Anda di halaman 1dari 39

TEKS DRAMA ANAK SD PERSAHABATAN

PERSAHABATAN
Suasana di dalam kelas V ribut. Ada yang berlari-lari saling berkejaran dan ada pula yang
memukul-mukul meja. Ibu Guru pun masuk ke kelas. Ketua kelas mengkomandoi untuk
mengucapkan salam.
Ketua Kelas : Duduk siap! Memberi salam!
Semua : Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh.
Ibu Guru : Walaikum salam warohmatullahiwabarokatuh. Hari ini semua hadir?
Semua : Hadir Bu!
Ibu Guru : Baiklah kalau begitu coba kalian kumpulkan tugas prakarya kalian!
Semua siswa mengumpulkan prakarya tetapi Krisna kebingungan mencari tugasnya yang
disimpan di dalam tas. Krisna mengeluarkan semua isi yang ada di dalam tasnya dan
mencarinya berulang-ulang. Ibu guru mendekati Krisna.
Ibu Guru : Krisna, ada apa? Mana tugasmu?
Krisna : A…a…a…anu Bu… euuum…. (Wajah Krisna Gugup)
Ibu Guru : Ada apa Krisna?
Krisna : I…i…ini Bu tugaas saya hilang. (Krisna menundukkan wajah)
Ibu Guru : Hilang???? Bagaimana bisa hilang? Hilang atau kamu tidak mengerjakannya??
Krisna : Saya mengerjakan Bu.
Rendy : Ah…!!!! Bohong Bu!!! Dia kan malas, paling juga dia tidak mengerjakan tugas Bu!
Dinda : Husssttt…!!! Rendy jangan menuduh seperti itu.
Krisna : (Diam menunduk) awas yah nanti saya balas! (gerutu Krisna)
Ibu Guru : Ya sudah Krisna besok kumpulkan tugas kamu.
Krisna : Iya Bu!!

Tak terasa waktu berputar, dan Teng… teng… teng… bel tanda istirahat berbunyi. Semua
anak berlari berhamburan keluar kelas.
Rendy, Dinda, dan Rozy sedang berjalan sambil mengobrol asyik. Dari arah berlawanan
Krisna datang menghampiri mereka bertiga. Krisna sengaja menanbrak Rozy.
Rozy : Aduh!! (Rozy terjatuh)
Krisna : (Senyum sinis)
Rendy : Heh!! Krisna kamu sengaja yah menabrak Rozy???
Krisna : Enggak! Ngapain juga saya nabrak pencuri kaya dia.(tangan Krisna menunjuk ke
arah Rozy)
Dinda : Apa maksud kamu Krisna?? Kamu menuduh Rozy mencuri tugas kamu?
Krisna : Menurut kalian? Kalian pikir dia anak baik??
Rendy : (Tangan kiri Rendy memegang kerah baju Krisna dan tangan kanan Rendy mengepal
siap untuk memukul Krisna dengan mata melotot (marah)).
Krisna : Maling dibela!!!
Rendy : (memukul wajah Krisna dan Krisna terjatuh)

Rendy dan Krisna berkelahi saling membalas pukulan. Rozy dan Dinda berusaha melerai
mereka. Ketika itu juga Ibu Guru datang menghampiri mereka.
Guru : Stop!! Stop!! Stop!!! Ada apa ini??? Apa pantas pelajar berkelahi seperti ini??
Rendy : Maaf Bu! Saya hanya merasa tidak terima kalau Krisna menuduh Rozy mencuri
tugasnya.
Rozy : (Diam menunduk dengan wajah panik)
Krisna : Saya tidak menuduh Bu, tetapi saya mengenali tugas prakarya yang saya kerjakan
Bu. Dan prakarya itu seperti yang dikumpulkan oleh Rozy.
Ibu Guru : Rozy??? Apa benar itu??
Rozy : (Gugup sambil menunduk) Be…be…benar Bu! Maaf Bu saya tidak mengerjakan
tugas karena sudah tiga hari Ibu saya sakit jadi saya tidak sempat mengerjakan tugas dan
karena saya takut dimarahi karena tidak mengerjakan tugas jadi saya mengambil tugas Krisna
saat kelas kosong Bu!
Dinda dan Rendy : (Terkejut)
Ibu Guru : Ya sudah sekarang Rozy meminta maaf kepada Krisna dan Rozy harus berjanji
tidak akan pernah mencuri lagi karena mencuri adalah perbuatan dosa.
Rozy : Iya Bu!!
Ibu Guru : Dan… untuk krisna dan Rendy kalian sekarang saling memaafkan dan ingat
jangan pernah mengulangi lagi perkelahian seperti ini. Kalian mengerti???
Rendy dan Krisna : Iya Bu.
Rendy : Krisna maafkan saya yah?
Rozy : Maafkan saya juga Kris sudah mencuri tugas kamu.
Krisna : Iyah sama-sama (Krisna memeluk Rendy dan Rozy)
Dinda : Nah gitu dong! Kita harus saling memaafkan karena kita adalah sahabat untuk
sekarang dan selamanya.
Dinda, Rozy, Rendy, Krisna : Selamanya kita sahabat!!!
Mereka berempat saling bergandengan tangan dan menyanyikan lagu
“Dulu kita sahabat. Dengan begitu hangat mengalahkan sinar mentari. Dulu kita sahabat.
Berteman bagai ulat. Berharap jadi kupu-kupu. Kini kita berjalan berjauh-jauhan. Kau jauhi
diriku karena sesuatu. Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan. Namun itu karena ku sayang
Persahabatan bagai kepompong. Mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Persahabatan bagai
kepompong. Hal yang tak mudah berubah jadi indah. Persahabatan bagai kepompong.
Maklumi teman hadapi perbedaan. Persahabatan bagai kepompong.
Bunda, Maafkan Aku

Karin sangat pintar. Ia berprestasi tinggi dan selalu menjadi juara. Tetapi ia lupa pada ibunya
saat sudah besar, ia menjadi orang yang berhasil. Ia sudah menjadi seorang dokter sesuai
dengan cita-citanya.

Suatu ketika, ia terkena sakit parah, ternyata yang datang pertama kali adalah ibunya...yang
dulu pernah ia sia-siakan. Akankah ia sadar akan kesalahannya itu? Mari kita saksikan pada
drama “BUNDA, MAAFKAN AKU”

Adegan 1
Karin selalu menjadi juara kelas di sekolahnya.
Mila : “Selamat ya, Rin. Kamu selalu menang!”
Nana : “Kamu hebat deh, Rin! Aku ngiri sama kamu...”
Karin : “Iya dong. Aku emang hebat. Kalian berjuang dong biar bisa kayak aku!”
Lila : “Aah...gimana caranya bisa kayak kamu. Otakmu udah encer gitu!”
Tiba-tiba datanglah Rara, Tina dan Kaila di tengah-tengah mereka.
Rara : “Eh, Karin. Jangan lupa berterimakasih kepada ibumu. Jangan seneng-seneng aja!”
Kaila : “Iya, Rin. Jangan sampai kamu melupakan ibumu.”
Karin : “Untuk apa berterimakasih sama ibu? Aku berhasil kan karena usahaku sendiri...”
Tina : “Itu ibumu, Rin. Masa kamu nggak berterimakasih sedikitpun? Apa kamu nggak
takut kena laknat Allah?”
Karin : “Udah deh, nggak usah khutbah di sini. Khutbah itu di masjid. Dan itu juga
dilakukan oleh laki-laki!”
Karin meninggalkan mereka semua.

Adegan 2
Ibu : “Ibu bangga padamu, Nak. Kamu selalu berprestasi.”
Karin : “Huh! Nggak usah sok perhatian gitu deh, Bu.
Ibu : “Nak. Kamu ini anak ibu. Ibu pasti selalu bangga dan bahagia dengan semua
prestasimu. Kamu adalah kebanggan ibu.”
Karin berlalu sambil menggebrak meja. Ia benci kepada ibunya.
Adegan 3
Dua puluh tahun kemudian, Karin sudah menjadi dokter anak. Ia baru selesai memeriksa
balita bernama Talita.
Mama : “Terimakasih ya, dokter. Kami pamit dulu.”
Talita : “Aku bisa sembuh nggak, dokter Kayin?”
Karin : “Pasti Talita akan sembuh kok. Ibu yang baik ya menjaganya. Jangan lupa obatnya
diminum.”
Mama : “Baik, dok.”

Adegan 4
Para dokter sekerja Karin begitu panik. Dokter Shinta, Nia, dan Sheryl mengitari Karin yang
baru saja jatuh pingsan.
Shinta : “Ada apa dengan Karin nih?”
Nia : “Kita panggil dokter Reza!”
Sheryl : “Ya. Aku akan memanggilnya sekarang. Kalian bawa Karin masuk dulu.”
S & N : “Ayo, cepat!”
Adegan 5
Karin tertidur lemas.
Reza : “Lambungnya bermasalah. Untuk sementara ia harus melakukan perawatan dulu di
sini.”
Ibu Karin tiba-tiba datang.
Ibu : “Apa yang terjadi denganmu, Nak? Ibu sangat khawatir.”

24 jam ibu menemani Karin yang selama ini telah menyia-nyiakannya. Teman-temannya
sangat kasihan pada ibunya.

Adegan 6
Karin terbangun dan mendapati ibunya berada di sampingnya. Ia menagis tergugu tak tahu
harus berbuat apa. Dokter Reza menjelaskan bahwa selama ini yang menungguinya adalah
ibunya. Karin lalu meminta maaf.
Di salah satu sudut sekolah, di bawah pohon ketapang, terlihat beberapa anak kelas VI
SD Negeri I Baler-Bale Agung, Kec. Negara, Kab. Jembrana, sedang berbincang asyik
sekali. Mereka adalah Ira, Shinta dan Cintya*

Ira : Ah…ngak nyangka yach, sebentar lagi kita jadi anak SMP.
Shinta : Iya..ya, tapi aku masih was..was nich!
Ira : Was-was kenapa Shin?
Shinta : Was-was, kira-kira aku di terima ngak yach di SMPN 1?
Ira : Emang kemarin waktu TPA ada soal yang tidak bisa kamu jawab?
Shinta : Ngak ada sich, tapi tetep aja aku was-was.
Ira : Iya kita doa aja, biar kita diterima yach? Eh..Tya! kamu kok diam aja sich?

*Cintya yang ditegur oleh Ira, masih tetap asik dengan corat-coretnya di buku agenda
yang selalu ia bawa*

Ira : Cintya jegeg! Kamu lagi bikin apa sich?


