1. Personalia
Personel terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Personel
harus memahami CPOB yang menyangkut tugasnya serta mendapat pelatihan awal dan
berkesinambungan. Selain terkualifikasi juga harus berpengalaman praktis. Tidak boleh dibebani
tanggung jawab yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan resiko terhadap kualitas.
Personel kunci memenuhi persyaratan kualifikasi yang ada dalam regulasi nasional dan selalu
hadir untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Personel kunci di tunjuk oleh manajemen
puncak, terdiri dari kepala produksi,pengawasan mutu dan pemastian mutu. Personel kunci
dijabat oleh apoteker.
Pelatihan spesifik dapat diberikan pada personel yang bekerja di area di mana kontaminasi
menimbulkan bahaya, missal area bersih atau penanganan berpotensi tinggi, toksik, bersifat
infeksius atau menimbulkan sensitisasi
2. Bangunan
Fasilitas sarana dan prasarana harus mampu memperkecil terjadinya resiko kekeliruan,
pencemaran silang dan kesalahan lain. Desain dan tata letak harus memudahkan personel dalam
melakukan pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindarkan
pencemaran silang, terjadinya penumpukan debu atau kotoran sehingga dapat menurunkan
mutu obat. Seluruh bangunan fasilitas termasuk area produksi, laboratorium, area
penyimpanan, koridor dan lingkungan sekeliling bangunan hendaklah dipelihara dalam kondisi
bersih dan rapi. Kondisi bangunan hendaklah ditinjau secara teratur dan diperbaiki di mana
perlu. Perbaikan serta pemeliharaan bangunan fasilitas hendaklah dilakukan hati-hati agar
kegiatan tersebut tidak merugikan mutu obat. Desain dan tata letak ruang hendaklah
memastikan:
- Kompatibilitas dengan kegiatan pengolahan lain yang mungkin dilakukan di dalam fasilitas
yang sama atau fasilitas yang berdampingan
- Pencegahan area produksi dimanfaatkan sebagai alur lalu lintas umum bagi personel dan
bahan atau produk atau sebagai tempat penyimpanan bahan atau produk selain yang
sedang di proses.
Untuk tata letak ruang produksi sebaiknya dirancang sedemikian rupa untuk:
Memiliki wewenang khusus untuk memberikan keputusan akhir meluluskan atau menolak atas
mutu bahan awal, bahan kemas, produk antara dan produk ruahan. Tanggung jawab yang lain:
- Bangunan yang digunakan untuk pembuatan obat hendaklah didesain dan dikonstruksi
dengan tepat untuk memudahkan sanitasi yang baik.
- Hendaklah tersedia dalam jumlah yang cukup sarana toilet dengan ventilasi yang baik dan
tempat cuci bagi personil yang letaknya mudah diakses dari area pembuatan.
- Adanya sarana yang memadai untuk penyimpanan pakaian perwonil dan milik pribadi di
tempat yang tepat.
- Penyiapan, penyimpanan dan konsumsi makanan dan minuman dibatasi di area khusus.
- Sampah tidak boleh di biarkan menumpuk, dikumpulkan dalam wadah yagn sesuai lalu
dipindahkan ke tempat penampungan di luar bangunan dan dibuang secara teratur dan
berkala dengan mengindahkan persyaratan saniter
- Rodentisida, insektisida, agens fumigasi dan bahan sanitasi tidak boleh mencemari
peralatan, bahan awal, bahan pengemas, bahan yang sedang diproses atau produk jadi.
- Hendaklah ada prosedur tertulis untuk pemakaian rodentisida, insektisida, fungisida, agens
fumigasi, pembersih dan sanitasi yang tepat. Tujuannya untuk mencegah pencemaran
terhadap peralatan, bahan awal, wadah obat, tutup wadah, bahan pengemas dan label atau
produk jadi. Selain itu juga di perlukan penanggung jawab yang akan memantau pelaksaan
jadwal, metode, peralatan dan bahan pembersih yang digunakan. Dan protap ini harus di
taati oleh seluruh karyawan.
