Anda di halaman 1dari 19

Aplikasi GMP (General Manufacturing Practice)

Dalam mendukung kegiatan pengawasan produk makanan, perlu dilakukan

pengawasan terhadap fasilitas dan sarana proses pengolahan, higiene pekerja dan

pengendalian proses yang dilakukan dalam seluruh area produksi. Area produksi

dimulai dari penerimaan bahan baku, pengolahan, pengemasan, penyimpanan, dan

distribusi produk untuk meyakinkan bahwa produk makanan yang dihasilkan

memiliki kualitas yang baik, aman, dan layak untuk dikonsumsi. Pemeriksaan umum

sarana pengolahan makanan adalah untuk mengevaluasi penerapan GMP (General

Manufacturing Practice) sehingga dapat dihasilkan produk pangan yang aman dan

bermutu secara konsisten.

Pemeriksaan sarana pengolahan chicken nugget di PT. So Good Food

Manufacturing meliputi 4 hal yaitu:

1. Higiene pekerja: pemeriksaan dan evaluasi terhadap kebijakan, prosedur, dan

praktek-praktek higiene pekerja yang telah dilakukan.

2. Bangunan dan fasilitas pabrik: pemeriksaan secara detail terhadap lokasi

pabrik, konstruksi dan desain bangunan pabrik termasuk pemeliharaan sarana

dan kegiatan sanitasi yang dilakukan.

3. Peralatan: pemeriksaan secara detail terhadap desain, sistem kerja alat, metode

pembersihan (CIP dan COP), serta sarana proses pengolahan.

4. Produksi dan pengendalian proses: mengevaluasi mengevaluasi secara


mendetail tentang penanganan bahan baku dan bahan penunjang, kemasan dan

produk akhir serta mengevaluasi sistem pengendalian proses pada semua

tahapan pengolahan yang terkait dengan pembuatan chicken nugget.

pengendalian proses di mulai dari penerimaan bahan baku sampai

pengemasan dan penyimpanan.

Pemeriksaan dilakukan sesua dengan ketentuan masing-masing aspek. Jika

terdapat temuan atau penyimpangan prosedur yang diperoleh selama pemeriksaan,

maka selanjutnya digunakan untuk menilai keamanan dan kelayakan produk makanan

yang dihasilkan untuk dikonsumsi oleh masyarakat.


A. Sanitasi dan Higiene Karyawan

kondisi dan kebiasaan karyawan seringkali menyebabkan terjadinya

penyimpangan dan pencemaran terhadap produk. Penyimpangan dan

pencemaran tersebut sangat mempengaruhi kualitas produk. Pekerja yang

kontak langsung maupun yang tidak langsung dengan makanan tidak boleh

mencemari produk yang diolah. Kebersihan karyawan dapat mempengaruhi

kualitas produk yang dihasilkan, karena sumber cemaran terhadap produk

dapat berasal dari karyawan. Karyawan di suatu pabrik pengolahan yang

terlibat langsung dalam proses pengolahan merupakan sumber kontaminasi

bagi produk pangan, maka kebersihan karyawan harus selalu diterapkan.

Faktor lingkungan yang tidak sesuai dengan kondisi karyawan akan

mengakibatkan gangguan yang akhirnya menghambat proses produksi

(Winarno dan Surono, 2002).

Menurut pedoman umum pemeriksaan sarana pengolahan

makanan/minuman

1. Dalam area produksi, pekerja yang melakukan kegiatan pengolahan harus

dalam keadaan sehat, tidak mengalami flu, batuk atau luka yang terbuka.