Cintya : Heeee….ngak ada kok, cuman iseng bikin puisi aja.
Shinta : Hahaha bukan Cintya namanya Ir! Kalau tidak bikin puisi!
Ira : Mana Tya, aku lihat! Wah..puisi perpisahan! Mmmm aku punya ide!
Shinta : Ide apa Ir?
Ira : Gimana kalau di acara perpisahan nanti, kamu bacakan puisi ini Tya?
Cintya : Aku? Kamu kan tau Ir, aku hanya bisa bikin puisi, tapi ngak pintar membacanya!
Ira : Adeh…belum apa-apa kamu udah nyerah!
Cintya : Selama ini, puisi-puisi aku yang baca juga Shinta kan?
Shinta : Ahh….kalau udah gini, aku lagi deh, ngak ah, kali ini kamu yang baca Tya!
Ira : Iya Tya, Hitung-hitung hadiah perpisahan.
Shinta : Coba kamu baca Tya!

*Cintya mulai komat-kamit membaca puisi dalam hati. Kemudian Ia mencoba untuk
membacakannya untuk Ira dan Shinta*

Cintya : Ehem..ehem, maaf ya kalau jelek!

Perpisahan
Enam tahun adalah waktu yang singkat,
Untuk aku belajar huruf demi huruf, angka demi angka.
Enam tahun adalah waktu yang singkat,
Untuk mengenal gelak tawa, gurau hingga tangis kecil kita.
Enam tahun adalah waktu yang singkat,
Untuk membuat kita rindu masa-masa di ruangan ini.

Sesaat setelah ini…


Tak kutemui lagi sosok wibawa guruku,
Yang begitu sabar membimbing dan mendidikku,
Sejak kepompong hingga menjadi kupu-kupu,
Mendorongku untuk mengejar cita-cita.
Sesaat setelah ini…
Tak kutemui lagi, sosok riang, usil dan penuh canda,
Sahabat-sahabatku tercinta.
Tak kutemui lagi, wajah manis dan cemberut ibu kantin,
Tiap kali aku menumpahkan minuman di mejanya.

Perpisahan ini harus terjadi, walau berat aku ungkapkan,


Kadang kesedihan selalu mengirinya,
Namun jangan membuat kita menangis.

Perpisahan bukan akhir dari segalanya,


Karena suatu hari nanti,
Kita pasti akan bertemu kembali.

Terima kasih Guruku,


Engkau adalah pahlawanku, sekarang dan selamanya,
Terima kasih sahabatku tercinta,
Kita boleh berpisah, namun aku akan selalu merindukan kalian.

*Ira dan Shinta bertepuk tangan*

Shinta : Wah…bagus Tya!


Cintya : Terima kasih Shin!

*Sementara Ira, Shinta dan Cintya asik dengan kegiatannya, tiba-tiba Yoga, Soge,
Marlintya, Amara, dan Vera  menghampiri mereka*

Yoga : Wah..wah..kalian lagi ngapain nich?


Marlintya : Iya nich..kita lihat dari tadi kalian asyik banget!
Amara : Kita boleh ikutan gabung dong?
Ira : Eh…kalian, kami baru membicarakan tentang acara perpisahan kita nanti.
Vera : Memang kalian punya rencana apa?
Ira : Jadi begini, Cintya iseng membuat puisi tentang perpisahan, nah..aku dan Shinta
memintanya untuk membaca di acara perpisahan nanti, menurut kalian gimana?
Marlintya : Wah…bagus itu, aku setuju Ir!
Amara : Mana puisinya? Coba aku lihat.

*Cintya menyerahkan puisinya kepada Amara*

Amara : Wuih…puisinya ok. Aku suka dan setuju sekali! Gimana Ver?
Vera : Aku sich apa kata kalian, yang penting baik untuk semua, secara aku ngak ngerti puisi!
Yoga : Hahahah..Vera itu ngak ngerti puisi, dia cuman bisa tidur di kelas hahahahah
Vera : Ah…kamu Ga..baru ketiduran sekali, diungkit-ungkit terus.
Ira : Sudah, sudah, jadi intinya kalian setuju kan?
Yoga : Setuju Ir, tapi kita harus bicarakan dengan pak guru rencana ini!
Ira : Iya, nanti kita sama-sama ke ruang guru, gimana?
Soge : Oke. Tapi sebelumnya kita ke kantin dulu yuk, laparrrrr
Teman-teman : Wuuuuuu…
Shinta : Dari tadi Soge diem aja, ujung-ujungnya mau makan!
Yoga : Tapi bener nich..aku juga lapar, ayo kita ke kantin
Teman-teman : Ayo!

*Merekapun akhirnya pergi ke kantin sekolah*


Jegeg = Cantik.

Tema: Persahabatan, Sekolah, Kehidupan


Aliran: Bahasa Indonesia
Jumlah Karakter: 7 Orang (Tra, Lala, Tri, Lili, Pak Darmo, Kepala Sekolah, Fauzia)

Pagi hari di sekolah didalam kelas ada 3 orang anak murid yang sedang berbincang-bincang.
Anak-anak ini mempunyai geng yang bernama tralalatrilili yang anggotanya ada 4 orang.
Yaitu Tra, Lala, Tri, Lili. Maka dari itu mereka menamakan gengnya itu "Tralalatrilili"

Tra: (Ceria) "Pagi Sobat....!!"


Lala:       , Tri : “Pagi Tra..."
Tra: "Ngomong-ngomong kayanya ada yang kurang deh !"
Lala: "Iya, yah..."
Tri: "ya, iyalah ada yang kurang. Orang Lili belum datang."
Tra: "Oh... Iya Lili. Pantas saja sepi banget biasanyakan dia yang paling bawel ...!"

Tiba-tiba Lili datang, dengan wajah termenung tanpa senyum. Sedikitpun Langsung duduk
ditempat duduknya.

Lala: "Tumben banget nona bawel baru datang ?"


Tri: "Iya nih kesiangan ya ?"
Lili: "Iya... (sambil termenung)"
Tra: "Kamu kenapa Li ? Gak biasanya kamu seperti ini ? biasanya kamu pagi-pagi udah buat
kita bertiga ketawa."
Lala: “Iya nih ! kamu sakit Li, kayanya kamu lesu banget."
Tri: "Tau nih ditanya aku aja jawabannya singkat banget."
Lili: "Gak kok.... Teman aku gak kenapa-napa cuma lagi malas ngomong aja...."
Tra: "Ya udah Li kalau memang kamu gak kenapa-napa kita Cuma takut auja kalau kamu lagi
ada masalah atau kamu sedang sakit tapi gak mau cerita."
Lili: "Ya... pokoknya aku gak kenapa-napa. Kalian gak usah takut."

(Bel masuk pun berbunyi)


Pak Darmo pun masuk ke dalam kelas karena pada hari ini jam mengajar Pak Darmo dikelas
ini. Ia ini salah satu guru yang aneh di sekolah.

Pak Darmo : "Pagi.... anak-anak ?"


Anak-anak : (Menjawab Serentak) "PAGI..."
Pak Darmo : "Baik pada hari ini kita akan melanjutkan materi yang minggu lalu Bapak
berikan, sebelumnya kumpulkan tugas kalian !!"
Anak-anak : "IYA PAK"
Lili : “Pak buku tugas saya tertinggal dirumah !”
Pak Darmo : "TERTINGGAL... ? kamu tidak membawa tugasnya, apa tidak membuatnya ?"
Lili : "Saya tidak membawanya pak. Sungguh, saya tidak berbohong.”
Pak Darmo : "Ya sudah kalau begitu kamu tidak dapat nilai seperti teman-teman kamu...!"
Tri : (berbisik-bisik) "Li... kamu gak bawa tugasnya ? Gak biasanya kamu kaya gini....."
Lili : "Iya tri aku lupa. Semalam aku tidur malam banget !!! Jadi aku lupa memasukan
kedalam tasku."
Pak Darmo : "Bapak akan berikan selembaran kertas yang isiunya materi-materi penting
untuk kalian pelajari.."

Pak Darmo membagikan kertas lembaran itu, anak-anak pun membacanya dan
memahaminya. Lalu ia memeriksa tugas yang dikumpulkan tadi. Tiba-tiba bapak kepala
sekolah datang dan masuk kedalam kelas.

Kepala Sekolah : "Permisi Pak Darmo... Saya minta waktu sebentar."


Pak Darmo : "Silahkan bapak kepala sekolah !!! Memang jam mengajar saya juga sudah
habis."
Kepala Sekolah : "Anak-anak maaf bapak mengganggu kalian belajar. Sebentar, bapak kesini
mau memanggil anak yang bernama Lili. Yang bernama Lili acungkan tangan."
Lili : (Mengancungkan Tangan) "SAYA PAK !"
Kepala Sekolah : "Ikut keruang bapak sebentar ada yang bapak mau bicarakan !"
Lili : "Baik Pak."

Sampainya diruang Bapak Kepala Sekolah, Lili duduk tegang di handapan bapak kepala
sekolah.

Lili : "Ada apa ya pak sampaui saya di panggil keruang bapak ?"
Kepala Sekolah : "Begini, apa benar kamu sudah menunggak SPP 3 bulan ?"
Lili : "Iya pak memang saya belum membayar uang spp selama 3 bulan."
Kepala Sekolah : "Kenapa ? kamu sampai menunggak 3 bulan apa sebenarnya kamu di kasih
uangnya sama orang tua kamu cuma pakai ?"
Lili : "Tidak pak memang saya belum dikasih uangnnya sama orang tua saya karna orang tua
saya belum punya uang."
Kepala Sekolah : "Ya sudah, kalau begitu.... bapak sarankan kekamu secepatnya kamu lunasi
karena sebentar lagi kamu akan UAN."
Lili : "Baik pak. Secepatnya saya akan melunasinya."
Kepala Sekolah : "Iya... Kembalilah kekelasmu!"
Lili : "Terima kasih pak. Permisi !"

Akhirnya Lili kembali kekelas. Didalam kelas, Tra, Lala, dan Tri sedang asik mengobrol.

Lala : "Li, Bapak Kepala Sekolah ngomong apa sam kamu ? ada masalah ya?"

Lili terpaksa berbohong dengan sahabat-sahabatnya karena dia tidak mau sahabtanya jadi
tahu masalah dia dan ikut kedalam masalahnya.

Lili : "Gak kok ! Gak ada masalah apa-apa cumangobrol masalah perpisahan aja..... aku kan
ketua panitia."
Lala : "Oh... dikira kau kenapa ?"
Tra : "Teman, tar pulang sekolah antar aku ya ke toko buku ? Soalnya aku mau beli novel-
novel terbaru sekalian kita shopping."
Lala,Tri : "IYAA !!"
Tra : "Li kok kamu diam, apa kamu gak mau ikut ?"
Lili : "Iya Tra kayanya aku gak ikut soalnyakan kamu tahu sendiri ayahku lagi sakit. Belum
Sembuh, jadi aku harus membantu ibu menjaga ayah."
Tra : "Ya... sudah kalau begitu !"

Bel Istirahat berbunyi

Tra : "Sudah istirahat, kita kekantin yuk.. Laper nih !!"