- Peralatan hendaknya dibersihkan bagian dalam dan luar sesuai dengan protap, serta di jaga
dan disimpan dalam kondisi yang bersih. Setiap kali sebelum dipakai kebersihannya
diperiksa untuk memastikan bahwa semua produk atau bahan dari bets sebelumnya telah
dihilangkan.
- Metode pembersihan dengan cara vacuum atau cara basah lebih dianjurkan. Udara
bertekanan dan sikat hendaklah digunakan dengan hati-hati dan bila mungkin dihindarakan
karena menambah resiko pencemaran produk.
- Pembersihan dan penyimpanan peralatan yang dapat dipindahkan dan penyimpanan bahan
pembersih hendaklah dilaksanakan dalam ruangan yang terpisah dari ruangan pengolahan.
- Protap pembersihan dan sanitasi dibuat agar pencemaran peralatan oleh agen pembesih
atau sanitasi dapat dicegah.
8. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bagian dari system informasi manajemen dan dokumentasi yang baik
meruoakan bagian yang esensial dari pemastian mutu. Dokumentasi yang baik tidak hanya
membantu selama inspeksi , investigasi ketidaksesuaian/penyimpangan atau penarikan produk.
Menentukan, memantau dan mencatat seluruh aspek produksi serta pengendalian dan
pengawasan mutu.
Cara dokumentasi yang baik:
- ISO 9001:2015
- ISO 14001:2015
- SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
- Sistem jaminan halal HAS 23000
- CPPKRTB(Cara pembuatan produk PKRTB yang baik)
- CPOTB (cara pembuatan obat tradisional yang baik)
- ISO/IEC17025
- ISO/IEC 27001
Dokumentasi pada pihak eksternal seperti vendor/supplier, transporter product dan lab
pengujian eksternal. Juga harus dilaksanakan pada penanganan CAPA, penyimpangan dan
pharmacovigillance. Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap
personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga memperkecil resiko
terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi
lisan. Spesifikasi, dokumen produksi induk/formula pembuatan, prosedur, metode dan instruksi,
laporan dan catatan harus bebas dari kekeliruan dan tersedia secara tertulis. Keterbacaan
dokumen adalah sangat penting. Dokumen sebaiknya di kaji ulang secara berkala dan dijaga agar
selalu up to date. Apabila suatu dokumen direvisi, sebaiknya dijalankan suatu system untuk
menghindarkan penggunaan dokumen yang sudah tidak berlaku secara tidak sengaja. Semua
perubahan yang dilakukan terhadap pencatatan pada dokumen sebainya ditandatangani dan
diberi tanggal. Perubahan sebaiknya memungkinkan pembacaan informasi semula. Dimana
perlu alasan perubahan. Catatan pembautan sebaimya disimpan selama paling sedikit satu
tahun setelah tanggal kadaluwarsa produk jadi. Selain hard copy saat ini ada soft copy9dokumen
elektronik). Ini dapat berupa hard dis/cloud atau bahkan bisa menggunakan teknologi blokchain.
Dalam penggunaan dokumentasi dengan software perlu diperhatikan hal-hal sbb:
9. Inspeksi diri
Tujuannya untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan pengawasan mutu memenuhi
ketentuan CPOB. Dirancang untuk mendeteksi kelemahan dalam pelaksanaan CPOB dan untuk
menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan. Inspeksi diri dilakukan oleh masing-masing
bagian di Industri Farmasi, dalam penerapannya tidak harus selalu focus kepada temuan
masalah akan tetapi dapat didiskusikan mengenai solusi penerapan perbaikan system CPOB.
Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara independen dan rinci oleh petugas yang kompeten dari
perusahaan yang dapat mengevaluasi penerapan CPOB secara objektif. Dapat dilakukan 2kali
dalam setahun atau dilakukan mendadak bila ada complain kritis dari pasaran, isu
ketidaksesuaian CPOB atau temuan dari regulator. Inspeksi mendadak/tidak terjadwal dapat
dipimpin oleh QA, dalam prakteknya inspeksi diri dapat dilakukan bersilangan antar bagian, ini
dilakukan untuk menjaga indepensi inspeksi/audit.