Jika terdapat luka yang terbuka, harus ditutup segera dengan plester. Oleh

karena itu diperlukan pemeriksaan pekerja tentang kesehatan pekerja. Di

PT. So Good Food manufacturing belum memiliki tempat atau ruang

untuk pemeriksaan kesehatan. Namun demikian di perusahaan ini sudah

memiliki supervisor sanitasi yang memiliki peran untuk menjaga


kebersihan area produksi, mulai dari lantai, alat sampai pekerja. Selain itu

supervisor QC produksi juga menekankan kebersihan pekerja dan

menyarankan pekerja yang sakit agar tidak kontak langsung dengan

produk. Karyawan yang sakit selama 2 hari, di berikan cuti untuk berobat

ke rumah sakit. Karyawan yang bekerja di area produksi sudah disediakan

sarung tangan lengkap, namun beberapa diantara pekerja hanya memakai

satu buah sarung tangan. Contohnya di line packing, hal ini dikarenakan

pekerja mengalami kesulitan ketika melakukan operasi suatu alat. Pada

line grinding dan forming sebagian besar karyawan tidak menggunakan

sarung tangan.

2. Pakaian pekerja dan perlengkapannya (penutup kepala, masker, sarung

tangan, dan sepatu kerja) harus digunakan saat bekerja. Pakaian pekerja

sebaiknya tertutup dan sesuai dengan ukuran tubuh karyawan serta tidak

memiliki saku. Hal tersebut untuk mengurangi peluang kontaminasi benda

dan mikroorganisme. PT. So Good Food Manufacturing telah

menyediakan pakaian pekerja lengkap meliputi: wearpack, masker, sarung

tangan dan sepatu boot. Pakaian tersebut di desain sesuai dengan ukuran

karyawan dan tidak bersaku. Setiap shift pakaian kerja disediakan oleh

perusahaan dalam keadaan bersih dan tersedia di tempat ganti pakaian

pekerja. Pakaian kotor setelah kerja dikumpulkan di sebuah keranjang

pakaian. Keranjang yang berisi pakaian di ambil oleh bagian laundry

untuk di masukan ke tempat laundry yang dimiliki oleh perusahaan. Pada


tempat laundry baju kotor di pisahkan berdasarkan banyak tidaknya noda

yang terdapat pada pakaian. Hal ini digunakan agar tidak kontaminasi

silang antara baju yang tidak bernoda dengan baju memiliki noda yang

cukup banyak. Pakaian pekerja memiliki 3 pasang yaitu (merah, hijau, dan

biru). Pakaian tersebut di gunakan sesuai dengan yang ditetapkan. Warna

merah digunakan pada hari senin dan kamis. Warna hijau digunakan pada

hari selasa, jum’at dan minggu. Warna biru digunakan pada hari rabu dan

sabtu. Perbedaan pemakaian ini dapat di artikan bahwa setiap hari baju

pekerja di cuci dan di simpan dengan baik.

3. Kebiasaan mencuci tangan dan mensanitasi tangan sebelum melakukan

pekerjaan. Setiap pekerja sebaiknya tidak menggunakan can kuku dan

harus memelihara kebersihan kuku tangan dengan cara di potong pendek.

Kegiatan higiene dan sanitasi karyawan di perusahaan ini sudah berjalan,

yaitu setiap karyawan di wajibkan mencuci tangan dengan sabun dan

mencelupkan sepatu di kolam pencucian pada lorong sebelum masuk ke

area produksi. Di lorong juga tersedia pengering tangan agar pada saat

masuk ke area produksi kondisi tangan kering. Tipus . Karyawan telah

melakukan cuci tangan dengan sabun dengan benar. Namun Sebagian

kecil mencuci tangan dengan sabun tetapi tidak menggunakan pengering.

Pihak perusahaan sudah berupaya menyediakan fasilitas dengan baik

untuk mengingatkan karyawan antara lain dengan memasang poster berisi

petunjuk pemakaian seragam yang baik dan benar serta cara petunjuk cara
mencuci tangan yang baik dan benar. Poster poster ini dipasang di area