Lala, Tri : "Yuk.... kita juga laper!"
Lili : "Teman, aku gak ikut ya soalnya aku gak laper dan lagi males kekantin. Kalian saja
ya.... ?"
Tra, Lala, Tri : "Ya sudah kalau kamu gak mau ikut. Kita ke kantin dulu ya ?"
Lili Terpaksa harus berbohong lagi padahal dia bukan tidak lapar tapi tidak mempunyai uang
dan tiba-tiba tersirat di pikiran Lili untuk mengambil uang Tra yang ada didalam tas. Uang itu
akan digunakan Tra untuk membeli Novel dan Shopping nanti sepulang sekolah.

Lili : "Aku bingung nih harus membayar SPP tapi gak punya uang. Minta sama ibu kan ibu
lagi gak punya habis untuk ayah kerumah sakit. Apa aku ambil saja uang Tra yang katanya
mau dibeluikan novel dan shopping pasti uangnya cukup ! Tapi kan dia sahabat aku sendiri.
Maafin aku ya Tra. Gak ada jalan lain ... Karena aku harus secepatnya melunasi uang SPP."

Tanpa Lili Sadari ada yang melihat kelakuannnya itu yaitu Fauzia dia ank kelas itu juga.
Fauzia tidak sengaja mengintip Luili di pintu kelas.

Fauzia : "Apa yang dilakukan Lili itu kan tasnya Tra kok dia mengambil uangnya ?"

Fauzia pun langsung kedalam kelas dan pura-pira tidak tahu. Bel Masuk kelas pun berbunyi .
Tra, Lala, dan Tri masuk kedalam kelas.

Tri : "Sedang apa kamu Li ?"


Lili : "Aku lagi baca buku saja."
Lala : "kamu istirahat Cuma dikelas aja ? gak bosen Li ?"
Lili : "Gak, aku kan sudah bilang aku males."
Tra : "Udah... kok jadi dipermasalahin sih.. ?!"

Tra belum menyadari kalau uangnnya hilang. Setelah dia membuka tasnya dan melihat
dompetnya terbuka dia langsung kaget karena uangnya hilang.....

Tra : "Teman, uang aku hilang semua !"


Lala, Tri : "HILANG ?!?"
Tri : "Kamu lupa kali Tra. Coba cari Lagi."
Tra : "Aku gak lupa tadi aku simpan disini uangnya. Kemana ya ?"
Lala : "Apa ada yang MENCURI uang kamu Tra !!?"
Tra : "Bisa jadi, kalau tidak ada yang mencuri gak mungkin uang aku hilang."
Tri : "Siapa yang mencuri ya kok tega banget sih !!?"
Tra : "LI... ! Kok kamu diam saja sih ? Bantuan aku donk ! uang aku hilang nih !!"
Lili : "Bukan Aku Tra yang mencuri !!"
Tra : "Siapa yang bilang kamu yang mencuri. Aku kan Cuma minta dibantuin cari."
Tri : "Li.... kok kamu ngomong gitu ? bukannya aku nuduh kamu ya dari tadikan Cuma kamu
yang ada dikelas ini sampai istirahat selesai."
Lili : "Tapi bukan aku Tri yang ngambil uang Tra. Benar bukan. Aku kan sahabat Tra dan
Kalian."
Lala : (Jutek) "Biarpun kamu sahabat kita mungkin ajakan. Ya udah biar kita gak salah nuduh
kita periksa tas kamu, Cuma membuktikan saja."
Lili : "Jangan kumohon JANGAN !! Bukan aku yang ambil."

Tiba-tiba Fauzia bicara dengan mereka.

Fauzia : "Hei... Sebelumnya aku minta maaf kalau aku ikut campur urusan kalian. Aku Cuma
mau bilang tadi aku lihat Lili membuka tas kamu Tra dan mengambil sesuatu sepertinya ya....
UANG."
Tra : "Kamu gak bohong kan Fauzia ?"
Fauzia : "Iya aku gak bohong aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Maafin aku Li, aku gak
mau menutupi kejahatan. Jadi, aku ngomong apa yang aku lihat tadi."
Lili : "Fauzia.... aku sama sekali gak tau kalau tadi kamu melihat apa yang aku lakukan. Tra,
memang aku yang mengambil uang kamu. Fauzia benar. Tapi aku terpaksa Tra !!! Aku bukan
bermaksud Jahat."
Tra : "Jadi... kamu Li yang ambil uang aku ! Ya ampun Li.... Aku gak nyangka banget !!!
Kamu terpaksa kenapa ???"
Lili : "Aku terpaksa karna aku belum bayar uang SPP 3 bulan. Orang tua ku gak punya uang
kan kamu tahu sendiri ayahku sedang sakit."
Tra : "Tapi kamu gak harus seperti ini Li...."
Lala : "Iya Li kenapa kamu gak jujur ada sama kita. Kalau kamu jujur kita pasti akan bantu
kamu."
Tri : "Bener banget !!! Jadi kamu dari tadi pagi sudah berbohong kamu bilang kamu lagi
males aja ternyata kamu ada masalah ?"
Lili : "Tra, Lala, Lili aku menyesal udah gak jujur sama kalian. Aku seperti ini karna aku gak
mau menyusahkan kalian terus. Aku minta maaf sama kalian. Terutama Tra."
Tra : "Aku maafin kamu Li. Karena aku tahu kamu dalam keadaan terdesak melakukan
semua ini."
Lili : "Kamu memang sahabat aku yang paling baik Tra, aku sangat menyesal sekali."
Lala : "Bagaimanapun seseorang sahabat dia tetap menjadi seorang sahabat !"
Tri : "Kamu salah La... diralat ya ? Bagaimanapun kesalahan seorang sahabat kita harus
memaafkannya karena manusia pasti membuat kesalahan dan tidak selalu benar. Jadi kita
harus tetqap jadi sahabat sejati."
Lili : "Makasih ya sahabat-sahabat ku kalian memang sahabat yang paling baik dan yang
paling aku sayang . Makasih kalian sudah mau maafin aku dan masih mau jadi sahabat aku .
Tra, Lala, Tri : “IYA DONK HARUS !!!"
Tra : "ya udah Li Uangku untuk kamu saja karena aku tahu kamu sangat m embutuhkannnya
daripada aku."
Lili : "Benar Tra ? Makasih sekali lagi aki ucapkan untuk kamu sampai kapan pun juga aku
gak akan melupakan kebaikan kamu."
Tra : "Iya.... Li. Kamu makasih juga donk sama fauzia karena dia sudah buat kejujuran untuk
kamu."
Lili : "Fauzia, terima kasih ya... ? Atas kejujuran kamu !"
Fauzia : "Iya Li sama-sama."
Tra : "Ya sudah kalau seperti ini kan jadinya enak. Tralalatrilili tidak hancur. Tra..."
Lala : "lala....."
Tri : "Tri....."
Lili : "lili....."
Tralalatrilili : "YEEEEEEEEE......."

TAMAT
Demikianlah sebuah contoh naskah drama persahabatan yang bisa kami publikasikan kepada
teman-teman melalui artikel ini. Semoga apa yang kami sampaikan kiranya dapat bermanfaat
dan sekaligus dapat memacu teman-teman untuk lebih kreatif lagi mengarang naskah drama
yang akan di tampilkan di sekolah kamu masing-masing...
Tema : Religi
Judul : Tobatya Preman Sekolah
Penokohan :

1. Abduh                                          (kasar)


2. Laila                                               (lemah lembut)
3. Ibu. Syaroffah                           (penyabar)
4. Rukmam                                      (sombong)
5. Vera                                              (sombong)
6. Rico                                                (sombong)
7. Rudi                                               (kasar)

