Anda di halaman 1dari 6

White n' Gray

Cast of Story:
 Maria
 Roro
 Handina
 Rifky
 Ridho
 Fatia
 Dini
 Kevin
 Pak Guru
 Kepala Sekolah
 2 Pria
 3 Warga

honesty,friendship and love

Suatu hari, di sebuah sekolah yang bernama SMAN 1 Cipongkor. Ada seorang anak
perempuan sedang duduk dan membaca buku di kelas . Tiba – tiba ada 2 orang anak
perempuan  datang menghampirinya.

Roro : “Pagi anak cupu, lagi ngapain lo?” (mengejek)


Fatia : “(Diam)”
Handina : “Eh! Kalo ditanya jawab dong! Punya mulut gak sih!”
Roro : “Hahahaha… anak kaya gini mah, mana bisa ngomong sih. Hahaha.”

          Tiba – tiba munculah 2 orang anak laki-laki beraura hitam dengan gaya yang sok
cool. Tapi, cukup keren. Hehe .

Roro : “Hai kece, tumben dateng pagi.”


Rifky : “Apa sih lo, suka – suka gue kali!”
Handina dan Roro : “What? Tumben lo kayak gini. Lagi dapet ya!”
Ridho : “Hehe.. biasalah, badmood pagi. Gak usah dipikirin oke,.. yu masuk.”
(ngerangkul )
Handina : “Yaudahlahya, Ngomong – ngomong buruk rupa yang satu lagi kemana
yak? Belum dateng?”
Roro : “Nyebur empang kali. Stt.. eh tuh dia dateng. Siapin – siapin. Eh
kurniawan mana yang kemarin?” 
Rifky : “ Nih, ayo. Kita kerjain dia.”

          Anak yang dimaksud pun sampai di depan pintu dan tiba – tiba.., (BRUUKK..)

Kevin : “Aduuuh.. sakitt!”  ( meringis )


Handina, Roro, Rifky : “hahahahah.. ! aduh sakit ya! Kasian !”
Rifky : “Kalo gue jadi lo sih, mending gue pulang !”

1
          Di lain lokasi, di depan gerbang SMA 1 Cipongkor . Ada 2 orang anak
perempuan yang sedang asik memperhatikan keadaan sekolah itu dengan terkagum-
kagum.

Maria : “Waah! Ini sekolah aku ya kak. Bagus ya kak .”


Dini : “Iya, ini sekolah kamu yang baru, semoga kamu betah ya ssekolah di
jakarta.”
Maria : “Iya kak, makasih ya,”
Dini : ”Iya, yaudah sana masuk. Jangan lupa, nemuin kepala sekolah dulu ya.”
Maria : “Oke , dadah, “ (melambaikan tangan)

          Akhirnya anak tersebut masuk ke dalam sekolah dan ke ruang kepala sekolah
untuk bertemu dengan Kepala Sekolah. 

Maria : “Selamat pagi pak.” (mengetuk pintu)


Kepala Sekolah : “Ya, selamat pagi. Jadi kamu yang namanya Maria, silahkan
duduk.”
Maria : “Terima kasih pak,”
Kepala sekolah : “Jadi, ceritakan tentang kamu.”
Maria : “Nama saya, Maria Patricia Hylena, dulu saya bersekolah di SMA
swasta .Saya pindah ke Cipongkor bersama kakak saya .”
Kepala  Sekoah : “oh begitu. Yasudah sebentar lagi bel masuk berbunyi ,biar Ibu
Guru yang menghantarkanmu masuk ke dalam kelas.”
Ibu Guru : ”ayo maria kita ke kelas .”
Maria : “Iya teima kasih Bu.” ( berjalan mengikuti Ibu Guru )

Tengg…teng….teng…teng Bel masuk pun berbunyi

( Di kelas )

Ridho : “Ehh…ehh Bu Guru dah dateng tuh !”


Ibu Guru : “Pagi anak-anak, Pagi ini kita kedatangan murid baru, ayo  nak masuk
dan perkenalkan diri kamu.”
Maria : “Hay teman-teman perkenalkan saya maria , saya berasal dari jawa
Tengah “
Ibu Guru : “Nah ini teman kalian , sapa yang mau kenalan ?”
Rifky : “ Yahh anak jawa, dapet anak kampung lagi dah !”
( Anak sekelas ) : “hahahahahahaha !!”
Ibu Guru : “Sudah anak-anak sudah, maria silakan duduk .”
Maria : “Ya Pak.”
Fatia : “maria , kamu duduk di sini aja samping aku.”
Maria : “Ya makasih ya, nama aku Maria nama kamu siapa ?”
Fatia   : “nama aku fatia oh ya kenalin juga nih teman aku.”
Kevin : “hay nama aku Kevin,salam kenal.”
Ibu Guru : “Baik anak – anak mari kita mulai pelajaran hari ini , keluarkan buku
kalian.”

Anak – anak pun belajar sampai istirahat.

Teng..teng..teng… Bel pun berbunyi,


2
Fatia : “Maria, kamu gak ke kantin?”
Maria : “Gak aku bawa bekal kok. Aku mau cuci tangan dulu ya.”
          
Saat sedang berjalan menuju wastafel, Maria bertabrakan dengan Handina dan Roro.

