Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Ryan dan Igo pulang bersama, karena cuaca terik mereka
merasa lapar dan haus, dan igo pun mengajak Ryan untuk pergi makan ke kafe level pedas.
Igo : "Yan, daritadi aku ngerasa lapar belum makan, di depan ada kafe baru buka
kemarin, mampir kesana yuk!"
Ryan : "Iya, aku dari ngerasain lapar juga, yaudah yu mampir."
Igo dan Ryan pun masuk ke level pedas tersebut, setelah masuk mereka memesan makanan
kepada pelayan kafe.
Pelayan : "Mau pesan apa mas?"
Igo : "Saya mau pesan mie goreng level 1 saja mas."
Ryan : "Wah bayi kamu Go, masak pesanya cuman level 1? saya pesan mie goreng level
10 mas cabainya banyakin ya mas."
Igo : "Yaudah aku ganti menu, mie goreng level 10 cabainya banyakin, tapi jangan
terlalu banyak. Kalo bisa gak pakai cabai."
Pelayan : "Iya mas, minumnya apa?
Ryan & Igo : "Ini...!" (Mengeluarkan aqua yang mereka bawa)
Pelayan : "Dasar duo pelit."
Ryan : "Udah mas itu aja, gak pakai lama ya mas."
Pesanan yang dipesan oleh Igo dan Ryan tak kunjung datang, 30 menit kemudian makanan
mereka baru tiba.
Pelayan : "Ini mas makanannya, silakan di nikmati dan ini tagihanya."
Igo : "Kok lama banget sih mas, masaknya di Arab ya?"
Pelayan : "Maaf mas kokinya tadi masak sambil move on."
Ryan : "Ada - ada saja mas."
Igo : "Udah mas kita gak jadi makan, ini kita bayar saja."
Igo membayar tagihan dan kemudian mereka berdua pergi meninggalkan kafe. Disaat perjalanan
pulang, mereka berdua dicegat oleh 2 preman gagah, garang, dan ganas.
Andika : "Hei kalian berdua berhenti!"
Ryan : "Siapa lu?"
Andika : "Jadi kalian gak tau siapa kita?"
Ryan : "Emang kalian siapa?"
Arief : "Kita preman paling ganas di komplek ini, dan kita sering di panggil..."
Arief : "DUO SRIGALA" (Sambil mengoyangkan dada mereka)
& Andika
Igo : "Kalian mau apa?"
Arief : "Kita mau nyari batu akik! Ya minta duit lah."
Igo : "Gak ada uang tunai, terima kartu kredit gak?"
Andika : "Wahh, kalo kartu kredit kita gak punya alat geseknya."
Ryan : "Yaudah berarti belum di Ridhoi Allah buat malak."
Andika : "Alah jangan banyak alasan, kasih apa saja yang kalian punya!"
Igo : "Nih Snickers, lu resek kalo lagi laper."
Andika : "Makanan apa ini?" (Sambil memakannya)
Igo : "Mendingan?"
Andika : "Mendingan bro, makasih ya."
Ryan : "Yaudah yuk Go kita pulang."
Akhirnya, Igo dan Ryan bisa pulang sampai rumah dengan aman dan selamat santausa.
NASKAH DRAMA (KOMEDI)
ULANGAN
Di suatu meja yang berada di suatu kelas. Di suatu kelas yang berada di sekolah. Di seuatu
sekolah yang entah ada atau tidaknya. Hiduplah 4 orang murid yang sedang senang-senangnya,
tapi semua itu berubah saat ulangan akan datang.
Ririn dan Rio semakin mempersiapkan ulangannya matang-matang. Ririn melakukan gerakan 3B
yaitu Belajar, Berdoa, dan Berusaha yang sudah biasa dilakukan. Sedangkan Rio merangkum
semua bab dan menulisnya di kertas kecil untuk nanti dihapal saat ulangan dengan kata lain
nyontek. Akhirnya saat ulanganpun tiba.
Akhirnya ulangan selesai dan beberapa hari kemudian Asep membagikan hasil ulangan.
Akhirnya Rio tidak menggunakan cara yang yang kotor lagi. Dia menjadi lebih giat belajar dan
lebih berhati-hati dalam mengisi soal
ANAK SEKOLAH
Dialog Drama
Grenny : Fuhhh. . . !! Tugas apaan sih ini?
gila! Banyak benget! Mana susah lagi!
Eh Ardita, lu udah belom tugas bahasa nya?
(sambil menjatuhkan buku yang dibawanya)
Ardita : Ha? Tugas apa ren?
(Bingung)
Grenny : Aduh Ardita...! Lola banget sih!
Ini nih, tugas bahasa yang kemarin! Emang lu nggak tau?
