Anda di halaman 1dari 9

PERUSAHAAN SEPATU

Penerapan LK3 dalam Operasional Harian PT Trinunggal Komara Garment yaitu:


1. Perusahaan membentuk pengurus P2K3 termasuk tenaga dokter dan paramedik yang sudah
bersertifikat hiperkes. Tugas dari pengurus adalah membantu memantau pelaksanaan dan
penerapan sitem K3 atau kesehatan kerja di area lingkungan kerja. Dokter dan paramedic
memantau syarat-syarat kesehatan, kebersihan di area lingkungan kerja perusahaan.
2. Tempat dan alat-alat kerja

a. Perusahaan harus mempunyai sarana keperluan keluar masuk area yang aman.
b. Memilikik penerangan cukup
c. Memiliki tempat kerja yang berventilasi cukup.
d. Kebersihan harus dijaga kerapihannya atau ketertibannya agar tidak menimbulkan
kecelakaan
e. Menjaga, mengendalikan kebisingan dan getaran serta volume udara tidak boleh melebihi
ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Poin ini dipantau dengan cara tes
laboratorium, sekurang-kurangnya triwulan dalam satu tahun per semester dalam satu
tahun yang diakui adalah laboratorium yang telah terakreditasi.
f. Orang lain yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke ruangan kerja. Hal ini
dimaksudkan untuk menjaga dan mengurangi ketertiban kerja sehingga tidak terjadi
kelalaian atau kecerobohan yang berakibat timbulnya kecelakaan

3. Mesin-mesin
Alat-alat dan mesin-mesin harus disetting menurut standar operasional berdasarkan kapasitas
masing-masing mesin.

a. Kapasitas tidak boleh lebih dari yang ditetapkan


b. Mesin harus lengakap pengamanannya seperti cover pole atau pentil harus terpaang.
Spiral mesin harus terpasang. Mesin jahit harus ada neddle plat. Kebersihan mesin harus
terjaga.

4. Instalasi dan Listrik


Instalasi yang tepasang harus dimasukkan dalam ac dan tidak dibenarkan sambungan
kabel langsung tanpa system terminal dan susunan kabel harus rapi. Berdasarkan standard
perusahaan,untuk mengatur arus listrik harus menggunakan terimanl. Tugas pengurus K3
apabila terjadi penyimpangan pada poin ini harus melapor pada teknisi listrik.
3. Perlengkapan dan Alat Kerja
Perusahaan diwajibkan menyediakan dan memberikan alat-alat perlengkapan kerja pada
karyawan untuk melindungi diri pada saat melaksanakan tugas kerja, misalnya:

Bagian obat / chemical / laboratorium (memiliki SNI), harus menggunakan APD (jas
laboratorium,sepatu boat,sarung tangan,karet,masker (respirator).
Tempat-tempat obat / drum bekas obat dipasang label sesuai jenis obat dan disusun
menurut daftar urutan layout masing-masing.
Tempat obat / drum yang masih berisi harus ditempatkan pada layout yang sebenarnya
(terdapat tempat khusus) sesuai dengan label jenis obat tersebut.

Maksud dan tujuan labeling dan penyusunan layout agar tidak terjadi salah pemakaian jenis obat
yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan
Pada area produksi :

Divisi cutting / pemotongan

Setiap karyawan wajib memakai masker (respirator) sebab polusi debu tinggi,khusus pekerja
mesin potong/cutting menggunakan sarung tangan metalik/baja putih dan masker (respirator).

Divisi sewing / menjahit/mesin jahit

Pekerja yg bekerja di mesin jahit secara umum harus menggunakan masker dan tidak
diperbolehkan membawa minuman berwarna,makanan dan benda metal lain agar tidak terjadi
kecelakaan dan gangguan kerja.

Divisi kebersihan

Petugas kebersihan harus diberikan alat-alat kebersihan sesuai standard alat kebersihan. Contoh :
sapu bertangkai, tempat sampah berada lengkap dengan sepatu boots dan masker.