Sinopsis
Pagi hari, dua preman sekolah bersiri di depan pintu kelas. Mereka adalah Abduh dan rudi.
Hamper dari seluruh siswa serta guru yang ada takut pada mereka berdua. Mereka sangatlah
sering membuat onar di sekolah. Mereka sering memeras uang teman temannya. Rukmam,
Vera dan Rico adalah sasaran utama anduh dan rudi, karena mereka bertiga adalah anak anak
orang kaya di di sekolahan mereka.
Tidak hanya itu, selain diperas uang,mereka bertiga juga sering sekali dikerjai oleh Abduh
dan rudi. Perbuatan Abduh dan rudi ini membuat murid murid di sekolah membenci dirinya.
Abduh sebgai ketua geng sangatlah popular di sekolahnya karena saking seringnya dia keluar
dan masuk ruang BK.
Abduh ini adalah seorang anak dari keluarga tidak mempu. Ayahnya telah meninggal dunia
ketika ia kecil dan sekarang ia hanya tinggal dengan ibunya di sebuah rumah kontrakan kecil.
Perbuatan Abduh yang liar tak terkontrol ini membuat ibunya sering sakit sakitan. Abduh
sering kali memerahi ibunya karena hal sangat sepele dan membuat ibunya sakit hati tetapi
mesekipun begitu ibunya tetaplah sabar ia selalu berdoa agar anaknya berubah menjadi anak
yang baik dan sholeh.
Suatu hari saat ia  pulang sekolah bersama rudi. Ia melihat banyak sekali orang orang yang
berkumpul di rumahnya. Sebelumnya ia beranggapan kalau orang orang sedang mengadakan
arisan rutin di rumahnya. Ia berpikiran setelah acara itu ia akan mengambil uang arisan
tersebut untuk dibuat berfoya foya. Tetapi setelah ia masuk kedalam rumah. Betapa kagetnya
dia melihat seorang wanita tua tergeletak tak berdaya di depan dirinya. Ia semakin histeris
ketika mengetahui kalau wanita itu adalah ibunya.
Sejak kematian ibunya, Abduh bertekad akan  menjadi anak yang baik dan dapat diandalkan
oleh orang lain. Rudi pun mengikuti jejak Abduh.  Mereka tidak pernah lagi berbuat onar di
sekolah. Lalau mereka berdua meminta maaf kepada teman temannya. Seluruh temannya
begitu kaget  dan tidak bisa memaafkan begitu saja, ternyata mereka bukannya malah
bersyukur karena premen yang ada di sekolah mereka telah insyaf tetapi mereka malah ingin
membalas dendam, terutama Rukmam,Rico dan Vera yang setiap hari dikerjai olehnya.
Setiap hari cacimaki dan olok-olok dari teman-temannya bertubi-tubi kepada rudi dan
Abduh.  Tetapi dibalik itu semua ada seorang cewek yang malah menghibur mereka berdua.
Suatu ketika, Abduh dan rudi ini bertekad menjadi siswa terbaik se-kabupaten dengan
memiliki nilai UNAS terbaik. Ketika teman teman-temannya tahu, mereka tertawa terbahak
bahak. Mereka semua tidak percaya tetapi mereka berdua tidaklah putus asa. Hingga akhirnya
karena rajin belajar rudi dan Abduh menjadi siswa terbaik se-kabupate sedangkan Rico,
Rukmam dan Vera hany meratapi nasib mereka karena tidak lulus. Akhirnya setelah Rico,
Rukmam dan Vera merasa bersalah mereka memutuskan untuk meminta maaf kepada rudi
dan Abduh. Dan akhirnya mereka pun saling memaafkan.
Alur : progresiv/maju
Setting :
Tempat :
rumah kontrakan
Sekolah
Jalan
Waktu :
Pagi hari
Malam hari
Siang hari
Suasana :
menegangkan
Bahagia
Sedih
Tobatnya Preman Sekolah
Pagi pagi preman sekolah sudah membuat masalah . Mereka adalah Abduh dan rudi. Didepan
pintu kelas, setiap orang yang mau masuk kelas harus membayar uang kepada Abduh dan
rudi jika mereka tidak ingin mendapat sebuah pukulan dimuka mereka. Dari kejauhan, tiga
anak pejabat tinggi sedang berjalan menuju dalam kelas. Mereka adalah Rukmam, Vera dan
Rico Abduh dan rudi telah menunggu mereka dari tadi.
Abduh              : “ Hey! Apa kabar para pejabat cilik?(menghadang jalan mereka bertiga)
buru buru y?    kenapa buru buru sih santai aja lah? (memeluk Rukmam) kita main main aja
dulu dulu, bener ga Rud?”
Rudi                   : “ Bener ntuh, lagian bel masuk kan masih lama.”
Rukmam          : “Kenapa nih? Kenapa loe berdua hadang jalan kita berdua?”
Rudi                   : “Pura pura ga tau atau loe emang ga tau ya? Nih kan daerah kita berdua.
Loe pada sebagai  pendatang harus bayar pajak dunk sama kita kita. “
Rico                    : “Aturan nenek loe ya kali? Ini kan sekolahan ga ada pajak pajak an tau?
Emang nih sekolahan punya nenek loe y? gue aja yang nyumbang banyak begini ga pernah
narik pajak kayak loe berdua? Eh, loe berdua bocah ingusan dari kolong jembatan mau
bertindak aneh aneh? Malas gue bayar?
Rudi                   : “ Apa loe barusan bilang? Bocah ingusan. Oke, jadi loe mau bayar ga nih.
Gue tanya sekali lagi?”
Rico                    : “ Bayar? Malas y mending uang gue buat beli bakso 10 mangkok dari pada
buat loe pada.”
Rudi                   : “Jadi gimana bos? (menoleh ke arah Abduh)
Abduh              : “ (berjalan ke arah Rico dan memegang kerahnya) heh, gentong. Loe jangan
sok berani main main sama kita berdua y? ini tanah emang bukan tanah nenek gue tapi ini
daerah kekuasaan gue. Loe, sebagai pendatang mau ga mau harus bayar. Ya! Ga apa apa sih
kalo le bertiga ga mau bayar, lagian hari ini kita juga belum punya kelinci percobaan.”
Rudi                   : “ loe berdua mau bayar kagak?” (kata rudi pada Vera dan Rukmam)
Vera                  : “Okey, gue mau bayar. Asal loe berdua mau lepasin kita bertiga.”
Abduh              : “Loe berdua boleh masuk setelah bayar tapi untuk si gentong nggak. Kita
mau main main dulu ama dia. loe keberatan?”
Vera                  : (berbisik kepada Rukmam) “Gimana mam, kalo kita ga biarin Rico bersama
mereka bisa bisa kita bernasib sama kayak mereka ntuh.”
Rukmam          : “okey, loe bisa bawa Rico”
Abduh              : “Okey”
Vera                  : (mengeluarkan selembar uang 10 ribuan dari dompetnya) “Nih, duitnya!”
(menyerahkan uang itu pada rudi)
Rudi                   :  “Hah (mengatakan dengan nada tak percaya) “10 ribu ,ini ma duit cuma
buat beli penthol lah gimana dengan uang makannya? Loe kan anak pejabat minim uang saku
kan 100 ribu. Kurang?”
Rukmam          : “Gue aja deh yang bayar”(mengeluarkan uang 100ribu dari dompetnya).
Rudi                   : (mengambil uang 100ribu tersebut dengan cepat dari tangan Rukmam) “Ini
baru duit. Nah sekarang kalian boleh masuk”.
Rukmam          : (berjalan masuk kalas sambil menengok Rico) “ sorry, co!! gue kali ini ga
bisa bantu.”
Vera                  : “Sorry, gue kali ini juga ga bisa bantu.”
Abduh              : “Rud, enaknya kita apain nih anak yang satu ini?”
Rudi                   : (berpikir sejenak) “Di ceburin di kolam ikan sekolahan aja, habis ntu di
coreng coreng pake arang and disuruh nari ballet di depan anak anak. Pasti nanti ntu heboh
banget. Hahahahahahaah” (ketawa terbahak bahak)
Abduh              : “wkwkwkwk, oke laksanakan bro. tumben otaklo encer”
Rico                    : “Waduh, jangan deh rud. Nanti kalo gue pulang trus sakit gimana? Gue
bisa di marahin mami gue habis habisan? Ampuni gue duh?”
Abduh              :  “Tak ada ampun lagi buatmu, dasar gentong”
Akhirnya setelah mengerjai Rico habis habisan. Abduh dan rudi bukannya masuk kelas tapi
bolos sekolah. Mereka pergi ke tempat diskotik dan menggunakan uang yang mereka
dapatkan tadi  buat minum minuman keras. Hingga mereka berdua mabuk di tengah jalan.
Kesedokan harinya mereka baru pulang kerumah masing masing. Abduh telah ditunggu dari
tadi malam oleh ibunya.
Ibu Syaroffah   : “Dari mana aja kamu nak, kenapa baru pagi ini kamu barusan pulang?”
Abduh                :” Sudahlah bu ga usah dipikirin. Males aku ngebahasnya.”
Ibu Syaroffah   :” Ya sudah sekarang masuk yuk, kamu pasti laper kan? Sudah ibu siapin tuh
sarapan ntuh. Makanan kesukaan kamu.”
Abduh                :” Ga ah, Abduh masih kenyang kok. Sekarang Abduh minta duit aja? Cuma
500 ribu aja. Males aku di rumah ngeladeni ibu yang ngomel terus mending Abduh pergi
sama temen temen. Udah cepet?” (nada membujuk kasar)
Ibu Syaroffah   : “500 ribu katamu? Uang dari mana ibu dapat uang sebanyak itu. ibu kan
hanya seorang penjual jamu keliling.”
Abduh                : “ Pokoknya Abduh ga mau tau, sekarang Abduh mau uang itu. cepetan?”
Ibu Syaroffah   : “ Ibu ga punya uang sebanyak itu nak?”
Abduh                : “Enggak, ibu pastii nyembunyiin sesuatu dari Abduh. (berjalan menuju
kamar ibunya)”
Abduh lalau membongkar seluruh isi kamar ibunya. Setelah beberapa  lama ternyata dia
menemukan sebuah cincin.
Ibu Syaroffah   : “Jangan, jangan kau ambil cincin itu nak, itu adalah cincin peninggalan
ayahmu ketika ibu menikah dulu.” (sambil merebut)
Abduh                :” Argh…. Dasar orang tua bawel. Sudah Abduh mau pergi dulu.”
(mendorang ibunya hingga jatuh ke lantai)
Ibu Syaroffah   : “ Jangan Abduh, jangan kau jual cincin peninggalan almarhum bapakmu itu.
Ibu mohon, ibu mohon nak”( mengejar sambil menangis)
Abduh meinggalkan ibunya begitu saja. Layaknya ia tidak mengenal ibuny lagi. kemudian ia
pergi ke pasar untuk menjual cincin itu. Lalu ia menelpon rudi.
Abduh                : “Halo, rud. Loe lagi ngapain?”
Rudi                     : “ Gue lagi tidur tiduran aja, bosen gue ga ada kerjaan.”
Abduh                : “Bagus kalo begitu, loe sekarang ikut gue ke diskotik kita minum minum
sepuasnnya disana nanti. Nyante aja gue yang mbayarin kok”
Rudi                     : “Hah… uang dari mana loe bisa traktir gue?”
Abduh                : “Udah, loe jangan banyak bacot. Loe cepet kesini. Gue udah di depan
rumah loe.”
Rudi                     : “Okey, bos”
Akhirnya mereka pun pergi bersama ke diskotik hingga larut malam. Setelah puas seharian di
diskotik akhirnya mereka berdua pulang ke rumah masing masing. Mereka pulang dengan
keadaan mabuk berat. Abduh sempat mutah beberapa kali. Begitu pula dengan rudi. Ibu
syaroffah yang stres melihat anaknya berubah menjadi nakal seperti itu. Pada waktu itu beliau
masih memakai mukena  dan masih berdoa di kamarnya.
Abduh                : “Ibu!!!… ibu!!! Abduh, anak ibu pulang nih” ( masuk nyelonong dan
bicara dalam keadaan mabuk)
Ibu Syaroffah   : “ Kamu ini kenapa tho le? Kenapa kamu bisa mabuk mabuk an seperti ini”
Abduh                :” Agh…. Pasti bawel, anak pulang bukannya di sambut dengan ceria malah
diomeli. Anak muda zaman sekarang ntu ga ada yang di nasehati. Eh.. ibu hobinya comel
mlulu… bosen bu.” ( bicar sambil marah)
Ibu syaroffah   :” Astagfitullah…. Nyebut nak nyebut. Sekarang kamu mandi dulu sana gih
dan ganti pakaian ya? Habis ntu jangan lupa shalat isya’,  ibu sudah lama ga pernah lihat
kamu sholat lag ntuhi.”
Abduh                : “ Aduh!! Ibu ini, bawel lagi… bawel lagi. Tak bilangin ya bu, sekarang ntu
dunia udah berubah, ga butuh shalat. Shalat itu ga bisa datengain kita uang. Cuma buang
buang waktu aja. Kayak kita ini miskin trus. Udah ahg… dari pada dengerin ibu yang
bawelnya minta ampun Abduh mau tidur dulu aja.” ( berjalan menuju kamar dengan
menclang menclong)
