Anda di halaman 1dari 3

JUDUL : KEJUJURAN

PEMAIN : Guru, Rara, Reni, Rina


Dalam suasana belajar mengajar di dalam kelas dan sedang dilakukan ulangan mendadak serta
mengumpulkan tugas.
Guru : Anak – anak, silakan dikumpulkan tugas karya tulis minggu kemarin.
(kemudian satu persatu siswa naik mengumpulkan tugas karya tulis masing-masing)
Guru : Karena ini merupakan tugas perorangan, maka penilian akan dilakukan
berdasarkan isi dari karya tulis kalian. Oke, masukkan buku kalian semua. Ibu akan mengadakan
ulangan.
Reni : Hah, ulangan apa lagi pak? baru saja 2 hari yang lalu diadakan ulangan
Guru : Rara, tolong dibagikan kertas folio ini ke semua siswa.
Rara : baik paK
(sambil berjalan membagikan kertas folio. Suasana ruang kelas berubah menjadi gaduh karena
setiap siswa mengeluh tentang diadakannya ulangan mendadak ini)
Guru : pada ulangan kali ini, ibu ingin kalian menulis ulang pokok-pokok dan
kesimpulan dari karya tulis yang kalian buat.
(kemudian siswa hening dan sibuk mengerjakan ulangan. Sedangkan pak guru sibuk memeriksa
tugas karya tulis yang tadi dikumpulkan. pak guru menemukan keanehan pada tugas karya tulis
milik Rara dimana isinya sama persis dengan karya tulis milik Rina. Setelah 20 menit berlalu,
kemudian kertas ulangan dikumpulKAN.
Guru : baiklah yang lain bisa istirahat. Tolong Rara dan Rina tetap disini, ibu mau
bicara.
(semua siswa keluar ruang kelas kecuali Rara dan Rina)
Guru : ibu minta kalian berdua jujur kepada ibu. Kenapa tugas kalian bisa sama
persis, bahkan titik dan komanya juga.
Rara : saya mengerjakan karya tulis itu sendiri pak
Rina : saya juga mengerjakan karya tulis saya sendiri
Guru : Lalu, Mengapa isi dari jawaban ulangan kalian tadi tidak sama dengan isi
karya tulis kalian?
(lama Rara dan Rina terdiam, takut-takut untuk memulai bercara)
Guru : kalau begitu, ibu anggap kalian tidak mengerjakan tugas karya tulis dan tidak
mengikuti ulangan tadi.
Rina : maaf pak. Kalau saya jujur, apakah kalau saya berkata jujur maka ibu akan
memaafkan saya?
Guru : tentu.
Rina : saya mendapatkan materi untuk tugas karya tulis dari internet pak. Saya
langsung copy paste dan tidak saya baca lagi. Itulah mengapa ulangan tadi tidak sama dengan isi
karya tulis saya
Guru : baiklah, alasan bisa ibu terima. trus kamu Rara?
Rara : saya minta tolong Reni mengerjakan tugas karya tulis itu pak. Dan
kelihatannya dia mencari sumber dari internet.
Guru : kalau begitu tolong panggilkan Reni
Rara : baik pa
(Rara pun keluar memanggil Reni
Reni : ibu memanggil saya ?
Guru : iya, ibu ingin bertanya, apa benar murid 1 minta tolong pada kamu untuk
mengerjakan tugasnya ???
Reni : iya pak, maafkan saya pak. Rara bilang dia tidak mengerti tugas dari ibu terlebih dia
bilang dia tidak bisa mencari tugas tersebut dari internet karena dia tidak punya uang untuk ke
warnet
Guru : Baiklah kalau begitu. Tugas karya tulis dan ulangan kalian ibu kembalikan.
kalian harus membuat karya tulis lagi dan dikumpulkan dalam 3 hari.
Rara dan Rina : baik bu
Suatu ketika Rani dan Susi sedang asyik mengobrol sambil makan bersama di kantin sekolah pada saat jam
istirahat. Tiba-tiba mereka melihat Roni dan Udin yang secara sengaja mebuang sampah makanan mereka di
sungai kecil yang jaraknya hanya 5 meter dekat kantin sekolah. Lalu terjadilah percakapan berikut!

