Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) merupakan salah satu faktor penting
untuk dapat menghasilkan produk kosmetik yang memenuhi standar mutu dan keamanan.
Penerapan CPKB merupakan persyaratan kelayakan dasar untuk menerapkan sistem jaminan
mutu dan keamanan yang diakui dunia internasional. Terlebih lagi untuk mengantisipasi
pasar bebas di era globalisasi maka penerapan CPKB merupakan nilai tambah bagi produk
kosmetik Indonesia untuk bersaing dengan produk sejenis dari negara lain baik di pasar
dalam negeri maupu internasional.
Soal:
Jawab:
Sistem mutu harus dibentuk dan disesuaikan dengan kegiatan perusahaan, sifat
dasar produk-produknya, dan hendaknya diperhatikan elemen-elemen penting
yang ditetapkan dalam pedoman ini.
Audit Internal: adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai semua aspek
mulai pengadaan bahan sampai pengemasan dan penetapan tindakan perbaikan
yang dilakukan sehingga seluruh aspek produksi tersebut selalu memenuhi
cara pembuatan kosmetik yang baik.
Bets: sejumlah produk kosmetik yang diproduksi dalam satu siklus pembuatan
yang mempunyai mutu dan sifat yang seragam.
Kalibrasi,dokumentasi,pembuatan,pengolahan,penolakan,produk,produksi
3. Personalia
Prinsip
“Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan sistem
pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan kosmetik yang benar. Oleh sebab
itu industri kosmetik bertanggung jawab untuk menyediakan personel berkualitas
dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tiap personil
hendaklah memahami tanggung jawab masing –masing . Seluruh personil hendaklah
memahami prinsip CPKB dan memperoleh pelatihan awal dan berkesinambungan,
termasuk instruksi mengenai hygiene yang berkaitan dengan pekerjaan”.
Bangunan dan fasilitas harus dipilih pada lokasi yang sesuai,dirancang,dibangun, dan
dipelihara sesuai kaidah.
Garis pembatas, tirai plastik penyekat yang fleksibel berupa tali atau pita dapat
digunakan untuk mencegah terjadinya campur baur.
Permukaan dinding dan langit-langit hendaknya halus dan rata serta mudah
dirawat dan dibersihkan.Lantai di area pengolahan harus mempunyai
permukaan yang mudah dibersihkan dan disanitasi.
Pipa, fitting lampu, lubang ventilasi dan perlengkapan lain di area produksi
harus dipasang sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya ceruk yang sukar
dibersihkan dan sebaiknya dipasang di luar area pengolahan.
5. Peralatan
Peralatan harus didisain dan ditempatkan sesuai dengan produk yang dibuat.
7. Produksi
Sistem Pemberian Nomor Bets yaitu Setiap produk antara, produk ruahan dan
produk akhir hendaklah diberi nomor identitas produksi (nomor bets) yang
dapat memungkinkan penelusuran kembali riwayat produk.
Prosedur dan Pengolahan yaitu Semua bahan awal harus lulus uji sesuai
spesifikasi yang ditetapkan
Produk Jadi, Karantina dan Pengiriman ke Gudang Produk Jadi yaitu Semua
produk jadi harus dikarantina terlebih dahulu. Setelah dinyatakan lulus uji oleh
bagian Pengawasan Mutu dimasukkan ke gudang produk jadi. Selanjutnya
produk dapat didistribusikan.
8. Pengawasan Mutu
9. Dokumentai
Sistem dokumentasi hendaknya meliputi riwayat setiap bets,mulai dari bahan awal
sampai produk jadi. Sistem ini hendaknya merekam aktivitas yang dilakukan, meliputi
pemeliharaan peralatan,penyimpanan,pengawasan mutu,distribusi dan hal-hal spesifik
lain yang terkait dengan CPKB.
Audit Internal terdiri dari kegiatan penilaian dan pengujian seluruh atau sebagian dari
aspek produksi dan pengendalian mutu dengan tujuan untuk meningkatkan sistem
mutu.Audit Internal dapat dilakukan oleh pihak luar, atau auditor profesional atau tim
internal yang dirancang oleh manajemen untuk keperluan ini.Pelaksanaan Audit
Internal dapat diperluas sampai ke tingkat pemasok dan kontraktor,bila perlu.
Laporan harus dibuat pada saat selesainya tiap kegiatan Audit Internal dan
didokumentasikan dengan baik.
11. Penyimpanan