Lalu Dian dan Casandra menghampiri Grenny yang sedang marah-marah.
Dian : Hey..hey..hey..
Ada apa sih rebut-ribut? Nyantai dong..
Casandra : Nggak taut tuh...
Masih pagi tau! Jangan bikin ribut napah?
Grenny : Ini nih, ada tugas bahasa. Masalahnya gue nggak ngerti.
Apalagi harus dikumpulin sekarang. Ah..pusing!.
Casandra : Halah..nyante aja kali.
Tugas begini masa lu nggak bisa?
Dian : Ih...masih pagi begini udah mikirin tugas.
Mending kita ke kantin deh, Yuk...!
(Mengajak Grenny dan Casandra ke kantin)
Ketika sedang berjalan menuju kantin sekolah, Casandra, Grenny dan Dian bertemu dengan
Nencia yang nampaknya baru datang. Nencia adalah anak yang selalu menjadi ejekan karena
dianggap berpenampilan payah dan tidak punya fashion. Padahal, Nencia adalah anak yang lebih
mementingkan pendidikan daripada penampilan atau fashion.
Grenny : Eh, liat tuh.. siapa yang dateng?? Hahaha.
Dian dan Casandra : Hahahaha...(Ikut menertawakan Nencia)
Casandra : Ah udah yuk ke kantin.!
Sementara mereka ke kantin, Ardita yang nampaknya masih bingung dengan tugas tersebut,
menyempatkan diri untuk bertanya kepada Nencia.
Ardita : Pagi Nenci..! kamu tugas bahasanya sudah belum?.
Nencia : Sudah kok, Ardita.
Ardita : Ehm...boleh nanya nggak?
Nencia : Boleh kok..
(sambil tersenyum)
Tidak sempat bertanya, Grenny, Dian serta Casandra datang. Mereka tidak suka Ardita
mendekati anak nggak punya fashion itu.
Dian : Ohh.. Ardita!
Casandra : Berani ya kamu deket-deket sama anak ini?.
Grenny : Inget dit, anak ini cupu. Ih...!?
Ardita : Yah, kan aku cuman mau tanya tugas ke Nenci.
Kok kalian jadi marah-marah sih?
Casandra : Tugas yang mana sih say? Yang ini?
(sambil membaca buku yang di meja)
Ardita : Iya. Memang kamu bisa san?
Casandra : Ehmm..., kalau cuman begini ya gampang lah dit!
Ardita : Kamu bisa?? Coba kamu baca halaman 5.
Casandra : Ehm..., ya gitu deh...
Ehm..., gimana ya? Gimana sih dit? hehe.
(Bingung dan ragu-ragu)
Grenny : Yah, kirain lu bisa san!
Dian : Bodoh amat lah!
Yauda mending gue pindah duduk di belakang daripada sebangku sama penghianat!
(Menyindir Ardita)
Lantas, mereka tidak lagi memusuhi Nenci.Mereka sadar bahwa pendidikan itu jauh lebih
penting katimbang terlalu banyak memikirakan soal gaya. Dan yang lebih penting lagi, manusia
tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain sebagai makhluk sosial. Kini mereka menjadi
teman dan melupakan kesalahan-kesalahan yang sudah usai.
SELESAI
PESAHABATAN DILANDA CINTA
Jumlah: 6 orang
Karakter:
1. Johan: Gaul
2. Jeki: Pemberani
3. Joko: Jadul
4. James: Ganteng
6. Tika: Manis
NASKAH DRAMA
Selama kelas 1 dan 2 Johan, Jeki, Joko dan James tidak pernah merasakan indahnya jatuh cinta.
Bagi mereka persahabatan adalah segalanya dan cinta sahabat adah cinta yang sesungguhnya.
Malam yang bergemerlap di cafe tongkrogan yang biasanya menjadi tempat duduk empat
sahabat ini. Namun malam ini spesial karena Joko perdana ikut dengan yang lainnya.
Joko: Wah, kalau kayak begini aku betah suasananya damai dan lagunya klasik banget.
James: Haduh, Jok kamu ini makannya buku saja. Sekali-kali makan yang enaklah.
Joko: Haduh dinginnya.
Johan: Ya dinginlah ada AC-nya.
Joko: Aku ke belakang dulu ya.
Tidak disangka di belakang bertabrakan dengan seorang cewek yang bingung mencari barangnya
yang hilang.
Joko: Aduh, maaf mbak terburu-buru.
Tika: Tidak apa-apa. Saya yang minta maaf.
Joko: Mbak cari apa kok kayaknya kebingungan.
Tika: Anting saya hilang di sekitar toilet ini.
Joko: Anting? Kok bisa mbak?