Rani : Hei, sedang apa kalian? (seraya bergegas mendekati Roni dan Udin)
Susi : (mengikuti Rani)
Udin : Eh…, Rani, Susi.Kalian mau ikut makan bersama kami di sini? Enak loh suasananya, makan di
pinggiran sungai kecil memang mengasyikkan.
Roni : Iya nih, makanan kami jadi terasa lebih nikmat jika di santap dengan suasana yang berbeda. Kalian
mau bergabung?
Rani: Bukan itu yang sedang ingin aku tanyakan. Kalian kenapa kok dengan santainya membuang sampah
sisa makanan kalian di sungai ini? Kalian sadar dengan apa yang kalian lakukan?
Susi : Iya, kalian sadar tidak? yang kalian lakukan ini dapat merusak lingkungan dan dapat menimbulkan
bencana yang besar?
Roni : Oh… barusan ya? Hmm ya kami membuang sampahkertas nasi dan bungkus snack kami di sungai
ini. Memangnya kenapa? Apa ada yang salah?
Susi : Ya tentu saja salah, sungai bukanlah tempat untuk membuang sampah. Bukannya sudah ada tong
pembuangan sampah ya? Kenapa kamu tidak membuangnya di situ?
Udin: Hmmm bagaimana ya Sus? Kami tahu kalau membuang samapah di sini itu dilarang. Tapi bukannya
hal tersebut biasa dilakukan oleh banyak orang ya? Jadi kami tidak sepenuhnya salah kan?
Susi : Ya tentu saja perbuatan kalian itu salah. Saat ini sungai sangat bersih dan jernih, tapi lama-kelamaan
kalau dikotori dengan sampah terus menerus kan jadinya kotor.
Roni : Hei, ayolah… kami hanya membuang sedikit sampah dari sisa makanan kami. Selain itu kami juga
bukan satu-satunya orang yang membuang sampah di sungai. Jangan terlalu menyalahkan kami begiti dong!
Udin : Benar itu, kamu lihat tong sampah itu!jauh dari tempat kami makan. Sangat tidak praktis kalau kami
harus berjalan jauh hanya untuk membuang sampah.
Rani : Din, Ron, tetap saja perbuatan kalian tidak bisa dibenarkan. Walaupun bukan kalian satu-satunya
yang membuang sampah di sungai. Setidaknya mulai dari diri sendiri, buanglah sampah pada tempatnya.
Jangan di sungai!
Susi : Benar itu, kalaupun tempat sampahnya jauh. Bawa dulu lah sampah bekas makanan kalian. Lihatlah
kami,kami masih memegan sampah sisa makanan kami ini di tangan. Kami bersabar untuk tidakmembuang
sampah ini sembarangan. Kami akan membuangnya di tempat sampah itu.
Roni dan Udin : (garuk-garuk kepala terdiam berpikir sambil mendengarkan Susi dan Rani berbicara)
Rani : Kalian tahu tidak akibat dari perbuatan kalian ini?
Roni dan Udin : (menggeleng)
Susi : Perbuatan kalian ini dapat menimbulkan bencana alam besar yaitu banjir dan halyang sudah tentu
adalah kalian telah merusak lingkungan dengan melakukan hal tersebut.
Roni : Yang benar Sus? Sampai sejauh itu kah?
Susi : ya jelas, jika sampah yang kalian buang tadi menyumbat aliran sungai sehingga alirannya akan
terganggu ya tentu saja air tersebut akan meluap dan membanjiri kita. Terlebih lagi saat ini sedang musim
hujan kan? Sangat potensial untuk terjadi banjir. Kamu sudah sadar?
Rani : Benar itu. Bayangkan jika ada 10 orang saja seperti kalian yang mebuang sampah disungai dengan
asumsi satu orang membuang sampahnya 1kg/hari. Maka ada10 kg sampah yang dibuang di sungai setiap
harinya. Kalian bisa bayangkan itu?
Roni :maafkan kami sus, ran. Kami tidak akan membuang sampah di sungai lagi. Mulai sekarang kami akan
membuangnya di tempat sampah yang telah disediakan. Iya kan Din?
Udin : Iya, percayalah. Kami akan mengubah kebiasaan buruk kami.
Susi : Baiklah,aku percaya. Mulai sekarang jangan buang sampah sembarangan lagi ya!
Rani : Mari sama-sama kita jaga lingkungan sehat kita dan jangan membuang sampah sembarangan!
Suatu ketika tiga orang sahabat Ardi, Agus, dan Anto berjalan bersama menuju sekolah. Dalam perjalanan
ke sekolah, secara tidak sengaja mereka melihat salah seorang sahabat mereka Adit sedang mengepak koran.
Mereka terheran akan kejadian itu. Ketika mereka hendak menyapa sahabat mereka itu, Adit telah bergesas
pergi dan mereka tak sempat menyapanya.
Agus : Adit, hei mau ke mana kamu? (teriak agus)
Anto : Hmmm Adit mau ke mana ya pagi-pagi begini?
Ardi : iya, kenapa dia tidak sekolah ya?
Anto : Dia juga mengepak koran dan bergegas pergi. Apa dia mau berjualan koran?
Agus : Sepulang sekolah, bagaimana kalau kita berkunjung ke rumahnya? Supaya kita tahu apa yang sedang
terjadi padanya.
Ardi : Oke, kita ke sana seterlah pulang sekolah.
Anto : Oke, baiklah.