Laundry

Secara umum diwajibkan menggunakan peralatan yang sama yaitu menggunakan APD.Pekerja
washing harus menggunakan sepatu boots karena pada proses pencucian dihadapkan dengan
substansi kimia seperti hipo (soda api 100%) yang di gunakan untuk memperlunak. Jenis laundry
yang di gunakan pun bermacam-macam. Pada tahap washing ( pencucian ) menggunakan
formula-formula khusus seperti bahan-bahan kimia khusus untuk membersihkan/mencuci
pakaian yang sudah jadi. Semua SOP berjalan.

Finishing dan ekspor

Pada dasarnya sama bedanya yaitu tidak boleh menggunakan alat-alat kosmetik atau kecantikan,
makanan, minuman,dll karena di khawatirkan pakaian yang sudah jadi terkena noda atau
terkontaminasi.
4. Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan diwajibkan kepada setiap perusahaan yang mengoperasikan pegawainya
untuk berprodiksi dengan menggunakan atau menempatkan tenaga kerja yang benar-benar
standar sehat yaitu diantaranya :
a. Memulai dari penerimaan calon pegawai harus dilakukan pemeriksaan kesehatan atau
melampirkan surat resume sehat dari dokter.
b. Secara berkala perusahaan wajib melakukan medical check up bagi seluruh karyawan.
c. Perusahaan wajib memeriksakan atau melakukan check up mata minimal 1X setahun.

Wajib menyediakan dokter dan paramedis yang sudah bersertifikat hygiene dan hiperkes.
Paramedis wajib stand by setiap hari kerja dengan menyiapkan poliklinik dan obat-obatan
lengkap. Dokter dan tenaga medis melayani pengobatan dan pemeriksaan karyawan tanpa
dipungut biaya dalam P3K.
P3K ( Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

Harus memiliki emergency planning. Setiap divisi perusahaan wajib menyediakan alat P3K.
Contoh: alat tandu. Berkaitan dengan aturan internasional (tidak diperbolehkan sentuhan dengan
lawan jenis) atau pelanggaran harrasement (menggotong orang pingsan ). setiap divisi harus
dipasang kotak obat lengkap dengan isinya yang memenuhi standar P3K (minyak angin,
perban,dsb).Disediakan administrasi khusus pemantauan lingkungan kesehatan setingkat dengan
standar administrasi yang bertugas memonitor obat-obatan atau kotak P3K.
5. Pengolahan Limbah
a. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan berasal dari potongan kain dan benang, sludge, dan sampah yang
bersal dari kegiatan domestic. Sifatnya tidak berbahaya, hanya menimbulkan gangguan estetika,
sedangkan sludge bersifat berbahaya. Upaya penanganan yang dilakukan diantaranya:
Potongan kain dan benang dijual ke pihak ketiga, potongan benangnya dijual ke TPS di lokasi
kegiatan. Batu apung dari proses laundry dilakukan pengeringan, selanjutnya dijadikan bahan
penutup tanah. Sludge dan IPAL ditampung sementara dekat IPAL untuk dijadikan bahan
pengurugan. Sedangkan sampah dari kegiatan domestic ditampung di tempat penampungan
sementara, selanjutnya diambil oleh petugas lingkungan untuk dibuang ke tempat pembuangan
akhir.
b. Limbah Cair
Berasal dari proses laundrydan kegiatan domestic, diantaranya mandi dan cuci. Sifat limbah
tidak berbahayatetapi dapat menurunkan kualitas air permukaan. Upaya penanganan yang
dilakukan diantaranya limbah cair yang berasal dari proses laundry diolah melalui Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara Kimia dan Fisika (penyaringan, flokulasi, sedimentasi,
koagulasi, aerasi, dan biotest). Sedangkan dari kegiatan mandi dan cuci dialirkan melalui saluran
yang kedap air untuk selanjutnya dibuang ke saluran umum.
Parameter yang melebihi baku mutu, yaitu amoniak bebas, sulfide dan COD dilakukan upaya
meminimalisasi dampak dengan menambah proses aerasi ke instalasi pengolahan air limbbah
dengan tujuan menambah kadar oksigen ke dalam IPAL sehingga limbah cair yang dibuang
diharapkan di bawah baku mutu lingkungan.
c. Debu
Partikel-partikel debu di dalam tuangan dari proses produksi, sedangkan di luar ruangan berasal
dari aktifitas di sekitar lokasi dan di luar lokasi pabrik serat kegiatan proses produksi. Sifatnya
berbahaya. Upaya penangan dengan pemakaian masker dan pemasangan ventilasi udara serta
penanaman phon pelindung di sekitar pabrik.
d. Gas
Berasal dari aktifitas proses produksi serta aktifitas di sekitar lokasi dan di luar lokasi pabrik
yang sifatnya berbahaya. Upaya pengelolaan yang dilakukan diantaranya dengan pemakaian
masker dan pemasangan ventilasi udara serta penanaman phon pelindung di sekitar pabrik.
e. Kebisingan
Sumber kebisingan berasal dari ruangan produksi dan aktifitas di sekitar lokasi dan di luar lokasi
pabrik, sifatnya berbahaya. Upaya pengelolaan yang dilakukan antara lain yaitu pemakaian ear
plug dan penanaman pohon pelindung (penghijauan) terutama pohon yang berdaun lebar.
Kebisingan yang melebihi baku mutu lingkungan dilakukan upaya meminimalisasi dampak
dengan menambah penghijauan melalui pendisiplinan dan pengecekan alat produksi dan
penanaman pohon pelindung di sekitar lokais pabrik.
6. Ventilasi udara dan Air
Ventilasi udara
Perusahaan tritunggal membuat ventilasi udara di setiap ruangan sesuai dengan standar yang
ditentukan (ambang batas) untuk menjaga stabilitas ventilasi udara.Perusahaan berstandar
bangunan sesuai standar dinas tata bangunan kota dengan tinggi (<12m ,>2,5m atau 3m)
Air
Perusahaan wajib membuat dan menyediakan saluran air yang cukup baik untuk menampung
curah hujan maupun menampung limbah cair perusahaan.Limbah cair perusahaan diolah dengan
standar UPL atau UKL.Upaya pengolahan limbah sesuai standar pemerintah daerah dan
membuat lokasi WWT (water treatment) dengan system recycle dengan standar 10% sudah
jernih
7. Sistem Audit
Sistem audit LK3 pada PT Trinunggal Komara Garment yaitu:

