Oleh:
Prayoga Pangestu
NIM A1C017020
A. Latar Belakang
Mutu pangan adalah karakteristik mutu pangan yang dapat diterima oleh
konsumen, sehingga pangan bermutu merupakan produk pangan yang memiliki
karakteristik tertentu sehingga dapat sesuai dengan keinginan pelanggan. Parameter
intrinsik mutu pangan antara lain:
1. Penampakan (appearance) misal warna, bentuk, ukuran, dan
kehalusan/kekasaran permukaan.
2. Flavour, meliputi rasa dan aroma.
3. Tekstur, merupakan sifat reaksi bahan apabila dikenai gaya misal dorongan,
tarikan, gigitan, dan kunyahan. Tekstur pangan misal dinyatakan sebagai nilai
kerenyahan, keliatan, juicy¸dan kegetasan.
4. Kandungan gizi, misal kandungan protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
mineral, dan air.
5. Keamanan, meliputi ada tidaknya cemaran, ada tidaknya bahan berbahaya,
dsb.
Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari berlangsungnya
suatu reaksi. Kinetika reaksi menerangkan dua hal yaitu mekanisme reaksi dan laju
reaksi. Pengertian mekanisme reaksi adalah dipakai untuk menerangkan langkah-
langkah mana suatu reaktan menjadi produk. Laju reaksi adalah perubahan
konsentrasi pangan, kinetika reaksi dipakai untuk menganalisa seberapa cepat suatu
reaksi perubahan mutu berjalan, yang selanjutnya dapat digunakan untuk
membantu menganalisa bagaimana perubahan tersebut terjadi.
Pengukuran warna secara visual atau kualitatif sangat sulit dilakukan karena
indera penglihatan menusia sulit untuk membedakan perbedaan warna yang
sedikit. Pengukuran warna produk pertanian dapat dilakukan dengan menggunakan
alat yang bernama Colour Reader. Alat ini dapat mengukur warna dengan hasil
berupa angka dan dibagi menjadi Lightness, Chroma dan Hue. Hue merupakan
karakteristik warna berdasar cahaya yang dipantulkan oleh objek, dalam warna
dilihat dari ukurannya mengikuti tingkatan 0 sampai 359. Sebagai contoh, pada
tingkat 0 adalah warna Merah, 60 adalah warna Kuning, untuk warna Hijau pada
tingkatan 120, sedangkan pada 180 adalah warna Cyan. Untuk tingkat 240
merupakan warna Biru, serta 300 adalah warna Magenta.
L (Lightness) menunjukkan tingkat terangnya suatu warna dimana 0
menunjukkan warna hitam dan 100 menunjukkan warna putih. a menunjukkan
warna hijau dan merah, dimana a+ adalah merah dan a- adalah hijau. Sedangkan b
menunjukkan warna biru dan kuning dimana b+ adalah kunign dan b- adalah biru.
Dengan mempelajari pengukuran warna baik LCH maupun Lab diharapkan mampu
menambah wawasan dan kemampuan mahasiswa dalam melakukan uji mutu
menggunakan warna.
B. Tujuan
1. Kompor 6. Stopwatch
2. LPG 7. Nampan
3. Panci 8. Kangkung
5. Capitan
B. Prosedur Kerja
4. Setiap satu menit, ambilah satu buah sampel kemudian diukur warnanya
9. Hitung nilai k,
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambar Alat
d e
f
b
menggunakan sistem CIE Hunter. Pada alat ini, terdapat reseptor warna yaitu
Lambang a-b menunjukkan dimensi warna kemerahan atau kehijauan (a) dan
kekuningan atau kebiruan (b). Sementara dimensi warna ke-3 adalah “L” yang
Perhitungan :
𝐴0 16,8
(𝐿𝑛( )) (𝐿𝑛( ))
𝐴𝑡 18,3
K= K= = -0,085
𝑡 10
𝐴0 9,4
(𝐿𝑛( )) (𝐿𝑛( ))
𝐴𝑡 13,1
Ka- = K= = -0,331
𝑡 10
𝐴0 2,1
(𝐿𝑛( )) (𝐿𝑛(10,8))
𝐴𝑡
Kb+ = K= = -1,637
𝑡 10
B. Pembahasan
Kinetika kimia adalah pengkajian laju dan mekanisme reaksi kimia. Besi lebih
cepat berkarat dalam udara lembab daripada dalam udara kering, makanan lebih
cepat membusuk bila tidak didinginkan. Ini merupakan contoh yang lazim dari
perubahan kimia yang kompleks dengan laju yang beraneka menurut kondisi reaksi
(Sunarya, 2002).