yang terkait. Pada ruang produksi sebagian besar pekerja tidak

menggunakan masker dengan benar dan sarung tangan juga jarang

dipakai. Hal ini dapat menyebabkan kontaminasi dari pekerja, padahal

sarung tangan adalah alat yang sangat vital di dalam ruang produksi,

meskipun di ruang produksi terdapat tempat cuci tangan dan sabun, tangan

merupakan salah satu sumber kontaminan produk. Sedangkan penggunaan

masker terkadang mengganggu pernapasan, sehingga masker digunakan

hanya di bawah hidung bahkan ada sebagian kecil pekerja yang memakai

masker di bawah mulut. Padahal penggunaan masker merupakan salah

satu GMP yang di terapkan pada perusahaan. Aturan GMP lain adalah

penggunaan perhiasan tangan atau alat lain yang di pakai di tangan,

penggunaan wearpack yang baik dan benar, rambut yang terdapat di

bagian tubuh dan kepala tidak boleh terlihat. Aturan tersebut sudah

dijalankan oleh pekerja dengan baik, meskipun ada beberapa orang yang

menyimpang. Adanya GMP tentang karyawan sangat penting untuk suatu

industri, karena pekerja merupakan salah satu penyebab yang

mempengaruhi kualitas produk.

4. Pelatihan khusus tentang teknik-teknik penanganan makanan dan

pencegahan kontaminasi, higiene personal dan prinsip pembersihan serta

sanitasi harus rutin dilakukan. PT. So Good Food Manufacturing telah

mempunyai tim GMP yang bersifat individu. Tim ini dimaksudkan untuk
dapat mengevaluasi penerapan GMP di semua area perusahaan yang

terkait dengan produksi. Program pelatihan yang selama ini dilakukan

sifatnya tidak rutin namun memiliki janga waktu tertentu dan bersifat

rahasia, sehingga pekerja tidak ada yang tahu jadwal GMP dalam

melakukan audit. Hal ini digunakan untuk mengetahui kebiasaan

karyawan dalam bekerja. Jika ada pemberitahuan terlebih dahulu maka

pihak karyawan dapat memiliki kesiapan untuk di audit. Dengan audit

rahasia ini dapat mengevaluasi sistem dengan baik. Selain itu juga ada

perbaikan dalam metode yang diterapkan. GMP ditujukan untuk

menciptakan suasana kerja yang tertib. Oleh karena itu pelatihan dan

pembinaan GMP penting untuk meningkatkan kesadaran karyawan

mengenai praktek-praktek higiene dalam melakukan pekerjaan di bidang

pengolahan makanan.

B. Konstruksi dan Desain Bangunan Umum

Lokasi pabrik Menurut Peraturan Menteri Pertanian NOMOR

35/Permentan/OT.140/7/2008 Lokasi dimana bangunan atau tempat proses

pengolahan dilakukan harus memenuhi syarat:

1. Bebas Pencemaran: a. bukan di daearah pembuangan sampah/kotoran cair

maupun padat; b. tidak tercemar oleh debu; c. jauh dari tempat penumpukan

barang-barang bekas; d. lain-lain tempat yang sudah tercemar.


2. Pada tempat yang layak (baik): (a) tidak di tengah sawah/rawa; (b) tidak di

tengah pemukiman penduduk yang padat/kumuh; (c) tidak di daerah yang

drainasenya buruk; (d) tidak berdekatan dengan aktivitas lain yang

memungkinkan terjadinya interaksi yang buruk, misalnya dekat pompa bensin;

(e) tidak jauh dari bahan baku produk.

3. Tersedia sarana dan prasarana penunjang yang memadai misalnya jalan,

akses pasar, sistem drainase dan lainnya.

PT. So Good Manufacturing dalam membangun pabrik telah berupaya dalam

penyesuaian-penyesuaian lokasi agar tidak menimbulkan masalah dengan Menteri

Pertaniansama atau masalah dengan produk. Lokasi pabrik ini tidak di daerah

pemukiman ataupun dekat sawah, area pabrik memang untuk wiliyah pabrik-pabrik.

Daerah pabrik ini juga jauh dari daerah pembuangan sampah. Hal ini juga diterapkan

pada bangunan produksi. Area produksi cukup jauh dari area pembuangan limbah.

Area produksi teriolasi PT. So Good Manufacturing. Tidak boleh dicampur dengan

kantor ataupun tempat-tempat lain.