a. Audit manajemen atau internal management


b. Cross auditor (dengan pihak kedua)
c. Audit pemerintah

Sistem audit nya yaitu:

Mencatat dan mengaudit semua system administrasi K3


Membuat laporan audit
Pengecekan alat-alat area dan mendeteksi kondisi alatalat tsb dengan pembuktian hasil
laboratorium.
Evaluasi umum semua kondisi dan lingkungan,mengecek kelengkapan alat dan
kebersihan lingkungan.
Evaluasi atau pengecekan di lakukan setiap seminggu sekali dan setiap harinya di cek oleh
supervisior. PT.Trinunggal komara juga menyediakan safety information dan kotak saran bagi
setiap karyawan maupun pekerjanya.

Penerapan K3 Di Industri Garmen Larusso


Kurangnya Kepedulian Karyawan Terhadap K3

Sejarah Dwi Putra Perkasa Garment


Usaha garment kemeja dari pemilik yang biasa dipanggil Pak Yanto ini berawal pada
tahun 1989 yang saat itu usaha garment kemeja itumasih belum menggunakan nama usaha
seperti sekarang ini. Dimana beliau masih menggunakan rumahnya sendiri sebagai tempat kerja
untuk merintis usaha garment kemeja ini bagi para karyawannya. Awal mula pak yanto
mendirikan usaha ini masih terdapat tujuh buah mesin manual. Dengan jumlah tujuh orang
karyawan. Yaitu pak yanto sendiri dengan sang istri ditambah lima orang tetangga yang beliau
didik dari awal. Saat itu pak yanto masih belum berani untuk membuka usaha garment kemeja
ini karena keterbatasan jumlah mesin jahit serta pegawai. Yang ahirnya pada tahun 1998 pak
yanto baru berani membuka usaha garment kemeja tersebut karena jumlah mesin jahit yang
sudah memadai. Yaitu dengan jumlah 50 mesin jahit. Saat itu usaha garment kemeja tersebut
berubah menjadi salah satu usaha garment kemeja yang terbesar di Indonesia. Dan itulah awal
mula garment kemeja ini diberi nama menjadi nama yang sekarang ini yaitu, Dwi Putra Perkasa
Garment dan disingkat menjadi DPP Garment.
Berjalan beberapa tahun hingga sampai saat ini, dari sinilahusaha dari DPP Garment itu
sendiri mulai memperlihatkan perkembangan yang sangat pesat. Dimulai dari bertambahnya
jumlah mesin dan meningkatnya jumlah pegawai yang sampai saat ini sudah mencapai kurang
lebih 160.Dari banyaknya pegawai inilah yang membuat usaha ini selalu menambah jumlah
mesin setiap tahunnya.Dari bertambahnya jumlah mesin dan pegawai inilah yang mengakibatkan
keterbatasan kerja dan pada akhirnya beliau membuka cabang usaha garment kemeja ini untuk
para pegawainya yang semakin bertambah, dimana cabang ini terletak di lima tempat yang ada di
kota Malang ini. Yakni, plaosan, kebon agung, bululawang, Jln. Manggar atas no. 31A yang
merupakan pusat dari usaha Garment itu sendiri dan awal mula tempat yang digunakan pak yanto
dan sang istri untuk pertama kali membuka usaha garment ini yangjuga rumah kediaman bapak
yanto sendiri. Adapun pak yanto ini adalah kelahiran kalipare, jadi beliau juga memutuskan
untuk membuka cabang usaha garmen kemeja yang beliau geluti di tempat kelahirannya tersebut.
Produk garment kemeja ini sendiri dipasarkan dengan nama label LARUSSO
Penerapan K3 pada Dwi Putra Perkasa Garment
Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja yang diterapkan pada perusahaan sangat memadai, pertama bisa dilihat
dari sang pemilik yang sudah menyediakan beberapa ruangan yang cukup untuk para
pegawainya. Ruangan tersebut terbagi menjadi beberapa bagian-bagian yang sudah diatur untuk
kelancaran produksi. Menurut pada pembagiannya, di salah satu cabang garment kemeja tersebut
yang letaknya tepat di Jln. Manggar No. 31A terdapat banyak tempat yang digunakan untuk
bermacam-macam produksi. Yaitu, bagian memotong, bagian seterika produk yang sudah
menjadi kemeja, bagian untuk memasang kancing, pengemasan, gudang penyimpanan, serta