Tika: Tadi sya sisir rambut di sini.
Joko: Ini mungkin. (Jokomenemukan anting di bagian belakang rambut Tika).
Tika: Ya ampun.
Joko: Makanya jangan terburu-bruu mbak.
Tika: Makasih mas ya.
Keakraban terjalin atas kejadian ringan antara Joko dan Tika. Mereka saling mergenal dan saling
tukeran nomor handphone. Tidak disangka Tika juga seumuran dengan Joko.
James: Kok lama banget Jok.
Joko: Tidak aku tadi ada masalah dikit dengan perut.
Johan: Owh, mules?
Joko: Ya seperti itulah.
Suasana pagi di Sekolah tidak seperti biasanya karena di kelas 2 IPA kedatangan murid baru
pindahan dari kota sebelah. Namanya Cika. Murid yang cantik dengan penampilan ala gaya kota.
Hal ini membuat James terpikat, begitu pun Johan.
Cika: Namaku Cika.
James: Aku James. Makan yuk.
Cika: Boleh.
Johan: Eh, Cika katanya mau ngajarin aku bahasa inggris.
Cika: Iya Han, aku makan dulu ya.
Johan: Aku ikut ya. Tidak apa-apa kan James?
James: Iya deh. (cetus James).
Suasana makan siang pada saat istirahat antara James, Johan dan Cika sangat membeku. Namun
dua cowok ini selalu memberikan perhatikan lebih dengan Cika. Sedangkan dua sahabat lainnya
Joko dan Jeki memantaunya.
Joko: Semoga tidak ada apa-apa ya Jeki.
Jeki: Kayaknya ada apa-apa Jok.
Joko: Aku takutnya mereka berkelahi gara-gara cewek.
Jeki: Maka dari itu, jangan sampai terjadi. Kita pantau terus.
Malam ini Joko keluar sendirian tidak bergabung dengan teman-temannya. Namun dia ketahuan
sama Johan yang membuntuti dari belakang, ternyata...
Joko: Sudah lama kamu menunggu Tik?
Tika: Baru saja kok Jok.
Joko: Sudah pesenkan?
Tika: Belum, aku nunggu kamu. Kamu mau pesan apa?
Joko: Apa saja deh sama seperti kamu.
Tika: Mulai deh.
Johan: Dasar Joko ternyata dia punya cewek.
Pagi ini pertengkaran Johan dan James atas kehadiran Tika di dalam kelas sangat terlihat.
Pertengkaran mulut di luar kelas membuat gaduh para siswa untuk menontonnya. Namun Joko
melerai keduanya agar tidak bertengkar.
Joko: Gara-gara cewek kalian bertengakar? Tidak jantan itu namanya?
James: Kamu tidak usah ikut campur Jok.
Joko: Aku berhak ikut campur. Kita sudah sahabatan lama James.
Johan: Kamu juga nikung kita dari belakang Jok.
Joko: Nikung apa?
Johan: Kamu sama cewekkan tadi malam?
Joko hanya diam.
Jeki: Benar itu Jok, kata Johan?
Joko: Itu benar Jeki tapi dalam hal ini aku tidak pernah bertengkar dengan sahabat gara-gara
cinta.
Johan: Sama saja.
Jeki: sebenarnya kayak begini tidak ada sangkut pautnya dengan sahabat?! Perkataan kamu
Johan itu salah dan kamu juga Joko!
James, Johan dan Joko terdiam atas bentakan dari Jeki.
INDAHNYA PERSAHABATAN
Naskah Drama
Seisi Rumah Tari nampak sibuk. Seminggu lagi Liana, kakak Tari akan menikah. Tari sedang
libur sekolah, ia sedang bersantai di sofa saat Liana menghampirinya.
Liana : Kebetulan kurir yang biasa nolongin kakak lagi sakit. Kamu bisa nggak bantuin ambil
souvernir di mall, anterin sisa pembayaran catering di Gading Resto, ambilkan baju untuk pagar
ayu di Budhe Ayu dan cek kesiapan gedung pernikahan kakak?
Tari : Hah? Banyak banget, kak. Itu harus selesai dalam sehari?
Tari sedang berpikir keras bagaimana ia dapat melakukan tugas yang diberikan kakaknya,
sementara jarak dari keempat tersebut saling berjauhan. Bersamaan dengan itu, Mega dan Heru
datang ke rumah Tari.
Mega : Tar, kita ke toko buku, yuk! Kata Heru lagi ada diskon besar-besaran, loh!
Heru : Iya, Tar. Kemarin kamu kan mau cari novel terbarunya Alberthiene Endah, kan?