Setelah tiga sekawan itu pulang sekolah, mereka segera bergegas menuju rumah Adit.

Agus, Anto, Ardi : Assalamualaikum. (seraya mengetuk pintu)


Adit : Waalaikumsalam. (seraya membuka pintu ). Eh, kalian. Ada apa ini? Sudah lama kalian tidak ke sini,
kok mendadak main ke rumah?
Anto : langsung saja Dit,kamimau menanyakan satu hal.
Agus : iya, ada satu hal yang membuat kami heran.
Adit : Wah, serius sekali. Ada apa sih? Aku jadi tegang begini.
Ardi : Pagi tadi kami melihatmu sedang mengepak koran dan segera pergi. Kamu mau ke mana?
Adit : Oh, itu. Iya, mulai pagi tadi aku berjualan koran. Seterusnyajuga akan begitu. Setiap pagi aku harus
berjualan koran. Maaf belum sempat memberitahu kalian.
Agus : Hmmm, lalu sekolahmu bagaimana Dit?
Adit : sekolahku libur dulu Gus. He…he.
Ardi : Iya, tapi kenapakamu harus mengorbankan sekolahmu dan berjualan koran?
Adit : Hmmm, maaf aku belum beritahu kalian tentang satu hal yang terjadi dalam keluargaku. Ayahku di
pecat dari pekerjaannya. Belia sekarang sakit-sakitan. Aku tak tega melihat ibuku menjadi buruh cuci.
Sebagai anak tertua, aku harus mengemban tugas menggantikan ayahku untukmencari uang. Adik-adikku
juga masih kecil-kecil dan perlu biaya untuk pendidikan dasar mereka. Kalau aku, ya sudahlah… memang
nasibku.
Ardi : kamu salah kalau berpikir begitu Dit. Sayang pendidikanmu yang sudah hampir selesai. Ingat, kamu
sudah kelas 3 SMA loh. Sebentar lagi kita Ujian Nasional.
Agus : Betul Dit, kamu apa tidak sayang dengan pendidikanmu yang sebentar lagi selesai?
Adit :aku mengerti teman-teman. Terima kasih atas perhatian kalian terhadapku, tapilihatlah kondisiku saat
ini! Aku serba kesusahan. Aku harus melakukan ini.
Anto : masih ada solusi lain selain kamu berhenti sekolah dan berjualan koran kan?
Adit : benarkah To? Apa itu. (Adit terkejut)
Anto : Baik, aku jelaskan satu persatu ya. Kamu dengarkan baik-baik. Begini,mengenai adik-adikmu yang
kekurangan biaya, mari kita bicarakan kondisi keluargamu ke kepala sekolah di tempat adik-adikmu
bersekolah. Mudah-mudahan Sekolah meneydiakan beasiswa untuk adik-adikmu. Begitu pula
denganmu,kita bisa bicarakan dengan kepala sekolah kita.
Adit : Masya Allah, aku tidak kepikiran akan hal itu To. Pintar juga ya kamu?
Anto : Selanjutnya kalau kamu mau bekerja, carilah pekerjaan yang tidaktabrakan dengan waktu
sekolahmu.sehingga kamu tidakmengorbankan sekolahmu yang hampir selesai itu.
Ardi :pekerjaan jenis apa To yang tidak bertumburan dengan waktu sekolah?
Agus : Iya To, Pekerjaan apa itu?
Anto : aku kenal pemeimpin redaksi media cetak Merpati Post, aku bisa merekomendasikan kamu untuk
mengisi rubrik sastra di sana.Kamu kan jago nulis cerpen dan puisi Dit? Lumayan honornya untuk
memenuhi kebutuhanmu dan adik-adikmu.
Adit :Benarkah bisa begitu To? Kamu tidakmain-main kan? Alhamdulillah. (Sujud Syukur)
Agus, Anto, Ardi : (menuntun Adit supaya bangun dan memeluknya)
Adit : terimakasih teman-teman atas bantuan kalian. Aku sangat bersyukur memiliki teman-teman seperti
kalian.

Anda mungkin juga menyukai