Roro : “Aduh, lo kalo jalan pake mata dong!” (memegang bahu)


Maria : “Loh bukannya kalo jalan itu pake kaki?” (bingung)
Roro : “Ish, dasar lo anak kampung”
Maria : “Loh bukannya kalo jalan itu emang pake kaki ya? Mana bisa jalan pake
mata?”
Roro : “Yaudalaya susah ngomong sama anak kampung kayak lo”
Handina : “Sono deh pergi jauh-jauh”
Roro : “Eh eh Han, lo nyium bau-bau gitu gak?”
Handina : “Iya nih. Kayak bau kambing.”
Roro&Handina: “Baunya KAMSEUPAY IYUUUUUUH. Hahahaha” (pergi ninggalin
Maria)
Maria : (Jalan kekelas masih dengan terdiam)

          Didalam kelas Maria duduk dengan wajah murung

Fatia : “Mar, kamu kenapa? Kok murung gitu?


Maria : “Tadi di wastafel aku ketemu Roro sama Handina. Kok kayaknya mereka
gak suka sama aku ya?”
Fatia : “Udah lah gausah dipikirin. Mereka emang  kayak gitu orangnya.”
Maria : “Iya deh.”

          Tanpa mereka sadari, ada yang memperhaikan mereka sedari tadi dari luar kelas.
Bel masuk pun berbunyi, mereka lalu belajar sampai bel pulang berbunyi.
Keesokan harinya, penampilan Maria berubah menjadi lebih cantik dari
sebelumnya. Sehingga ia memiliki cukup kepercayaan diri untuk melawan Roro dan
Handina.

Roro : “Pagi semua.” (menyapa semua orang yang ada dikelas)


Handina : “Pagi kece, pagi cupu, pagi buruk rupa, pagi KAMSEUPAY”
Roro&Handina: “Iyuuuuuuh . Hahaha.” (mengejek)

          Tiba-tiba dari belakang…

Maria : “Hah? Apa? Kamseupay? Gak sadar diri ya lo. Liat sekarang siapa yang
lebih kamseupay? “
Roro : “Hah? Ngomong apa lo barusan? Gue lebih kamseupay dari lo? Lo gak
tau, walaupun dandanan lo udah berubah, yang namanya kamseupay tetep aja
KAMSEUPAY.”
Handina : “Ternyata si anak kampung udah berani nih ngelawan kita. Gak tau siapa
kita, dia?”
Maria : “Emang kalian siapa? Anak Presiden? Bukan siapa-siapa kan? Lo pada
gak pantes nge bully gue dan temen-temen gue.” (nyolot)

3
Roro : “Lancang banget mulut lo. Anak kampung tuh harusnya ngehargain dan
sopan sama anak kota kayak kita.” (mulai naik darah). “Kayaknya emang lo harus
dikasih pelajaran.” (hendak menampar maria)

          Rifky yang sedari tadi melihat kejadian itu dari tempat duduknya langsung
menahan tangan Roro yang hendak menampar Maria.

Rifky : “Udah lo bertiga  apa-apaan sih? Pagi-pagi udah bikin onar aja. Lo ikut
gue sekarang.” (narik tangan maria)
Roro : “Eh lo apaan sih? Gue kan belom selesai sama tuh bocah kamseupay. Ish
ngapain sih Rifky itu?”

          Rifky dan Maria pun tetap berjalan meninggalkan  Roro dan Handina.

Handina : “Ih ngeselin banget sih Rifky.”


Roro : “Tau tuh. Eh kita ikutin aja mereka.”

          Sementara itu di luar kelas Rifky dan Maria sedang berbicara.

Maria : “Ih apaan sih main tarik-tarik tangan orang aja. Sakit tau.” (berhenti
berjalan,  menarik dan memegangi pergelangan tangan nya)
Rifky : (berhenti dan menoleh kearah Maria) “Gue pengen ngomong sama lo.”
Maria : “Lo kalo mau ngomong disini aja. Emang lo mau ngomong apaan sih?”
Rifky : “Hmmm… Sebenernya gue suka sama lo. Dari pertama gue ngeliat lo. Lo
mau gak jadi pacar gue?”
Maria : “Hah? Serius?” (salting)
Rifky : “(mengangguk)”
Maria : “Tapi sory, gue gak bisa.”
Rifky : “hah? Kenapa?”
Maria : “Maaf ya, gue gak bisa. Gue dateng kesini buat fokus belajar, bukan buat
pacaran.”(tersenyum)
Rifky : “Tapi kita bisa jadi teman kan?”
Maria : “Iya dong.” (menjulurkan jari kelingking)
Rifky :(menjulurkan jari kelingking)

          Sementara itu dari pintu kelas, Roro dan Handina menguping pembicaraan Rifky
dan Maria, Roro yang kaget akan hal itu langsung berlari dan menangis di toilet.

Roro : “Kenapa harus dia? Kenapa gue kalah! Gak boleh! Ini gak boleh terjadi!
Gue benci maria ! Dasar anak kampung gak tau diri! Gue harus bikin perhitungan sama
dia.”

