DISUSUN :
1. MIFTAKHUL RIZKIYAH
2. MUHAMMAD MUSHOFFA
4. MUNAWAROH
JURUSAN SI FARMASI / 4A
I. EPIDEMIOLOGI
Kasus kematian ibu menjadi isu penting dalam mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Pada target MDG’s tahun 2015, bertujuan untuk meningkatkan
kualitas kesejahteraan ibu melahirkan dengan indicator angka kematian ibu (AKI).
Kasus ini menggambarkan penyebab kematian dengan gangguan kehamilan atau
penanganan selama kehamilan, melahirkan, dan masa nifas tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100,000 kelahiran hidup (Kemenkes RI,
2010).
Pada kematian ibu dan bayi yang terjadi diindonesia ini, dapat disebabkan oleh
komplikasi umum yang dapat diatasi dengan cara pelayanan obsertrik dan
neonatal emergensi yang berkualitas. Kematian selama seminggu persalinan dan
minggu pertama setelah melahirkan diperkirakan menjadi penyebab 60%
kematian pada ibu. Sekitar 25-50% kematian neonatal terjadidalam 24 jam
pertamadansekitar 75% dalam minggu pertama. Persalinan disertai komplikasi
sebesr 30,7%, jika tidak ada penanganan secara cepat akan menambah kematian
pada ibu melahirkan (Kemenkes RI, 2013).
Angka pada kematian ibu di Jawa Timur menurut hasill laporan kematianibu
(LKI) kabupaten atau kota se JawaTimur, tahun 2006 menunjukkan angka sebesar
72 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 97,43 per
100.000 kelahiran hidup, hal ini menunjukkan kecenderungan peningkatan angka
kematian ibu (DinkesJatim, 2012).
Kematian ibu di jawa timur terbesa rmerata dikabupaten atau kota, terutama
dibagian timur dan barat propinsi jawa timur. Kematian ibu terbesar terjadi
dirumah sakit umum 78,18% dan rumah sakit swasta 4,64%.Pada daerah
kabupaten sidoarjo merupakan wilayah jawa timur pada tahun 2013 angka
kematiannya mencapai 96,27 per 100.000 kelahiran hidup
(Dinkesprov.JawaTimur, 2013).
4. Sepsis
Sepsis yang tidak ditangani dengan tepat akan berlanjut menjadi syok
sepsis. Ketika mengalami syok sepsis, organ ginjal, hati, dan paru-paru bisa
mengalami kerusakan dengan cepat.
Pada kasus ini untuk menurunkan tingkat kematian ibu hamil di RSUD
Sidoarjo akan dilakukan perencanaan pada saat kontrol maupun saat dirujuk
ke rumah sakit. Ibu hamil dengan risiko tinggi akan diterima oleh sistem yang
baik pula sehingga kasus yang dirujuk tidak datang ke rumah sakit sebagai
pasien baru lagi.Kualitas rujukan yang baik adalah diagnosis dari tenaga
kesehatan yaitu bidan atau dokter yang tepat.Rencana tindak lanjut (RTL)
yang akan dilakukan untuk menangani ibu dengan risiko tinggi, dan untuk
mengetahui di mana tempat kontrol, persiapan yang dilakukan untuk
menangani masalah ibu risiko tinggi, serta bagaimana rencana pengakhiran
persalinan terhadap ibu tersebut. Persiapan direncanakan saat kasus terdeteksi
pada saat ANC (Oktaviany, 2013).