tempat quality control. Dan rumah sang pemilik sendiri digunakan sebagaikantor dan tempat
menjahit per bagian produk kemeja.
Dalam hal ini pemilik sendiri menerapka adanya sistem estafet pada produksinya. Yang
dimaksut estafet disini adalah tiap ruangan, khususnya ruang menjahit dibagi menjadi beberapa
bagian untuk memudahkan proses menjahit sehingga hasil yang didapat pun lebih banyak. Untuk
luas ruang menjahit ini sekitar 12 m x 6 mdimana didalamnya berisikan 30 orang pegawai. Jadi
setiap orangnya berhak mendapatkan kebebasan tempat seluas 1m persegi beserta dengan mesin
yang dipakai masing-masing oleh para pegawainya
Setiap ruangan produksi tidak ditemukan adanya kipas angin.Menurut pemilik sendiri
berpendapat bahwa pemasangan kipas angin kurang baik bagi kesehatan para pegawainyadalam
kurun waktu yang lama, pemilik menegaskan bahwa dampek dari kipas angin itu sendiri tidak
bisa dirasakan sekarang, tapi dikemudian hari.Sehingga mengakibatkan pemilik sendiri benar-
benar melarang diadakannya kipas angin didalam tempat produksi.Yang pada akhirnya beliau
memberikan beberapa ventilasi serta blowing, yang digunakan untuk sirkulasi udara dalam
ruangan produksi.
Blowing
Dalam hal kesehatan lainnya, perusahaan memberikan asuransi kesehatan yangberupa
penanggungan biaya kecelakaan maupun sakit. Dengan syarat apabila pegawai mengalami
kecelakaan pada saat kerja, maka biaya pengobatan 100% akan ditanggung oleh perusahaan
sendiri. Dan apabila pegawai mengalami kecelakaan atau sakit diluar jam kerja atau tempat kerja
dan benar-benar dibuktikan dengan adanyasurat dokter, maka pegawai berhak mendapatkan
asuransi kesehatan sebesar 50%.
Untuk jam kerja, perusahaan memberikan ketentuan setiap harinya para pegawai harus
bekerja selama 9 jam. Mulai dari jam delapan pagi hingga jam lima sore. Untuk para pekerja
lembur biasanya jam kerjanya sampai jam tujuh malam. Pihal perusahaan juga memberikan jam
istirahat bagi para pegawainya, dikarenakan jam kerja para pekerja begitu padat, istirahat ini pun
berselan waktu sekitar satu jam, itu tepat disaat waktu dhuhur.Disini perusahaan membebaskan
para pegawai untuk membawa bekal makanan dari rumah.Bagi para pegawai lembur, makanan
disediakan oleh perusahaan dengan menu masakan yang berbeda-beda setiap harinya.Adapun
yang memasak adalah juru masak yang berada di perusahaan itu sendiri khusus untuk para
pegawai.
Keselamatan Kerja
Untuk menerapkan keselamatan pegawai perusahaan sendiri memberikan alas kaki
kepada para pegawai.Guna dari alas kaki ini sendiri agar para pegawai tidak terpeleset maupun
tersengat aliran listrik.Tapi pada umumnya para pegawai tidak memperdulikan hal tersebut dan
memilih bekerja tanpe menggunakan las kaki.Mereka masih tidak peduli dengan resiko yang
mereka dapatkan ketika tidak menggunakan alas kaki tersebut.Sehingga dari perusahaan sendiri
tidak begitu mewajibkan memakai alas kaki saat bekerja ketika menghadapi masalah seperti ini.
Hanya saja ketika para pegawai membutuhkan atau ingin menggunakan alas kaki saat bekerja,
maka perusahaan akan memberikannya.
Dalam setiap ruangan penataan listrik di perusahaan tersebut tertata dengan cukup
rapi.Yaitu kabel-kabel listrik menempel pada tembok dan letaknya pun dijauhkan dari para
pegawainya, dalam artian letaknya tidak bisa digapai oleh para pegawai.Sehingga membuat para
pegawai aman dari bahaya listrik. Pemilik perusahaan beranggapan bahwa lebih efektif jika
kabel-kabel tersebut tertata rapi dengan menempel di tembok dari pada ditanamkan di dalam
tembok. Dikarenakan jika ada kerusakan pada kabel-kabel tersebut maka dapat memudahkan
untuk memperbaiki dan menggantinya serta dapat diketahui dengan mudah. Keuntungan yang
lain, perusahaan pun bisa mengganti kabel-kabel tersebut secara periodik.