Tari : Wah, teman-teman, kayaknya aku nggak bisa ikut kalian deh. Aku harus bantuin Kak
Lianan untuk mempersiapkan pernikahannya. Nih, aku harus ke semua tempat ini.
Tari menunjukkan selembar kertas yang bertuliskan daftar permintaan tolong kakaknya.
Mega : Tar, kamu yakin bisa ke semua tempat ini? Semuanya kan saling berjauhan. Apa perlu
kita bantu?
Heru : Bener tuh si Mega! Gimana kalo kita bantuin kamu? Aku telepon Danang dan Joni deh
biar mereka juga bantuin kita.
Heru : Halo, Dan. Kamu bisa bantuin Tari nggak? Dia lagi bantuin persiapan nikahan kakaknya.
Nah, kamu bisa kan tolong ambilkan souvernir di Mall. Dekat rumahmu kan?
Danang : Oke, bisa aja. Bentar lagi, ya. Ini masih repot.
Disisi lain, Danang sedang asyik membaca berita tentang tempat permainan baru di mall dekat
rumahnya. Ia ingin segera mencoba game tersebut.
Danang : Kalo bantuin Tari berarti aku nggak bisa coba game baru. Tapi udah terlanjur bilang
oke. Gimana ya? Ah, bohongin aja lah!
Danang mengirim pesan kepada Heru bahwa ia harus membantu ibunya dan tidak bisa
membantu Tari.
Heru : Danang SMS, nih. Dia bilang mendadak harus bantu ibunya. Jadi kita bagi tugas berempat
aja sama Joni. Aku sama Mega ke mall ambil souvernir, Joni ambil baju pagar ayu ke Budhe Ayu
dan Tari ke Gading Resto dan cek kesiapan gedung, ya?
Tari : Wah, terima kasih teman-teman. Tanpa kalian aku pasti nggak bisa melakukan ini semua.
Mega : Sama-sama, Tar. Kita sebagai teman harus saling membantu dong! Persahabatan kita
kan sudah terjalin sejak sepuluh tahun lalu.
Heru dan Mega pergi ke mall untuk mengambil souvernir. Sesampainya di mall.
Mega : Her, coba kamu lihat anak yang pakai baju biru itu? Kok mirip Danang, ya?
Heru melihat kearah yang yang ditunjuk Mega. Seorang anak berbaju biru tampak asyik
memainkan game di salah satu area permainan.
Heru : Loh, itu kan memang Danang. Yuk, kita samperin, Meg!
Mega : Iya parah kamu, Nang. Bisa main disini tapi bantuin Tari nggak mau. Dia kan sahabat
kamu juga.
Danang memasang wajah kikuk dan menunduk bersalah.
Danang : Maaf deh, aku khilaf. Aku benar-benar ingin mencoba game ini, tetapi aku sudah
terlanjur janji untuk membantu Tari. Akhirnya aku terpaksa bohong.
Danang : Maaf....
Heru : Sudah, Nang. Jangan meminta maaf pada kami, tapi minta maaflah pada Tari. Mungkin
dia sekarang masih di rumah, karena ketika hendak pergi, saudaranya dari luar kota datang dan ia
harus menemuinya.
Setelah selesai mengambil souvernir di mall. Danang, Heru dan Mega kembali ke rumah Tari
dan
Heru : Alibinya dia aja, Tar. Aslinya asyik main game (Heru dan Mega tertawa)
Danang : Maaf ya, Tari. Tadi aku bohong sama kalian. Aku lebih mementingkan game dari pada
bantu sahabatku sendiri.
Tari : Udah nggak apa-apa, Nang.
Danang : Ada yang bisa aku bantu, Tar?
Tari : Ada, dong! Cek kelengkapan gedung, bisa?
Danang : Bisa kok! Buat Tari apa sih yang nggak?!
Danang, Heru, Joni dan Mega tertawa.
PERSAHABATAN
(Pada siang hari saat jam istirahat di kantin Firna,Tania,dan Lia mengerjakan tugas yang belum
selesai)
Firna : Kalian bisa nggak ngerjain tugas ini ?
Lia : Mana sih ? coba aku lihat (melihat tugas) kalau ini sih memang sulit
Tania : Mana-mana Kok pada nggak bisa sih ? sini coba aku kerjain
Firna : Ihh. Sombong sekali kamu,kayak bisa ngerjain aja. Tuh coba kerjain
(sambil menunjuk tugas)
Tania : Oo. Ini (melihat tugas),kalau ini sih aku juga nggak bisa.. Hehehe, maaf
Lia : Gitu lagak kamu kayak orang pinter aja
Firna : Duuh. Terus ini siapa yang bisa ngerjain ya ?
