Untuk dapat bertahan hidup, manusia harus bekerja. Sebab dengan bekerja
dia akan memperoleh pengahsilan, yang digunakan untuk belanja barang dan jasa.
Jika tingkat pengangguran tinggi dan bersifat struktural, maka daya beli akan
menurun, yang pada gilirannya menimbulkan menurunnya permintaan agregat.

 Melemahnya Penawaran Agregat

Tingginya tingkat pengangguran akan menurunkan penawaran agregat,


bila dilihat dari penawaaran tenaga kerja sebagai faktor produksi utama. Makin
sedikit tenaga kerja yang digunakan, makin kecil penawaran agregat.

Dampak pengangguran terhadap penawaran agregat makin terasa


dalamjangka panjang. Makin lama seseorang menganggur, keterampilan,
produktivitas meupun etika kerjanya akan mengalami penurunan.

Mungkin argumen di atas dapat dibantah dengan mengatakan bahwa


dalam perekonomian modern, tenaga kerja dapat digantikan dengan barang
modal. Bahkan penggunaan barang modal yang makin intensif akan
meningkatkan efisiensi, diukur dari biaya produksi per unit yang makin rendah.
Dengan harga jual yang makin rendah, tentu permintaan akan meningkat.
6

14
Melemahnya permintaan dan penawaran agregat jelas akan
mengancam stabilitas perekonomian. Hal ini telah berkali-kali terbukti dalam
sejarah peekonomian dunia. Misalnya Depresi Besar (1929-1933), oleh para
ekonom disebabkan oleh melemahnya permintaan agregat. Krisis Ekonomi Asia
Timur (1988), termasuk yang dialami Indonesia, menurut Bank Dunia (World
Bank, 1999) maupun IMF (1998), dapat dijelaskan dalam konteks interaksi
melemahna permintaan dan penawaran agregat.

2. Terganggunya Stabilitas Sosial Politik

Saat ini pengangguran bukan hanya masalah ekonomi, melainkan juga


masalah sosial politik. Sebab dampak sosial dari pengangguran sudah jauh lebih besar
dari masa-masa sebelumnya. Pengangguran yang tinggi akan meningkatkan
kriminalitas, baik berupa kejahatan pencurian, perampokan, penyalahgunaan obat-
obatan terlarang maupun kegiatan-kegiata ekonomi ilegal lainnya. Biaya ekonomi
yang dikeluarkan untuk mengatasi masalah-masalah sosial ini sangat besar dan susah
diukur tingkat efisiensi dan efektivitasnya.

Pengangguran sangat berdampak pada  kehidupan  perekonomian dan ke
hidupan sosial masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang menurun, dan bahkan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang menurun  adalah  salah satu dampak pengangguran.
Berikut beberapa dampak pengangguran terhadap perekonomian dan kehidupan sosial
berikut ini :

 Dampak pengangguran terhadap kegiatan ekonomi masyarakat


Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat dalam
kaitannya dengan kegiatan ekonomi adalah tingkat pendapatan. Pendapatan
masyarakat atau negara akan mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dapat diwujudkan (full employment).
Adanya pengangguran akan mengurangi pendapatan masyarakat sehingga
berakibat tingkat kemakmuran Negara juga berkurang. Pengangguran juga dapat
menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial, masalah konsumsi, kesehatan,
serta prospek pembangunan di masa yang akan datang.
Adapun dampak penganggguran terhadap kegiatan ekonomi antara lain sebagai
berikut.
 Kemiskinan adalah akibat utama dari masalah pengangguran. Walau
awalnya memiliki banyak uang, orang yang menganggur dalam waktu lama
tentu akan menjadi miskin secara perlahan.
 Kegiatan produksi terhambat, karena menurunnya output yang dihasilkan
dan kualitas dari output tersebut, sehingga dapat menurunkan pendapatan
nasional dan pendapatan per kapita.
 Kegiatan distribusi kurang lancar, karena apabila output yang dihasilkan
oleh suatu perusahaan kualitasnya rendah, maka barang tersebut tidak laku