Ibu Syaroffah   : “ Astagfirullah Abduh…. Kenapa kamu bisa berubah kayak begini nak? Hati
hati kalo jalan. Sini biar ibu bantu kamu masuk ke kamar.”
Abduh                : “ aghr….(mendorang hingga ibunya terjatuh) ga usah sok meratiin. Abduh
bisa jalan sendiri. Abduh ga perlu ibu miskin seperti ibu.”( membentak)
Kelakukan Abduh semakin hari semakin menjadi jadi. Ia tidak hanya berani pulang dengan
mabuk tetapi sekarang dia sudah berani membawa cewek main keluar masuk rumah. Ibunya
pun sakitnya semakin parah. Hingga suatu hari, sepulang sekolah Abduh pulang kerumah
ingin meminta uang  kembali pada ibunya. Rudi berada di balakannya. Betapa kagetnya dia
ketika melihat banyak orang tengah berkumpul di rumahnya.
Rudi                     : “Apaan ntuh, kenapa di rumah loe banyak sekali orang. Masak orang
orang lagi demo gara gara ibu loe ga bisa bayar cicilan utang?”
Abduh                : “ Ngawur aja loe ( mendorong kepala rudi) mungkin sedang ada arisan ibu
ibu kali.. wah ini kesempatan bagus ntuh, gue bisa minta uang lebih dari ibu gue.kalo begitu
ayo cepetan kita kesana”
Setelah masuk rumah, Betapa kagetnya dia melihat seorang wanita tua tergeletak tak berdaya
di depan dirinya. Ia semakin histeris ketika mengetahui kalau wanita itu adalah ibunya.
Abduh pun tak percaya dan berjalan mendekati ibunya. Ia pun berlutut di depan mayat ibunya
dan meminta maaf atas semua yang pernah ia perbuat. Ia menangis sejadi jadinya.
Abduh                :” Hiks….. hiks….. bu… maafkan aku bu… kenapa ibu lebih dulu
meninggalkan Abduh?… Abduh tak sanggup untuk hidup sendirian. Bu…. Kenapa ibu harus
mati… maafkanlah kesalahanku selama ini… bu… selama ini Abduh telah menjadi anak
yang durhaka. Abduh jaji kali ini Abduh akan berubah menjadi anak yang baik dan sholehah
seperti yang ibu inginkan.” (menangis tersedu-sedu)
Rudi                     :” Sudahlah duh, biarkan yang tejadi berlalu….”(belum selesai ngomong)
Abduh                : “ argh….. biarkan aku sendiri.”
Sejak saat itu, Abduh dan rudi berubah total, ia tidak pernah lagi membuat onar di
sekolahnya. Ia menjadi anak yang sangat pendiam dan rajin belajar. Seluruh temannya begitu
kaget. Mengapa Abduh dan rudi bisa berubah? Tetapi ternyata banyak dari teman temannya
yang memanfaatkan hal ini untuk membalas dendam terutama Rico, Rukmam dan Vera.
Rico                      :”Cuih, preman sekolah ternyata bisa tobat ya, apalagi preman kayak loe
berdua. Angin dari mana yang bisa membuat loe berdua bisa tobat kayak begini”
Vera                    : “Paling-paling juga besok sudah menjadi preman lagi yang paling ganas,
tapi yakin aku ga akan takut lagi ama loe berdua.”
Rukmam            : “Shit, loe berdua mau berubah. Jangna ngaco loe pada. Gue ga akan
percaya selamanya kalo loe berdua bisa berubah mendjai anak yang baik.”
Laila                     : “Kalian ini, gimana sih? Mereka ini mau berubah malah di olok olok ini
kayak begini. Orang yang niatnya baik itu hasunya di sukung sunk jangna malah di olok olok
ini kayak gene.syukur syukur kalo dia tidak kembali seperti dulu.”
Vera                    : (mendorong pundak Laila) “ Eh… Loe ntu, jadi cewek jangan munafik
deh, loe ntu sebenarnya juga punya dendam pribadi kan ama mereka berdua? Ga usah di
tutup tutupi kayak gene. Munafik loe!”
Abduh                : “Sudahlah Lil, tak usah kau hiraukan mereka. Mereka memang pantas kok
melakukannya, aku memang yang salah kok. Untuk itu aku mau minta maaf kepada kalian
bertiga atas  semua yang telah aku perbuat kepada kalian?”
Laila                     :” Tapi duh….”
Rudi                     : “Abduh benar, aku juga mau minta maaf epada kalian semua. Da kalian
mau kan maafin kiita berdua? Kita tak ingin ada lagi permusuhan di antara kita.”
Rico                      : “ Aku memaafkanmu? Jangan bermimpi deh loe aku aja yang duluminta
maaf sambil berlutut aja malah loe kerjain abis abisan. Sekarang loe berdua malah minta
maaf ama gue tanpa rasa salah apapun. Enak banget loe!”
Rukmam            :” Bener, co! gue juga males banget maafin mereka, balikin dulu uang gue…
baru loe minta maaf di depan gue sambil sujud, mungkin gue bisa maafin loe berdua”
Vera                    : “Bener mam, gue juga ga rela maafin mereka sebelum kita bisa membalas
semua yang telah mereka lakukan kepada kita bertiga.”
Rico                      : “Sudah kita pergi aja yuk, ngapain kita harus ngurus masalah mereka
berdua kayak orang kurang kerjaan aja.”
Vera                    : “Kita ke kantin aja yuk, gue laper banget nih”
Rukman             : “Ayo” (beranjak pergi)
Abduh                :”Laila, kenapa loe malah mbelain gue waktu mereka bertiga menghina gue.
Bukannya kita berdua ini juga sering nyekitin hati loe?”
Rudi                     : “ Iya, kenapa loe ga ngolok kita berdua. Padahal loe kalo mau kita ga akan
balas kok. Silahkan aja!”
Laila                     : “Sudahlah, tak usah kalian ungkit lagi masalah yang lalu itu, biarlah yang
lalu itu berlalu dengan sendirinya. Lagi pula aku sudah tidak ada dendam lagi kok ama kalian
berdua. Malah an aku juga ikut seneng kalian bisa berubah seperti ini.”
Rudi                     : “Loe emang cewek yang baaik Lil”
Laila                     : “Jangan begitu”( tersipu malu)
Suatu ketika, Abduh dan rudi ini bertekad menjadi siswa terbaik se-kabupaten dengan
memiliki nilai UNAS terbaik. Ketika teman teman-temannya tahu, mereka tertawa terbahak
bahak.
Rico                      :” Hahahaha… jadi loe berdua bertekad mau jadi yang tebaik se-
kabupaten. Jangan bermimpi deh loe. Gue aja nih y? anak terpandai satu sekolahan ga pernah
ngimpi kayak begitu, karena itu suatu yang tidak mungkin. Loe berdua kan bodohnya minta
ampun jangan berharap deh.”
Rukmam            : “Gue aja nih y? yang belajar tiap hari ga yakin bisa jadi yang terbaik, ehh…
elo yang masih cupu begitu mau jadi yang terbaik. Sadar donk?”
Vera                    : “Kita aja anak pejabat yang setiap hari les di beberapa LBB  aja ga yakin
masuk 5 besar se-kabupaten. Elo yang bodohnya berpangkat mau jadi yang terbaik. Paling
paling lulus aja masih kemungkinan.”
Rudi                     :”Memang kita dari golongan anak yang tidak mampu, tapi ingat
kesempatan itu datang kepada siapapun. Kalo emang loe bisa, kenapa kita tidak bisa? Ya bisa
dunk. Kita kan sama-sama makan nasinya masak ga bisa sih.”
Rukmam            : “Okey, kalo begitu kita bertarung siapa yang akan menjadi yang terbaik.”
Abduh                : “Oke, gue trimu tantangan loe bertiga”
Rico                      : “Paling paling melawan mereka berdua kita tak perlu belajar pun bisa
menang, benar ga ?”
Vera                    : “Bener, ga usah belajar paling menang”
Untuk memenangkan pertarungan ini rudi dan Abduh harus belajar dengan giat. Tetapi
masalahnya mereka tidak punya uang  sama sekali. Akhirnya mereka memutuskan untuk
pergi ngamen pada siang hari  dan belajar extra pada malam harinya.
Abduh                  :”(menyanyi)
Rudi                       :” Panas banget duh, gue ga kuat lagi nih”
Abduh                  :” Tahan rud, demi mendapatkan kemenangan itu.”
Rudi                       : “ oke deh”
Ketika mereka sedang mengamen di sebuah mobil mewah hitam, mereka bertemu dengan
Vera, Rukmam dan Rico yang ternyata pemilim dari mobil hitam ini.
Rico                      :” hah… ternyata memang benar tidak perlu repot repot belajar melawan
kalian berdua.”
Vera                    :” Iya benar, kita kita aja siang siang begini mau pergi les, eh loe berdua
malah ngamen di tengah jalan. Ga tau malu loe?”
Rico                      :” Ini gue punya uang 100ribu buat loe, gratis kok mumpung kita lagi baik
hati? nih ( menyodorkan uang 100ribuan ke arah rudi)
Rudi                     : (menjulurkan tangan untuk mengambil uang tersebut)
Rico                      : Cuih (meludah tepat diatas tangan rudi). Hahahahahahahaha makan ntu
ludah gue”
Vera&Rukmam: “hahahahahahahah, mampus loe, mau aja dikerjain)
Rudi yang dari tadi kelelahan lepas kendali, dia lalu menuju ke arah Rico dan ketika akan
memukulnya ternyata lampu merah telah berganti hijau. Rico dan teman temannya berhasil
mealrikan diri.
Abduh                : “Sudahlah rud, jangan kau ambil hati. Biarlah mereka merasakan yang
pernah kita rasakan sebelumnya. Sekarang gantian biarlah kita merasakan apa yang telah
mereka rasakan dulu. Jadi sabar aja, oke?”
Rudi                     :” baiklah”
Setelah mati-matian mereka berdua mencari uang untuk membeli buku, akhirnya kesampaian
juga. Mereka belajar dengan tekun tiap hari. Dan pada akhirnya mereka menjadi siswa
terbaik  se-kabupaten sedangkan Vera, Rukmam dan Rico tidak lulus ujian nasional lantaran
terlalu meremehkannya.
Laila                     : “Selamat y duh? (menyalami Abduh) selamat juga ya rud?(menyalami
rudi). Selamat kalian telah terpilih menjadi siswa terbaik se-kabupaten.”
Abduh                :” Sama-sama y Lil! Aku juga mau ngucapin trima kasih buat elo yang mau
nemenin kita belajar selama ini”
Rudi                     :” Iya Lil kalo misalnya y? kita tidak punya temen seperti kamu mungkin
kita ga bisa jadi yang terbaik seperti ini?”
Laila                     :” Alah, jangan terlalu berlebiah namanya juag temen kita harus saling
tolong menolong.”
Abduh                :” eh.. Lil ngomong ngomong loe tau g dimana Rico, Vera ma Rukmam.”
Laila                     : “ em…. kayaknya sih tadi ada di kelas, mereka kayaknya sedih banget
deh setelah tau mereka tidak lulus”
Rudi                     :” Syukurin… biar mereka tau rasa”
Abduh                : “Gimana kalo kita ke mereka aja, kita hibur mereka. Kasihan mereka.”
(Sampai di kelas)
Abduh                : “hai mam.”
Rukmam            : “Wat apa loe bertiga datang ke sini? Loe mau pamer y karena uadah jadi
pemenang petarungan kita atoo loe mau ngolok-nglok in kita karena kita tidak lulus ujian
nasional?”
Abduh                : “Ga kok, gue d ateng ke sini  Cuma mau ngajakinloe semua makan di
kantin. Habis dari tadi muka kalian murung terus sih”
Rico                      : “Emm… duh hati loe baik banget y? sory y buat kesalahan gue ke elo ma
rudi. Gue khilaf duh… loe mau maafin gue kan?”
Vera                    : “ Gue juga mau minta maaf ya duh? ma loe rud? Loe berdua mau maafin
gue kan?”
Rukmam            : “sorry ya duh! Gue udah nuduh loe dengan  yang tidak tidak. Gue juga mau
minta maaf atas semua salah gue ke elo?
Abduh                : “Kita berdua mau kok maafin loe bertiga,  kita juga mau minta maaf y buat
yang dulu dulu?”
Rico                      :”Iya kita udah maafin kok”
Rudi                     :” Kalo begitu untuk ngerayain hari ini, kita pergi ke kantin biar gue yang
traktir?”
Abduh                : “ayukkkk” ( berjalan bersam sama menuju kantin)
Akhirnya, mereka dapat hidup rukun. Walaupun sebelumnya ada pertentangan di antara
mereka

