Anda di halaman 1dari 8

AMPUL

Ampul adalah wadah berbentuk silindris yang terbuat dari gelas yang memiliki ujung runcing (leher) dan
bidang dasar datar. Ukuran nominalnya adalah 1, 2, 5, 10, 20 kadang-kadang juga 25 atau 30 ml. Ampul
adalah wadah takaran tunggal, oleh karena total jumlah cairannya ditentukan pemakaian dalam satu kali
pemakaiannya untuk satu kali injeksi. Menurut peraturan ampul dibuat dari gelas tidak berwarna, akan
tetapi untuk bahan obat peka cahaya dapat dibuat dari bahan gelas berwarna coklat tua (Ansel, 1989)

.Pada ampul tertutup lehernya harus dipotong terlebih dahulu dengan bantuan alat pemotong
ampul.leher ampul digores perlahan dengan intan, kemudian ampul dijungkirkan vertical dengan
goresan membelakangi kita. Pegangi tubuh ampul dengan tangan kiri dan ujung ampul dengan jari
telunjuk dan ibu jari kanan, tekan hingga leher ampul patah. Ampul kemudian dijentik beberapa kali
untuk mengeluarkan pecahan gelas di mulut lubang yang terbentuk.

Setiap ampul sekurang-kurangnya dicuci 3 kali dengan air suling yang telah disaring dengan
saringan G3 hingga semua air dalam ampul keluar. Ampul yang telah dicuci diletakkan terbaring dalam
kaleng dengan tutup sedikit terbuka untuk memungkinkan uap air mengalir keluar. Sterilisasinya
dilakukan dalam oven suhu 1700C selama 30 menit. Selesai sterilisasi rapatkan tutup kaleng dan
keluarkan dari oven, jika akan digunakan ampul dikeluarkan dari dalam kaleng (Permata, 2009).

Landasan Teori

Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, injeksi adalah sediaan steril ierupa larutan, emulsi,
suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir.
(FI.III.1979)

Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, injeksi adalah injeksi yang dikemas dalam
wadah 100 mL atau kurang. Umumnya hanya laruitan obat dalam air yang bisa diberikan secara
intravena. Suspensi tidak bisa diberikan karena berbahaya yang dapat menyebabkan penyumbatan pada
pembuluh darah kapiler.(FI.IV.1995)

Sediaan steril injeksi dapat berupa ampul, ataupun berupa vial. Injeksi vial adalah salah satu bentuk
sediaan steril yang umumnya digunakan pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5 mL –
100 mL. Injeksi vial pun dapat berupa takaran tunggal atau ganda dimana digunakan untuk mewadahi
serbuk bahan obat, larutan atau suspensi dengan volume sebanyak 5 mL atau pun lebih.
(Anonim.Penuntun Praktikum Farmasetika I.2011)

Vial adalah salah satu wadah dari bentuk sediaan steril yang umumnya digunakan pada dosis ganda dan
memiliki kapasitas atau volume 0,5-100 ml. Vial dapat berupa takaran tunggal atau ganda. Digunakan
untuk mewadahi serbuk bahan obat, larutan atau suspensi dengan volume sebanyak 5 mL atau lebih
besar. Bila diperdagangan, botol ini ditutup dengan sejenis logam yang dapat dirobek atau ditembus
oleh jarum injeksi untuk menghisap cairan injeksi. (R. Voight, 1994;464).

Hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan injeksi dalam wadah vial (takaran ganda):
1. Perlu pengawet karena digunakan berulang kali sehingga kemungkinan adanya kontak dengan
lingkungan luar yang ada mikroorganismenya.

2. Tidak perlu isotonis, kecuali untuk subkutan dan intravena harus dihitung isotonis (0,6% – 0,2%)

3. Perlu dapar sesuai pH stabilitasnya

4. Zat pengawet keculai dinyatakan lain, adalah zat pengawet yang cocok yang dapat ditambahkan ke
dalam injeksi yang diisikan dalam wadah ganda/injeksi yang dibuat secara aseptik, dan untuk zat yang
mepunyai bakterisida tidak perlu ditambahkan pengawet

(Dirjen POM, 1995;17)

Produk steril termasuk sediaan parentral, mata dan irigasi. Preparat parental bisa diberikan dengan
berbagai rute. Lima yang paling umum adalah intravena, intramuskular, subkutan, intrakutan dan
intraspinal. Pada umumnya pemberian secara parenteral dilakukan bila diinginkan kerja obat yang lebih
cepat, seperti pada keadaan gawat, bila penderita tidak dapat diajak bekerjasama dengan baik, tidak
sadar, tidak dapat atau tidak tahan menerima pengobatan secara oral atau bila obat tersebut tidak
efektif dengan cara pemberian yang lain. Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan, atau
mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut, atau dengan mengisikan sejumlah obat ke
dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda (Latifah dan Natsir, 2009;11).