Pabrik PT. So Good Manufacturing terdiri dari bangunan utama yaitu

ruangan produksi untuk memproduksi makanan. Selain itu juga di tempat

terpisah juga terdapat ruangan pelengkap yang digunakan untuk menunjang

keberlangsungan perusahaan seperti administrasi produksi, pelayanan

karyawan, kantor, laboratorium, pengolahan air, pembuangan sampah,


pengolahan limbah, serta kamar mandi dan toilet

Semua tempat tersebut terpisah dari area produksi kecuali toilet dan

kamar mandi yang di tempatkan pada beberapa titik. Pemisahan tesebut

dilakukan untuk mencegah pencemaran atau kontaminasi terhadap produk

yang dihasilkan, meskipun peluang kontaminasi kecil namun hal ini sangat

penting untuk dipertimbangkan.

Dalam hal transportasi, perusahaan sudah membuat beberapa tempat

parkir yang disediakan untuk motor, mobil, atau truk. Hal ini untuk

memudahkan distribusi produk kepada konsumen. Selain itu juga untuk

memperlanjar perjalanan distribusi, akses jalan juga sudah di lapisi aspal dan

rata, serta lalu lintas yang terpisah dengan truk.

C. Konstruksi dan desain Ruang Pengolahan

Menurut pedoman umum pemeriksaan sarana pengolahan makanan

atau minuman disebutkan bahwa ukuran, konstruksi dan rancangan meliputi

lantai, dinding, atap, langit-langit, pintu dan jendela, serta ventilasi harus

seusai dengan aturan untuk memudahkan pemeliharaan, pembersihan dan

sanitasi, termasuk konstruksi yang rusak seperti jalan yang rusak harus

diperhatikan. Ruang produksi PT. So Good Manufacturing cukup luas untuk

menempatkan peralatan, mesin-mesin, bahan-bahan secara terpisah serta akses

jalan karyawan. Ruang produksi sudah didesain dengan tepat dan sesuai

dengan alur proses produksi, mulai dari tahap persiapan (pembuatan adonan

daging (meatmix)) sampai tahap pengemasan. Desain ini berfungsi agar flow
proses dapat berjalan dengan baik dan tidak menyulitkan pekerja dalam

memindahkan bahan untuk dilakukan proses selanjutnya. Kondisi yang perlu

diperhatikan adalah konstruksi lantai, dinding, langit-langit, ventilasi, dan

penerangan.

1. Lantai

Lantai di area produksi harus disesuaikan dengan aturan Menteri Pertanian

a. Lantai ruang pengolahan Harus rapat/kedap air. b. Keras dan padat. c.

Tahan air, garam, asam dan basa serta bahan kimia lainnya. d. Permukaan:

1) rata dan mudah mengalirkan air pencucian/pembuangan; 2) halus dan

tidak licin; 3) mudah dibersihkan; 4) menjamin bebas hama tikus, semut,

kecoa, dan lainnya; 5) pertemuan lantai dan dinding tidak boleh bersudut

mati (harus lengkung dan kedap air).

Lantai yang di buat oleh PT. So Good Manufacturing belum

mencapai keseuaian, karena keadaan lantai selalu basah. Pada line

grinding, forming, dan blending keadaan lantai selalu becek dan agak licin

dengan kondisi lantai yang tidak rata (kemiringan tidak sesuai). Hal ini

ditandai dengan adanya genangan air pada saat berlangsungnya proses

produksi. Namun semua lantai di ruang produksi sudah di semen dan

dilapisi epoxy. Sehingga permukaan menjadi halus.

Berdasarkan form GMP ruang produksi harus dalam keadaan

bersih serta kemiringan lantai sekitar 3-5 derajat (mengalirkan air kearah
saluran pembuangan air), jika masih terdapat genangan maka hal tersebut

merupakan temuan mayor, namun untuk menanggulangi genangan

tersebut di ruang produksi terdapat alat kebersihan di tempat yang

tersedia. Air yang menggenang di alirkan kearah saluran pembuangan alir

dengan cara di dorong oleh alat.

Selain itu alat tersebut juga bisa digunakan untuk mengalirkan

bahan ke saluran pembuangan atau dengan cara penyemprotan air untuk

menghilangkan sisa-sisa bahan yang sulit di serok, kemudian di alirkan ke

saluran pembuangan.

