ENERGI TERBARUKAN
Oleh:
Prayoga Pangestu
NIM A1C016020
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Memahami pengertian bioetanol.
2. Mengetahui proses pembuatan bioetanol.
3. Mengetahui alat-alat yang digunakan pada pembuatan bioetanol.
4. Mengetahui bahan-bahan yang dapat dibuat sebagai bahan baku bioetanol.
beralkohol atau arak , bahan ini banyak digunakan sebagai pelarut dalam dunia
farmasi dan industri makanan dan minuman . Etanol tidak berwarna dan tidak
berasa, namun memiliki bau yang khas dan mudah terbakar (Luky, 2009).
mengekstraksi pewarna alami dari berbagai tumbuhan. Selain itu, etanol lebih
ramah lingkungan daripada metanol. Etanol adalah sejenis cairan yang mudah
menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering
diantaranya dengan hidrolisis asam dan secara enzimatis. Glukosa yang diperoleh
Etanol merupakan produk fermentasi yang dapat dibuat dari substrat yang
(Moeksin, 2010).
Etanol merupakan zat cair, tidak berwarna, berbau spesifik, mudah terbakar
dan menguap, dapat bercampur dalam air dengan segala perbandingan (Endah,
2007).
Bio-etanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari
dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang dilanjutkan dengan proses destilasi.
Proses destilasi dapat menghasilkan etanol dengan kadar 95% volume, untuk
digunakan sebagai bahan bakar (biofuel) perlu lebih dimurnikan lagi hingga
mencapai 99% yang lazim disebut fuel grade ethanol (FGE) (Musanif, 2008).
Bioetanol merupakan salah satu sumber bahan bakar alternatif yang diolah
karena menekan aktivitas otak atas. Etanol juga bersifat candu. Orang yang sering
minum alkohol dapat menjadi ketagihan dan sukar baginya meninggalkan alkohol
itu. Walaupun tidak beracun, alkohol dapat menimbulkan angka kematian yang
menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Hal yang lebih menyedihkan jika yang
menjadi korban bukan saja si pemabuk, tatpi orang lain (Purba, 2010).
III. METODOLOGI
1. Destilator
2. Termometer
3. Botol fermentasi
4. Pengaduk
5. Alkoholmeter
6. Fernipan
7. Urea, NPK
8. Aquades
9. Pepaya
10. Pisau
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
1. Hasil Praktikum
Tabel 1. Awal
Kelompok Lama fermentasi Konsentrasi saccharomycess
1 2 hari 5%
2 2 hari 10 %
3 2 hari 15 %
4 2 hari 20 %
5 3 hari 5%
6 3 hari 10 %
7 3 hari 15 %
8 3 hari 20 %
2. Perhitungan
a. Volume etanol murni = kadar mikroba x Vakhir
= 15% x 24
= 3,60 ml
b. Rendemen etanol = V etanol murni/ V substrat
= 3,60/200 x 100%
= 0,018 x 100%
= 1,8 %
3. Grafik
a. Grafik 2 hari
0.03
0.025
0.02
Rendemen
0.015
0.01
0.005
0
0% 5% 10% 15% 20% 25%
Kadar Sacharomyses
b. Grafik 3 hari
0.035
0.03
0.025
0.02
Rendemen
0.015
0.01
0.005
0
0% 5% 10% 15% 20% 25%
Kadar Sacharomyses
4. Kesimpulan
Dari grafik 1 dan 2 bisa disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar etanol,
maka semakin tinggi rendemen yang dihasilkan.
B. Pembahasan
menguap, maka uap larutan akan memiliki komponen yang berbesa dengan larutan
aslinya. Apabila salah satu zat menguap maka pemisahannya akan terjadi
sempurna. Namun apabila kedua zat tersebut menguap maka pemisahannya akan
hanya terjadi sebagian namun destilat atau produk akan menjadi kaya dapa suatu
A. Kesimpulan
B. Saran
Praktikum sudah berjalan sesuai prosedur namun karena terkendala alat yang
kurang memadai dan kurang maksimal, maka hasil praktikum berpengaruh kurang
baik. Semoga tahun berikutnya bisa menjadi lebih baik lagi agar hasil yang didapat
bisa lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Basito. 2011. “Efektivitas Penambahan Etanol 95% Dengan Variasi Asam Dalam Proses
Ekstraksi Pigmen Antosianin Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.)”. Jurnal
Teknologi Hasil Pertanian. 4/2: 84-93.
Endah, R. D., Sperisa D, Adrian Nur, Paryanto. 2007. “Pengaruh Kondisi Fermentasi
Terhadap Yield Etanol Pada Pembuatan Bioetanol Dari Pati Garut”. Gema Teknik.
2(10).
Frazier, W.C dan D.c Westhoff. 2018. Food Microiology 4th ed. McGraw-Hill Book.
Publishing Co.Ltd, New York.
Kida, K., Morimura, S., Kume ,K., Suruga, K. dan Sonoda, Y. (2012). Repeated batch
ethanol fermentation by a flocculating yeast Saccharomyces cerevisiae IR-2.
Journal of Fermentation and Bioengineering 71: 340– 344.
Luky, Indrati. 2009. “Pembuatan Etanol Dari Buah Mengkudu”. Jurnal Teknik Kimia.
4/1: 255-259.
Moeksin, Rosdiana, Shinta Francisca. 2010. “Pembuatan Etanol Dari Bengkuang Dengan
Variasi Berat Ragi, Waktu, Dan Jenis Ragi”. Jurnal Teknik Kimia. 2(17)
Nyoman, I., dan Atit. 2017. “Keragaman Jenis Khamir Penghasil Etanol yang Diisolasi
dari Makanan Fermentasi di Kepulauan Riau”. Jurnal Biologi Indonesia. 13/1: 61-
69.
Purba, Michael. 2000. Kimia 2010 Untuk SMU Kelas 2 Jilid 2B. Jakarta: Erlangga.
Perry. R.H, 2009. Perry Chemical Engineering Hands Book. Mc Graw Hill.
Singapore.
Rose, A.H. and Horrison, J.S. (1969). The yeast vol 1. London: Academic Press.
Seftian, Deky., Ferdinand., dan Faizal. 2012. “Pembuatan Etanol dari Kulit Pisang
menggunakan Metode Hidrolisis Enzimatik dan Fermentasi”. Jurnal Teknik Kimia.
1(18): 10-16.
Wusnah., Samsul., dan Dwi. 2016. “Proses Pembuatan Bioetanol Dari Kulit Pisang
Kepok (Musa Acuminata B.C) Secara Fermentasi”. Jurnal Teknologi Kimia
Unimal. 5/1: 57-65.