- Rapat pembukaan atau diskusi diperlukan sebelum inspeksi untuk membahas agenda dan
cakupan inspeksi
- Komunikasi terbuka antara auditor dan auditee harus dijaga
- Pengamatan audit harus didasarkan pada bukti objektif, seperti pengamatan langsung
terhadap proses yang sedang berjalan, wawancara personil atau evaluasi data yang tercatat.
- Jika selama inspeksi ketidaksesuaian kritis diamati, tindakan segera harus segera dilakukan
- Pada akhir inspeksi, melalui pertemuan penutup/penutupan, auditor menyampaikan
observasi dan rekomendasi dari area yang diaudit
- Rapat pembukaan atau diskusi diperlukan seblum inspeksi untuk membahas agenda dan
cakupan inspeksi
- Komunikasi terbuka antara auditor dan auditee harus dijaga
- Pengamatan audit harus didasarkan pada bukti objektif, seperti pengamatan langsung
terhadap proses yang sedang berjalan, wawancara personil atau evaluasi data yang tercatat
- Jika selama inspeksi ketidaksesuaian kritis diamati, tindakan harus segera dilakukan
- Pada akhir inspeksi, melalui pertemuan penutup atau penutupan, auditor menyampaikan
observasi dan rekomendasi dari area yang diaudit
Tim inspeksi diri antara lain QA,QC,Produksi, PPIC, Teknik, Gudang. Pemilihan pimpinan tim
inspeksi didasarkan pada pengalaman dan pelatihan yang pernah di jalankan. Inspeksi CPOB
dapat digabungkan dengan inspeksi yang lain. Anggota dari tim inspeksi diri hendaklah dipilih
personil yang menguasai CPOB dan mengetahui cara penerapanya, berpengalaman pada
bidangnya dan independen dari bagian yang diinspeksi. Dalam menjalankan inspeksi diri, tim
hendaklah berfokus pada tujuan yaitu untuk menemukan hal yang memerlukan perbaikan dan
bukan untuk mencari kesalahan seseorang. Laporan hendaklah mencakup semua temuan dan
tingkat kekritisan dari temuan serta saran tim untuk tindakan perbaikan dengan tetap
mempertimbangkan tingkat kekritisan untuk menentukan prioritas pelaksanaan perbaikan
melalui proses Tindakan Korektif dan Tindakan Preventif (Corrective Action and Preventive
Action/CAPA).
Inspeksi diri mengacu pada CPOB 2018 yang terdiri dari:
- Personel
- Bangunan dan fasilitas
- Pemeliharaan bangunan dan peralatan
- Penyimpanan bahan awal, pengemas dan obat jadi
- Peralatan
- Produksi dan pengawasan selama proses
- Pengawasan mutu
- Dokumentasi
- Sanitasi dan hygiene
- Program validasi dan revalidasi
- Kalibrasi alat atau system pengukuran
Jika pada saat inspeksi diri ditemukan hal yang menyimpang dari aspek CPOB maka perlu
dilakukan capa (corrective action and preventive action). Capa dilakukan dengan
mengidentifikasi penyebab terjadinya penyimpangan dan digunakan untuk memperbaiki serta
mencegah terjadinya penyimpangan yang serupa. Hal yang terdapat di capa yaitu: aspekcpob,
temuan, tingkat kritis, penyebab, gap analisis, tindakan perbaikan, tindakan pencegahan dan
timeline beserta penanggung jawab. Audit mutu berguna sebagai pelengkap inspeksi diri. Audit
mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian sebagian dari system manajemen mutu dengan tujuan
spesifik untuk meningkatkan mutu. Audit mutu umumnya dilaksanakan oleh spesialis dari luar
atau independen atau tim luar atau khusus untuk hal ini oleh manajemen perusahaan. Audit
mutu juga dapat diperluas terhadap pemasok dan penerima kontrak.
10.