Pada line frying keadaan lantai licin dan pada di bagian bawah alat

banyak tercecer breader yang tidak menempel pada adonan. Namun

demikian kesadaran karyawan di bagian frying cukup baik sehingga

breader yang tercecer langsung di bersihkan dengan sapu dan di letakkan

pada kantung khusus pembuangan breader.

2. Dinding

Dinding di seluruh area produksi telah ditentunkan oleh Menteri Pertanian

a. Minimal 20 cm diatas dan dibawah permukaan lantai serta harus kedap

air.

b. Bagian dalam harus: 1). halus, rata, berwarna terang; 2). tidak mudah

terkelupas; 3). Tahan lama; 4). Mudah dibersihkan dan disanitasi; 5).

dua meter di atas lantai harus kedap air; 6). Tahan air, garam, basa, asam
dan bahan kimia lainnya.

Dinding PT. So Good Manufacturing sebagian besar terbuat dari

panel yaitu semacam busa yang memiliki ketebalan + 10 cm yang dilapisi

oleh aluminium pada bagian sisi-sisi permukaan. Penggunaan aluminium

pada bagian dinding agar tidak terkontaminasi dengan bahan lain selain

logam, karena pada saat pengemasan terdapat metal detector, sehingga

walaupun aluminium mengkontaminasi bahan, maka akan terdeteksi pada

alat tersebut. Permukaan dinding seluruhanya halus, tetapi di beberapa

titik ada bagian dindin yang tidak rata akibat benturan dengan alat. Namun

demikian sebagian besar dinding mudah untuk dibersihkan dan berwarna

terang serta kedap air.

Hal yang perlu diperhatikan pada beberapa area dinding masih

mengalami kondensasi terutama pada bagian anteroom warehouse.

Kondensasi terjadi akibat pertukaran suhu dari udara dingin yang berasal

dari warehouse keluar ke anteroom dan panas yang berasal dari alat

pengangkut yang cukup banyak serta suhu ruang di anteroom. Kondensasi

juga terjadi pada line blending, di atas mesin blending terdapat

kondensasi. Adanya kondensasi di ruang produksi menjadi temuan mayor

yang harus segera di tangani. Apabila air kondensasi tersebut jatuh ke

produk, maka air tersebut menjadi kontaminasi produk. Air merupakan

salah satu sumber pertumbuhan mikroba terlebih lagi jika air tersebut
berada di lingkungan, maka banyak mikroorganisme yang menempel pada

air. Selama ini untuk pembersihan dinding yang mengalami kondensasi

menggunakan serokan yang terbuat dari karet.

3. Langit-langit

Langit-langit di area produksi harus memenuhi standar yang tentukan oleh

menteri Pertanian

1. Langit-langit : (a) Tidak berlubang maupun retak-retak. (b) Tahan

lama dan mudah dibersihkan. (c) Minimum 2,5 m di atas lantai dan

disesuaikan dengan peralatan yang ada didalamnya, agar tidak

kelihatan penuh sesak. (d) Permukaan langit-langit bagian dalam

ruangan: 1). Halus, rata, berwarna terang, tidak mudah mengelupas;

2). Bebas peluang tetesan kondensat/bocor.

Langit-langit di area produksi sama dengan dinding terbuat dari panel,

berwarna terang, cukup kuat, hanya saja di bagian packing langit-langit

sedikit cekung ke dalam akibat pemasangan alat packing yang cukup

besar. Selain itu pipa-pipa dan steam di ruang produksi juga membuat

langit-langit menjadi memiliki celah celah.

Berdasarkan formulir penilaian GMP sarana produksi disebutkan

bahwa langit-langit harus rata dan tidak boleh berlubang, serta tidak boleh

adanya kondensasi. Karena kondensasi merupakan temuan mayor. Selama

ini, jika alat-alat bermasalah dan lubang-lubang yang terdapat di langit-


langit perusahaan mempunyai tim maintenance yang melakukan

perawatan terhadap saran dan prasarana ruang pengolahan. Salah satunya

yaitu dengan melakukan penambalan dari langit-langit yang sedikit

berlubang akibat pemasangan panel listrik dan pipa-pipa. Langit-langit

yang masih berlubang adalah di line forming.