Berdasarkan R.VOIGHT(hal 464) menyatakan bahwa, botol injeksi vial ditutup dengan sejenis logam yang
dapat dirobek atau ditembus oleh jarum injeksi untuk menghisap cairan injeksInjeksi intravena
memberikan beberapa keuntungan :

1. Efek terapi lebih cepat .

2. Dapat memastikan obat sampai pada tempat yang diinginkan.

3. Cocok untuk keadaan darurat.

4. Untuk obat-obat yang rusak oleh cairan lambung.

Syarat-syarat injeksi vial sebagai berikut :

1. Steril, yaitu sediaan vial harus bebas dari mikroorganisme yang bersifat pathogen yang dapat
mengurangi khasiat sediaan vial.

2. Bebas bahan partikulat, yaitu bebas dari bahan asing atau bahan yang tidak larut agar tidak terjadi
penyumbatan pada pembuluh darah saat digunakan.

3. Mengandung zat pengawet, sediaan vial memungkinkan pengambilan secara berulang. Umtuk itu,
harus digunakan bahan pengawet untuk mempertahankan khasiat zat aktif.
4. Stabil, tidak berubah khasiat obat setelah pengambilan obat secara berulang kali dan tidak berubah
bentuk atau pH dari sediaan vial.

5. Harus isotonis, sediaan vial merupakan sediaan parenteral. Untuk itu, sediaan vial harus isotonis
atau sesuai dengan pH darah agar tidak terjadi hipertonis (penyempitan pembuluh darah) atau hipotonis
(pembesaran pembuluh darah) yang dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah.(Anonim.Penuntun
Praktikum Farmasetika I.2011)

Tetes mata

Teori Umum

Menurut DOM Martin : Tetes mata adalah seringkali dimasukkan ke dalam mata yang terluka atau
kecelakaan atau pembedahan dan mereka kemudian secara potensial lebih berbahaya daripada injeksi
intavena.

Menurut Scoville’s : Larutan mata merupakan cairan steril atau larutan berminyak dari alkaloid garam-
garam alkaloid, antibotik atau bahan-bahan lain yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam mata. Ketika
cairan, larutan harus isotonik, larutan mata digunakan untuk antibakterial, anstetik, midriatikum, miotik
atau maksud diagnosa. Larutan ini disebut juga tetes mata dan collyria (singular collyrium).

Syarat-syarat Tetes Mata

Faktor-faktor dibawah ini sangat penting dalam sediaan larutan mata :

1. Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan : Sterilitas akhir dari collyrium dan kehadiran
bahan antimikroba yang efektif untuk menghambat pertumbuhan dari banyak mikroorganisme selama
penggunaan dari sediaan;

2. Isotonisitas dari larutan; pH yang pantas dalam pembawa untuk menghasilkan stabilitas yang
optimum

Tetes mata adalah larutan berair atau larutan berminyak yang idealnya harus memiliki sifat-sifat sebagai
berikut :

1. Ia seharusnya steril ketika dihasilkan

2. Ia seharusnya bebas dari partikel-partikel asing

3. Ia seharusnya bebas dari efek mengiritasi

4. Ia seharusnya mengandung pengawet yang cocok untuk mencegah pertumbuhan dari


mikroorganisme yang dapat berbahaya yang dihasilkan selama penggunaan. Jika dimungkinkan larutan
berair seharusnya isotonis dengan sekresi lakrimal konsentrasi ion hidrogen sebaliknya cocok untuk obat
khusus, dan idelanya tidak terlalu jauh dari netral
5. Ia seharusnya stabil secara kimia. Sediaan untuk mata terdiri dari bermacan-macam tipe produk
yang berbeda. Sediaan ini basa berupa larutan (tetes mata/pencuci mata), suspensi/salep. Kadang-
kadang injeksi mata digunakan dalam kasus khusus. Sediaan mata sama dengan sediaan steril lainnya
yaitu harus steril dan bebas dari bahan partikulat. Dengan pengecualian jumlah tertentu dari injeksi
mata, sediaan untuk mata adalah bentuk sediaan topical yang digunakan untuk efek local dan karena itu
tidak perlu untuk bebas pirogen.

Keuntungan Tetes Mata dan Kerugian

1. Keuntungan

Secara umum larutan berair seperti tetes mata lebih stabil dari pada sediaan salep, meskipun salep
dengan obat yang larut dalam lemak diabsorpsi lebih baik dari larutan/salep yang obat-obatnya larut
dalam air .

