Kakak
3. Bu Guru
4. Pak Dokter
5. Ibu
(Sebuah kelas V di SD. Murid-murid sedang mengerjakan pekerjaan menulis. Bu Guru berada di
depan sambil mengawasi murid-murid bekerja. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Guru membuka
pintu. Di depan pintu berdiri seorang laki-laki be-rusia sekitar 18 tahun. Dia kakak Lisa. Dia bicara
dengan guru sebentar, kemudian guru memanggil Lisa. Lisa datang mendekati dan melihat kakak-nya
dengan pandangan seperti bertanya-tanya).
Bu Guru
membereskan buku,
Kakak
Lisa
Kakak
: Lisa, Ibu sekarang di rumah sakit. Kakak baru saja mengantarkan Ibu ke sana. Ibu tadi
jatuh di kamar mandi. Mungkin tulang kakin-ya patah, sehingga ia tidak bisa berjalan. Kita akan
langsung ke rumah sakit dulu.
Lisa
Kakak
: Kita doakan , Lisa, semoga ibu pu-lih kembali. (mereka tiba di rumah sakit
langsung menuju kamar tempat ibu Lisa terbaring. Lisa dan Kakaknya masuk. Ada Pak
Dokter sedang memeriksa ibu)
Kakak
pada bagian kakinya. Kita berdoa saja, semo-ga kakinya lekas sembuh, (Menoleh ke Lisa) ini
adik anda? (sambil melihat kakak)
Lisa
Dokter
lalu bersedih! Serahkan semua pada Tuhan. Tuhan Maha Pengasih dan Maha Pemurah. (Dokter
mengusap-usap bahu Lisa, Lisa tun-duk, tetapi kata-kata yang diucapkan dokter itu sungguh
menyentuh hatinya, sehingga matanya berlinang-linang). Anda dan Lisa pulang saja dulu, nanti
Kakak
: Baiklah, Dok. Kami akan pulang dulu. Segera kami ke sini lagi sesudah makan.
(Kakak menjabat tangan Dokter, kemudian bersama Lisa berjalan ke luar kamar)
Lisa
: (dalam mobil) Kak, Lisa takut. Kalau Ibu tidak bisa berjalan, bagaimana, Kak? (dengan
suara gemetar dia menahan tangisnya)
Kakak
usahanya berhasil. Kita harus selalu berdoa semoga kakinya cepat sembuh.
Lisa
: Tapi Lisa takut, Kak. Kalau Ibu tidak bisa berjalan lagi, Lisa bagaimana? (Lisa
mulai menangis).
Kakak
: Tidak boleh begitu, Lisa. Dalam keadaan bagaimanapun kita harus percaya kepada
Tuhan. Semua yang akan menimpa diri kita hanya Tuhanlah yang mengetahuin-ya. Baik atau
buruk kita harus percaya bahwa itu semuanya adalah kehendak Tuhan. Jadi, kita harus bersabar.
Iman kita harus diper-teguh. Kalau ibu kita tidak bisa berjalan, kita berdua akan selalu
membantu pekerjaan Ibu.
Lisa
: Ya, Kak! Mudah-mudahan Ibu lekas sembuh. Saya akan berdoa untuk Ibu, Kak.
Kakak : Itulah yang baik. (mereka sudah tiba di depan rumah ) Ayo, kita turun sudah sampai!
Kalim:
Justru belajar dirumah itu sangat penting agar kamu bisa lebih paham materi yang diajarkan oleh guru
Yahya:
Peduli amat..
Jeni:
Ah.. nggak bisa gitu dong Ya.. kan kalau kamu malas belajar, ntar waktu ulangan kamu nggak bakalan
bisa ngerjain tugas dengan benar.
Kalim:
Iya benar itu!
Huda:
Tuh kan.. benar apa yang temen-temen bilang itu.
Yahya hanya bisa terdiam mendapatkan teguran dari teman-temannya yang semuanya memang tipe
pelajar yang sangat rajin.