Tania+Lia : Ya nggak tau
(Tiba-tiba Rivo dan Alga dating)
Alga : Hei. Lagi ngapain sih,kok kelihatannya pada bingung semua ?
Rivo : Iya nih Lagi ngapain sih ?
Firna : Nih aku ada tugas,tapi nggak bisa ngerjain,kira-kira kalian bisa nggak ?
Rivo : Sini aku lihat.barangkali aku bisa ngerjain (melihat tugas dan mencoba
mengerjakan) aduh.. Sulit juga ya ?
Alga : Mana sih ? (melihat tugas) alah Soal begini aja aku bisa Sini aku kerjain
(mengerjakan tugas)
Firna : Makasih ya Ga.
Alga : Iya,sama-sama
(Setelah beberapa menit,akhirnya Alga selesai mengerjakan)
Alga : Ini udah selesai (menyerahkan tugas ke Firna)
Lia : Ya ampun Pinter banget sih ?
Alga : Ya iyalah, Alga gitu,hehehe
Tania : Aduh. Biasa aja kali. Terus aku harus bilang WOW gitu ?
Rivo : Harus dong
Tania : Apaan sih Vo,nyambung aja Aku kan ngomong sama Alga bukan sama
kamu
Lia : Ciee. Jadi ceritanya cuma pengen ngomong sama Alga ?
Tania : Ihh. Apaan sih kamu ini,enggak kok
Rivo : Udah-udah. Gitu aja dipermasalahkan
(Bel masuk pun terdengar,akhirnya mereka semua masuk ke kelas)
Sinopsis Drama
Ami adalah sahabat dari Mimi, Linda, Jovan, dan Dion. Berbeda dengan keempat sahabatnya,
kehidupan Ami sangat sulit. Ami adalah sosok remaja yang hidup dibawah kemiskinan. Ami
memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya di SMA lantaran tidak tega melihat
kesehatan ibunya yang sering mengalami sakit-sakitan akibat terlalu bekerja keras demi
membiayai pendidikan dirinya. Karena kepedulian seorang sahabat, Ami pun bisa keluar dari
kesulitan yang dia hadapi. Ami tetap bisa melanjutkan sekolahnya tanpa harus membebani
orangtuanya
Dialog Drama
Pada suatu hari, Mimi mendapati Ami sedang terlihat sangat gelisan. Mimi tertanya-tanya dalam
hatinya, ada apa gerangan dengan si Ami. Tak ingin menyaksikan Ami terus menampilkan raut
yang menyedihkan, maka Mimi langsung mencari tahu permasalahannya.
Mimi: Ami, kamu kenapa? kok wajahmu terlihat sangat gelisah sekali? kamu ada masalah apa?
Ami: Nggak kok, aku nggak ada apa-apa. Aku cuman nggak cukup tidur aja, makanya mukaku
terlihat pucat.
Mimi: Masalahnya, muka kamu nggak cuman terlihat pucat, tapi kamu seperti orang yang
sedang kebingungan.
Ami pun berusaha mengelak.
Ami: Ah kamu bisa aja sih! aku nggak kenapa-kenapa kok. Bener aku cuman nggak cukup tidur
aja.
Mimi pun terdiam, dan tidak lama kemudian datanglah Linda.
Linda: Hai, kalian lagi pada ngapain disini? Oww... kamu kenapa, Ami? kok kamu kelihatan
pucat amat?
Mimi: Nah, benar kan, kalau kamu tuh terlihat nggak kayak biasanya. Udahlah, kamu ngomgong
aja, ada apa sebenarnya?
Linda:
Iya Ami, kita ini kan sahabat. Kalau kamu ada masalah, coba cerita ke kami berdua. Kami pasti
akan berusaha untuk membantu.
Ami tetap berusaha menutupi masalah yang dihadapinya, karena tidak ingin merepotkan kedua
temannuya itu.
Ami:
Udahlah, aku nggak kenapa-kenapa kok. Kan tadi aku udah bilang, aku nggak cukup tidur.
Linda dan Mimi pun hanya bisa terdiam, dan 5 menit kemudian datanglah Jovan dan Dion.
Mimi: Hi, guys.. kalian pada darimana?
Jovan: Emm.. kami abis main daru rumah tante aku.
Dion: Iya, tadi aku sama Jovan main sebentar kerumah tante si Jovan.
Linda: Oh.. emang kalian pada ngapain disana?
Jovan: Nggak papa, cuman silaturrahim aja, cuz udah lama nggak kesana.
Linda: Oh.. gitu, baguslah!
Sama seperti Linda dan Mimi, Jovan dan Dion pun langsung menanyakan sesuatu kepada Ami
yang dilihatnya tidak seperti biasanya.
Jovan: Eh.. Ami, kamu kenapa?
