Oleh:
Prayoga Pangestu
NIM A1C017020
A. Latar Belakang
Kerupuk pasir adalah kerupuk yang digoreng tidak menggunakan minyak tetapi
menggunakan pasir. Proses penggorengan berlangsung melalui kontak dengan
media penghantar panas (pasir) dan dilakukan pada suhu tinggi. Lazimnya
penggorengan dilakukan dengan menggunakan minyak sebagai media penghantar
panas, meratakan suhu dan berperan sebagai pemberih rasa gurih (Siswatoro et al.,
2009).
Selama penggorengan kerupuk yang berasal dari bahan berpati mengalami
penyerapan minyak sebesar 15% (Supriyanto, 2007). Penyerapan minyak yang
cukup tinggi akan menyebabkan kerupak menjadi mudah tengik apabila selama
penyimpanan kontak dengan oksigen (Siswatoro et al., 2008). Selain itu
pengkosumsian minyak yang tinggi dapat meningkatkan potensi sakit jantung
coroner, kanker, diabetes dan tekanan darah tinggi (Sartika, 2009).
Dengan adanya permasalahan tersebut maka proses penggorengan dilakukan
dengan cara yang lebih menyehatkan yaitu menggunakan pasir (pasir sungai).
Keuntungan yang didapat diantaranya: produk tidak mudah tengik, nilai kontak
panas permukaan (h) pasir cukup besar khususnya pasir sungai yaitu 69,2
J/dt.m2.0C, harga pasir murah, mengurangi ketergantungan minyak goreng
(Siswantoro, 2009).
III. METODOLOGI
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
1. Alat Praktikum
a. Penggorengan dengan media pasir
2 7
3
8
4 9
5 1
b. Termometer inframerah
104
102
100
98
96
94
0 5 10 15 20 25
Waktu (menit)
Grafik 1. Perbandingan kelompok 1 dan 2
b. Grafik perbandingan kelompok 3 dan 4
138
136
134
132
Suhu (℃)
130
128
126
124
122
120
118
0 2 4 6 8 10
Waktu (menit)
Keterangan :
1) Rasa
1 = sangat enak
2 = enak
3 = agak enak
4 = tidak enak
2) Kerenyahan
1 = sangat renyah
2 = renyah
3 = agak renyah
4 = tidak renyah
3) Aroma
1 = sangat tengik
2 = tengik
3 = agak tengik
4 = tidak tengik
Grafik Perbandingan
a. Grafik perbandingan kelompok 1 dan 2
112
110
108
106
Suhu (℃)
104
102
100
98
96
94
0 5 10 15 20 25
Waktu (menit)
Grafik 3. Perbandingan kelompok 1 dan 2
130
128
126
124
122
120
118
0 2 4 6 8 10
Waktu (menit)
A. Kesimpulan
1. Proses pengolahan dengan pasir pada dasarnya adalah penyaluran panas yang
berasal dari kompor ke alat penggoreng pasir, kemudian alat tersebut akan
menyalurkan panas yang diterimanya ke pasir. Dimana selanjutnya pasir akan
menyalurkan panas ke bahan yang digoreng, sehingga membuat bahan yang
digoreng menjadi matang.
2. Mekanisme kerja dari alat penggorengan pasir yaitu pasir dimasukkan kedalam
alat penggoreng dengan bentuk silindris, kemudian gas disalurkan ke bagian
alat, lalu dinyalakan menggunakan api. Alat dihubungkan ke sumber listrik,
kemudian alat akan berputar secara otomatis dan pasir yang ada didalamnya
pun akan berputar. Kecepatan putarannya dapat diatur sesuai kebutuhan setelah
alat berputar secara terus-menerus maka akan menimbulkan panas. Panas
tersebut yang digunakan untuk menggoreng produk
B. Saran
Ketaren. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : UI Press.
Levine, L. 1990. Understanding Frying Operations. Cereal Foods World (35) : 272
-273.
Sartika, D.R.A. 2009. Pengaruh Suhu dan Lama Proses Menggoreng (deep frying)
Terhadap Pembentukan Asam Lemak Trans. Makara, Sains 13(1) : 23 – 28