Huda:
Pokoknya mulai sekarang kamu hari mau belajar dirumah Ya. Minimal dua hari sekali kan nggak papa
daripada kamu nggak belajar sama sekali. Bener nggak temen-temen?
Jeni:
Iya, bener itu.
Kalim:
Yup, kamu harus belajar Ya.
Yahya akhirnya mendengarkan nasehat teman-temannya dan mau menerima masukan dari temantemannya untuk mulai belajar dirumah dan tidak memilih main.
Yahya:
Ya sudah, kalau gitu mulai besok aku akan belajar dirumah.
Huda:
Nah, gitu dong!
Yahya pun akhirnya menjadi sosok pelajar yang teladan. Semenjak hari itu Yahya tidak lagi pernah
memilih untuk bermain sebelum dia menyempatkan diri untuk belajar terlebih dahulu.
: Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh.
: Hadir Bu!
Ibu Guru : Baiklah kalau begitu coba kalian kumpulkan tugas prakarya kalian!
Semua siswa mengumpulkan prakarya tetapi Krisna kebingungan mencari tugasnya yang disimpan
di dalam tas. Krisna mengeluarkan semua isi yang ada di dalam tasnya dan mencarinya berulangulang. Ibu guru mendekati Krisna.
Ibu Guru : Krisna, ada apa? Mana tugasmu?
Krisna
Ibu Guru : Hilang???? Bagaimana bisa hilang? Hilang atau kamu tidak mengerjakannya??
Krisna
Rendy
: Ah!!!! Bohong Bu!!! Dia kan malas, paling juga dia tidak mengerjakan tugas Bu!
Dinda
Krisna
: Iya Bu!!
Tak terasa waktu berputar, dan Teng teng teng bel tanda istirahat berbunyi. Semua anak
berlari berhamburan keluar kelas.
Rendy, Dinda, dan Rozy sedang berjalan sambil mengobrol asyik. Dari arah berlawanan Krisna
datang menghampiri mereka bertiga. Krisna sengaja menanbrak Rozy.
Rozy
Krisna
: (Senyum sinis)
Rendy
Krisna
: Enggak! Ngapain juga saya nabrak pencuri kaya dia.(tangan Krisna menunjuk ke arah
Rozy)
Dinda
: Apa maksud kamu Krisna?? Kamu menuduh Rozy mencuri tugas kamu?
Krisna
Rendy
: (Tangan kiri Rendy memegang kerah baju Krisna dan tangan kanan Rendy mengepal
: pencuri dibela!!!
Rendy
Rendy dan Krisna berkelahi saling membalas pukulan. Rozy dan Dinda berusaha melerai mereka.
Ketika itu juga Ibu Guru datang menghampiri mereka.
Guru
: Stop!! Stop!! Stop!!! Ada apa ini??? Apa pantas pelajar berkelahi seperti ini??
Rendy
: Maaf Bu! Saya hanya merasa tidak terima kalau Krisna menuduh Rozy mencuri
tugasnya.
Rozy
Krisna
: Saya tidak menuduh Bu, tetapi saya mengenali tugas prakarya yang saya kerjakan Bu.
: (Gugup sambil menunduk) Bebebenar Bu! Maaf Bu saya tidak mengerjakan tugas
karena sudah tiga hari Ibu saya sakit jadi saya tidak sempat mengerjakan tugas dan karena saya
takut dimarahi karena tidak mengerjakan tugas jadi saya mengambil tugas Krisna saat kelas kosong
Bu!
Dinda dan Rendy : (Terkejut)
Ibu Guru : Ya sudah sekarang Rozy meminta maaf kepada Krisna dan Rozy harus berjanji tidak
akan pernah mencuri lagi karena mencuri adalah perbuatan dosa.
Rozy
: Iya Bu!!
Ibu Guru : Dan untuk krisna dan Rendy kalian sekarang saling memaafkan dan ingat jangan
pernah mengulangi lagi perkelahian seperti ini. Kalian mengerti???
Rendy dan Krisna : Iya Bu.
Rendy
Rozy
Krisna
Dinda
: Nah gitu dong! Kita harus saling memaafkan karena kita adalah sahabat untuk sekarang
dan selamanya.