2. Kerugian

Kerugian yang prinsipil dari larutan tetes mata adalah waktu kontak yang elative singkat antara obat dan
permukaan yang terabsorsi (RPS 18 th : 1585 ). Bioavailabilitas obat mata diakui buruk jika larutannya
digunakan secara topical untuk kebanyakan obat kurang dari 1-3% dari dosis yang dimasukkan melewati
kornea.Sampai ke ruang anterior. Sejak boavailabilitas obat sangat lambat, pasien mematuhi aturan dan
teknik pemakaian pemakaian yang tepat.

Larutan mata steril adalah steril berair atau berminyak solusi dari alkaloid, alkalidal garam, antibiotic,
sulfonamides, steroid, enzim, antihistamin, pewarna, metabolisme antagonis, atau zat lain. Solusi
tersebut dimaksudkan untuk instalasi ke dalam cul-de-sac yaitu ruang antara bola mata dan kelopak
mata. Larutan mata dapat digunakan baik sebagai tetes (tetes mata) atau sebagai mencuci (lotion mata).
Obat mata (ophthalmica) terdiri dari tetes mata, salep mata (oculenta), pencuci mata (collyria) dan
beberapa bentuk pemakaian khusus. Pemakaian yang khusus dapat berupa penyemprot mata sebagai
bentuk depo, yang digunakan pada mata utuh atau terluka. Sediaan tetes mata adalah cairan atau
suspensi steril yang mengandung satu atau lebih zat aktif, tanpa atau dengan penambahan zat
tambahan yang sesuai. Sediaan ini digunakan pada mata dengan cara meneteskan obat tersebut pada
selaput lendir disekitar kelopak dan bola mata. Sediaan tetes mata merupakan larutan steril yang dalam
pembuatannya memerlukan pertimbangan yang tepat terhadap pemilihan formulasi sediaan, seperti
penggunaan bahan aktif, pengawet, isotonisitas, dapar, viskositas dan pengemasan yang cocok. Sediaan
tetes mata biasanya mengandung satu atau lebih bahan aktif, dan merupakan elemen terpenting yang
memberikan efek terapeutik. Faktor-faktor dibawah ini sangat penting dalam sediaan larutan mata : 1.

Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan.

2.
Sterilisasi akhir dari collyrium dan kehadiran bahan antimikroba yang efektif untuk menghambat
pertumbuhan dari banyak mikrorganisme selama penggunaan dari sediaan.

3.Isotonisitas dari sediaan.

4.Ph yang pantas dalam pembawa untuk menghasilkan stabilitas yang optimum (scoville

3 Obat tetes mata yang baik seharusnnya memiliki sifat sebagai berikut :

1.Steril.

2.Dalam pembawa yang mengandung bahan-bahan germisidal untuk meningkatkan sterilitas .

3.Bebas dari partikel yang tersuspensi.

4.Bahan-bahan yang akurat.

5.Isotonik atau sangat mendekati isotonik.

6.Dibuffer sebagaimana mestinya.

7.Dimasukkan dalam wadah yang steril.

8.Dimasukkan dalam wadah kecil dan praktis

Tetes telinga

The Pharmaceutical Codex, hal 158

Tetes telinga adalah larutan, suspensi, atau emulsi dari satu atau lebih zat aktif dalam air,

dilarutkan dalam etanol, gliserin, propilenglikol, atau pembawa lain yang cocok.

• BP 2002, hal 1865

Tetes telinga adalah larutan, emulsi, atau suspensi dari satu atau lebih bahan aktif dalam cairan

pembawa yang sesuai untuk digunakan pada ‘auditory meatus’ tanpa menghasilkan tekanan

yang berbahaya pada gendang telinga.

Guttae atau obat tetes merupakan salah satu dari bagian sediaan farmasi yangtermaksud ke dalam
sediaan steril. Guttae adalah sediaan cair berupa larutan emulsi ataususpensi yang dimaksudkan untuk
obat dalam atau obat luar digunakan dengan carameneteskan menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yangdihasilkan penetes baku yang disebutkan dalam
Farmakope Indonesia. Guttae atau obat tetessendiri terdiri dari guttae atau obat tetes yang digunakan
untuk obat luar dilakukan dengancara meneteskan obat ke dalam makanan atau minuman. Kemudian
guttae oris atau tetesmulut, guttae auriculars atau tetes telinga, guttae opthalmicae atau tetes mata dan
guttaenasals yaitu tetes hidung.Dari semua obat tetes hanyalah obat tetes telinga yang tidak
menggunakan air sebagai zatpembawanya. Karena obat tetes telinga harus memperhatikan kekentalan.
Agar dapatmenempel dengan baik kepada dinding telinga. Guttae auriculars ini sendiri merupakan
obattetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga.
Zatpembawanya biasanya menggunakan gliserol dan propilenglikol. Bahan pembuatan tetestelinga
harus mengandung bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan ataumemusnahkan mikroba yang
masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktupenggunaan dikatakan bersifat
bakteriostatik.Jika terkena cahaya matahari atau cahaya yang lainnya akan merusak sediaan tetestelinga
tersebut. Karena guttae auriculars ini merupakan salah satu sediaan obat dalam bidangfarmasi. maka
seorang farmasis wajib mengetahui bagaimana cara pembuatannya danbagaimana pula cara
pemakaiannya.