Ami: Aku kenapa emang?
Dion: Yah.. kamu, orang ditanya bener-bener malah jawabnya gitu lagi!
Linda: Nggak tahu si Ami nih.. aku yakin dia pasti lagi ada masalah, tapi nggak tahu kenapa dia
nggak mau ngomong, padahal kita nih kan sahabat. Jadi gimana gitu kalau ada seorang sahabat
yang nggak terbuka gini.
Mendengar ucapan Linda, Ami pun akhirnya tak kuasa untuk menutupi apa yang sedang
dihadapinya.
Ami: Sebenarnya aku nggak mau ngomong masalah aku, karena aku nggak mau kalian ikut
terlibat dalam masalah aku, tapi karena kalian memaksa aku untuk ngomong, maka aku nggak
punya pilihan.
Mimi: Iya, nggap apa-apa, kamu ngomong aja!
Ami: Aku akan berhenti sekolah.
Jovan: Ha... berhenti sekolah? maksud kamu apaan?
Dion: Iya, maksud kamu berhenti gimana, Ami?
Ami: Aku nggak bisa menambah beban orangtuaku. Mereka bekerja siang-malam demi bisa
menyekolahkan aku. Pas aku lihat ibuku sakit semalam, aku nggak mungkin lagi bergantung
pada ibuku.
Keempat sahabat Ami pun terdiam sambil memikirkan jalan terbaik untuk Ami. Jovan kemudian
memberikan usulan untuk Ami
Jovan: Ok Ami, gimana kalau aku coba tanyakan ke tante aku barangkali dia butuh karyawan
part time.
Dion: Iya, tante kamu kan punya supermarket.
Linda: Kyaknya itu ide bagus deh. Kalau tante Jovan emang butuh karyawan part time, kamu
kan bisa simpan uang kamu untuk biaya sekolah. Kamu mau kan, Ami?
Ami menerima penawaran Jovan.
Ami: Baiklah kalau begitu, aku pasti mau kalau tante Jovan emang butuh karyawan part time.
Jovan: Sip! kamu tenang aja, aku yakin tanteku butuh karyawan tambahan soalnya pas aku maen
kesana kemarin ada salah satu karyawannya yang keluar.
Teman-teman Ami akhirnya dengan semeringah melihat Ami kembali bisa tersenyum. Ami pun
akhirnya diterima bekerja di supermarket tantenya Jovan, dan dia tidak jadi keluar sekolah.
END
Mengisahkan sebuah keluarga petani yang hidup serba kekurangan di Tanah Gayo, Aceh.
Kesedihan dan penderitaan yang dialami kepala keluarga beserta sang istri bertambah karena
anak pertama mereka sangat tidak mengerti akan kondisi dan situasi yang dialami keluarga.
Bahkan anak itu tak sudi untuk mengurus adiknya. Hingga suatu saat, hal yang tidak masuk akal
terjadi pada keluarga tersebut.
Naskah Drama
Suatu hari ketika musim kemarau, ladang kecil yang dimiliki petani tersebut sangat kering dan
tidak membuahkan hasil.
Ayah :Bu, kita sudah tak ada uang. Ladang kering kerontang. Apa yang harus kita lakukan untuk
menyambung hidup?
Ibu :Bagaimana kalau kambing yang kita ternak dijual saja Yah?
Ayah :Tapi kan kambing-kambing itu sangat kurus, tidak akan laku mahal di pasar, Bu.
Ibu :Nanti coba minta tolong Sulung untuk menggembala kambing ke padang rumput supaya
cepat gemuk ya Yah.
Ayah :Iya Bu.
Ayah :Sulung, tolong kamu beri makan kambing-kambing kita di padang rumput ya. Persediaan
uang sudah menipis, sedangkan ladang kita sedang sangat kering.
Sulung :Tidak mau!
Ibu :Kenapa, Sulung? Tolonglah bantu Ayah dan Ibu.
Ayah :Iya, nak. Rencananya kambing akan Ayah jual di pasar untuk pemasukan kebutuhan kita.
Tak lama kemudian Sulung mau menggembala dua ekor kambing yang dimikili Ayahnya.
Namun tak sampai di padang rumput yang dituju, Sulung memutuskan untuk tidur di bawah
sebuah pohon hingga sore. Dan ketika bangun, kambing yang dititipkan Ayahnya sudah raib
entah ke mana. Tanpa rasa bersalah, Sulung tak menjelaskan kejadian sebenarnya.
Ayah sangat kecewa pada Sulung yang tidak bisa diandalkan, padahal semua hal yang
dimintanya adalah demi kepentingan hidup bersama-sama, yaitu demi kebutuhan pangan.
