-Adlia Zahra K1
-Agus Benariko
-Bianka Juliartha
-Fia Utami
-Nurika Anisa
-Nadia Fitri Yenny
-Rusmida Sari
Recky
-Tiara Mersha Utari
-Zalwa Chizuko Kanaya
PERATURAN CPOB
(Cara Membuat Obat Yang Baik )
KETENTUAAN UMUM
● Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin obat
dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai
dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan
pengendalian mutu.
• Badan POM
Memberikan panduan dan memastikan pelaksanaan CPOB
di industri farmasi
ISTILAH-ISTILAH CPOB
1. Bahan awal:
Semua bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam produksi obat.
2. Bahan baku:
Semua bahan aktif dan bahan tidak aktif yang digunakan dalam pengolahan obat.
Bahan baku aktif : Bahan yang memiliki efek langsung terhadap tubuh. (Bahan yang
memiliki khasiat).
Bahan baku tidak aktif: Bahan yang tidak memiliki efek langsung terhadap tubuh
pasien. (Tidak memiliki khasiat). yang digunakan untuk membantu formulasi.
Contohnya : Air dan gula untuk pemanis sirup.
3. Produk antara:
Bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan tahapan pengolahan lebih lanjut untuk
menjadi produk ruahan.
Contoh: granul tablet yang belum dicetak dan granul kapsul yang belum diisikan.
4. Produk ruahan:
Bahan yang telah selesai diolah, tinggal dikemas.
Contoh: tablet yang telah dicetak, kapsul yang sudah diisi.
5. Produk Jadi:
Produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan obat.
Telah selesai diolah dan dikemas,
siap dipasarkan.
6. Bahan pengemas :
Semua bahan yang digunakan untuk mengemas produk.Untuk memudahkan distribusi
produk dan untuk melindungi produk dari pengaruh lingkungan.
Terdiri dari:
- Bahan pengemas primer: Bahan pengemas yang berkontak langsung dengan produk
Cth : blister, botol, vial dan ampul.
Karena berkontak langsung dengan produk, proses pengemasan primer harus dilakukan di
area pengolahan, tidak boleh dilakukan di area pengepakan.
- Bahan pengemas sekunder: Bahan pengemas yang tidak berkontak langsung dengan
produk.
Cth : Unit box, dus.
Proses pengemasan sekunder harus dilakukan di area pengepakan, tidak boleh di area
pengolahan untuk menghindari kontaminasi
MENEJEMEN MUTU
● Manajemen bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu “Kebijakan
Mutu”, yang memerlukan partisipasi dan komitmen jajaran di semua departemen di
dalam perusahaan, para pemasok dan para distributor.
● Untuk mencapai tujuan mutu diperlukan sistem Pemastian Mutu yang didesain secara
menyeluruh dan diterapkan secara benar serta menginkorporasi Cara Pembuatan Obat
yang Baik termasuk Pengawasan Mutu dan Manajemen Risiko Mutu.
Pemastian Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan tujuan untuk
memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan
pemakaiannya, seperti desain dan pengembangan produk.
PENGAWASAN MUTU
● Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan
dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan
organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan
bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan telah dilakukan dan
bahwa bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta produk
yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok sebelum mutunya
dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat.
PERSONALIA
● Kepala bagian Pengawasan Mutu hendaklah seorang terkualifikasi dan lebih diutamakan seorang
Apoteker, Kepala bagian Produksi hendaklah diberi kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam
produksi obat, termasuk:
a) memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur agar memenuhi persyaratan mutu
yang ditetapkan;
b) memberikan persetujuan petunjuk kerja yang terkait dengan produksi dan memastikan bahwa
petunjuk
kerja diterapkan secara tepat;
c) memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan ditandatangani oleh Kepala Bagian Produksi
sebelum diserahkan kepada kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu);
d) memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di
bagian produksi;
● Pembuatan produk yang diklasifikasikan sebagai racun seperti pestisida dan herbisida
tidak boleh dilakukan di sarana produksi obat.
● Permukaan dinding, lantai dan langit- langit bagian dalam ruangan di mana terdapat
bahan baku dan bahan pengemas primer, produk antara atau produk ruahan yang
terpapar ke lingkungan hendaklah halus, bebas retak dan sambungan terbuka, tidak
melepaskan partikulat, serta memungkinkan pelaksanaan pembersihan (bila perlu
disinfeksi) yang mudah dan efektif.
● Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air
● dinding dan lantai di area pengolahan hendaklah berbentuk
lengkungan.
- Sumber pencemaran potensial hendaklah dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan higiene yang
menyeluruh dan terpadu.
- Tiap personil yang masuk ke area pembuatan hendaklah mengenakan pakaian pelindung yang sesuai
dengan kegiatan yang dilaksanakannya.
- hendaklah personil mengenakan pakaian pelindung yang bersih dan sesuai dengan tugasnya termasuk
penutup rambut. Pakaian kerja kotor dan lap pembersih kotor (yang dapat dipakai ulang) hendaklah
disimpan dalam wadah tertutup hingga saat pencucian.
- Tiap personil yang mengidap penyakit atau menderita luka terbuka yang dapat merugikan mutu produk
hendaklah dilarang menangani bahan awal, bahan pengemas, bahan yang sedang diproses dan obat jadi
sampai dia sembuh kembali.
Higiene Perorangan
● Tiap personil yang masuk ke area pembuatan hendaklah mengenakan
pakaian pelindung yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakannya.
● Prosedur higiene perorangan termasuk persyaratan untuk mengenakan
pakaianpelindung hendaklah diberlakukan bagi semua personil yang
memasuki area produksi
● Untuk menjamin perlindungan produk dari pencemaran dan untuk keamanan
personil, hendaklah personil mengenakan pakaian pelindung yang bersih dan
sesuai dengan tugasnya termasuk penutup rambut.
● Program higiene yang rinci hendaklah dibuat dan diadaptasikan
terhadapberbagai kebutuhan do dalam area pembuatan.
● Semua personil hendaklah menjalani pemeriksaan kesehatan pada saat direkrut
● Semua personil hendaklah menerapkan higiene perorangan yang baik
● Tiap personil yang mengidap penyakit atau menderita luka terbuka yang dapat
merugikan mutu produk hendaklah dilarang menangani bahan awal, bahan pengemas,
bahan yang sedang diproses dan obat jadi sampai dia sembuh kembali.
● Semua personil hendaklah diperintahkan dan didorong untuk melaporkan kepada
atasan langsung tiap keadaan (pabrik, peralatan atau personil) yang menurut penilaian
mereka dapat merugikan produk.
● Hendaklah dihindarkan persentuhan langsung antara tangan operator dengan bahan
awal, produk antara dan produk ruahan yang terbuka.
● Personil hendaklah diinstruksikan supaya menggunakan sarana mencuci tangan dan
mencuci tangannya sebelum memasuki area produksi.
● Merokok, makan, minum, mengunyah, memelihara tanaman, menyimpan makanan,
minuman, bahan untuk merokok atau obat pribadi hanya diperbolehkan di area
tertentu dan dilarang dalam area produksi, laboratorium, area gudang dan area lain
yang mungkin berdampak terhadap mutu produk
ruang penimbangan bahan
ruang produksi
-BUKU PEDOMAN CARA PEMBUATAAN OBAT 2006