Menurut Ansel, Preparat telinga kadang-kadang dikenal sebagai preparat optic atau aural. Preparat
telinga biasanya diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah kecil kedalam saluran telinga untuk
melepaskan kotoran telinga ( lilin telinga ) atau untuk mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit.
Karena bagian luar telinga merupakan suatu struktur yang tertutup kulit yang mudah terkena kondisi
dermatologi sebagaimana bagian permukaan tubuh lainnya, (4)

Menurut Moh. Anief, Tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan dengan cara meneteskan
obat kedalam telinga. Bila tidak dinyatakan lain, cairan pembawa yang digunakan adalah bukan air.
Cairan pembawa yang digunakan harus mempunyai kekentalan yang sesuai agar obat mudah menempel
pada dinding telinga, biasanya digunakan gliserin dan propilenglikol.Selain tersebut dapat pula
digunakan etanol, heksilenglikol, dan minyak lemak nabati.

Preparat telinga untuk antiinfeksi, antiradang, dan analgetik

(Ansel : 568)

Obat-obat yang digunakan pada permukaan bagian luar telinga untuk melawan infeksi adalah zat – zat
seperti kloramfenikol, kolistin sulfat, neomisin, polimiksin B sulfat dan nistatin. Pada umumnya zat – zat
ini diformulasikan ke dalam bentuk tetes telinga (larutan atau suspensi) dalam gliserin anhidrida atau
propilen glikol. Pembawa yang kental ini memungkinkan kontak antara obat dengan jaringan telinga
yang lebih lama. Selain itu karena sifat higroskopisnya, memungkinkan menarik kelembaban dari
jaringan telinga sehingga mengurangi peradangan dan membuang lembab yang tersedia untuk proses
kehidupan mikroorganisme yang ada. Untuk membantu mengurangi rasa sakit yang sering menyertai
infeksi telinga, beberapa preparat otik antiinfeksi juga mengandung bahan analgetika seperti antipirin
dan anestetika local seperti lidokain dan benzokain. pH optimum untuk larutan berair yang digunakan
pada telinga utamanya adalah dalam pH asam. Fabricant dan Perlstein menemukan range pH antara 5 –
7,8. keefektifan obat telinga sering bergantung pada pH-nya. Larutan alkali biasanya tidak diinginkan
karena tidak fisiologis dan menyediakan media yang subur untuk penggandaan infeksi. Ketika pH telinga
berubah dari asam menjadi alkali, bakteri dan fungi akan tumbuh lebih cepat. Sering perbedaan dalam
keefektifan antara dua obat yang sama itu adalah karena kenyataan bahwa yang satu asam sedangkan
yang lainnya basa (Scoville’s : 257) Larutan untuk telinga biasanya memakai wadah botol drop dan harus
jernih atau dalam bentuk suspensi yang seragam (Scoville’s : 257)

Cara penggunaan tetes telinga yang benar

(Eardrops.pdf)

(Menyuruh orang lain untuk membantumu menggunakan tetes telinga ini akan membuat prosedur
menjadi lebih mudah)

1.Bersihkan telingamu dengan kapas wajah yang basah kemudian keringkan telingamu.

2.Cuci tanganmu dengan sabun dan air

3.Hangatkan tetes telinga mendekati suhu tubuh dengan cara memegang wadahnya dalam tanganmu
selama beberapa menit

4.Jika tetes telinga merupakan suspensi yang berkabut, kocok botol dengan baik selama 10 detik

5.Periksa ujung penetes untuk meyakinkan bahwa tidak pecah atau retak

6.Tarik obat ke dalam penetes

7.Miringkan telinga yang terinfeksi ke atas atau ke samping

8.Hindari menyentuh ujung penetes pada telinga atau apapun, tetes telinga dan penetesnya harus tetap
terjaga bersih

9.Teteskan sejumlah yang benar ke telinga. Kemudian tarik penetesnya dari telinga agar tetesannya
dapat turun ke saluran telinga.l

10.Tahan agar telingamu tetap miring selama beberapa menit atau masukkan kapas telinga yang lembut
ke dalam telingamu.

11.Letakkan kembali penetesnya pada botol dan tutup kencang penutupnya. 12.Cuci tanganmu untuk
menghilangkan bahan-bahan obat yang mungkin ada.
Salep mata

Anda mungkin juga menyukai