Peran-peran :
1. Serigala
2. Kancil
3. Kera
4. Kambing
5. Kucing
6. Kelinci
7. Tikus
8. Ayam
9. Tupai
10. Nenek Sihir
11. Narator

Babak I

Suasana : Malam Hari

Latar Panggung : Hutan Belantara

Narator:
Pada suatu malam di sebuah hutan yang lebat dan terdapat banyak binatang telah terjadi
kehebohan. Seekor serigala jahat tiba-tiba mengamuk dengan membabi buta. Sebabnya ialah sang
serigala sedang menderita sakit gigi. Tentu saja seluruh binatang jadi takut. Mereka lari dan
bersembunyi.

SUARA MUSIK CERIA MENGHANGATKAN SUASANA. BINATANG-BINATANG MUNCUL DENGAN


TARIANNYA YANG MENARIK. MEREKA BEGITU AKRAB. TAPI TIBA-TIBA, SUARA TERIAKAN SERIGALA
MEMECAHKAN SUASANA. DAN MUSIK MENJADI TEGANG. KAWANAN BINATANG PUN LARI KOCAR-
KACIR. MEREKA BERSEMBUNYI DI BALIK SEMAK-SEMAK. CAHAYA LAMPU MEREDUP.

SANG SERIGALA MUNCUL DAN MENGERANG KESAKITAN. IA BERJALAN TERTATIH-TATIH. SUASANA


TAMPAK MENCEKAM. SERIGALA ITU TIBA DI TENGAH PANGGUNG DENGAN MERAUNG-RAUNG.
TANGANNYA MEMEGANG SEBELAH PIPINYA YANG BENGKAK.

Serigala:
Aduh sakit….. Tolong….. Aduh….. sakit….. aduh…..Tolonglah teman-teman berikan aku obatnya.
Aduh, sakit…..!

SANG SERIGALA BERLALU. SUARANYA SEMAKIN LAMA SEMAKIN MENJAUH. DAN LENYAP.
PANGGUNG PUN MULAI BENDERANG KEMBALI. BEBERAPA BINATANG MASUK KE ATAS PENTAS
DENGAN WAJAH KETAKUTAN. LALU PERGI KE ARAH SEMAK BELUKAR UNTUK BERSEMBUNYI. KANCIL
JUGA KELUAR DARI TEMPAT PERSEMBUNYIAN-NYA DENGAN HATI-HATI. IA MENENGOK KIAN
KEMARI UNTUK MEMASTIKAN SERIGALA ITU TELAH PERGI.

Kancil:
(berbisik) Kera…. Kera….! Ayo keluar.
Kera:
(dari balik pepohonan) Sssstt….., Aku disini….

Kancil:
(mengedarkan pandangannya) Dimana kamu Kera? Aku tak melihatmu.

Kera:
Disini,…. Aku disini.

Kancil:
(jengkel) Iya, disini itu dimana? Aku tetap tak melihatmu.

Kera:
Ya disini. Cobalah Kancil berjalan dua langkah ke arah kanan.

Kancil :
(kancil menurut) Satu…. dua….

Kera:
Lalu mundur lagi ke arah belakang lima langkah.

Kancil:
Satu, dua, tiga, empat dan lima….. Sudah, kamu dimana?

Kera:
Sekarang putar kepalamu ke arah kiri.

Kancil:
Begini?

Kera:
Ya.

Kancil:
Lalu?

Kera:
(muncul di belakang Kancil dengan mengendap-endap) Dar !

Kancil:
(terkejut) Waduh ampun…..!!!

Kera:
(tertawa terbahak-bahak) Haha….ha…ha….
Kancil:
(bersungut dan marah) Huuh, bilang kek dari tadi. Jangan pakai kejutan segala. Kancil kan jadi takut.

Kera:
Jangan marah dong, Cil. Aku kan hanya bercanda. Hehe….

Kancil:
Bercanda ya bercanda, tapi jangan ngerjain Kancil dong !

Kera:
Oke deh, maaf. Kalau begitu kita pacantel saja….

KERA MENYODORKAN TANGAN, TAPI KANCIL TAK MEMPEDULIKANNYA

Kera:
O, jadi marah beneran nih. Baik kalau begitu. Lihat ini…..

KERA MENGERUTKAN MUKANYA YANG LUCU DAN MULAI BERTINGKAH SUPAYA MEMBUAT KANCIL
TERSENYUM. TAPI KANCIL SEOALAH-OLAH TAK MELIHATNYA.

Kera:
Lho, kok gak mempan juga. Ya sudah, aku pulang saja….

BARU SAJA KERA BERJALAN BEBERAPA LANGKAH, TIBA-TIBA KAKINYA TERPELESET MENGINJAK KULIT
PISANG. DAN JATUH.

Kera:
Aduh…..!

Kancil:
(tertawa) Rasain….. Makanya kalau buang sampah jangan sembarangan

Kera:
Huh, bukannya menolong malah menertawakan

Kancil:
Ya, salah sendiri
Kera:
O, jadi Kancil tak mau menolong saya?

Kancil:
Baik, deh, baik……

KANCIL MENGAHAMPIRI KERA YANG TERDUDUK DI ATAS TANAH SEMABARI MENYODORKAN


TANGANNYA. NAMUN TIBA-TIBA KERA MENARIK TANGAN SANG KANCIL HINGGA TERJATUH
BERANGKULAN. KEDUANYA TERTAWA LEPAS. DAN SESAAT MENJADI HENING. KANCIL SEPERTI
TERINGAT SESUATU.

Kancil:
Eh, Kera. Apakah kamu melihat apa yang kulihat tadi?

Kera:
(Mengerutkan dahinya) Apa itu Kancil? Tadi kan gelap

Kancil:
(seolah berfikir) Kalau begitu apakah Kamu mendengarkan apa yang tadi kudengar?

Kera:
Mendengar apalagi, Kancil? Kok saya jadi tak mengerti maksudnya .

Kancil:
Ya, mendengar suara dong. Tadi aku mendengar suara yang seperti minta tolong. Begini (menirukan
suara Serigala)Aduh sakit….. Tolong…. Aduh….. Aduh……

Kera:
Oooo, yang itu. Iya aku juga mendengar. Memangnya kenapa?

Kancil:
Suara siapa, ya? Kok rasanya saya kenal. Aku ingin sekali menolongnya

Kera:
Ah,….. (membelakangi Kancil) buat apa kita susah-susah menolongnya? Toh kita sendiri tidak tahu
siapa yang minta pertolongan itu.

Kancil:
Lho, kok Kera ngomongnya begitu sih? Kita ini kan sesama mahluk ciptaan Tuhan. Jadi sudah
seharusnya kita saling menolong. Bukankah dengan tolong menolong itu kita akan mendapatkan
pahala, betul kan?

Kera:
Iya, tapi menolong siapa dulu….. Nah, kalau yang kita tolong itu jahat bagaimana? Kita sendiri kan
yang jadi repot

Kancil:
Betul juga, ya. Tapi kalau dia baik?

Kera:
Ya tidak tahu…..

Kancil:
Ah, saya punya akal!

Kera:
Apa itu?

Kancil:
Kalau begitu, kita tanyakan saja pada teman-teman kita. Siapa tahu diantara mereka ada yang
mengetahuinya. Yuk?

Kera:
Ayo, siapa takut…..

Babak II

Suasana : Malam Menjelang Pagi

Latar Panggung : Hutan Belantara

Narator:
Kemudian, Sang Kancil dan Sang Kera mulai berjalan untuk mencari tahu apa yang terjadi. Mereka
bertanya kepada siapa saja yang ditemuinya di perjalanan. Mereka menemui kawan-kawannya. Tapi
sampai pagi menjelang, tak sedikit pun jawaban yang mereka dapatkan. Mereka capek dan akhirnya
ketiduran di bawah pohon yang sangat rindang.

Kera:
Aduh, sudah jauh kita ini berjalan kancil. Tapi kita tak mendapatkan sesuatu yang menggembirakan.
Gajah tak tahu, kambing tak tahu, burung hantu pun juga tidak tahu. Ah, sia-sia saja.

Kancil:
Iya, tapi kita tak boleh menyerah.
Kera:
Ah, aku sudah lelah

Kancil:
Iya, aku juga (menguap lalu tidur di bawah pohon yang rindang)

Babak III

Suasana : Pagi Hari

Latar Panggung : Hutan Belantara

TERDENGAR SUARA KOKOK AYAM JANTAN. LAMPU MENYALA PERTANDA HARI MULAI BERANJAK
SIANG.

Narator:
Pagi telah tiba. Matahari bersinar dengan cerahnya. Binatang-binatang di hutan menyambutnya
dengan gembira. Ya, hari itu mereka gembira karena Sang Serigala yang jahat dan sering menggangu
mereka itu kini sedang sakit gigi. Serigala itu kini tak bisa menggigit.

MUSIK CERIA PUN BERGEMA. BINATANG-BINATANG MUNCUL DENGAN MATA MASIH MENGANTUK
DAN MENGGELIAT-GELIAT. LALU SECARA SERENTAK MEREKA MENARI BERNYANYI DALAM LAGU
“SERIGALA SAKIT GIGI”. NAMUN DI TENGAH-TENGAH KECERIAAN ITU PULA MEREKA DIKEJUTKAN
OLEH KERA YANG MERASA TERGANGGU TIDURNYA.

Kera:
Stooop…..!!!

MUSIK BERHENTI. SEMUA BINATANG KAGET. MEREKA LARI TERBIRIT-BIRIT DAN BERSEMBUNYI.

Kera:
Berisik,…. Berisik!

Kancil:
(bangun sambil menggosok kedua matanya dengan tangan) Aduh…. Ada apa sih, Kera?

Kera:
Mereka itu, tuh…. Mengganggu kita yang sedang tidur saja.

Kancil:
Siapa?