Bel masuk kelas pun berbunyi.

Murid – murid belajar dengan seharusnya. Namun, ada 2 orang anak sedang
mendiskusikan sesuatu rencana yang akan mereka lakukan sepulang sekolah…

Dan akhirnya tibalah saat yang di tunggu – tunggu....

Bel pulang sekolah


4
Maria : “Daah teman – teman, aku pulang dulu ya.”
Handina : “Eh, lo ikut gue sekarang!” (menarik secara paksa)
Maria : “Tunggu, mau kemana? Ngapain?”

          Maria ternyata dibawa handina ke ruang LAB IPA yang sudah tidak terpakai lagi.
Disana maria bertemu dengan roro yang sudah menunggu duluan.

Maria : “Lepasin! Mau apa sih? Roro? Lagi ngapain kamu disini?” (kaget)
Roro : “Huh! Dasar, anak kampung sok kecakepan! Gak punya harga diri! Gue
tau, lo di tembak sama Rifky kan! “
Maria : “Hah? Enggak kok,”
Handina : “Halah, gak usah bohong deh. Kita udah tau semuanya. Ternyata lo
emang centil.”
Roro : “Eh, gue peringatin ya sama lo! Rifky itu sahabat gue. Dia gak pantes
sama lo! Jadi gue saranin lo gak usah kegatelan deh!”
Handina : “Makanya, kalo gatel itu di garuk! Dan mending kita saranin lo keluar
dari sekolah ini atau kita yang akan ngeluarin lo secara paksa!”
Maria : “Kalian gak usah takut, gue gak akan nerima Rifky kok. Yang gue pengen
kita tuh temenan , gak kaya gini. Gue pengen kita jadi temen yang baik.”
Roro : “Kebanyakan ngomong lo! Pokoknya camkan ucapan gue!” (mendorong
maria)
Maria : (menghela napas)

          Roro dan handina pergi meninggalkan maria sendirian. Mereka pun berniat untuk
pulang dengan menumpang bis sekolah. Mereka berjalan menuju halte bis yang berada
tidak jauh dari sekolah.

Handina : “Ro, yakin apa yang kita lakuin tadi bisa bikin dia jera? tapi kasian juga
ya. Kalo dipikir emang dia punya salah apa sama kita, tiba – tiba kita musuhin dia.”
Roro : (melamun)
Handina : “wooy !” (memukul bahu roro )
Roro : “apaan? Mana sih bisnya kok gak dateng – dateng!”
Handina : “Dasar, bentar lagi kali tunggu aja.”

          Tanpa mereka sadari, ada beberapa orang pria mendekat dan tiba – tiba,..

Pria : “Serahkan uang dan ponsel kalian atau nyawa kalian melayang!” (menodongkan
pisau )

Roro dan handina : “Aaaahh! Iya baik, tapi jangan sakiti kami.”

          Maria dan fatia yang tadi tidak sengaja lewat dan melihat kejadian itu langsung
memberitahu warga sekitar untuk membantu Roro dan Handina.

Warga : “Maling… maling.. maling.”


Maria dan fatia : “(berlari ke roro dan handina) Kalian gak apa – apa?”
Roro : “Nggak kok, gue baik – baik aja, makasih ya maria, fatia, Kalian
udah nolong kita.”

5
Handina : “Iya makasih ya, kalo gak ada kalian gue gak tau apa yang terjadi
selanjutnya. Thanks ya,” (meringis)
Maria : “Iya gak apa – apa, sesame teman kan harus selalu menolong.”
Roro : (memeluk maria) “Makasih ya, maafin gue karna gue suka jahat
sama lo.”
Handina :”Maafin kita ya maria, fatia.”
Maria dan Fatia : “iya, udah kita maafin kok.”(senyum)
         Dan datanglah Rifky, Ridho, Kevin,Dini dan Ibu Guru yang tadi telah dihubungi
oleh Fatia.

Rifky : “Kalian gak apa –apa?”


Ridho : “iya, kami cemas banget.”
Handina : “Iya kami baik – baik aja kok, ini berkat maria dan fatia.”
Rifky : “Trimakasih ya.” (tersenyum)
Fatia : “iya, “
Kevin : “Jadi kita sekarang temenan?”
Serempak : “Iya dong.”
Dini : “Huh, syukurlah kalian semua kembali berteman baik.”
Pak guru : “Iya sesungguhnya lebih baik berteman dari pada musuhan terus .
Iya kan?”
Serempak : “Iya, hahahaha…”
Rifky : “Sekarang kita makan – makan yuk, tenang gue yang traktir.”
Roro : “Halah, modus! Ntar juga gue yang suruh bayar.” (menjitak Rifky)
Pak Guru : “Aduh sudah, bagaimana kalo bapak yang traktir?”
Serempak : “Asikk, bolehlah pak kalo begitu.”

          Akhirnya karna kejadian itu, roro da handina mengubah sikapnya menjadi baik
terhadap maria beserta teman – temannya dan mereka semua pun menjadi teman baik

====================END===================

Anda mungkin juga menyukai