Cast of Story:
Maria
Roro
Handina
Rifky
Ridho
Fatia
Dini
Kevin
Pak Guru
Kepala Sekolah
2 Pria
3 Warga
Suatu hari, di sebuah sekolah yang bernama SMAN 1 Cipongkor. Ada seorang anak
perempuan sedang duduk dan membaca buku di kelas . Tiba – tiba ada 2 orang anak
perempuan datang menghampirinya.
Tiba – tiba munculah 2 orang anak laki-laki beraura hitam dengan gaya yang sok
cool. Tapi, cukup keren. Hehe .
Anak yang dimaksud pun sampai di depan pintu dan tiba – tiba.., (BRUUKK..)
1
Di lain lokasi, di depan gerbang SMA 1 Cipongkor . Ada 2 orang anak
perempuan yang sedang asik memperhatikan keadaan sekolah itu dengan terkagum-
kagum.
Akhirnya anak tersebut masuk ke dalam sekolah dan ke ruang kepala sekolah
untuk bertemu dengan Kepala Sekolah.
( Di kelas )
Tanpa mereka sadari, ada yang memperhaikan mereka sedari tadi dari luar kelas.
Bel masuk pun berbunyi, mereka lalu belajar sampai bel pulang berbunyi.
Keesokan harinya, penampilan Maria berubah menjadi lebih cantik dari
sebelumnya. Sehingga ia memiliki cukup kepercayaan diri untuk melawan Roro dan
Handina.
Maria : “Hah? Apa? Kamseupay? Gak sadar diri ya lo. Liat sekarang siapa yang
lebih kamseupay? “
Roro : “Hah? Ngomong apa lo barusan? Gue lebih kamseupay dari lo? Lo gak
tau, walaupun dandanan lo udah berubah, yang namanya kamseupay tetep aja
KAMSEUPAY.”
Handina : “Ternyata si anak kampung udah berani nih ngelawan kita. Gak tau siapa
kita, dia?”
Maria : “Emang kalian siapa? Anak Presiden? Bukan siapa-siapa kan? Lo pada
gak pantes nge bully gue dan temen-temen gue.” (nyolot)
3
Roro : “Lancang banget mulut lo. Anak kampung tuh harusnya ngehargain dan
sopan sama anak kota kayak kita.” (mulai naik darah). “Kayaknya emang lo harus
dikasih pelajaran.” (hendak menampar maria)
Rifky yang sedari tadi melihat kejadian itu dari tempat duduknya langsung
menahan tangan Roro yang hendak menampar Maria.
Rifky : “Udah lo bertiga apa-apaan sih? Pagi-pagi udah bikin onar aja. Lo ikut
gue sekarang.” (narik tangan maria)
Roro : “Eh lo apaan sih? Gue kan belom selesai sama tuh bocah kamseupay. Ish
ngapain sih Rifky itu?”
Maria : “Ih apaan sih main tarik-tarik tangan orang aja. Sakit tau.” (berhenti
berjalan, menarik dan memegangi pergelangan tangan nya)
Rifky : (berhenti dan menoleh kearah Maria) “Gue pengen ngomong sama lo.”
Maria : “Lo kalo mau ngomong disini aja. Emang lo mau ngomong apaan sih?”
Rifky : “Hmmm… Sebenernya gue suka sama lo. Dari pertama gue ngeliat lo. Lo
mau gak jadi pacar gue?”
Maria : “Hah? Serius?” (salting)
Rifky : “(mengangguk)”
Maria : “Tapi sory, gue gak bisa.”
Rifky : “hah? Kenapa?”
Maria : “Maaf ya, gue gak bisa. Gue dateng kesini buat fokus belajar, bukan buat
pacaran.”(tersenyum)
Rifky : “Tapi kita bisa jadi teman kan?”