Kinetika kimia disebut juga dinamika kimia, karena adanya gerakkan
molekul, elemen atau ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi
waktu. Mekanisme reaksi dapat diramalkan dengan bantuan pengamatan dan
pengukuran besaran termodinamika suatu reaksi, dengan mengamati arah jalannya
reaktan maupun produk suatu system (Siregar, 2008).
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Proses
itu ada yang lambat dan ada yang cepat. Contohnya bensin terbakar lebih cepat
dibandingkan dengan minyak tanah. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat,
seperti membakar dinamit yang menghasilkan ledakan, dan yang sangat lambat
adalah seperti proses berkaratnya besi. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi
disebut kinetika kimia. Dalam kinetika kimia ini dikemukakan cara menentukan
laju reaksi dan faktor apa yang mempengaruhinya (Syukri,1999).
Warna merupakan sebuah nama yang muncul atas segala aktivitas pada retina
mata. Selain itu, warna adalah hal penting bagi berbagai macam makanan. Warna
juga menunjukkan indikasi adanya perubahan kimia dalam makanan seperti
misalnya browning karamelisasi. Untuk beberapa makanan cair yang jernih seperti
minyak, warna merupakan refleksi dari cahaya (de Man,1999).
Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran bagaimana konsentrasi
ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah seiring dengan
berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan memiliki banyak
kegunaan, misalnya dalam teknik kimia, dan kajian kesetimbangan kimia.
(Sukamto, 1989).
Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari berlangsungnya
suatu reaksi. Kinetika reaksi menerangkan dua hal yaitu mekanisme reaksi dan laju
reaksi. Pengertian mekanisme reaksi adalah dipakai untuk menerangkan langkah-
langkah mana suatu reaktan menjadi produk. Laju reaksi adalah perubahan
konsentrasi pangan, kinetika reaksi dipakai untuk menganalisa seberapa cepat suatu
reaksi perubahan mutu berjalan, yang selanjutnya dapat digunakan untuk
membantu menganalisa bagaimana perubahan tersebut terjadi. (Asisten, 2019).
Faktor yang mempengaruhi penurunan mutu bahan pangan, yaitu kerusakan
fisik, kimia, dan biologis.
1. Kerusakan Fisik
Gambar 4. Spektrofotometer
3. Calorimeter
4. Densitometer
Gambar 6. Densitometer
(Mulyanudin, 2007).
Gambar 7. Colour Reader
Dilakukan.
Perhitungan :
𝐴0 16,8
(𝐿𝑛( )) (𝐿𝑛( ))
𝐴𝑡 18,3
K= K= = -0,085
𝑡 10
𝐴0 9,4
(𝐿𝑛( )) (𝐿𝑛(13,1))
𝐴𝑡
Ka- = K= = -0,331
𝑡 10
𝐴0 2,1
(𝐿𝑛( )) (𝐿𝑛(10,8))
𝐴𝑡
Kb+ = K= = -1,637
𝑡 10
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Mutu pangan adalah merupakan karakteristik mutu pangan yang dapat
diterima oleh konsumen, sehingga pangan bermutu merupakan pangan produk yang
memiliki karakteristik tertentu sehingga dapat sesuai dengan keinginan pelanggan.
Mutu produk pangan dipengaruhi oleh:
1. Faktor luar yang dapat terlihat, misalnya warna, flavor, penampakan, bentuk
atau ukuran
2. Faktor dalam yang tidak dapat terlihat, misalnya: rasa, kemanisan, pahit, kesan
di mulut atau kandungan gizi.
Faktor yang mempengaruhi penurunan mutu bahan pangan, yaitu kerusakan
fisik, kimia, dan biologis.
Warna juga menunjukkan indikasi adanya perubahan kimia dalam makanan
seperti misalnya browning karamelisasi. Pada proses perebusan pangan, terjadi
perubahan warna, yaitu untuk warna hijau makan akan semakin tua, namun tidak
warna biru.
B. Saran
Hutching JB. 1999. Food Color and Apearance. Marylan: Aspen publisher Inc.
Siregar, TirenaBahnur. 2008. Kinetika Kimia Reaksi Elementer. Medan. Usu press.