TINJAUAN UMUM
2.2 CPOB
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) adalah pedoman bagi industri
farmasi yang berada di Indonesia dalam memproduksi obat yang bertujuan untuk
menjamin obat yang dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Manajemen Mutu
Pemastian Mutu
CPOB
Pengawasan Mutu
2.2.2 Personalia
Industri farmasi hendaklah memiliki personil yang sehat, terkualifikasi dan
berpengalaman praktis dalam jumlah yang memadai. Tiap personil tidak dibebani
tanggung jawab yang berlebihan untuk menghindari resiko terhadap mutu obat.
Industri farmasi harus memiliki struktur organisasi. Tugas spesifik dan
• Area produksi
Untuk memperkecil resiko bahaya medis yang serius akibat
terjadinya pencemaran silang, produk antibiotik tertentu (penisilin), produk
• Sarana pendukung
Ruang istirahat dan kantin hendaklah dipisahkan dari area produksi
dan laboratorium pengawasan mutu. Toilet tidak boleh berhubungan
langsung dengan area produksi atau area penyimpanan. Ruang ganti
pakaian hendaklah berhubungan langsung dengan area produksi namun
letaknya terpisah. Sedapat mungkin letak bengkel perbaikan dan perawatan
peralatan terpisah dari area produksi (CPOB, 2006).
2.2.4 Peralatan
Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi
yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat,
agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets ke bets dan untuk
memudahkan pembersihan serta perawatan (CPOB, 2006).
2.2.6 Produksi
Produksi hendaklah dilakukan dan diawasi oleh personil yang kompeten.
Penanganan bahan dan produk jadi, seperti penerimaan dan karantina,
pengambilan, sampel, penyimpanan, penandaan, penimbangan, pengolahan,
pengemasan dan distribusi hendaklah dilakukan sesuai dengan prosedur atau
instruksi tertulis dan bila perlu dicatat.
Seluruh bahan yang diterima hendaklah diperiksa untuk memastikan
kesesuiannya dengan pemesanan. Bahan awal yang diterima, produk antara,
• Pengembalian
Semua bahan awal dan bahan pengemas yang dikembalikan ke
gudang penyimpanan hendaklah didokumentasikan dengan benar.
• Pengolahan
Semua bahan yang dipakai di dalam pengolahan hendaklah
diperiksa sebelum dipakai. Semua peralatan yang dipakai dalam
pengolahan hendaklah diperiksa sebelum digunakan. Peralatan hendaklah
dinyatakan bersih secara tertulis sebelum digunakan. Semua kegiatan
pengolahan hendaklah dilaksanakan mengikusi prosedur yang tertulis. Tiap
penyimpangan hendaklah dilaporkan. Semua produk antara hendaklah
diberi label yang benar dan dikarantina sampai diluluskan oleh bagian
pengawasan mutu.
• Kegiatan pengemasan
Kegiatan pengemasan berfungsi mengemas produk ruahan menjadi
produk jadi. Pengemasan hendaklah dilaksanakan di bawah pengendalian
yang ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk akhir yang
dikemas. Semua kegiatan pengemasan hendaklah dilaksanakan sesuai
dengan instruksi yang diberikan dan menggunakan bahan pengemas yang
tercantum dalam prosedur pengemasan induk. Rincian pelaksanaan
pengemasan hendaklah dicatat dalam catatan pengemasan bets.
2.2.10 Dokumentasi
Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan
dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu.
Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap personil
menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga memperkecil
resiko terjadinya salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul karena
mengandalakan komunikasi lisan (CPOB, 2006).
e. Validasi pembersihan
Tujuan validasi pembersihan adalah:
• Memberikan dokumentasi secara tertulis bahwa prosedur
pembersihan yang berlaku yang dilakukan sudah tepat dan dapat
dilakukan berulang-ulang.
• Peralatan/mesin yang dibersihkan tidak terdapat pengaruh yang
negatif karena efek pembersihan.