Di seluruh area produksi ketinggian langit-langit sudah memenuhi

standar yaitu lebih dari 3m dari lantai. Hal yang masih belum dilakukan

adalah penambalan di beberapa titik langit-langit yang masih berlubang

dan sulit untuk dijangkau oleh petugas karena berada di lokasi tempat

mesin-mesin.

4. Ventilasi

Ventilasi di area produksi menurut Menteri Pertanian :

a. Cukup nyaman dan menjamin peredaran udara dengan baik.

b. Dapat menghilangkan kondensat uap, asap, bau (odor), debu dan

panas.

c. Udara yang mengalir tidak mencermin produk.

d. Lubang-lubang ventilasi harus dapat: 1). Mencegah masuknya

serangga/pests; 2). Mencegah menumpuknya debu/kotoran; 3).

Mudah dibersihkan.

Ventilasi di seluruh area produksi hampir seluruhnya menggunakan AC


untuk menjamin sirkulasi udara di area produksi sehingga udara luar

benar-benar tidak masuk. Penggunaan AC juga merupakan salah satu

kelemahan, karena AC juga dapat menimbulkan kondensasi. Kondensasi

merupakan temuan mayor pada formulir GMP sehingga harus segera

ditangani. Air kondensasi dapat menyebabkan kontaminasi pada bahan,

selain itu juga air kondensasi mengandung kotoran kotoran yang terdapat

di udara serta memicu pertumbuhan mikroba.

5. Penerangan

Penerangan di area produksi menurut Menteri Pertanian:

e. Cukup mendapat cahaya, terang sesuai dengan keperluan.

f. Sesuai dengan persyaratan kesehatan.

g. Lampu harus dilengkapi skreen, sehingga aman bila jatuh dan bebas

serangga.

h. Lampu yang dipasang di atas area prosessing tidak boleh merubah

warna.

Berdasarkan formulir GMP disebutkan bahwa penerangan di setiap area

harus baik dan sesuai dengan keperluan dan persyaratan, serta bagian

lampu harus di beri pelindung agar aman jika lampu neon tersebut pecah

dan resiko pecahan tidak jatuh ke lantai. Pecahan tersebut juga merupakan

kontaminasi terhadap produk. Intensitas penerangan pun harus cukup,


tidak menyilaukan dan tidak boleh remang-remang ataupun gelap.

Berdasarkan formulir GMP penerangan di area produksi harus sesuai

dengan penerangan ruang produksi. Penerangan standar yang ditetapkan

adalah yang memiliki intensitas penerangan 20 fc (220 flux), sedangkan

tempat pemeriksaan berkisar 50 fc (540 flux) dan tempat lain 10 fc (110

flux).

D. Kondisi Gudang Basah/Kering

Gudang suatu industri menurut Menteri Pertanian :

1. Gudang/tempat penyimpanan bahan baku dan produk olahan harus bebas

dari hewan dan serangga.

2. Sirkulasi udara pada gudang tempat penyimpanan harus baik.

3. Suhu dan kelembaban harus disesuaikan dengan kondisi penyimpanan yang

baik bagi komoditas yang disimpan.

4. Harus dibersihkan secara periodik (sebelum dan sesudah barang masuk).

Menurut pedoman umum pemeriksaan sarana pengolahan makanan dan

minuman disebutkan bahwa kondisi penyimpanan di dalam gudang harus

terpisah antara bahan baku dengan bahan penunjang atau bahan pelengkap.

Pemeriksaan lainnya adalah bahan yang disimpan di dalam gudang harus

memiliki alas, tidak boleh menyentuh lantai atau menempel pada dinding.

Selain itu harus menerapkan sistem FIFO dan FEFO, kemudian setiap bahan
yang masuk ke gudang harus memiliki dokumen yang lengkap, serta gudang

harus bebas dari hama yang dapat merusak produk. Perusahaan pengolahan

daging ini, sudah memisahkan penyimpanan bahan baku, bahan pelengkap,

serta bahan pengemas.