Dinda, Rozy, Rendy, Krisna : Selamanya kita sahabat!!!
Mereka berempat saling bergandengan tangan dan menyanyikan lagu
Dulu kita sahabat. Dengan begitu hangat mengalahkan sinar mentari. Dulu kita sahabat. Berteman
bagai ulat. Berharap jadi kupu-kupu. Kini kita berjalan berjauh-jauhan. Kau jauhi diriku karena
sesuatu. Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan. Namun itu karena ku sayang Persahabatan bagai
kepompong. Mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Persahabatan bagai kepompong. Hal yang tak
mudah berubah jadi indah. Persahabatan bagai kepompong. Maklumi teman hadapi perbedaan.
Persahabatan bagai kepompong.
CITA-CITA
oleh: Hari Untung Maulana
Setting: Taman atau Ruang Kelas
Tokoh: siswa A
siswa B
siswa C
Dua anak tampak duduk. yang satu membaca buku (A). yang satunya lagi sedang membuat origami
pesawat terbang (B).
Anak A : (membaca buku) Tahukah kamu, kenapa dokter kalau melakukan operai menggunakan baju
warna hijau? Agar agar tatapan dan pikirannya tetap fokus.
Anak B : (masih terus membuat origami, berbicara tanpa melihat A) Idih, nanya kok dijawab sendiri.
Anak A : Siapa yang nanya kamu, aku sedang baca buku ini.
Anak B : Buku apa?
Anak A : Serba-Serbi dunia kedokteran
Anak B : Memangnya kamu mau jadi dokter ya?
Anak A : Ya, aku ingin menjadi dokter hebat, menolong orang-orang papa yang kesusahan
Anak B : (tampaknya sudah selesai membuat origami pesawat) Aku ingin jadi pilot. Terbang ke angkasa
bersama awan dan pelangi.
Anak A : Kalau aku harus membawa pasienku ke rumah sakit, aku diantar pakai pesawat ya...
Anak B : Baik.. akan ku bawa ke rumah sakit yang paling mujarab.
(mereka tertawa berbarengan..... datang anak C..... dia tampak bingung melihat dua anak tertawa)
Anak C : Kalian anak kelas 3 apa?
Anak A : Saya kelas 3 A dan dia kelas 3 E... kamu?
Anak C : Saya kelas 3 D, Nama kalian siapa?
Anak A : (Berdiri dan mengulurkan tangan) Perkenalkan, namaku Furqon, Aku Dokter paling hebat di
Indonesia.
Anak B : (Berdiri langsung hormat) Perkenalkan, aku Fadhil, Pilot pesawat tercanggih di Indonesia.
Anak C : (gugup dan ragu) Aku Farhan, aku..eee.. aku... tidak tahu aku akan jadi apa?
Anak B : Kalau besar nanti kamu mau jadi apa?
Anak C : Aku tidak tahu... aku tidak punya cita-cita
Anak A : Kenapa kamu tidak punya cita-cita. Kalau kita punya cita-cita.... maka kita pasti akan berusaha
meraihkan...
Anak B : Iya, kita jadi rajin belajar, rajin menabung, rajin membaca untuk bisa mewujudkan cita-cita kita.
Anak C : Kalian sih pasti bisa... lha aku... ayahku seorang satpam... ibuku seorang penjual kue keliling di
pasar. mana mungkin aku punya cita-cita seperti kalian
Anak A dan B saling bertatapan.... kemudian tiba-tiba mereka tertawa terbahak-bahak...
Anak A : (tertawa) hahahaha... anak orang miskin enggak mau punya cita-cita....
Anak B : (tertawa) gara-gara miskin jadi minder..... hahahaha
Anak C : (marah) Kenapa kalian seperti ini, aku memang miskin, tapi jangan hina aku. Sudah bisa
sekolah
saja aku sangat bersyukur (terisak hampir menangis)
Anak A : (berusaha menghentikan tawanya) Maaf...hh..maaf.. Farhan.... jangan marah
Anak B : Bukan maksud kami menertawakan dirimu.