Penataan Listrik
Kabel-kabel yang terdapat pada perusahaan tersebut, diganti secara berkala, setiap 10
tahun sekali.Dan setiap ruangan produksi terdapat jalur-jalur listrik.Yaitu pembagian mesin
sesuai dengan tugasnya, dimana setiap kabel listrik terdapat pada satu jalur. Setiap jalur tersebut
memiliki sekring tersendiri, jika terdapat korsleting pada salah satu jalur maka tidak akan
mengganggu jalur listrik yang lainnya.
Dalam pemaikaian listrik sendiri setiap harinya perusahaan menggunakan 12.000
watt.Akan tetapi perusahaan memakai listrik dengan jumlah 16.500 watt perhari. Hal ini
dilakukan, untuk mencegah turunnya tekanan listrik secara tiba-tiba dan akan mengganggu para
pegawai dalam bekerja. Jika listrik padam bukan diakibatkan kerusakan/kesalahan dari
perusahaan, tetapi dari pusat/PLN dan dalam kurung waktu 2 maka perusahaan mempunyai
kebijakan untuk memulangkan para pegawainya lebih awal.Listri perusahaan disini hanya
digunakan untuk menjahit serta alat pemotongan bahan.Selebihnya tidak menggunakan listrik.
Adapun untuk setrika kemeja, perusahaan menggunakan setrika uap, dimana bahan dasar
sebagai setrika adalah air yang kemudian menjadi uap akibat dari proses dimasak melalui tabung
yang cukup besar dengan menggunakan elpiji
Listrik pun dijauhkan dari ruang setrika karena meminimalisir kecelakaan kerja serta
mengantisipasi agar tidak terjadi kosrsleting sehingga mengakibatkan kebakaran pada tempat
kerja.
Untuk mencegah adanya kecelakaan kebakaran, perusahaan juga menyediakan alat
pemadam kebakaran disetiap ruang.Adapun kebakaran itu ditakutkan terjadi karena gangguan
pada listrik atau biasa yang disebutkt kongslet. Karena banyaknya kabel atau watt yang
digunakan pada setiap ruang produksinya
Listrik yang ada pada perusahaan tersebut berada jauh dari lokasi penyetrikaan uap yang
menggunakan media air untuk setrika. Sehingga dapat meminimalisirkan kecelakaan kerja,
misalnya korsleting listrik karena listrik terkena uap air/air dari setrika uap tersebut.
Selain itu, kotoran hasil produksi tidak di buang begitu saja melainkan dapat diolah
kembali. Seperti potongan sisa sisa kain perca dapat dimanfaatkan kembali. Menurut istri
pemilik, ada orang orang yang memanfaatkan limbah dari kain kain tersebut untuk dijadikan
isi boneka. Jadi, tidak menimbulkan sampah dan mengotori lingkungan.
Tidak hanya sisa sisa kain saja tetapi karton gulungan kain juga daapat dimanfaatkan
tidak tahu bagaimana dan di proses untuk apa tetapi ada saja orang yang memungutnya, ada saja
orang yang memanfaatkan limbah tersebut untuk diolah kembali menjdai suatu produk yang baru
dan berkualitas.
Gulungan benang juga seperti itu, pasti ada orang yang meminta limbah tersebut tidak
tahu pasti untuk apa gulungan gulungan. Tetapi pihak perusahaan mengijinkan untuk diambil
yang kemudian di proses kembali. Jadi, semua sisa pembuangan dari setiap proses
prosespembuatan di garmen ini, tak terbuang sia sia karena dapat dimanfaatkan bagi sebagian
orang dan menghasilkan produk baru, yang dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru pula.
Disamping itu, limbah limbah tersebut tidak mengganggu keseimbangan ekosistem
lingkungan. Jadi lingkungan dapat terkontrol dengan baik, dan tidak mengotori lingkungan
sekitar. Serta tidak menimbulkan sumber penyakit, karena akibat pembuangan limbah yang
sembarangan. Setiap proses produksi tersebut sangat memperhatikan kebersihan lingkungan.
Memang, pada setiap mesin tidak terdapat kantong sampah/tempat sampah, tetapi pada saat
selesai produksi/bekerja, para pegawai memiliki tanggung jawab dan kesadaran untuk
membersihkan ruangan kerja. Jadi, ruang kerja selalu terjaga kebersihan dan kerapihannya.
Alat Pelindung Bagi Para Pekerja
Perusahaan memberikan fasilitas bagi para pekerja untuk mendapatkan hasil produksi
yang maksimal, fasilitas yang diberikan antara lain :