Kera:
(berdiri dan memutarkan pandangannya)Hey kalian, ayo keluar. Jangan bersembunyi. Keluar !

SEJENAK HENING. TAPI BEBERAPA SAAT KEMUDIAN KAWANAN BINATANG ITU PUN MEMUNCULKAN
KEPALANYA. DAN KELUAR SAMBIL MENGGERUTU.

Kambing:
Mbee…… Huuh, saya kira kamu ini Serigala. Ee…. Ternyata Kera.

Kera:
(marah) Iya, ini aku Si Kera. Mau apa?

Kucing:
(melerai) Meoong,….. Eh, sudah-sudah jangan bertengkar. Sesama binatang penghuni hutan jangan
saling bermusuhan dong…. Meong.

Kera:
(kepada kucing) Kamu juga sama saja. Pengganggu!

Ayam:
Kukuruyuk….. Aduh-aduh pagi-pagi begini kok sudah ribut-ribut. Oo…oo…. Saya tahu-tahu, rupa-
rupanya Sang Kancil-kancil dan Sang Kera-kera ini telah terganggu-ganggu oleh tarian-tarian dan
nyanyian kita teman-teman. Dan mereka-mereka ini sedang tertidur-tidur, betulkan?

Kera:
(judes) Hemh….. tau!

Koor:
Ooo, begitu…..

Kambing:
Mbee…… Kalau begitu kami minta maaf Kera. Betul kami tidak tahu kalau kamu sedang tidur di
sekitar sini. Betulkan teman-teman?

Koor:
Betul, Kera. Betul Kancil. Kami semua tidak tahu…..

Kancil:
Ah, tidak apa-apa kok. Sebetulnya aku dan Kera ini sedang mencari sesuatu yang membuat kami
berdua bingung. Kami sudah berjalan semalaman hingga terlelah dan tertidur disini. Maafkan kami
juga ya, teman-teman. Kami bingung….

Koor:
Bingung?

Ayam:
Kukuruyuk, bingung kenapa Kancil?

Koor:
Iya, bingung kenapa Kancil? Bingung kenapa Kera?

Kancil:
Begini teman-teman. Tadi malam saya dan Kera dikejutkan oleh suara aneh.

Koor:
Apa, suara aneh?

Kancil:
Betul Suara aneh.

Kucing:
Meoong….. Aneh, aneh bagaimana kancil?

Kancil:
Begini teman-teman. (menirukan kembali suara Serigala)Aduh sakit… aduh…. Tolong…. Nah, begitu.
suaranya.Dan setelah itu kami mencari tahunya hingga sampailah kami kesini.

KEMUDIAN PARA BINATANG ITU SALING BERPANDANGAN MATA. HENING SEJENAK, DAN SETELAH
ITU DENGAN SERENTAK MEREKA TERTAWA DENGAN RAMAINYA.

Kancil:
Hei, kok kalian malah tertawa sih….. Apa ada yang lucu, ya?

TAWA MEREKA PUN BERHENTI. DAN TAK LAMA KEMUDIAN MEREKA TERTAWA LAGI.

Kera:
(marah) Stop-stop, berhenti…..! (semua terdiam)

Kucing:
Meoong…. Maafkan kami kawan, rupanya kalian tidak tahu ya?

Kancil:
Apa yang kalian tahu dan tak kita ketahui? Beritahulah segera.

Kucing:
Begini Kancil, begini Kera. Rupanya suara yang kalian berdua dengar itu

adalah suaranya Serigala. Serigala yang jahat itu, mengerti?

Kancil & Kera:


(bersamaan) Ha, Serigala?! (mereka berpelukan dengan gemetar)

Kambing:
Mbeee….. Betul. Suara yang kalian dengar itu adalah suara Serigala.Tapi tenang saja, dia tidak akan
apa-apa.Sebab Sang Serigala tengah menderita sakit gigi.

Koor :
Ya, Serigalanya sedang sakit gigi. Jadi Serigalanya tak akan bisa menggigit.

Kancil & Kera:


O, begitu….. (Kancil dan Kera bernafas lega)

Koor :
Iya, Serigalanya sedang sakit gigi. Hahaha……

Narator:
Nah, begitulah teman-teman sekalian. Mereka sangat senang sekali mendengar Serigala yang sedang
sakit gigi. Bagaimanapun Sang Serigala memang jahat. Serigala sering mengganggu para binatang.
Bahkan memakannya. Namun dengan tiba-tiba, seluruh alam di sekitar hutan itu mendadak gelap
gulita. Kancil dan kawan-kawannya menjerit ketakutan. Hingga datanglah seekor Kelinci yang
membawa obor di tangannya. Dan mengabarkan bahwa Serigala itu telah menculik Tupai sahabat
mereka.

KELINCI DATANG DENGAN OBOR DITANGANNYA. SEMENTARA KAWANAN BINATANG MASIH


BINGUNG SALING BERPELUKAN SATU SAMA LAINNYA.

Kelinci:
(terengah-engah) Aduh, kawan-kawan. Ini gawat…..gawat!

Kera:
Eh, rupanya ada Si Kelinci !
Ayam:
E, bener-bener. Itu-itu ada Si kelinci.

Kelinci:
Ya, ini aku. Semuanya menjadi kacau…..kacau!

Kancil:
Emangnya ada apa Kelinci? Kok kamu seperti ketakutan begitu.

Kelinci:
Ya, aku membawa kabar untuk kalian semua.

Koor:
Kabar? Kabar apa kelinci?

Kelinci:
(berjalan ke salah satu sudut panggung, diikuti yang lainnya)Ini kabar buruk teman-teman.

Koor:
Apa, kabar buruk?

Kambing:
Embeee….. Kalau begitu cepatlah kau katakan, Kelinci!

Kucing:
Meoong….. ayo jawab. Jangan bengong begitu……meoong.

Kelinci:
Begini….. (berjalan lagi, diikuti yang lainnya) Katanya, Pak Serigala

yang jahat itu telah menangkap salah seorang sahabat kita.

Koor:
Apa, menangkap sahabat kita?

Kelinci:
Ya, betul sekali.

Kancil:
Siapa itu Kelinci?

Koor:
Ya, siapa yang ditangkap itu? Siapa?
Kelinci:
Yang ditangkap oleh Pak Serigala adalah….. Si Tupai Pohon.

Koor:
Hah,….. Si Tupai?

Kelinci:
Ya, Si Tupai ditangkap untuk dimasak dan dijadikan obat sakit giginya Pak Serigala. Alasannya adalah
karena Si Tupai sangat kuat giginya. Dan bagus.

Koor:
Hiiiyyyy….. takuuut……

Ayam:
Kukuruyuk…. Takut sih takut. Tapi kenapa si kucing ngompol?

Kucing:
(tersipu malu) Ma….maaf, aku benar-benar takut.

Kelinci:
Dan satu lagi teman-teman, hari yang sangat gelap ini diakibatkan oleh mantra-mantranya Pak
Serigala untuk mengundang Nenek Sihir yang kejam.

Koor:
Hiiiyyyy….. takuuut……

Kambing:
Embeee….. Lantas apa yang harus kita lakukan?

Kancil:
Tentu saja kita harus menolongnya, kawan-kawan. Si Tupai itu kan sahabat kita semua.

Koor:
Apa menolongnya? Hiiiyyyy….. takuuut……!!!

Kelinci:
Tapi bukankah Pak Serigala itu jahat sekali. Jangan-jangan nanti kita sendiri yang dimakannya….

Kera:
Oh, kalau begitu Kambing saja yang menolong. Dia kan punya tanduk.

Kambing:
Enak saja, kamu saja yang bisa naik pohon. Serigala kan tidak bisa menangkap kamu.

Ayam:
Apalagi aku….. ketketokketok!

Koor:
Kamu saja….. Tidak, kamu saja….. Gak mau, kamu saja….!!!

Kancil:
Aha,….. Saya dapat ide!

Koor:
(semua berhenti, lalu berkata) Apa, ide?

Kancil:
Ya, ide. Kita tidak mungkin melawannya tanpa ada kebersamaan.

Kambing:
Maksudmu?

Kancil:
Kitalah yang akan melawan Sang Serigala!

Kucing:
Tapi kan akau takut

Kancil:
Kenapa mesti takut segala? Kita ini banyak. Dan Serigala itu harus kita lawan bersama-sama.
Keadilan harus ditegakkan. Serigala itu telah merampas segala ketentraman hutan kita semenjak
dulu. Kalau sekarang tidak dilawan, maka selamanya kita akan selalu diliputi ketakutan

Kambing:
Embee…. betul sekali. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.

Kancil:
Sekarang, marilah kita satukan seluruh kekuatan kita, tenaga dan fikiran kita untuk menolong
sahabat kita. Setuju?

Koor:
Setuju…..!!!

Kucing:
Kalau begitu aku juga setuju, deh….

Kelinci:
Nah, itu namanya Si Kucing pemberani

Kancil:
Baiklah, sekarang mari ita berunding dan mengatur siasat untuk menghadapi Sang Serigala, Oke?

Koor:
Oke, baiklah Kancil….!!!

Babak IV

Suasana : Sore Hari

Latar Panggung : Sarang Serigala

Narator:
Akhirnya, mereka pun berunding untuk mencari cara membebaskan sahabatnya Si Tupai pohon yang
ditangkap Serigala. Sementara di tempat lain, Si Tupai pohon yang baik hati sedang menangis
tersedu-sedu. Dia disekap oleh Serigala dalam sebuah kurung yang besar. Tupai takut kalau dirinya
akan dimakan hidup-hidup. Kasihan sekali keadaannya…..

TUPAI MENANGIS MERONTA-RONTA DALAM KURUNGAN. IA SUDAH MULAI PUTUS ASA. MUNCULAH
SANG SERIGALA DENGAN SOROT MATANYA YANG TAJAM. MENGHAMPIRINYA.

Tupai:
Tolong….. tolong….. lepaskan saya….. Tolong!

Serigala:
(tertawa) Aduh….. aduh…. Aku sakit gigi…. Aduh….. kasihan Si Tupai bodoh ini…..
Aduh….. aku akan segera sembuh……hahaha….

Tupai:
(memelas) Tolong lepaskan saya, Pak Serigala. Saya ingin pulang…..

Serigala:
Apa, melepaskanmu? (tertawa) Enak saja. Aku kan sudah susah-susah menangkapmu. Mana kamu
sudah menendang pipi saya yang sedang sakit gigi ini, huh, dasar bodoh.

Tupai:
Tapi kenapa saya dikurungnya disini?

Serigala:
Ha? (tertawa) dasar kamu ini memang bodoh….. He, Tupai kecil. Kenapa aku bisa menculikmu?
Karena aku sangat membutuhkanmu. Kenapa aku membutuhkanmu? Karena itu penting sekali. Dan
kenapa kamu dikurung disini? Karena kamu tak boleh kabur, mengerti?
Tupai:
Iya, tapi untuk apa saya harus diculik? Saya kan tidak bersalah…..