Pada gudang kering terdapat gudang bumbu yang berisi bahan-bahan

pelengkap yang digunakan untuk memudahkan penempatan bahan dan

kelancaran dalam mentransfer bahan. Gudang kering sudah menggunakan

sistem FIFO dan FEFO dan sudah menyesuaikan dengan ketentuan yang

terdapat di atas. Gudang kering juga sudah memisahkan jenis bahan dan nama

bahan, serta tanggal expired dengan menggunakan label. Sehingga

memudahkan petugas dalam menyimpan ataupun mengeluarkan bahan.

Semua bahan telah di susun dengan rapih dan di beri alat menggunakan pallet.

Bahan sisa pakai dipisahkan dengan bahan yang utuh, agar memudahkan

pemakaian ulang setiap bahan yang disimpan dengan menggunakan pallet

memiliki ruang kosong, agar tidak menempel dengan dinding. Selain itu

tempat penyimpanan barang sudah di rangkai dengan baik agar memiliki

jarang dengan bahan lain serta tidak menempel dengan dindin dan lantai. Hal

ini dilakukan untuk memudahakn petugas dalam mengontrol barang.

Gudang bumbu tidak terlepas dari ancaman serangan hama, oleh

karena itu PT. So Good Food Manufacturing bekerja sama dengan pihak

ketiga yaitu PT Aardwolf yaitu perusahaan yang bias menangani masalah

hama. Penanganan hama tersebut menggunakan flying catcher dan memasang


perangkap tikus pada setiap sudut ruang. Pintu masuk gudang dilengkapi

dengan tirai plastik selalu dalam keadaan tertutup untuk menghindari keluar

masuknya orang. Dokumentasi setiap barang disimpan dan disusun oleh QC

bagian gudang bumbu.

Gudang basah/beku digunakan untuk menyimpan bahan baku (Raw Material)

dan finishing product, gudang basah terdiri dari 3 ruang yaitu: (1) anteroom,

(2) Cold Room, (3) finishing product room.

Gudang beku sama halnya dengan gudang kering, menyesuaikan dengan

ketentuan yang sudah di tetapkan. Semua bahan disusun berdasarkan jenis

bahan dan tanggal expired. Sistem yang digunakan juga menggunakan sistem

FIFO dan FEFO. Pemberian label pada bahan untuk memudahkan

pengontrolan dan peletakkan bahan dengan menggunakan pallet.

Pengontrolan suhu dengan menggunakan sensor suhu (digital) yang terdapat

di dekat pintu Cold Room.

Gudang basah steril dari ancaman hama pengganggu karena suhunya beku

membuat hama tidak tahan untuk tinggal atau masuk.

E. Kondisi Gudang Kemasan (Finishing product)

Gudang kemasan digunakan untuk menyimpan bahan-bahan kemasan seperti

plastik, karton, toples, dan sebagainya. Penyimpanan barang tersebut sudah

ada rangkaian besi yang tersedia rapih seperti rak-rak besi agar mudah untuk

penyusunan dan penyimpanan. Penyimpanan barang disesuaikan dengan jenis

barang dan diberikan label.


Pengawasan gudang selalu di kontrol oleh QC gudang kemasan. Pemeliharaan

kebersihan gudang dijaga agar tetap kering. Dalam mengantisipasi hama yang

dapat merusak kemasan, di bagian pintu masuk gudang diberikan tirai plastik,

memasang kain kasa pada bagian ventilasi, serta memasang perangkap hama

(flying catcher dan lem tikus) di setiap sudut ruangan. Sistem yang digunakan

di ruang gudang kemasan sama dengan sistem gudang-gudang lainnya, yaitu

FIFO dan FEFO. Pengontrolan gudang kemasan juga merupakan tugas QC

gudang kemasan, dimana barang yang disimpan harus terjaga dan dapat

memberikan arahan kepada petugas gudang kemasan.

Anda mungkin juga menyukai