15
di pasaran, baik pasaran dalam negeri maupun luar negeri, sehingga
pertumbuhan ekonomi menjadi rendah.
 Kegiatan konsumsi berkurang, karena barang yang diperlukan oleh
konsumen tidak terpenuhi oleh produsen. Apalagi bila produsen tidak
mampu untuk memproduksi suatu barang, maka akan terjadi kelaparan.
 Dari segi sosial :
 Akan timbul masalah lain seperti tindak kriminal yang semakin banyak,
meningkatkan jumlah pengemis atau gelandangan.
 Timbulnya perasaan kurang percaya diri
 Secara individu, orang yang menganggur tentu akan stres dan depresi. Tak
hanya karena tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup, ia bisa saja akan
dikucilkan masyarakat. Sebagai contoh, seorang lelaki muda yang
pengangguran membunuh adiknya yang masih berusia 11 tahun karena
diejek menganggur oleh sang adik. Itulah salah satu contoh bahaya stres
seorang penganggur.
 Dari segi pembangunan ekonomi nasional
 Masyarakat tidak mampu memaksimalkan kemakmuran
 Pendapatan pejak pemerintah berkurang
 Tidak dapat menggalakan pertumbuhan ekonomi

F. Solusi Untuk Mengatasi Pengangguran

16
Untuk menghindari akibat buruk pengangguran diatas, diperlukan beberapa cara
untuk mengatasi masalah tersebut, diantaranya :

1. Cara mengatasi pengangguran secara umum :


 Pendidikan gratis bagi yang kurang mampu. Salah satu penyebab pengangguran
adalah rendahnya tingkat pendidikan seseorang, sehingga ia tidak memiliki
pengetahuan yang cukup dan susah untuk mendapatkan pekerjaan.
 Pemerintah sebaiknya menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak sehingga
dapat membantu untuk mengurangi tingkat pengangguran.
 Tak hanya pemerintah, masyarakat pun diimbau untuk dapat menciptakan lapangan
pekerjaan bagi orang lain.
 Mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan, misalnya kursus menjahit,
pelatihan membuat kerajinan tangan, atau BLK (Balai Latihan Kerja) yang didirikan
di banyak daerah. Hal ini juga termasuk cara mengatasi pengangguran, sehingga
orang yang tidak berpendidikan tinggi pun bisa bekerja dengan modal keterampilan
yang sudah mereka miliki.
 Pemerintah diharapkan mendirikan suatu lembaga bantuan kredit atau langsung
bekerja sama dengan bank-bank tertentu untuk memberikan kredit pada masyarakat
yang kurang mampu. Kredit tersebut diharapkan dapat membantu mereka untuk
mendirikan suatu usaha, misalnya UKM atau sejenisnya.
 Sebagai antisipasi, pelajar perlu diberi pendidikan non-formal. Pendidikan non-
formal bisa berupa keterampilan khusus, kemampuan berkomunikasi atau
peningkatan EQ, serta diarahkan untuk menjadi lulusan sekolah yang mempu
menciptakan suatu lapangan pekerjaan. Bukan semata-mata sebagai lulusan sekolah
yang hanya bisa melamar pekerjaan.

2. Cara mengatasi pengangguran menurut jenis-jenis pengangguran :

 Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Pengangguran struktural terjadi karena perubahan struktur ekonomi,


misalnya dari agraris ke industri. Untuk mengatasi pengangguran struktural
bisa dilakukan cara-cara berikut :
 Memindahkan para pengangguran ketempat yang lebih
membutuhkan.
 Membuka  pendidikan  dan  pelatihan  bagi  para  pengangguran agar
dapat mengisi lowongan pekerjaan yang sedang membutuhkan.
 Mendirikan industry dan proyek padat karya untuk menampung para
penganggur.
 Meningkatkan  mobilitas  (perputaran)  modal dan tenaga kerja agar
mampu menyerap para penganggur.
 Menyadarkan   masyarakat   akan   pentingnya   menguasai  teknologi
modern dalam rangka menyesuaikan struktur perekonomian.

 Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural (Siklikal)

17
Pengangguran konjungtural terjadi  karena naik turunnya kegiatan
perekonomian yang suatu saat  mengakibatkan    turunnya  daya  beli   
masyarakat  yang   di  ikuti  oleh turunnya permintaan terhadap barang
dan  jasa . Untuk  mengatasi pengangguran konjungtural, bisa dilakukan
cara-cara berikut;
 Meningkatkan daya beli masyarakat dengan membuka berbagai
proyek-proyek pemerintah.
 Mengarahkan  masyarakat  agar menggunakan pendapatannya untuk
membeli barang dan jasa sehingga permintaan terhadap barang dan
jasa meningkat.
 Menciptakan  teknik - teknik  pemasaran  dan  promosi yang menarik
agar masyarakat tertarik membeli barang dan jasa.
.    
 Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

Pengangguran  friksional  terjadi karena adanya pekerja yang ingin pndah


mencari pekerjaan yang  lebih  baik  dan  cocok di perusahaan lain. Untuk
mengatasi pengangguran ini bisa dilakukan cara menyediakan
sarana  informasi  lowongan kerja yang cepat, mudah dan murah kepada
pencari kerja. Misalnya, dengan menempelkan iklan-iklan lowongan kerja di
tempat-tempat umum.

 Cara Mengatasi Pengangguran Musiman


Pengangguran musiman  terjadi karena perubahan musim atau karena
perubahan permintaan tenaga  kerja  secara berkala. Cara yang dilakukan
untuk mengatasi pengannguran musiman, antara lain;
 Memberikan latihan keterampilan yang lain seperti menjahit,
mengelas, menyablon, dan membordir. Dengan demikian, mereka
dapat bekerja sambil menunggu datangnya musim tertentu.
  Segera memberi informasi bila ada lowongan kerja di sektor lain.

BAB III

18
PENUTUP

A. Kesimpulan

Angka pengangguran di Indonesia yang sangat tinggi mencapai berjuta-juta


merupakan masalah yang sangat penting bagi perekonomian di Indonesia. Dampak
pengangguran juga sangat berperan bagi masyarakat dari segi ekonomi, sosial serta bidang
pembangunan ekonomi. Maka dari itulah strategi komunikasi pembangunan, kebijakan-
kebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis mutlak dilakukan agar angka
pengangguran dapat ditekan maupun dikurangi. Dengan kebijakan yang langsung menyentuh
permasalahan pengangguran, maka penyebab dari berbagai patologi sosial yang dialami
masyarakat saat ini dapat dikurangi. Berbagai masalah sosial perkotaan yang meresahkan
masyarakat saat ini berakar dari kesulitan hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh
ketiadaan.

Dari pembahasan diatas maka kami dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin


mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
2. Pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat
kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah
pokok makro ekonomi yang paling utama.
3. Pengangguran di sebabkan oleh besarnya angkatan kerja tidak seimbang
dengan kesempatan kerja, struktur lapangan kerja tidak seimbang, kebutuhan
jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak
seimbang, meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita salam
seluruh struktur angkatan kerja Indonesia, penyediaan dan pemanfaatan tenaga
kerja antar daerah tidak seimbang.  

B. Saran
Untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka harus ada peran pemerintah.
Pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya lapangan pekerjaan,
serta menjalankan kebijakan yang konsisten tersebut dengan sungguh-sungguh sampai
terlihat hasil yang maksimal. Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan
kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya masing-masing untuk mengembangkan kompetensi kerja guna
meningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan. Selain dari pemerintah,
masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya pengurangan jumlah pengangguran
yang terjadi di Indonesia.

19
20

Anda mungkin juga menyukai