Serigala:
(mulai jengkel) Aih-aih, dasar kamu Si Tupai bodoh! Ah, tapi baiklah. Aku akan memberi tahumu
kenapa aku harus menculikmu Tupai bodoh. Begini, sudah seminggu belakangan ini aku menderita
sakit gigi. Lihat….
(menunjukkan mulutnya lebar-lebar) Sudah kau lihat?

Tupai:
(mengangguk)

Serigala:
Nah, sudah kutemui banyak dokter, para penyihir dan dukun-dukun untuk mengobati sakit gigiku ini.
Tapi tak satu pun yang dapat menyembuhkannya. Dan sia-sia saja semua obat yang aku makan. Sakit
gigiku malah semakin menjadi-jadi. Hingga aku putus asa dibuatnya. Tetapi malam kemarin aku
bermimpi….

Tupai:
Mimpi, mimpi apa?

Serigala:
(marah) Diam dulu bodoh, aku juga akan menceritakannya biar kamu tidak penasaran jika kelak aku
makan. Begini, di dalam mimpi itu aku bertemu dengan seorang nenek sihir. Dan ia memberikan
petunjuk. Katanya…….

LAMPU MEREDUP. SERIGALA DAN KANCIL MEMATUNG. DAN MUNCULAH SEORANG NENEK SIHIR
DIANTARA MEREKA. WAJAHNYA SANGAT MENYERAMKAN.

Nenek Sihir:
(kepada Serigala) Hei Serigala yang jahat….. Aku akan memberitahumu sesuatu. Penyakit sakit gigi
yang kau derita itu tidak pernah akan sembuh meskipun seribu dukun telah kau kunjungi. Bahkan
seribu tahun yang kau habiskan untuk mengobatinya tidak akan menyembuhkan. Sebab penyakitmu
adalah kutukan karena engkau terlalu jahat di dunia.

Akan tetapi kamu jangan khawatir. Aku Si Nenek Sihir akan rela membantumu. Ya, aku juga jahat
sepertimu. Maka sebagai orang yang sama-sama jahat sudah seharusnya kita saling membantu.
Seperti juga orang-orang yang baik saling menolong sesamanya. Baiklah, kau dengarkan baik-
baik…...Sakit gigi itu akan sembuh bila engkau memakan daging Si Tupai pohon. Dan gigi Si Tupai itu
engkau bakar sebagai persembahan untukku.Sebab aku dendam padanya yang telah mencuri banyak
kelapa dari kebunku. Mengerti? Hikhikhik…..
SUASANA KEMBALI SEPERTI SEMULA.

Serigala:
Nah, begitulah ceritanya. Jadi kuculik saja kamu……hahaha…

Tupai:
Dasar penjahat. Demi kepentingan pribadimu, kau korbankan orang yang tak bersalah padamu.

Serigala:
Diam kamu! Bukankah kau ini pencuri juga?

Tupai:
Serigala jahat!

Serigala:
Biarin

Tupai:
Kamu jahat!

Serigala:
Biar

Tupai:
Kamu jahat….. jahat!

Serigala:
Biarin….. biar…..!!! Dasar tupai bodoh. Awas ya, nanti malam kamu akan saya makan….hahaha. Dan
mulai saat ini, kamu jangan berteriak-teriak lagi dan membuat kupingku sakit. Mengerti?

Tupai:
(diam saja)

Serigala:
(membentak) mengerti tidak, bodoh…..?!?

Tupai:
Iyy…..ya. Ssaa…saya mengerti.

SERIGALA MEMBALIKAN TUBUHNYA DAN PERGI. TUPAI MERONTA-RONTA DALAM KURUNGAN ITU.
NAMUN SARANG ITU BEGITU KUAT DAN TERKUNCI.
Tupai:
(meratap) Oh, Tuhantolonglah hambamu ini. Aku tak mau jadi santapan malamnya Serigala yang
jahat. Tolonglah hamba, Tuhan….(Tupai menangis hingga ketiduran)

Babak V

Suasana : Petang

Latar Panggung : Sarang Serigala

Narator:
Akhirnya, kawanan Kancil pun datang dan sampai di tempat persembunyiannya Serigala yang jahat.
Dengan mengendap-endap mereka masuk. Hati-hati sekali. Mereka menemukan Tupai yang tertidur
dalam kurungan. Kancil mencoba membangunkanya, tapi Tupai tak kunjung bangun. Diluar,
terdengar suara Sang Serigala yang mengaduh merasakan giginya yang sakit. Dan kawanan Kancil
pun menjadi panik. Lalu bersembunyi di semak belukar di sekitarnya. Tak lama kemudian muncullah
Serigala…..

MUSIK TEGANG. SERIGALA MONDAR-MANDIR DAN MENDENGUS-DENGUSKAN HIDUNGNYA. IA


MENCURIGAI KEBERADAAN KAWANAN KANCIL YANG MEMANG ADA DISEKITARNYA.

Serigala:
Hmm, sepertinya ada yang tidak beres disini. Ya….. seperti bau yang tidak asing. Ya, bau makanan
lezat. (Serigala menghampiri tempat dimana Kancil bersembunyi)O, jadi ini….. (memungut setangkai
bunga yang sudah mengering)aku kira makanan enak…. E, ternyata hanya bunga kering, sial.(melirik
ke arah kurung) Oow, ternyata si bodoh sedang tidur. Biar sajalah. Daripada bangun malah
membuatku pusing saja. Berteriak-teriak (meniru Tupai) Tolong…. Tolong…. Ah, lebih baik aku
menyiapkan segala sesuatunya untuk nanti malam. Mmh,…. Daging Tupai dimasak dengan bumbu
yang sedap. Enaaak….!!! (keluar)

KANCIL KELUAR DARI PERSEMBUNYIANNYA DENGAN SANGAT HATI-HATI. MEREKA MENARIK NAFAS
LEGA.

Kancil:
Hampir saja……

Kera:
Cil, bagaimana sekarang?
Kambing:
Embeee…. Iya Cil, bagaimana sekarang?

Kancil:
Nah, sekarang kita harus dibagi dua. Kelompok pertama membebaskan Si Tupai dari kurungan,
sementara yang lainnya mengawasi keadaan kalau-kalau Pak serigala datang lagi seperti barusan.
Selanjutnya, kita semua akan membuat jebakan untuk menangkap Pak serigala, oke?

Koor:
(bersemangat) Oke, oke-oke saja Kancil…..

Kancil:
Sssstt…… Jangan keras-keras dong.

SEMUANYA SEREMPAK MENUTUP MULUT

Kancil:
Sekarang ayo kita lakukan !

Narator:
Maka bekerjalah mereka sesuai tugas yang telah diberikan kepada masing-masing. Tupai sudah
dibebaskan. Dan jebakan pun sudah selesai dibuat. Mereka tinggal menunggu saat yang tepat untuk
menghancurkan semua kejahatan yang pernah dilakukan Sang Serigala.

Tupai:
(setelah keluar) Terimakasih Kancil. Terimakasih kawan-kawan semuanya. Kalian
telahmenyelamatkan hidupku. Dan kalau kalian tak ada pasti...

Kelinci:
Ah, kamu tak perlu bicara seperti itu kawan. Karena sudah seharusnya antar sahabat itu saling
menolong.

Ayam:
Betul-betul. Betul sekali apa-apa yang dikata-katakan oleh Kelinci. Kukuruyuk…. Kitakan temenan.
Betulkan…..?

Koor:
Ya, betul Tupai. Kita kan temen…..

Kancil:
Ya, berterimaksihlah hanya kepada Tuhan, Tupai.

Tupai:
Kawan-kawan, kalian sungguh sahabatku yang terbaik di dunia.

KEMUDIAN MEREKA SALING BERPELUKAN SATU SAMA LAINNYA. TAPI SUASANA YANG
MENGHARUKAN TERSEBUT SIRNA MANAKALA SANG SERIGALA MASUK DENGAN TIBA-TIBA.

Serigala:
Oh, rupanya sedang ada reuni keluarga di rumahku, ya? Kok aku tak diundang…..

Koor:
Hah, S-E-R-I-G-A-L-A…..

Serigala:
He, apa yang kalian lakukan disini?

Koor:
La….lari…..!!!

SEMUA KAWANAN KANCIL LANGSUNG LARI. TAPI TAK MENINGGALKAN TEMPAT ITU. MEREKA
MALAH MEMPERMAINKAN SANG SERIGALA YANG SUDAH SANGAT MARAH.

Serigala:
Jangan lari…. Mau kemana kalian….. Tunggu! (melihat kurungan yang sudah kosong) Aduh, dasar
sial…... Bagaimana dengan gigiku? Awas kalian. Akan kubalas semuanya...
Ayo, kemarilah akan kutangkap kalian semua…….

SERIGALA TERUS MENGEJAR KAWANAN KANCIL YANG SANGAT CERDIK. DAN MEREKA TERUS SAJA
MEMPERMAINKANNYA. SERIGALA JADI PUSING. SEHINGGA PADA SUATU KESEMPATAN YANG
TEPAT, SERIGALA PUN MASUK DALAM PERANGKAP. SERIGALA TERKURUNG PADA TEMPAT DIMANA
IA TELAH MENGURUNG SANG TUPAI. SERIGALA TERKUNCI DI DALAMNYA. SERIGALA MENJERIT
MINTA TOLONG. KANCIL DAN KAWAN-KAWAN BERSORAK GEMBIRA KARENA TELAH MENGALAHKAN
SERIGALA.

Tupai:
Nah Serigala, sekarang kau akan merasakan juga bagaimana rasanya terpenjara di dalam sana…..

Serigala:
Dasar Tupai bodoh, ayo keluarkan aku dari sini. Kalau tidak…..

Tupai:
Kalau tidak, mau apa?

Kancil:
Ah, sudahlah Tupai. Biarkan saja ia menikmati sakit giginya disana.

Koor:
Ya, sekarang rasain Serigala. Makanya jangan jahat….

Serigala:
Aduh, ampun….. Keluarkan aku dari sini…. Tolonglah….

Kambing:
Embeee…… Mari kawan-kawan kita pulang. Hari sudah mulai malam.

Serigala:
Hei, jangan pergi. Keluarkan dulu aku dari sini…..Hei binatang-binatang bodoh…… Tolong……
Tolong….. keluarkan aku dari sini….. ampun….!!!

Narator:
Lalu mereka meninggakan tempat tersebut dengan serigala yang terkurung. sang serigala hanya bisa
menangis sedih meratapi keadaanya. dan tak akan ada yang pernah mau menolong serigala itu.
karena ia jahat. dan yang jahat harus mendapatkan hukuman yang setimpal.

Nah, begitulah teman-teman akhir kisah Serigala yang sakit gigi dengan kawanan Kancil yang cerdik.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari cerita ini.

- The End -

Anda mungkin juga menyukai