Kesedihanpun dirasakan Ibu yang selalu bersedia untuk mencari tambahan penghasilan untuk
keluarga. Tanpa pikir panjang, Ayah segera berangkat ke hutan untuk melihat perangkap yang
sengaja dipasang untuk menjerat hewan yang ada di sekitar hutan.
Ayah :Wow ternyata aku dapat! Seekor anak babi hutan, pasti akan laku dijual di pasar. Lumayan
untuk membeli kebutuhan makanan selama seminggu!
Dengan rasa gembira, Ayah melepas jeratan yang ada pada kaki hewan tersebut dan
membawanya pulang. Namun hal tak terduga terjadi sebelum ia keluar dari hutan. Ia diserang
dua ekor induk babi yang penuh amarah melihat anak mereka ditangkap. Serangan babi hutan
tersebut tak kuasa tertahan sehingga Ayah sulung terkapar tak berdaya namun tetap mencoba
melakukan serangan balik pada hewan liar tersebut. Tetapi usahanya tak membuahkan hasil,
justru ia dikejar kawanan babi hutan hingga ke sungai. Sungguh naas nasibnya, ia tewas ketika
melompati bebatuan karena terjatuh dan kepalanya membentur sebuah batu.
Sementara itu, Ibu sedang memarahi Sulung yang tega membuang beras terakhir yang tersedia di
rumah dengan rasa sedih yang tidak terbendung.
Ibu :Sulung! Kamu ini apa-apaan? Selalu bikin susah orang tua! Seenaknya saja kamu buang
beras untuk makan ke dalam sumur?!
Lelah memarahi Sulung, Ibupun meminta tolong agar Sulung mengambil periuk tanah liat di
belakang untuk dijual ke pasar.
Ibu :Yasudah Sulung, tolong Ibu ambil periuk tanah di belakang. Akan Ibu jual ke pasar, tolong
jaga adik karena Ayah belum pulang ke rumah.
Sulung :Untuk apa aku ambil periuk dan menjaga si Bungsu?!!! Aku jadi tidak bisa main!
Mending aku pecahkan saja periuk ini!!!!
Tak disangka periuk hasil buatan Ibu dipecahkan begitu saja oleh anak nakal yang satu ini.
Sungguh keterlaluan dan membuat hati Ibu hancur berkeping-keping layaknya periuk yang sudah
pecah itu.
Ibu :Suluuuung.. Apa kamu tidak tahu, kita butuh makan. Kenapa kamu pecahkan periuk itu?
Padahal itu adalah satu-satunya sisa harta yang kita punya. (sambil meneteskan air mata)
Sungguh terlalu, Sulung justru membentak Ibunya dengan nada tinggi yang tak terkira. sikap
Sulung itu sangat keterlaluan pada Ibunya. Ia tak sadar bahwa suatu saat nanti penyesalan dan
penderitaan pasti akan ia alami jika sang Ibu sudah tiada. Sementara itu, Bungsu yang baru satu
tahun hanya bisa menyaksikan kesedihan mendalam pada Ibunya. Jika sudah sebesar Sulung,
mungkin adiknya itu akan berinisiatif untuk menolong Ibunya. Tak lama kemudian, salah satu
tetangga datang di tengah kekacauan dalam rumah itu.
Tetangga:Bu, saya ingin menyampaikan informasi bahwa suami Ibu ditemukan sudah tak
bernyawa di tepi sungai. Saya beserta warga yang lain turut berduka cita sedalam-dalamnya atas
kepergian Almarhum.
Ibu :Innalillahi wainailaihi rajiun (semakin tersedu mendengar kabar buruk tersebut)
Namun tak nampak raut wajah kesedihan dari wajah Sulung. Ia justru berpikir bahwa tanpa
Ayahnya, ia berarti bebas karena tidak ada yang menyuruh-nyuruhnya lagi.
Ibu :Sulung Ibu tak sanggup lagi hidup di dunia ini. Ibu sangat sedih melihat perilaku kamu.
Tolong jaga Bungsu, Ibu mau menyusul Ayahmu
Ibu Sulung pergi menuju sebuah batu yang disebut Batu Belah tempat suaminya terjatuh dan
meninggal. Kemudian iapun bersenandung sambil berjalan menuju batu tersebut
Batu belah batu bertangkup. Hatiku alangkah merana. Batu belah batu bertangkup. Bawalah aku
serta.
Angin sesaat bertiup kencang dan membuat Ibu Sulung terperangkap di Batu Belah yang tidak
bisa terbuka kembali untuk selamanya. Menyadari Ibunya telah tiada, Sulungpun sangat
menyesal.