Masker untuk menghindari debu-debu dan serat-serat kain yang berterbangan

Alas kaki menghindari tersengat listrik, terpleset dari lantai licin

Fasilitas bagi para pekerja


Para pekerja mendapatkan fasilitas berupa alat jahit yang akan mereka pakai
untuk bekerja. Ruangan yang cukup luas dengan dilengkapi berbagai alat yang dapat
menolong mereka ketika ada kecelakaan. Para pegawai juga mendapatkan tempat dengan
luas 1 meter persegi.
Para pekerja mendapatkan jaminan kesehatan, dan keringanan biaya pengobatan.
Tetapi para pekerja, tetap harus menggunakan haknya sesuai dengan keadaan dan
bertanggung jawab. Perusahaan memberikan asuransi kesehatan yang berupa
penanggungan biaya kecelakaan maupun sakit. Dengan syarat apabila pegawai
mengalami kecelakaan pada saat kerja, maka biaya pengobatan 100% akan ditanggung
oleh perusahaan sendiri. Dan apabila pegawai mengalami kecelakaan atau sakit diluar
jam kerja atau tempat kerja dan benar-benar dibuktikan dengan adanya surat dokter, maka
pegawai berhak mendapatkan asuransi kesehatan sebesar 50%.

Anda mungkin juga menyukai