Maria : “Iya dong.” (menjulurkan jari kelingking)
Rifky :(menjulurkan jari kelingking)
Sementara itu dari pintu kelas, Roro dan Handina menguping pembicaraan Rifky
dan Maria, Roro yang kaget akan hal itu langsung berlari dan menangis di toilet.
Roro : “Kenapa harus dia? Kenapa gue kalah! Gak boleh! Ini gak boleh terjadi!
Gue benci maria ! Dasar anak kampung gak tau diri! Gue harus bikin perhitungan sama
dia.”
Murid – murid belajar dengan seharusnya. Namun, ada 2 orang anak sedang
mendiskusikan sesuatu rencana yang akan mereka lakukan sepulang sekolah…
Maria ternyata dibawa handina ke ruang LAB IPA yang sudah tidak terpakai lagi.
Disana maria bertemu dengan roro yang sudah menunggu duluan.
Maria : “Lepasin! Mau apa sih? Roro? Lagi ngapain kamu disini?” (kaget)
Roro : “Huh! Dasar, anak kampung sok kecakepan! Gak punya harga diri! Gue
tau, lo di tembak sama Rifky kan! “
Maria : “Hah? Enggak kok,”
Handina : “Halah, gak usah bohong deh. Kita udah tau semuanya. Ternyata lo
emang centil.”
Roro : “Eh, gue peringatin ya sama lo! Rifky itu sahabat gue. Dia gak pantes
sama lo! Jadi gue saranin lo gak usah kegatelan deh!”
Handina : “Makanya, kalo gatel itu di garuk! Dan mending kita saranin lo keluar
dari sekolah ini atau kita yang akan ngeluarin lo secara paksa!”
Maria : “Kalian gak usah takut, gue gak akan nerima Rifky kok. Yang gue pengen
kita tuh temenan , gak kaya gini. Gue pengen kita jadi temen yang baik.”
Roro : “Kebanyakan ngomong lo! Pokoknya camkan ucapan gue!” (mendorong
maria)
Maria : (menghela napas)
Roro dan handina pergi meninggalkan maria sendirian. Mereka pun berniat untuk
pulang dengan menumpang bis sekolah. Mereka berjalan menuju halte bis yang berada
tidak jauh dari sekolah.
Handina : “Ro, yakin apa yang kita lakuin tadi bisa bikin dia jera? tapi kasian juga
ya. Kalo dipikir emang dia punya salah apa sama kita, tiba – tiba kita musuhin dia.”
Roro : (melamun)
Handina : “wooy !” (memukul bahu roro )
Roro : “apaan? Mana sih bisnya kok gak dateng – dateng!”
Handina : “Dasar, bentar lagi kali tunggu aja.”
Tanpa mereka sadari, ada beberapa orang pria mendekat dan tiba – tiba,..
Pria : “Serahkan uang dan ponsel kalian atau nyawa kalian melayang!” (menodongkan
pisau )
Roro dan handina : “Aaaahh! Iya baik, tapi jangan sakiti kami.”
Maria dan fatia yang tadi tidak sengaja lewat dan melihat kejadian itu langsung
memberitahu warga sekitar untuk membantu Roro dan Handina.
5
Handina : “Iya makasih ya, kalo gak ada kalian gue gak tau apa yang terjadi
selanjutnya. Thanks ya,” (meringis)
Maria : “Iya gak apa – apa, sesame teman kan harus selalu menolong.”
Roro : (memeluk maria) “Makasih ya, maafin gue karna gue suka jahat
sama lo.”
Handina :”Maafin kita ya maria, fatia.”
Maria dan Fatia : “iya, udah kita maafin kok.”(senyum)
Dan datanglah Rifky, Ridho, Kevin,Dini dan Ibu Guru yang tadi telah dihubungi
oleh Fatia.
Akhirnya karna kejadian itu, roro da handina mengubah sikapnya menjadi baik
terhadap maria beserta teman – temannya dan mereka semua pun menjadi teman baik
====================END===================