Sulung :Ibuuuuu!!!! Maafkan aku!!! Ibu kembalilah, Buuu!!!! Aku menyesaaal!!! Ibuuuu!!!!
Sambil merintih dan terus menerus memohon Ibunya kembali, usaha Sulung tetap sia-sia. Batu
Belah kini tertutup dan ia tak akan bisa bertemu Ibunya.
NASEHAT SEORANG SAHABAT
Siang itu sepulangnya Irma dari sekolah dia kemudian mengajak Sandi untuk berkunjung
kerumah Yoga. Yoga tidak masuk sekolah, namun tidak ada surat izin sakit.
Dialog Drama
Irma: Kan tadi dia tidak masuk sekolah, dan dia juga nggak ada ngasih surat izin sama bu guru.
Jadi, aku mau tahu dia tuh kenapa kok nggak masuk sekolah.
Irma dan Sandi lantas bergegas kerumahnya Yoga untuk mencari tahu apakah temannya tersebut
sakit atau kenapa.
Assalamu'alaikum... (suara Irma),, Wa'alikum Salam (Yoga menjawab salam Irma). Yoga
kemudian menyuruh Irma dan Sandi untuk masuk rumah.
Irma: Oya Ga, kenapa kamu tadi tidak masuk sekolah? kamu juga nggak buat surat izin, itu kan
bolos namanya?!
Sandi: Iya, Ga.. emang kamu kemana? aku pikir kamu lagi sakit, tapi ini aku lihat kamu juga
baik-baik aja.
Yoga: Oh.. maaf, aku emang nggak sakit kok. Aku tu tadi bangunnya molor, masak aku mau
pergi sekolah orang bangunku aja sudah jam 9-an.
Yoga: Semalem aku abis main dari tumah temenku. Saking asyiknya sama mereka, aku lupa
kalau udah jam 4 pagi. Abis itu aku pulang, dan jam 5 aku langsung tidur.
Sandi: Kamu main ampe jam segitu?! Gila kamu, Ga. Harusnya kamu tu kan mikir kalau paginya
kamu harus masuk sekolah. Gimana kamu nggak molor kalau tidurnya aja jam 5.
Irma: Yoga, kamu lain kali nggak boleh kayak anak kecil. Ingat, kamu harus fokus sama
pelajaran. Main sih boleh aja, tapi kamu kan harus tidur tepat waktu supaya nggak bangun
kesiangan.
Tidak lama kemudian, Ilham (teman Yoga) datang. Assalamu'alaikum (suara Ilham tedengar
didepan pintu).
Ilham: Eh.. aku mau ngajak kamu main nih. Kamu nggak lagi ada acara kan?
Belum sempat Ilham menjawab, Irma pun lantas menyaut dan menasehati si Ilham supaya tidak
suka mengajak Yoga main samapai larut.
Irma: Nah, kalau kamu tuh temannya Yoga yang baik, kamu mestinya punya rasa peduli sama
dia. Lain kali kalau main itu jangan sampai pagi. Kalau kalian mainnya sampai pagi, alhasil
keesokan harinya nggak masuk sekolah karena bangunya telat.
Ilham: Bener juga sih kata kamu, tapi masalahnya kalau lagi main gitu kita nggak ingat waktu
lagi, udah kebawa suasana.
Sandi: Kebawa suasana sih boleh, tapi kan harus ada batasannya. Ingat, belajar itu penting untuk
masa depan kamu kelak.
Ilham hanya bisa berdiam diri dan kemudian menganggukkan kepalanya. "Benar juga apa yang
mereka bilang ini, gimana aku mau lulus dengan nilai bagus kalau belajar aja nggak konsisten"
(bisik Ilham dalam hati).
Ilham: Ok deh, makasih atas saran kalian. Setelah ini aku akan mencoba lebih care lagi dengan
waktu belajarku.
Setelah hampir 15 menit ngobrol, kemudian mamanya Yoga datang (Nirmala). Nirmala merasa
senang, karena teman-teman anaknya pada datang kerumah Yoga yang biasanya sepi.
Nirmala: Eh.. kok pada ngumpul semua disini? tumben anak-anak.. tante senang deh kalau lihat
rumah tante rame kayak gini.
Yoga: Oh.. ini ma, Irma sama Sandi risau soalnya aku tadi nggak masuk kelas.
Irma/Sandi: Iya tante, aku cuman mau mastiin kalau Yoga nggak kenapa-kenapa.
Nirmala: Tadi pagi tante itu sudah bangunin dia, tapi dianya kelihatan capek banget. Ya tante
jadinya nggak tega. Tapi, lain kali kalau dia main lagi sampai pagi, tante akan kasih dia
hukuman, karena kalau dibiarin terus-terusan entar sekolahnya jadi nggak karuan.