Anak A : Farhan... asal tahu saja ya... Aku anak yatim... Ayahku sudah meninggal sejak usiaku 2 tahun...
dan ibuku... tukang cuci dan setrika di rumah-rumah kompleks dekat rumahku
Anak B : Aku... ayahku kerjanya tukang ojek... ibuku cuma ibu rumah tangga.... Coba, kita berdua sama
kamu lebih beruntung yang mana?
Anak C : Jadi... kalian juga tidak kaya? tapi kalian kok punya cita-cita?
Anak A : Hahahaha... memangnya cuma anak kaya saja yang boleh punya cita-cita
Anak B : Makanya, dengan punya cita-cita... kita jadi punya mimpi... kita jadi punya semangat untuk
menuju lebih baik....
Anak A : Jadinya, kita harus bantu orang tua kita, belajar yang rajin, ikut menabung, tidak boros,
membantu
di rumah.... insyaAllah, kita diberi kemudahan meraih cita-cita
LIBURAN
Tampak empat anak sedang berdiskusi
Faqih: Liburan besok kalian mau kemana?
Raihan : Aku mau ke rumah nenekku di Solo
Salman : Rencananya, aku dan keluargaku akan berwisata ke Kota Padang, kalau kamu Qih?
Faqih : Aku sih mau pergi ke Malaysia, mau nengokin kakakku yang sedang sekolah di sana
Iman : (perlahan) Aku sih enggak kemana-mana... harus bantu orang tuaku jaga warung.
Raihan : Kasihan... bosan banget dong.
Faqih : Masak sih, liburan masih disuruh kerja?
Salman : Hai, kalian jangan begitu... Alhamdulillah kita bisa bertamasya... banyak lho teman-teman
kita yang harus membantu orang tua ketika liburan.
Iman : Rencananya sih, sembari jaga toko, aku juga akan nerusin ngafal juz amma
Faqih : Aduh... bisa ketinggalan jauh dong aku dari kamu
Raihan : Iya yah... mana sempat aku ngafalin juz amma kalau di Solo nanti main mulu.
Salman : Aku puny usul. bagaimana kalau Aku, Faqih, dan Raihan. membawa oleh-oleh untuk
sahabat kita yang satu ini.
Faqih dan Raihan : Usul yang bagus...
Faqih ; Nanti aku belikan kaos dari Malaysia ya
Raihan : Nanti aku belikan makanan-makanan khas Solo
Salman : Nanti aku bawakan yang spesial dari Padang
Iman : Alhamdulillah....
TAMAT
GAUL DONG !
4 orang anak sedang berdiskusi
Fatur : Kalian suka olahraga apa?
Zaenal : Aku suka futsal
Salim : Aku suka berenang
Fadhil : Aku enggak suka olah raga
Fatur : Kenapa Dhil?
Fadhil : Aku sukanya main PS
Zaenal : iya nih, mentang-mentang baru punya PS
Salim : Fadhil jarang ngumpul lagi nih di lapangan
Fathur : Emang kalau maen PS sama siapa Dhil
Fadhil : Sama kakakku... katanya orang lain enggak boleh main,. takut rusak
Zaenal : Gara-gara enggak ada Fadhil, tim RT kita digantiin Mahmud
Fadhil : Siapa Mahmud?
Salim : Tuh kan, enggak gaul, di rumah mulu sih
Fatur : Mahmud, anak baru pindahan
Salim : dia sekolah di SD 7
Fadhil : mainnya gimana?
Zaenal : Sebenarnya sih bagusan kamu, tapi mau gimana lagi... kita kurang pemain
Salim : Sore nanti kita kan tanding lagi lawan RT 2
Fadhil : Aku ikut ya...
Fathur : Terus nanti Mahmud gimana
Fadhil : Gampang, aku jadi cadangan aja. biasanya jagoan keluarnya belakangan.
Fathur, Zaenal, dan Salim : Huuuuuuuu....
TAMAT
Naskah Drama untuk Sekolah Dasar